Oleh:
JOMBANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I TINJAUAN TEORI...................................................................................1
1.1 Konsep Pneumonia......................................................................................1
1.1.1 Definisi Pneumonia.................................................................................1
1.1.2 Etiologi Pneumonia.................................................................................1
1.1.3 Klasifikasi Pneumonia............................................................................2
1.1.4 Patofisiologi Pneumonia.........................................................................3
1.1.5 Manifestasi Klinis...................................................................................4
1.1.6 Komplikasi Pneumonia...........................................................................5
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................6
1.1.8 Penatalaksanaan Pneumonia...................................................................6
1.1.9 Pathway Pneumonia................................................................................8
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................9
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................9
2.1.1 Pengkajian Keperawatan.........................................................................9
2.1.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................13
2.1.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................14
2.1.4 Implementasi Keperawatan...................................................................15
2.1.5 Evaluasi Keperawatan...........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I
TINJAUAN TEORI
1. Demam: Sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering
terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5
bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau
terkadang euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan
kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus: yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meningen.
Terjadi dengan awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala,
nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kerning dan
brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia: Merupakan hal umum yang seringkali merupakan bukti awal
dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit
melalui tahap demam dari penyakit, sering memanjang ke tahap
pemulihan.
4. Muntah: muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk
untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap
selama sakit.
5. Diare: Biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen: Merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan
dengan nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal: Pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan
menyusu pada bayi.
8. Keluaran nasal: Sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan
sedikit (rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau
tahap infeksi.
9. Batuk: Merupakan gambaran umum pada penyakit pernafasan. Dapat
menjadi bukti hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan: Seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar
mengi, krekels.
11. Sakit tenggorokan: Merupakan keluhan yang sering terjadi, ditandai
dengan anoreksia.
Dyspnea Pneumonia
9
meninggal kali/menit / menit kegawat
Tidak teraba Nadi teraba daruratan
nadi radialis Status serius
Penurunan kesadaran
kesadaran CM
3. Primary Survey
a. Keluhan utama, merupakan keluhan yang paling mengganggu untuk
menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan klien tentang
kondisinya saat itu. Keluhan utama pasien dengan pneumonia biasanya
adalah demam, mual, batuk, ronchi, dyspneu, peningkatan produksi
sputum, diare, dll.
b. Mekanisme cedera, perlu dikaji bagaimana klien mengalami cedera
sehingga dibawa ke rumah sakit
c. Orientasi, tanyakan pada klien nama, alamat, posisi dimana keluhan
utama, jika masih dapat menjawab dengan baik maka orientasi klien baik.
d. Airway
Merupakan pengkajian yang dilakukan pada bersihan jalan napas, pada
beberapa klien pneumonia dapat dikaji ada tidaknya aliran udara, suara
napas tambahan. Apabila pasien tidak bernapas perawat dapat melakukan
head tilt chin lift atau menggunakan orofaring airway untuk membuka
jalan napas. Apabila terdapat multiple trauma maka perawat harus
memasang cervical collar.
e. Breathing
Dapat dilakukan pengkajian frekuensi napas, pola napas, usaha dan
pergerakan dinding dada, suara pernapasan melalui hidung dan mulut,
udara yang dikeluarkan dari jalan napas.
f. Circulation
Pengkajian pada sistem peredaran darah, perlu dikaji nilai nadi, CRT,
akral hangat atau dingin, adanya pendarahan atau tidak serta sianosis
perifer karena ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel.
g. Disability
10
Pengkajian dilakukan pada tingkat kesadaran, refleks terhadap cahaya,
respon pasien. Pada pasien pneumonia biasanya pasien tidak mengalami
penurunan kesadaran, kecuai pada kondisi trauma kepala.
h. Exsposure
Pada tahap ini, pakaian pasien harus ditanggalkan untuk mengetahui ada
tidaknya retraksi dada dan diafragma.
4. Secondary Survey
Pengkajian ini biasanya disingkat dengan metode SAMPLE, merupakan
pengkajian mengenai riwayat singkat klien dirawat di rumah sakit. Pengkajian
ini dapat dilaknjutkan ketika klien sudha dalam keadaan stabil. Jika
mengalami kegawatan maka dilakukan pengkajian primer kembali.
11
Pada pemeriksaan mata umumnya pasien Pneumonia tidak mengalami
gangguan. Dapat dikaji kesimetrisan bentuk mata, warna sklera ikterik
atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, adanya nyeri tekan.
c. Telinga
Pada pemeriksaan telinga umumnya pasien Pneumonia tidak
mengalami gangguan. Dapat dikaji kesimetrisan bentuk telinga,
kebersihan, adanya cairan, lesi dan benjolan. Apakah menggunakan
alat bantu pendengaran, adanya kelainan bentuk, dan nyeri tekan pada
tragus.
d. Hidung
Pada pemeriksaan hidung umumnya pasien Pneumonia mengalami
gangguan. Dapat dikaji adanya sumbatan seperti sekret dan polip,
adanya lesi dan benjolan, adanya sesak napas, dan batuk yang disertai
sputum atau tidak.
e. Mulut dan Gigi
Pada pemeriksaan mulut umumnya pasien Pneumonia tidak
mengalami gangguan. Dapat dikaji mukosa pasien,gusi, uvula, tonsil,
adanya karies gigi, dan nyeri tekan.
f. Leher
Pada pemeriksaan leher umumnya pasien Pneumonia tidak mengalami
gangguan. Dari pemeriksaan leher dapat dikaji mengenai kesimetrisan
leher, adanya pembesaran kelenjar tiroid, adanya pembengkakan vena
jugularis, dan adanya nyeri tekan
g. Thorax
Pada pemeriksaan thorax umumnya pasien Pneumonia mengalami
mengalami gangguan berupa:
Inspeksi: Biasanya pada pasien Pneumonia terbuka retraksi dada.
