Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PNEUMONIA

OLEH :

Yosef Noptriyandi
72.20.001.D.15.043

Tingkat II-A

Akademi Keperawatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun Akademik 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul pneumonia
sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini,


masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
memperbaiki dan menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya.

Ucapan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Apabila
ada penulisan kata yang kurang tepat atau tidak berkenan dihati pembaca, penulis
meminta maaf sebesar-besarnya.

Akhir kata penulis berharap semoga dengan doa, nasehat, dan dukungan
yang telah diberikan kepada penulis dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi
orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat
memberikan manfaat kepada penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4

a. LATAR BELAKANG ......................................................................... 4


b. TUJUAN ............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6

1. KONSEP DASAR PENYAKIT .......................................................... 6


a. Pengertian ...................................................................................... 6
b. Etiologi .......................................................................................... 8
c. Klasifikasi Atau Macam/Jenis ....................................................... 10
d. Patofisiologi................................................................................... 13
e. Tanda Dan Gejala .......................................................................... 14
f. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................ 15
g. Komplikasi .................................................................................... 16
h. Prognosis ....................................................................................... 16
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN .............................. 18
A. Pengkajian ..................................................................................... 18
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................. 20
C. Intervensi ....................................................................................... 20
D. Evaluasi ......................................................................................... 28

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 29

BAB IV DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 30

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini

adalah penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada

anak-anak, banyak dari kematian ini terjadi pada masa neonatus. Organisasi

Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru

lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal

setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai

dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri

Streptococcus''''pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di

negara-negara berkembang. Kematian akibat pneumonia umumnya menurun

dengan usia sampai dewasa akhir. Lansia individu, bagaimanapun, berada

pada risiko tertentu untuk pneumonia dan kematian terkait. Karena beban

yang sangat tinggi penyakit di negara berkembang dan karena kesadaran

yang relatif rendah dari penyakit di negara-negara industri, komunitas

kesehatan dunia telah menyatakan untuk 2 November Hari Pneumonia

Dunia, sehari untuk warga yang prihatin dan pembuat kebijakan untuk

mengambil tindakan terhadap penyakit. Di Inggris, kejadian tahunan dari

pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok

usia 18-39. Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia, ini meningkat menjadi 75

kasus untuk setiap 1000 orang. Sekitar 20-40% individu yang membutuhkan

4
pneumonia kontrak yang masuk rumah sakit antara 5-10% diterima ke unit

perawatan kritis. Demikian pula, angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-

10%. Individu-individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang

dari pneumonia. Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan

apapun juga berisiko tinggi untuk pneumonia. Pneumonia merupakan

komplikasi yang sering terjadi setelah stroke yang menyulitkan

penyembuhan pasien. Insidens yang tinggi dari pneumonia nosokomial

merupakan masalah yang sering terjadi di rumah sakit.

2. TUJUAN

a. Untuk menjelaskan apa itu Pneumonia

b. Untuk menjelaskan penyebab penyakit Pneumonia, tanda dan

gejala serta patofisiologinya dalam tubuh.

c. Untuk mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien

Pneumonia.

d. Untuk menjelaskan peran perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan utamanya terhadap penderita Pneumoia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR PENYAKIT

a. Pengertian

Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang

biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur.

Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan

dengan pengisian alveoli dengan cairan. ( Doenges : 164 )

Pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru. Hal ini

terjadi sebagai akibat adanya invasi agen infeksius atau adanya kondisi

yang mengganggu tahanan saluran trakeobrokialis sehingga flora

endogen yang normal berubah menjadi patogen ketika memasuki saluran

jalan nafas. Menurut Engram (1998)

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan

terutama oleh bakteri; merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan

Akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan

anak balita (Said 2007).

Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru yang

disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut virus, bakteri, mikoplasma

dan aspirasi substansi asing. Betz dan Sowden (2002)

Pneumonia atau radang paru-paru ialah inflamasi paru-paru yang

disebabkan oleh bakteria, virus atau fungal (kulat). Ia juga dikenali

6
sebagai pneumonitis, bronchopneumonia dan 'community-acquired

pneumonia (Mansjoer, 2000 : 254).

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak,

seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga

biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah

nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.

Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada

paru-paru. Dari jenis-jenis pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang

disebut dengan tuberkulosis atau tbc atau Tb, yang disebabkan oleh

bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang adalah

pneumonia akibat -sampai hari ini- virus. Pneumonia merupakan radang

paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan

parasit).

Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan

dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area

alveoli. (Axton & Fugate, 1993). Penumonia adalah inflasi parenkim

paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli.

Hal ini terjadi terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah

adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis,

adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan

sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua,

trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora

7
endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa.

(Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997)

Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana

pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen

dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat

disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria,

virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi

kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya,

seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.

b. Etiologi

Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul

secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering

pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus

pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri

Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga

sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas

aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya

influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering

dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan

beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang

mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering

mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi

8
yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air

yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau

alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella.

Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air

akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu

tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan

pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi

peradangan.

Etiologi:

Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus Virus :

Influenza, parainfluenza, adenovirus

Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis,

cryptococosis, pneumocytis carini

Aspirasi : Makanan, cairan, lambung

Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas Pneumonia virus

bisa disebabkan oleh: Virus sinsisial pernafasan Hantavirus Virus

influenza Virus parainfluenza Adenovirus Rhinovirus Virus herpes

simpleks Sitomegalovirus. Virus Influensa Virus Synsitical

respiratorik Adenovirus Rubeola Varisella Micoplasma (pada anak

yang relatif besar) Pneumococcus Streptococcus Staphilococcus

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus

sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan - virus

influenza. Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain, Infeksi

9
Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan

nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang,

Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara,

Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong

bayi, efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.

c. Klasifikasi Atau Macam / Jenis

Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter

Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia.

Berdasarkan klinis dan epidemiologis:

Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).

Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial

pneumonia).

Pneumonia aspirasi.

Pneumonia pada penderita immunocompromised.

Berdasarkan bakteri penyebab:

Pneumonia bakteri/tipikal.

Dapat terjadi pada semua usia. Pneumonia bakterial sering

diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu

bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut

10
usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental,

pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain

atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh

rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu.

Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia

lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat

berkembang biak dan merusak paru-paru. Jika terjadi infeksi,

sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus,

bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan

paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui

peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling

umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.

Gejalanya biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi

saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya,

karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan

dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir)

yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-

paru. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang

yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik,

staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia

Atipikal. Disebabkan mycoplasma, legionella, dan chalamydia.

11
Pneumonia Akibat virus.

Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan

dengan bakteri hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit

influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga. Gejala awal dari

pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam,

batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga

36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit.

Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir. Tipe pneumonia itu bisa

ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang

disebut dengan superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi

superinfeksi bakterial adalah keluarnya lendir yang kental dan berwarna

hijau atau merah tua.

Pneumonia jamur,

sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita

dengan daya tahan lemah (immunocompromised).

Berdasarkan predileksi infeksi:

Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus

(percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.

Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-

bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri

yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau

12
orang tua. Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru

penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi

paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan

udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita

kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya

menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan

sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar

penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah

beraneka macam dan bisa terjadi infeksi yang seluruh tubuh.

d. Patofisiologi

Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau

kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga

melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui

saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh

pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-

batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan,

hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus

(lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya

ukuran sang penyebab tersebut. Terpajan Bakteri. Teraspirasi ke dalam

Bronkus Distal dan Alveoli Konsolidasi Paru Darah di Sekitar Alveoli

Tidak Berfungsi Peradangan / Inflamasi di Paru Hipoksia

Ketidakadekutan Pembentukan Edema Pertahanan Utama.

13
e. Tanda Dan Gejala

Batuk nonproduktif Ingus (nasal discharge) Suara napas lemah Retraksi

intercosta Penggunaan otot bantu nafas Demam Ronchii Cyanosis

Leukositosis Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar Batuk Sakit

kepala Kekakuan dan nyeri otot Sesak nafas Menggigil Berkeringat

Lelah. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab -

mual dan muntah - kekakuan sendi. Secara umum dapat dibagi menjadi :

Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit

kepala, iritabel, gelisah, malise, nafsu makan kurang, keluhan

gastrointestinal. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk,

takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air

hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia

akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk

karena nyeri dada. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding

dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan

frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas

melemah, dan ronki. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak

ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus

melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas batas

cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila

efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku

kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa inflamasi) bila terdapat

iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi

14
mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah). Pada neonatus

dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi

akan menimbulkan pekak perkusi.

f. Pemeriksaan Diagnostik

1) Sinar X mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar,

bronchial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema

(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau

penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada

pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.

2) GDA tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang

terlibat dan penyakit paru yang ada.

3) JDL leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi

pada infeksi virus, kondisi tekanan imun.

4) LED meningkat

Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas

meningkat dan komplain menurun.

Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah

Bilirubin meningkat

Aspirasi / biopsi jaringan paru, alat diagnosa termasuk sinar-x dan

pemeriksaan sputum.

Perawatan tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan

bakteri dirawat dengan antibiotik.

15
Pemeriksaan penunjang:

Rontgen dada

Pembiakan dahak

Hitung jenis darah

Gas darah arteri.

g. Komplikasi

1) Abses paru

2) Edusi pleural

3) Empisema

4) Gagal nafas

5) Perikarditis

6) Meningitis

7) Atelektasis

8) Hipotensi

9) Delirium

10) Asidosis metabolic

11) Dehidrasi

12) Penyakit multi lobular

h. Prognosis

Dengan pengobatan, kebanyakan jenis pneumonia bakteri akan stabil

dalam waktu 36 hari. Kadang-kadang memakan waktu beberapa minggu

sebelum kebanyakan gejala diatasi. Hasil rontgen biasanya bersih dalam

16
waktu empat minggu dan mortalitas rendah (kurang dari 1%). Di

kalangan lansia atau orang yang memiliki masalah paru-paru lain

penyembuhan mungkin memakan waktu lebih dari 12 minggu. Di

kalangan orang yang memerlukan perawatan di rumah sakit, mortalitas

mungkin hingga 10% dan di kalangan mereka yang memerlukan

perawatan intensif (ICU) mortalitas bisa mencapai 3050%. Pneumonia

adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit paling umum yang

menyebabkan kematian. Sebelum adanya antibiotik, mortalitas biasanya

30% di kalangan mereka yang dirawat di rumah sakit.

Komplikasi bisa muncul terutama di kalangan lansia dan mereka

yang memiliki masalah kesehatan dasar. Ini bisa termasuk, antara

lain: empiema, abses paru-paru,bronkiolitis obliteran, sindrom kesulitan

pernafasan akut, sepsis, dan memburuknya masalah kesehatan dasar.

17
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

Aktivitas/istirahat

Gejala: Kelemahan, kelelahan, insomnia.

Tanda: Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

Sirkulasi

Gejala: Riwayat adany/GJK kronis.

Tanda: Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat.

Integritas ego

Gejala: Banyaknya stresor, masalah finansial.

Makanan/cairan

Gejala: Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat diabetes

melitus.

Tanda: Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan

turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi).

Neurosensori

Gejala: Sakit kepala daerah frontal (influenza).

Tanda: Perubahan mental (bingung, somnolen).

Nyeri/keamanan

Gejala: Sakit kepala, nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk;

nyeri dada substernal (influenza), mialgia, artralgia.

Tanda: Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi

yang sakit untuk membatasi gerakan).

18
Pernapasan

Gejala: Riwayat adanya/ISK kronis, PPOM, merokok sigaret,

takpnea, dispnea progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot

aksesori, pelebaran nasal.

Tanda: Sputum: merah muda, berkarat, atau purulen, perkusi: pekak

di atas area yang konsolidasi, fremitus: taktil dan vokal bertahap

meningkat dengan konsolidasi, gesekan friksi pleural, bunyi napas:

menurun atau tak ada di atas area yang terlibat, atau napas bronkial,

warna: pucat atau sianosis bibir/kuku.

Keamanan

Gejala: Riwayat gangguan sistem imun, mis: SLE, AIDS,

penggunaan steroid atau kemoterapi, institusionalisasi,

ketidakmampuan umum, demam (mis: 38, 5-39,6o C).

Tanda: Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan

mungkin ada pada kasus rubeola atau varisela.

Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: Riwayat mengalami pembedahan; penggunaan alkohol

kronis.

Pertimbangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 6,8 hari.

Rencana pemulangan: Bantuan dengan perawatan diri, tugas

pemeliharaan rumah, oksigen mungkin diperlukan bila ada kondisi

pencetus.

19
b. Diagnosa Keperawatan

1) Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum

2) Gangguan pertukaran gas b/d pneumonia.

3) Intoleransi aktivitas b/d kerusakan pertukaran gas sekunder terhadap

pneumonia.

4) Nyeri akut b/d inflamasi parenkim paru.

5) Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan kebutuhan metabolik

sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

6). Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan berlebihan

(demam, berkeringat banyak, napas mulut/hiperventilasi, muntah).

c. Intervensi

1) Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum.

Tujuan : Jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tak ada dispnea,

sianosis.

Intervensi :

Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

R/ Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris

sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada

dan/atau cairan paru.

Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan

bunyi napas adventisius, mis: krekels, mengi. R/ Penurunan aliran

20
udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas

bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area

konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi

dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, sekret

kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.

