Anda di halaman 1dari 15

1. ANALISA DATA INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 1.

Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

HARI / TANGGAL
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
JAM

1 Pola pernapasan Disfungsi neuromuskuler


Senin DS :
tidak adekuat dampak skunder obat
18 – 4 - 2011 DO :
anestesi (propofol dan
- Induksi propofol 100 mg intravena dan roculax
roculax)
30 mg.
- Penurunan tekanan inspirasi dan ekspirasi.
- Pasien tidak dapat bernapas spontan.
- Pasien tidak sadar
- Pernapasan control dengan bagging 12
kali/menit.
- Terpasang oral ET No. 7 mm, dengan cuff.
- Kedalaman anestesi pada stadium
pembedahan
- Jenis pernapasan abdominal.

48
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 1.
Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Jalan napas dan Setelah dilakukan tindakan - Bantu pernapasan pasien - Membantu proses
pernapasan tidak adekuat keperawatan selama 30 menit, dengan kontrol jika belum inspirasi dan ekspirasi
b/d Disfungsi jalan napas dan pernapasan spontan dan assisted jika dalam proses
neuromuskuler dampak adekuat, dengan criteria hasil : sudah spontan secara pengambilan oksigen
skunder obat anestesi - Tekanan inspirasi dan periodic. dan pembuangan
(propofol dan roculax) ekspirasi normal. karbondioksida dalam
ditandai dengan - Pasien dapat bernapas alveoli.
DO : spontan. - Pertahankan posisi ETT - Posisi ETT yang tepat
- Induksi propofol 100 mg - RR antara 12 – 20 x/menit sesuai ukuran memungkinkan jalan
intravena dan roculax 30 - Tidak ada sianosis kedalamannya. napas adekuat.
mg. - Bernapas tidak menggunakan - Pompa balon pernapasan - Tidal volume yang
- Penurunan tekanan otot bantu napas. sesuai tidal volume pasien. sesuai mencegah
inspirasi dan ekspirasi. - SpO2 : 96 – 100 %. terjadinya hiperventilasi
- Pasien tidak dapat dan baro trauma paru.
bernapas spontan. - Dosis gas anestesi - Efek agen anestesi
- Pasien tidak sadar disesuaikan dengan dapat mendepresi
- Pernapasan control kebutuhan pasien selama pernapasan.
dengan bagging 12 pembedahan.

49
kali/menit. - Lakukan napas control dan - Irama napas control
- Terpasang oral ET No. 7 assisted sesuai irama yang teratur,
mm, dengan cuff. respirasi pasien. menghasilkan proses
- Kedalaman anestesi difusi gas yang optimal.
pada stadium - Pantau perubahan tanda - Mencegah terjadinya
pembedahan vital khususnya SpO2. kerusakan jaringan
- Jenis pernapasan organ vital yang
abdominal. ireversibel.
- Kolaborasi dengan medis
- Obat antidotum atau
jika diperlukan obat anti
reversal member efek
dotum atau reversal.
antagonis terhadap
efek obat sebelumnya.

3. PELAKSANAAN DAN EVALUASI INTRA ANESTESI PADA MASALAAH N0. 1.

50
Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

TANGGAL /JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


18 – 4 – 2011 Jam 08.45 WIB Tanggal 18 – 4 – 2011
- Membantu pernapasan pasien dengan kontrol jika belum Jam 09.30 WIB
spontan dan assisted jika sudah spontan secara periodic. S:
Kontrol : 10 – 12 kali/menit. O:
Assisted : 3 – 5 napas spontan, 1 kali napas bantuan.  Napas pasien belum spontan
- Mempertahankan posisi ETT sesuai ukuran kedalamannya,  Inspirasi dan ekspirasi adekuat
mengontrol secara periodic agar tidak tertekuk atau terlepas.  Pernapasan masih dikontrol
- Memompa balon pernapasan sesuai tidal volume pasien  SpO2 100 %
( kira-kira 500 ml = 25 % volume balon napas dewasa) A : Tujuan tercapai sebagian.
- Menyesuaikan dosis gas anestesi dengan kebutuhan pasien P : Lanjutkan intervensi.
selama pembedahan ( O2 : N2O = 2 lpm : 2 lpm, halothane
1,5 volume % maintenance )
- Melakukan napas control dan assisted sesuai irama respirasi
pasien.
- Memantau perubahan tanda vital terhadap indikasi adanya
hipoksia, dengan hasil :
 TD : 155/90 mmHg, Nadi 94 x/menit, Suara napas
bersih, SpO2 : 99 %.