Perlu dikaji bentuk dada, adakah kelainan bentuk, ada tidaknya
bekas luka, sesak napas, nyeri dada, pergerakan dinding dada
tertinggal bila ada trauma, dan persebaran warna kulit.
Palpasi: pasien Pneumonia biasanya taktil fremitus mengalami
penurunan pada satu sisi
12
Perkusi: Perlu dikaji pasien Pneumonia terdengar suara hipersonor,
sonor, atau timpani. kaji ada tidaknya penumpukan sekret, cairan
datau darah, dan lapang paru terdengar resonan.
Auskultasi: kaji apakah terdapat suara tambahan seperti ronchi,
wheezing, di semua lapang paru.
h. Pemeriksaan Jantung
Pada pemeriksaan jantung umumnya pasien Pneumonia tidak
mengalami gangguan, kecuali apabila terdapat penyakit jantung
bawaan.
Inspeksi: tampak atau tidaknya iktus cordis pada permukaan
dinding dada di ICS 5 midklavikula sinistra
Palpasi: teraba atau tidaknya iktus cordis di ICS 5 midklavikula
Perkusi: ppada ICS 3 hingga ICS 5 terdengar pekak atau tidak
Auskultasi: bunyi jantung S1 dan S2 terdengar tunggal, adakah suara
tambah seperti murmur dan gallop.
i. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: pasien Pneumonia biasanya mengalami gangguan nafsu
makan, mual, muntah.
Auskultasi: bising usus berkurang pada pasien peumonia biasanya
mengalami penurunan atau kenaikan.
Palpasi: Biasanya pada pasien Pneumonia tidak ada distensi abdomen,
Perlu dikaji ada tidaknya pembesaran hepar, ada tidaknya asites, ada
massa pada abdomen, ada tidaknya nyeri tekan pada ulu hati atau di 9
regio.
Palpasi: apakah terdapat bunyi hipertimpani
j. Genitalia dan reproduksi
Pada pemeriksaan genetalia umumnya pasien Pneumonia tidak
mengalami gangguan. Kaji apakah pasien menggunakan dower kateter,
serta monitor intake outputnya.
k. Kulit, kaji apakah kulit pucat, adanya sianosis, keringat dingin. Perlu
dikaji nilai CRT.
l. Muskuloskeletal
13
Pada kasus Pneumonia ditemukan adanya kelemahan fisik secara umum
namun tonus otot tetap baik.
m. Neurologi, Pasien yang mengalami Pneumonia yang tidak segera
ditangani akan mengalami kolaps paru dan mempengaruhi suplai
oksigen dalam darah sehingga pasien dapat mengalami penurunan
kesadaran.
3) Pemeriksaan Diagnostik
Pada kasus pneumonia pemeriksaan diagnostik yang dilakukan yaiut:
Fotorontgen
Pemeriksaan Blood Gas Arteri
Oksimetri untuk menilai saturasi oksigen
Pemeriksaan Darah Lengkap
Spesimen sputum
14
7. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapat informasi (D.0111)
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
15
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor tanda- tanda hipoventilasi
Monitor integritas mukosa hidung
akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
Edukasi
Ajarkan keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen,
bronkodilator, dan ekspektoran
16
1. Membaca ulang diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan intervensi
keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, seperti:
a) Tekanan darah normal 120/80 mmHg.
b) Mampu mandi sendiri minimal satu kali/hari.
c) Mampu mempraktikkan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri
3. Mengumpulkan data atau mengkaji kembali pencapaian hasil sesuai dengan
tolak ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran
tekanan darah 100/60, klien Marlin mampu mandi sendiri satu kali dengan
diseka keluarganya dalam satu hari atau mampu mempraktikkan terapi non
farmakologis untuk mengurangi nyeri
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
a) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan
standar/tujuan yang telah ditetapkan.
b) Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan
standar prosedur atau rencana yang telah ditetapkan.
5. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan
penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan.
6. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai, kegiatan
dapat diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau promosi
kesehatan atau promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan yang lain.
Apabila tujuan belum tercapai, perlu dilakukan modifikasi rencana
keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah teratasi semuanya, asuhan
keperawatan dapat dihentikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Hertia, I. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gastroenteritis Akut
Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan dan ELektrolit di Ruangan Agate
RSUD Dr Slamet Garut. Universitas Bhakti Kencana.
Siregar, D., Pakpahan, M., Togatorop, L. B., Manurung, E. I., Sitanggang, Y. F.,
Annisaa Fitrah Umara, R. M. S., FLorensa, M. V. A., Angin, M. A. P.-, &
Mukhoirotin. (2021). Pengantar Proses Keperawatan, Konsep Teori dan
Aplikasi. Yayasan Kita Menulis.
18