Anda di halaman 1dari 27

EFEKTIVITAS LEAFLET SEBAGAI MEDIA EDUKASI UNTUK

MENINGKATKAN PENGETAHUAN PASIEN PRE OPERASI


REGIONAL ANESTESI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian yang diampu oleh

Dosen : Made Suandika., S.Kep., Ns., M.Kep., PhD

Disusun Oleh :

Nama : Difa Amanda Djohansyah


NIM : 190106036
Prodi / Kelas : D4 Keperawatan Anestesiologi / 5C

PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembedahan atau operasi adalah pengobatan invasif untuk membuka atau
menampakkan bagian tubuh, dan biasanya dilakukan dengan membuat sayatan pada
bagian tubuh yang akan dirawat dan diperbaiki dan diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka (Rizki et al., 2019).
Diperkirakan setidaknya 11% dari beban penyakit dunia disebabkan oleh penyakit
atau kondisi yang sebenarnya dapat diobati dengan operasi. Data dari World Health
Organization (WHO) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah pasien bedah dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2012, 148 juta pasien menjalani operasi di
semua rumah sakit di seluruh dunia. Di kawasan Asia sendiri pasien operasi mencapai
angka 77 juta jiwa pada tahun 2012. Dan di Indonesia, 1,2 juta pasien menjalani operasi
dan menempati peringkat 11 dari 50 pasien pertama yang menjalani operasi di rumah
sakit Indonesia (Rizki et al., 2019).
Anestesi adalah tindakan untuk menghilangkan rasa sakit selama operasi dan berbagai
prosedur penyebab rasa sakit lainnya, dalam hal ini rasa takut harus dihilangkan untuk
menciptakan kondisi operasi yang optimal (Sabiston, 2011). Menurut (Potter and perry)
setiap pasien yang akan menjalani pembedahan pasti akan menerima salah satu dari tiga
pilihan anestesi. Tiga pilihan tersebut antara lain Anestesi general,Anestesi regional dan
Anestesi lokal. Anestesi regional adalah metode anestesi yang bersifat lebih analgesik,
Anestesi regional hanya mengurangi rasa sakit tetapi pasien tetap sadar. Oleh karena itu,
teknik ini tidak memenuhi ketiga unsur anestesi karena hanya menghilangkan persepsi
nyeri (Pramono,2017). Anestesi Regional telah diterima secara luas di dunia medis dalam
beberapa tahun terakhir karena efek fisiologisnya. Itu sebabnya profesional kesehatan
mengharapkan hasil yang lebih baik dengan teknik anestesi ini (Affandi, 2017).Fenomena
klinis yang sering ditemukan yaitu pasien sering bertanya kepada perawat mengapa
mereka masih terjaga meskipun telah dibius selama operasi anestesi regional. Kurangnya
pengetahuan/informasi menimbulkan kekhawatiran pada pasien karena tidak ada
informasi sebelumnya bahwa pasien akan menjalani teknik anestesi regional dan
kondisi/kesadaran pasien masih sadar pada saat operasi (Affani, 2017) .
Perawatan pra operasi adalah tahap awal perawatan perioperatif, dan keberhasilan
operasi secara keseluruhan tergantung pada tahap ini. Persiapan pembedahan dilakukan
kepada pasien sejak pasien memasuki ruang perawatan sampai pasien memasuki ruang
operasi sebelum pembedahan dilakukan. Dalam melaksanakan persiapan pembedahan,
peran perawat dalam hal ini sangat penting. Peran perawat yaitu seperti: membantu pasien
untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan kepada pasien sebelum operasi, waktu
operasi, hal-hal yang akan dirasakan pasien selama proses operasi, dll. Serta memberikan
penjelasan sebelum tahap persiapan tindakan sesuai dengan tingkat perkembangannya,
Dan menjelaskan menggunakan bahasa yang sederhana, memberikan informasi yang
lengkap dan memeberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya mengenai segala
prosedur yang berkaitan dengan operasi yang akan dilakukan (Andika Kurniawan et al.,
2018).
Semua pasien pasti merasa takut untuk pergi ke ruang operasi, ada yang karena
pengalaman sebelumnya, peringatan dari teman dan keluarga, atau kurangnya
pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya merupakan rangkaian fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan
ini diperoleh baik melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.
Pengetahuan juga dapat dinilai dengan Tingkat Pengetahuan yang terdiri dari enam
tingkatan diantaranya: Mengetahui (Knowing), Memahami (Understanding), Aplikasi
(Application), Analisis (Analysis), Synthesis (Sintesis) dan Evaluasi (Assessment). Faktor
yang mempengaruhi pengetahuan antara lain tingkat pendidikan, informasi, pengalaman,
budaya, dan sosial ekonomi (Andika Kurniawan et al., 2018). Hasil dari pengetahuan
terjadi setelah orang yang diwawancarai mempersepsikan suatu objek tertentu.
Pengetahuan tentang kesehatan akan mempengaruhi perilaku, oleh karena itu perilaku
kesehatan akan mempengaruhi peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil
dari pendidikan kesehatan atau edukasi (Affandi, 2017)
Untuk memberikan pengetahuan kepada pasien yang akan menjalani prosedur
pembedahan bisa dilakukan dengan edukasi dini. Fungsi utama dari edukasi adalah
menyampaikan pesan atau menyebarkan informasi kepada orang lain, artinya dari