Bantu pasien latihan napas sering. Tunjukkan/bantu pasien

mempelajari melakukan batuk, mis: menekan dada dan batuk efektif

sementara posisi duduk tinggi. R/ Napas dalam memudahkan

ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil. Batuk adalah

mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk

mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan

ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya

napas lebih dalam dan lebih kuat.

Lakukan penghisapan sesuai indikasi. R/ Merangsang batuk atau

pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak

mampu melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat

kesadaran.

Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari (kecuali kontraindikasi).

Tawarkan air hangat daripada dingin. R/ Cairan (khususnya yang

hangat) memobilisasi dan mengeluarkan sekret.

Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran,

bronkodilator, analgesik. R/ Alat untuk menurunkan spasme bronkus

dengan mobilisasi sekret. Analgesik diberikan untuk memperbaiki

21
batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan

secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan

pernapasan.

2) Gangguan pertukaran gas b/d pneumonia.

Tujuan: Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distres

pernapasan.

Intervensi:

Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.

R/ Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat

keterlibatan paru dan status kesehatan umum.

Observasi warna kulit, membran mukosa, dan kuku, catat adanya

sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral).

R/ Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh

terhadap demam/menggigil. Namun sianosis daun telinga, membran

mukosa, dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.

Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi. Bantu tindakan kenyamanan

untuk menurunkan demam dan menggigil, mis: selimut tambahan,

suhu ruangan nyaman, kompres hangat atau dingin.

R/ Demam tinggi (umum pada pneumonia bakterial dan influenza)

sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen

dan mengganggu oksigenasi seluler.

22
Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi (fowler atau

semi fowler), napas dalam dan batuk efektif. R/ Tindakan ini

meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret

untuk memperbaiki ventilasi.

Berikan terapi oksigen dengan benar, mis: dengan nasal prong,

masker, masker Venturi. R/ Tujuan terapi oksigen adalah

mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. Oksigen diberikan dengan

metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien.

Awasi GDA, nadi oksimetri. R/ Mengevaluasi proses penyakit dan

memudahkan terapi paru.

3) Intoleransi aktivitas b/d kerusakan pertukaran gas sekunder terhadap

pneumonia.

Tujuan: Melaporkan/menunjukkan peningkatan toleransi terhadap

aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan

berlebihan, dan tanda vital dalam rentang normal.

Intervensi:

Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea,

peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama

dan setelah aktivitas. R/ Menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien

dan memudahkan pilihan intervensi.

Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut

sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajemen stres dan pengalih

23
yang tepat. R/ Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan,

meningkatkan istirahat.

Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan

perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat. R/ Tirah baring

dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan

metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan

aktivitas ditentukan dengan respons individual pasien terhadap

aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan.

Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan/atau tidur.

R/ Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi, atau

menunduk ke depan meja atau bantal.

Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan

peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan. R/ Meminimalkan

kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan

oksigen.

4) Nyeri akut b/d inflamasi parenkim paru.Tujuan: Menunjukkan rileks,

istirahat/tidur, dan peningkatan aktivitas yang tepat.

Intervensi:

Tentukan karakteristik nyeri, mis: tajam, konstan, ditusuk. Selidiki

perubahan karakter/lokasi/intensitas nyeri. R/ Nyeri dada, biasanya

ada dalam beberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul

komplikasi pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.

24
Pantau tanda vital. R/ Perubahan frekuensi jantung atau TD

menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan

lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat.

Berikan tindakan nyaman, mis: pijatan punggung, perubahan posisi,

musik tenang/perbincangan, relaksasi/latihan napas.

R/ Tindakan non-analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat

menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi

analgesik.

Tawarkan pembersihan mulut dengan sering. R/ Pernapasan mulut

dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membran

mukosa, potensial ketidaknyamanan umum.

Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama

episode batuk. R/ Alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada

sementara meningkatkan keefektifan upaya batuk.

Berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi.

R/ Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non-

produktif/paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan,

meningkatkan kenyamanan/istirahat umum.

5) Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan kebutuhan metabolik

sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

Tujuan: Menunjukkan peningkatan masukan makanan, mempertahankan/

meningkatkan berat badan, menyatakan perasaan sejahtera.

Intervensi:

25
Pantau: presentase jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali

makan, timbang BB tiap hari, hasil pemeriksaan protein total,

albumin dan osmolalitas. R/ Mengidentifikasi kemajuan atau

penyimpangan dari sasaran yang diharapkan.

Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin.

