Anda di halaman 1dari 23

ASKAN CHOLELITIASIS

KELOMPOK 3
CHOLELITIASIS
Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di
dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada
kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu
kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu (Wibowo, 2010).

Klasifikasi batu empedu menurut Suratun (2010) yaitu:


1. Batu kolesterol : batu yang biasanya berukuran besat, soliter,
berstruktur bulat atau oval, berwarna kuning pucat dan seringkali
mengandung kalsium dan pigmen.
2. Batu pigmen : terdiri atas garam kalsium dan salah satu dari anion. Batu
ini cenderung berukuran kecil, multiple, dan berwarna hitam
kecoklatan.
ETIOLOGI
Batu Empedu hampir selalu dibentuk dalam
kandung empedu dan jarang dibentuk pada
bagian saluran empedu lain. Etiologi batu
empedu masih belum diketahui. Satu teori Faktor yang mempengaruhi pembentukan
menyatakan bahwa kolesterol dapat batu empedu:
menyebabkan supersaturasi empedu di kandung • Eksresi garam empedu
empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang • Kolesterol empedu
telah mengalami supersaturasi menjadi • Substansia mukus
mengkristal dan mulai membentuk batu. Akan • Pigmen empedu
tetapi, tampaknya faktor predisposisi terpenting
adalah gangguan metabolisme yang
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung
empedu.
TANDA DAN
GEJALA
 Sebagian bersifat asimtomatik
 Nyeri tekan kuadran kanan atas atau
midepigastrik samar yang menjalar ke
punggung atau region bahu kanan  Icterus obstruksi pengaliran getah empedu
 Sebagian klien rasa nyeri bukan bersifat ke dalam duodenum
kolik melainkan persisten  Perubahan warna urine dan feses
 Mual dan muntah serta demam  Regurgitas gas : flatus dan sendawa
 Defisiensi vitamin obstruksi aliran empedu
juga akan membantu absorbsi vitamin A,
D, E, K yang larut lemak
PENATALAKSANAAN

 Penanganan Non Bedah


1. Disolusi Medis
2. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatography)
3. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
 Penanganan Bedah
1. Kolesistektomi laparaskopik
2. Kolesistektomi terbuka
PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal,
tempat tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan. Kolelitiasis
biasanya ditemukan pada 20 -50 tahun dan lebih sering terjadi anak
perempuan pada dibanding anak laki – laki (Cahyono, 2015).

b. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien
saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah
nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, dan mual muntah
c. Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit sekarang


Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau
provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana
nyeri dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu nyeri menjalar kemana, Safety (S) yaitu posisi
yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu
sejak kapan klien merasakan nyeri tersebut.
Riwayat penyakit dahulu
kaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah memiliki riwayat penyakit
sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga (genogram)

Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit kolelitiasis. Penyakit
kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini menyerang sekelompok manusia yang
memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang dengan riwayat keluarga
kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan tanpa riwayat keluarga.
d. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum :
a) Penampilan Umum
Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien.
b) Kesadaran
Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien.
c) Tanda-tanda Vital
Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi.
2) Sistem endokrin
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu. Biasanya Pada
penyakit ini kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena
terjadi pembengkakan pada kandung empedu
e. Pola aktivtas

1) Nutrisi
Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan
2) Aktivitas
Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas dan anjuran
bedrest
3) Aspek psikologis
Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati.
4) Aspek penunjang
a) Hasil pemeriksaan Laboratorium (bilirubin, amylase serum meningkat)
b) Obat-obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter.
MASALAH KESEHATAN
 Pre Anestesi
1. Nyeri
2. Ansietas
3. Risiko cedera anestesi
 Intra Anestesi
1. Risiko Komplikasi Disfungsi Kardiovaskuler (Penuruan Curah Jantung)
2. Risiko Cidera Trauma Pembedahan
3. Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi
 Post Anestesi
1. Nyeri Pasca Operasi
2. Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi (Risiko Aspirasi)
3. Risiko Jatuh
4. Risiko Disfungsi Termoregulasi
INTERVENSI
PRE ANESTESI
Masalah Kesehatan : Nyeri Akut
 Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan  Rencana Tindakan
anestesi selama 15 ment masalah anestesi nyeri
akut berkurang 1. Obrservasi tanda-tanda vital