penyebaran informasi, penerima informasi diharapkan mengetahui sesuatu yang ingin
diketahuinya. Edukasi yang hanya menggunakan kata-kata sangat tidak efektif atau
intensitasnya rendah. Kertas/media cetak dapat digunakan untuk membantu
menyampaikan informasi, guna meningkatkan persepsi pesan oleh penerimanya. Tujuan
penggunaan alat bantu atau paper adalah untuk meningkatkan perhatian terhadap masalah
yang diuraikan, mengingat suatu pesan atau informasi menjelaskan prosedur tindakan dan
membantu penyebaran materi secara lebih sistematis Beberapa media cetak yang
digunakan dalam penyebaran infromasi adalah brosur leaflet, selebaran, flayer, rubrik,
poster, dan foto (Affandi, 2017).
Menurut (Potter and perry) salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan pasien
adalah dengan Edukasi preoperasi. Memberikan edukasi preoperasi hanya secara lisan
seringkali sulit untuk diingat dan dipahami, sehingga diperlukan media yang
memudahkan penerimaan dalam menyampaikan pesan. Terdapat 2 media edukasi
preoperasi yaitu media elektronik dan media cetak. Media cetak terdiri dari pamflet,
booklet, leaflet, flip chart dan rubrik. Leaflet adalah selembar kertas yang mudah dibawa
yang berisi konten tertentu, termasuk teks dan gambar untuk menyampaikan pesan. (Rizki
et al., 2019) . Penggunaan leaflet sebagai media edukasi juga sangat bermanfaat bagi
pasien dalam menerima informasi untuk menambah pengetahuannya karena dengan
media tersebut pasien akan lebih mudah menerima informasi dan dikuatkan dengan teori
yang tertera dalam media tersebut.
Dalam suatu edukasi hal yang terpenting adalah setiap penyampaian informasi yang
kita berikan harus diukur dengan sejauh mana pasien memahami informasi tersebut.Oleh
karena itu perlu adanya pemberian penjelasan yang tepat dan akurat melalui perawat
kepada semua pasien yang menjalani operasi (Andika Kurniawan et al., 2018) .
Dari fenomena yang ada terlihat bahwa masih banyak pasien saat akan dioperasi,
banyak yang menanyakan kepada perawat tindakan apa yang akan dilakukan dan
bagaimana tindakan akan dilakukan, padahal sebelumnya telah dilakukan penjelasan
mengenai pembedahan oleh dokter yang akan melakukan (Dita Aulia, Yuli Ratna, 2016) .
Hal ini sejalan dengan penelitian dari (Andika Kurniawan et al., 2018) yang menyatakan
bahwa pengetahuan pasien pre operasi di Rumah Sakit Baptis Kediri memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 27 responden (65,9%).
Dari beberapa penjelasan di atas didapatkan bahwa masih banyak pasien yang kurang
pengetahuan tentang prosedur operasi dan anestesi yang akan dilakukan. Hal ini membuat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas leaflet sebagai media
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien pre operasi regional anestesi. Peneliti
memilih media leaflet sebagai media edukasi karena leaflet mudah dibawa, ekonomis,
dan dapat dibaca kapan saja. leaflet juga berisi teks dan gambar yang mudah dipahami
dan menarik sehingga memudahkan pasien untuk mendapatkan informasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka peneliti dapat merumuskan masalah
penelitian “ Apakah media leaflet efektif sebagai media edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan pada pasien pre operasi regional anestesi?“
1.3 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas leaflet sebagai media edukasi dalam meningkatkan
pengetahuan pada pasien pre operasi regional anestesi
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi karateristik demografi terdiri dari usia,jenis
kelamin dan pendidikan pada pasien pre operasi regional anestesi
2. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien yang akan menjalani
operasi regional anestesi
3. Untuk mengidentifikasi perubahan pengetahuan pasien pre operasi
regional anestesi sebelum dan setelah dilakukan edukasi menggunakan
media leaflet
4. Untuk menganalisis pengaruh edukasi pre operasi memakai media leaflet
terhadap tingkat pengetahuan pasien pre operasi regional anestesi
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai efektifitas leaflet terhadap tingkat
pengetahuan pasien yang akan menjalani pre operasi regional anestesi dan dapat
menerapkan pengetahuan penulis serta dapat mengembangkan kemampuan diri
penulis untuk edukasi pre operasi regional anestesi yang telah di dapatkan selama
perkuliahan.
b. Bagi Profesi Anestesi
Dapat mempertimbangkan penggunaan leaflet sebagai bentuk edukasi pre operasi
untuk meningkatkan pengetahuan pasien yang akan menjalani regional anestesi.
c. Bagi Pasien
Diharapkan dari hasil penelitian ini pengetahuan pasien tentang pre operasi
regional anestesi meningkat.
d. Bagi Institusi Universitas Harapan Bangsa
Sebagai bahan pustaka dan informasi efektivitas leaflet sebagai sarana edukasi dan
hasil penelitian pre operasi regional anestesi dapat dijadikan sebagai data latar
belakang dan masukan untuk penelitian selanjutnya.