51
4. ANALISA DATA INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 2.

Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

HARI / TANGGAL
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
JAM

2 Resiko obstruksi jalan Adanya deviasi trakea ke


Senin DS :
napas kiri, kondisi anatomi gigi dan
18 – 4 – 2011 DO :
(kesulitan intubasi) tumor yang besar.
Jam 08.40 WIB. - Induksi propofol 100 mg intravena dan roculax
30 mg.
- Pasien tidak sadar
- Foto trakea terjadi deviasi trakea ke kiri
- Tumor struma yang besar.
- Gigi atas ompong dengan sisa dua gigi seri
renggang dan runcing.
- Indikasi dilakukan intubasi ET

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 2.

52
Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


2 Komplikasi potensial Setelah dilakukan - Kaji tingkat kesulitan intubasi - Mengetahui tingkat kesulitan
obstruksi jalan napas tindakan keperawatan, intubasi.
(kesulitan intubasi) b/d tidak terjadi obstruksi - Jelaskan pada pasien sebelum - Menghindari complain
Adanya deviasi trakea ke jalan napas (kesulitan tindakan intubasi kemungkinan pasien paska operasi
kiri, kondisi anatomi gigi intubasi), criteria hasil : adanya trauma gigi dan bibir.
dan tumor yang besar. - Intubasi lancar dan - Persiapkan intubasi set yang - Peralatan yang lengkap dan
smooth. lengkap ( ETT ukuran lebih kecil, berfungsi baik mencegah
- Tidak terjadi trauma stilet) kegawatan yang
- Jalan napas terjaga mengancam.
- Saturasi oksigen - Intubasi dengan bantuan asisten - Asisten yang kompeten akan
dalam batas normal yang kompeten. cepat berespon terhadap
( > 96 %) kegawatan.
- Lakukan intubasi dengan lembut - Intubasi yang lembut dan
dan gentle. gentle mengurangi risiko
trauma jalan napas.
- Pantau perubahan tanda vital - Pemantauan yang cermat,
selama tindakan. akan menghindari komplikasi
lebih lanjut dan dapat segera
dilakukan penanganan.

53
6. PELAKSANAAN DAN EVALUASI INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 2.
Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

TANGGAL /JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


18 – 4 – 2011 Jam 08.40 WIB Tanggal 18 – 4 – 2011
- Mengkaji ulang tingkat kesulitan intubasi : Jam 09.45 WIB
 Meminta pasien untuk mengekstensikan kepala, S:
membuka mulut maksimal, menilai kekuatan gigi seri O:
yang masih ada dan menilai pergerakan leher.  Intubasi berhasil dalam satu kali
- Menjelaskan pada pasien sebelum tindakan intubasi pemasangan
kemungkinan adanya trauma gigi dan bibir ( kemungkinan  Intubasi tanpa trauma
laserasi bibir, gigi terlepas, rasa kurang nyaman di tenggorokan  SpO2 : 99 %
paska anestesi) A : Kesulitan intubasi dapat diatasi
- Mempersiapkan intubasi set yang lengkap ( ETT ukuran lebih P : Lanjutkan maintenance anestesi.
kecil, stilet) dipastikan ada di dekat pasien.
- Melakukan intubasi dengan bantuan asisten untuk melakukan
selick manuvre sehingga jalan napas menjadi satu garis lurus.
- Melakukan intubasi dengan lembut dan gentle.
- Memantau perubahan tanda vital selama tindakan, dengan
hasil : Suara napas sama pada kedua lapang paru.TD 155/90
mmHg, Nadi 94 x/menit, SpO2 99 %,