 Kriteria hasil : 2. Observasi lokasi , karakteristik, awitan dan durasi,

1. Pasien tampak rileks frekuensi, kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri

2. Wajah tidak meringis dan faktor prepitasinya

3. Ketegangan otot menurun 3. Observasi respon nyeri non verbal

4. Pupil dilatasi menurun 4. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri


5. Muntah menurun 5. anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
6. Mual menurun
6. ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
7. Skala nyeri (NRS):1-3 (nyeri ringan)
rasa nyeri
8. Tanda – tanda vital dalam batas normal TD: 110
7. Kolaborasi pemberian analgetik opioid dan non opioid
– 120 / 70 – 80 mmhg Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu : 36-37°C RR : 16 – 20 x/menit
PRE ANESTESI
Masalah Kesehatan : Ansietas

 Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan
anestesi selama 15 menit masalah kesehatan
kecemasan berkurang
 Kriteria hasil :
 Rencana Tindakan

1) Pasien memahami prosedur pembedahan dan 1. Observasi tanda-tanda vital

tindakan anestesi yang akan dilakukan 2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

2) Pasien tenang, tidak gelisah 3. KIE pasien terkait jenis tindakan dan anestesi

3) Pasien siap menjalan tindakan pembedahan 4. Kolaborasi pemberian premedikasi midazolam

4) Tanda – tanda vital dalam batas normal TD:


110 – 120 / 70 – 80 mmhg Nadi : 60 – 100
x/menit Suhu : 36-37°C RR : 16 – 20 x/menit
PRE ANESTESI
Masalah Kesehatan :Risiko Cidera Anestesi

 Rencana Tindakan
1. Lakukan persiapan sebelum pembedahan dan kaji ulang
 Tujuan
kelengkapan informed consent
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan 2. Kaji status nutrisi pasien (menimbang BB)
anestesi diharapkan tidak terjadi cedera 3. Anjurkan pasien untuk berpuasa
anestesi 4. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kadung kemih
 Kriteria Hasil sebelum operasi
1. Pasien siap untuk dilakukan tindakan 5. Lakukan balance cairan
anestesi 6. Lepaskan aksesoris
7. Lakukan latihan pra anestesi
2. Pemilihan teknik anestesi yang tepat 8. Pantau penyulit yang akan terjadi
sesuai kondisi pasien 9. Tetapkan kriteria mallampati
10. Tentukan status fisik menurut ASA
11. Kolaborasi dalam pemberian obat pramedikasi
12. Kolaborasi penetapan teknik anestesi
INTRA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Resiko Komplikasi Disfungsi Kardiovaskuler

 Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan
anestesi masalah kesehatan resiko Komplikasi  Rencana Tindakan
Disfungsi Kardiovaskuler (Penurunan Curah
1. Observasi TTV
Jantung) tidak terjadi.
2. Monitoring in take out put cairan dan
 Kriteria Hasil
elektrolit
1. TTV dalam batas normal (TD:100-
130/60-90 mmhg, nadi : 56-100x/mnt 3. Monitoring kedalaman anestesi
RR, 14-20x/mnt SpO2: > 95% suhu: 36,0-
4. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
37,4 °C)
tindakan perioperatif maintenance cairan
2. Tidak ada edema paru
intravena dan vasopresor
3. Tidak terjadi cyanosis
4. Produksi Urine 0,5-1 cc/kgBB/jam warna
kuning jernih
INTRA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi

 Tujuan  Rencana Tindakan


Setelah dilakukan tindakan asuhan
kepenataan anestesi masalah kesehatan 1. Monitoring Vital sign
resiko komplikasi disfungsi respirasi tidak
terjadi 2. Monitoring saturasi oksigen pasien
 Kriteria Hasil
3. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
1. RR normal : 16-20 x/menit
4. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
2. SaO2 normal : 95–100 % pemasangan alat ventilasi mekanik
3. Kepatenan jalan nafas tetap terjaga
5. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
Pengakhiran tindakan anestesi : reverse
dan ekstubasi
INTRA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Cedera Trauma Pembedahan