Bartikan/bantu kebersihan mulut setelah muntah, setelah tindakan

aerosol dan drainase postural, dan sebelum makan. R/

Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari lingkungan pasien dan

dapat menurunkan mual.

Rujuk kepada ahli diet untuk membantu memilih makanan yang

dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama sakit panas.

R/ Ahli diet ialah spesialisasi dalam hal nutrisi yang dapat

membantu pasien memilih makanan yang memenuhi kebutuhan

kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dengan keadaan sakitnya, usia,

tinggi dan berat badannya.

Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering

dan makanan yang menarik untuk pasien. R/ Tindakan ini dapat

meningkatkan masukan dan memerlukan lebih sedikit energi.

6) Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan berlebihan

(demam, berkeringat banyak, napas mulut/hiperventilasi, muntah).

Tujuan: Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter

26
individual yang tepat, mis: membran mukosa lembab, turgor kulit baik,

pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil.

Intervensi:

Kaji perubahan tanda vital, contoh peningkatan suhu/demam

memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik. R/ Peningkatan

suhu/memanjangnya demam meningkatkan laju metabolik dan

kehilangan cairan melalui evaporasi, TD ortostatik berubah dan

peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan sistemik.

Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah).

R/ Indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun

membran mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan

oksigen tambahan.

Pantau masukan dan haluaran, catat warna, karakter urine. Hitung

keseimbangan cairan. Waspadai kehilangan yang tak tampak. Ukur

berat badan sesuai indikasi. R/ Memberikan informasi tentang

keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian.

Tekankan cairan sedikitnya 2500 ml/hari atau sesuai kondisi

individual.

R/ Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan risiko dehidrasi.

Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan. R/ Adanya penurunan

masukan/banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat

memperbaiki/mencegah kekurangan.

27
Lapor dokter jika ada tanda-tanda kekurangan cairan menetap atau

bertambah berat. R/ Merupakan tanda-tanda kebutuhan cairan yang

meningkat atau mulai timbulnya komplikasi.

d. Evaluasi

1). Jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tak ada dispnea,

sianosis.

2). Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan

GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan.

3) Melaporkan/menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan

tanda vital dalam rentang normal.

4) Menunjukkan rileks, istirahat/tidur, dan peningkatan aktivitas yang

tepat.

5) Menunjukkan peningkatan masukan makanan, mempertahankan/

meningkatkan berat badan, menyatakan perasaan sejahtera.

6) Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter

individual yang tepat, mis: membran mukosa lembab, turgor kulit baik,

pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil.

28
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini

adalah penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur.

Pneumonia dapat menjadi suatu infeksi yang serius dan mengancam nyawa. Ini

adalah benar terutama pada orang-orang tua, anak-anak, dan mereka yang

mempunyai persolan-persoalan medis lain yang serius, seperti COPD, penyakit

jantung, diabetes, dan kanker-kanker tertentu. Untungnya, dengan penemuan dari

banyak antibiotik-antibiotik yang kuat, kebanyakan kasus-kasus dari pneumonia

dapat dirawat dengan sukses. Etiologi dari pneumonia paling umum ditemukan

adalah disebabkan karena bakteri streptococcus. Dan yang lebih banyak resiko

terserang pneumonia adalah orang tua, karena banyak sekali orang tua terdapat

riwayat merokok.

2. Saran

Disarankan kepada penderita pneumonia untuk menghindari faktor

pencetus dan resiko yang bisa mengakibatkan penyakit bertambah parah.

Penderita pneumonia disarankan untuk menghindari merokok, tidak meminum

minuman yang mengandung alkohol, dan menerapkan pola hidup sehat.

29
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Misnadiarly.2008.Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia Pada

Anak,Balita,Orang Dewasa,Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer : Jakarta

Nurarif,Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2013.Aplikasi NANDA NIC NOC.

Yogyakarta : Media Action Publishing

Sabiston,David C.2012.Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC

Somantri,Irman.2007.Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan

pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba

Medika

http://mediskus.com/penyakit/pneumonia (diaskes pada tanggal 19-03-2017)

http://penyakitpneumonia.com/ (diaskes pada tanggal 19-03-2017)

http://penyakitpneumonia.com/tag/definisi-pneumonia/ (diaskes pada tanggal

19-03-2017)

http://penyakitpneumonia.com/penyakit-pneumonia-disebabkan-ooleh/

(diaskes pada tanggal 20-03-2017)

http://penyakitpneumonia.com/diagnosis-dan-gejala-pneumonia/ (diaskes

pada tanggal 20-03-2017)

30

Anda mungkin juga menyukai