7. ANALISA DATA INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 3.

54
Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

HARI / TANGGAL
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
JAM

3 Risiko tinggi aritmia Manipulasi pemasangan


Senin DS :
jantung intra anestesi ETT dan manipulasi daerah
18 – 4 – 2011 DO :
operasi di leher.
Jam 08.40 WIB. - Pasien ada riwayat hipertensi
- Adanya pemasangan ETT
- Adanya manipulasi daerah operasi
- Gas anestesi halothane, O2 dan N2O.
- Analgetika pre induksi pethidine 30 mg

55
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 3.
Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


3 Risiko tinggi hipertensi dan Setelah dilakukan  Cegah terjadinya nyeri  Nyeri yang berlebihan dapat
aritmia jantung intra tindakan keperawatan, berlebihan intra operasi. menimbulkan rangsangan
anestesi b/d Manipulasi tidak terjadi hipertensi katekolamin release yang
pemasangan ETT dan dan aritmia selama dapat memicu timbulnya
manipulasi daerah operasi pembedahan hipertensi dan aritmia.
di leher. berlangsung, dengan  Cegah terjadinya hiperkarbia  Hiperkarbia dan hipoksia
criteria : dan atau hipoksia. juga dapat meningkatkan
 TD dalam batas katekolamin release, aliran
normal ( 120/80 – darah otak meningkat.
140/90 mmHg)  Pertahankan tingkat kedalaman  Kedalaman anestesi yang
 Nadi antara 60 – anestesi sesuai kebutuhan memadai mengurangi
100 kali/menit. pembedahan. timbulnya nyeri dan
 Irama jantung mencegah reflex tubuh
regular yang merugikan.
 Stadium anestesi  Monitoring tanda vital dengan  Monitoring yang cermat
dapat dicapai sesuai cermat. mencegah komplikasi dan
kebutuhan mengetahui adanya
pembedahan. kelainan secara dini.

56
 Lakukan kolaborasi pemberian  Lidokain 2% IV 1,5 mg/kgbb
lidokain 2 % sebelum tindakan 3 menit sebelum ekstubasi
ekstubasi. dapat menekan reflek
batuk, spasme laring &
bronkus.

9. PELAKSANAAN DAN EVALUASI INTRA ANESTESI PADA MASALAH No. 3.


Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

TANGGAL /JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


18 – 4 – 2011 Jam 08.40 WIB s/d 10. 45 WIB Tanggal 18 – 4 – 2011
 Mencegah terjadinya nyeri berlebihan intra operasi : Jam 10.50 WIB
 Mengurangi manipulasi yang berlebihan saat intubasi S:
dan ekstubasi. O:
 Menjaga kedalaman anestesi saat operator  TD 155/90 mmHg,
melakukan luksir tumor.  Nadi 96 x/menit,
 Mencegah terjadinya hiperkarbia dan atau hipoksia :  SpO2 99 %.
 Bagging control dan assisted diberikan secara  Tidak terjadi aritmia
adekuat. A : Tujuan tercapai.
 Volume tidal diberikan 500 ml. P : Lakukan observasi di RR.
 Mengecek fungsi CO2 absorber.
 Mempertahankan tingkat kedalaman anestesi sesuai

57
kebutuhan pembedahan :
 Jika tanda vital stabil, dial halothane untuk
maintenance rata-rata berada pada 1,5 volume %,
konsentrasi O2 : N2O = 50 persen.
 Mencari kemungkinan penyebab jika terjadi
peningkatan tekanan darah dan denyut nadi selama
pembedahan berlangsung, baru diberikan
penanganan.
 Melakukan monitoring tanda vital dengan hasil :
 SpO2 rata-rata 99 % - 100 %
 TD berkisar 115/70 mmHg – 134/82 mmHg.
 Nadi berkisar 75 x/menit – 100 x/menit.
 Saat intubasi, luksir tumor dan ekstubasi tidak terjadi
lonjakan tekanan darah yang berlebihan, juga selama
pembedahan tidak terjadi aritmia.
 Melakukan kolaborasi pemberian lidokain 2 % sebanyak 2
ampul sebelum tindakan ekstubasi.
 Ekstubasi dilakukan pada saat sadar.