 Tujuan  Rencana Tindakan


Setelah dilakukan tindakan asuhan
kepenataan resiko cedera trauma 1. Siapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
pembedahan tidak terjadi
 Kriteria Hasil
perencanaan teknik anestesi
1. Tidak adanya tanda-tanda trauma 2. Bantu pelaksanaan anestesi (General Anestesi) sesuai
pembedahan
2. Tanda – tanda vital dalam batas dengan program kolaboratif spesialis anestesi
normal TD: 110 – 120 / 70 – 80
3. Lakukan pemasangan alat ventilasi mekanik
mmhg Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu : 36-37°C RR : 16 – 20 4. Bantu pemasangan alat monitoring non invasive
x/menit
3. Saturasi oksigen >95% 5. Atur pasien dalam posisi pembedahan

6. Monitor Tanda-tanda vital dan perdarahan

7. Atasi penyulit yang timbul

8. Lakukan pemeliharaan jalan napas

9. Lakukan pengakhiran tindakan anestesi


PASCA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Nyeri Pasca Operasi

 Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan
kepenataan anestesi masalah kesehatan  Rencana Tindakan
nyeri pasca operasi berkurang 1. Observasi TTV
 Kriteria Hasil 2. Lakukan pengkajian PQRST
1. Tanda – tanda vital dalam batas normal 3. Anjurkan pasien mengatur nafas
TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg Nadi : 60 4. Ajarkan teknik distraksi relaksasi
– 100 x/menit Suhu : 36-37°C RR : 16 – 5. Kolaborasi pemberian analgetik
20 x/menit
2. Skala nyeri 1-3
3. Pasien tampak tenang
PASCA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi (Risiko Aspirasi)

 Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan asuhan
 Rencana Tindakan
kepenataan anestesi resiko komplikasi
disfungsi respirasi tidak terjadi 1. Monitoring vital sign
 Kriteria Hasil 2. Monitorinf saturasi oksigen pasien
1. Pernafasan spontan adekuat
3. Atur posisi pasien
2. RR normal : 16-20 x/menit
3. SaO2 normal : 95–100 % 4. Berikan Oksigen dengan masker 6 liter per
4. Kepatenan jalan nafas tetap terjaga menit

5. Lakukan penilaian aldrete score


PASCA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Jatuh

 Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan asuhan
kepenataan anestesi masalah kesehatan  Rencana Tindakan
resiko jatuh tidak terjadi. 1. Monitoring TTV
 Kriteria Hasil 2. Lakukan penilaian aldrete score
1. Tanda – tanda vital dalam batas 3. Berikan pengaman pada tempat tidur
normal TD: 110 – 120 / 70 – 80 pasien
mmhg Nadi : 60 – 100 x/menit Suhu 4. Berikan gelang resiko jatuh
: 36-37°C RR : 16 – 20 x/menit
2. Aldrete score 10
PASCA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Komplikasi Disfungsi Termoregulasi

 Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan
 Rencana Tindakan
kepenataan anestesi masalah kesehatan
resiko komplikasi disfungsi termoregulasi.
1. Observasi TTV
 Kriteria Hasil
2. Monitoring cairan masuk dan cairan keluar

 Tanda – tanda vital dalam batas normal 3. Monitoring suhu tubuh pasien dan ruangan
TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg Nadi : 60 – 4. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
100 x/menit Suhu : 36-37°C RR : 16 – 20 tindakan perioperatif maintenance cairan
intravena dan obat anti shivering
x/menit
5. Memasang selimut hangat
 Pasien nampak tidak menggigil
IMPLEMENTASI

Tahap proses asuhan kepenataan anestesi dengan


melaksanakan berbagai strategi tindakan keperawatan
anestesi yg telah direncanakan. Penata anestesi harus
mengetahui berbagai hal: bahaya fisik, perlindungan pasien,
teknik komunikasi, dan prosedur tindakan.
EVALUASI
 Evaluasi  tindakan asuhan kepenataan anestesi intra anestesi, mengevaluasi secara mandiri maupun
kolaboratif. Evaluasi dilakukan terhadap tanda-tanda hemodinamik stabil atau tidak. Mengevaluasi akan
masalah yang telah diatasi antara lain :
a. Pasien tampak asertif
b. Pemeriksaan ulang checklist tentang persiapan operasi saat tiba di ruangan persiapan anestesi
c. Pasien mengerti tentang tindakan anestesi dan pembedahan
d. Patensi jalan nafas efektif
e. Ventilasi spontan
f. Tidak terjadi aspirasi
g. Sirkulasi adekuat
h. Termoregulasi efektif
i. Hidrasi cairan terpenuhi
j. Nyeri dapat ditoleransi
k. Tidak terjadi bahaya jatuh

Anda mungkin juga menyukai