A. ASKEP POST ANESTESI


1. ANALISA DATA POST ANESTESI

58
Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

HARI / TANGGAL
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
JAM

1 Nyeri akut Cedera fisik (luka operasi)


Senin DS :
18 – 4 – 2011  Pasien mengatakan sakit pada luka operasi
Jam 11.00 WIB. DO :
 Tampak menyeringai menahan sakit.
 Luka operasi dipasang drain, cairan darah
tertampung kira-kira 8 cc.
 Tidak tampak hematoma/pembengkakan
 TD 142 / 90 mmHg,
 Nadi 98 x /menit,
 SpO2 100 %,

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI POST ANESTESI


Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

59
Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Nyeri akut b/d cedera fisik Setelah dilakukan  Kaji derajat, lokasi, durasi  Menentukan derajat nyeri
(luka operasi) ditandai tindakan keperawatan frekuensi dan karakteristik nyeri guna menentukan
dengan : selama 30 menit, nyeri intervensi lanjutan yang
DS : berkurang, dengan sesuai.
 Pasien mengatakan criteria hasil :  Gunakan teknik komunikasi  Komunikasi terapeutik akan
sakit pada luka  Pasien menyatakan terapeutik membantu memfokuskan
operasi nyeri berkurang perhatian dan
DO :  Pasien mampu meningkatkan kemampuan
 Tampak istirahat/tidur mekanisme koping.
menyeringai  Ekspresi wajah  Ajarkan teknik relaksasi.  Teknik relaksasi
menahan sakit. nyaman dan tenang meningkatkan ambang
 TD 142 / 90 mmHg,  Tanda vital dalam nyeri dan dapat
 Nadi 98 x /menit, batas normal. meningkatkan konsentrasi
 SpO2 100 %, oksigen otak.
 Kolaborasi dengan dokter untuk  Obat pereda nyeri bekerja
pemberia obat pereda nyeri dengan memblok pusat
rangsang nyeri.

2. PELAKSANAAN DAN EVALUASI POST ANESTESI


Nama : Ny. R Tanggal : 18 April 2011

60
Umur : 46 tahun Diagnosa : Struma Uni Nodosa Non Toksika

TANGGAL /JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


18 – 4 – 2011  Mengkaji derajat, lokasi, durasi frekuensi dan karakteristik Tanggal 18 – 4 – 2011
Jam 11.00 WIB. nyeri. Jam 11.30 WIB
 Menggunakan teknik komunikasi terapeutik S:
 Memberi motivasi dan nasehat untuk bersabar dulu  Pasien menyatakan rasa nyeri sudah
karena luka operasi yang baru dan obat pereda nyeri berkurang
akan segera diberikan. O:
 Mendampingi pasien dan menunjukkan rasa empati  Pasien tampak lebih tenang
 Menyarankan pasien untuk berdoa atau mengalihkan  TD 145/90 mmHg,
perhatian.  Nadi 86 x/menit,
 Mengajarkan teknik relaksasi.  SpO2 99 %.
 Merubah posisi tidur semi fowler
 Menyarankan dan mencontohkan tarik napas dalam A : Tujuan tercapai sebagian
lewat hidung, tahan sebentar, lalu hembuskan lewat P : Lanjutkan intervensi dan perawatan di
mulut dengan pelan-pelan. ruangan.
 Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
pereda nyeri yaitu injeksi ketorolak 30 mg intravena.

61
62

Anda mungkin juga menyukai