1.5 KEASLIAN PENELITIAN


Nama Judul Penelitian Variabel Rancangan Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
(Tahun)
(Rizki et al., Health education Variabel bebas: Quasi- Dari hasil
2019) using the leaflet Health education Expreiment penelitian
media reduce anxiety using the leaflet pre-post test diperoleh pada
levels in pre media design. pre dan post test
operation patients Variabel terikat : Dengan kelompok
anxiety levels in menggunakan kontrol
pre operation Teknik didapatkan p-
connsecutive value sebesar
dengan non- 0,001. Dan pada
probability kelompok
sampling intervensi dan
dengan kelompok
purposive kontrol
sampling. didapatkan hasil
nilai p-value
<0,05 maka
terdapat
pengaruh
pemberian
pendidikan
kesehatan
menggunakan
media leaflet
terhadap tingkat
kecemasan
pasien pre
operasi.
(Affandi, Pendidikan Variabel Bebas : Quasi Dari hasil
2017) kesehatan Pendidikan ekperimen penelitian
menggunakan media kesehatan dengan dua terdapat
leaflet menurunkan menggunakan kelompok penurunan
kecemasan pada media leaflet intervensi kecemasan pada
pasien pre anestesi Variabel terikat : (leaflet)dan pasien dengan
dengan teknik spinal Kecemasan pre kontrol spinal anestesi
anestesi di RSUD operasi (kunjungan setelah
Prof. dr Margono saja) diberikan
Soekarjo Purwokerto pendidikan
kesehatan
dengan
menggunakan
media leaflet di
RSUD Prof dr.
Margono
Soekarjo
(Ortiz et al., Preoperative patient Variabel bebas : self- Dari hasil
2015) education : Can we Preoperative administered penelitian
improve satisfaction patient education survey diketahui pasien
and redcue anxiety? Variabel terikat : yang menerima
Satisfaction and selebaran
reduce anxiety terdapat
peningkatan
yang signifikan
secara statistik
ditemukan pada
pertanyaan
tentang
kepuasaan dan
pemahaman
seputar tentang
anestesi dan
operasi yang
akan dijalani.
(Bayram et The impact of a Variabel bebas : Studi kohort Dari hasil
al., 2019) preoperative Preoperative pada pasien penelitian
information leaflet information leaflet yang didapatkan
on expectation Variabel terikat : menjalani bahwa pasien
management,satisfac expectation atroskopi lutut yang menerima
tion, and patient management,satisf data hasil leaflet informasi
outcomes in patients action, and patient dikumpulkan lebih terlibat dan
undergoing knee outcomes pasca operasi terinformasi
arthroscopy undergoing knee melalui tentang
arthroscopy telepon tindak keputusan untuk
lanjut menjalani
operasi
dibandingkan
pasien yang
tidak (p=0,016)
namun tidak ada
perbedaan
dalam hasil lain
antara pasien
yang menerima
dan tidak
menerima
selebaran (p
n=0,05).
(Dita Aulia, Pengaruh pemberian Variabel bebas : Quasi- Dari hasil
Yuli Ratna, informasi informed Informasi Expreiment penelitian
2016) consent terhadap informed consent pre-post test diketahui
perubahan Variabel terikat : design dengan terdapat
kecemasan pasien Kecemasan akan tehnik acak pengaruh yang
yang akan menjalani tindakan operasi (Purposive signifikan antara
tindakan operasi di sampling) pemberian
SMC RS informasi
TELOGOREJO informed
consent terhadap
perubahan
kecemasan
pasien yang
akan menjalani
tindakan operasi
di SMC RS
TELOGOREJO.
(Arif Pengaruh pendidikan Variabel bebas : Quasi- Dari hasil
Kurniawan et kesehatan tentang Pendidikan Expreiment penelitian
al., 2017) persiapan fisik pre kesehatan tentang pre-post test diketahui
operasi dalam persiapan fisik pre design. terdapat
menurunkan operasi Dengan perbedaan
kecemasan pada Variabel terikat : menggunakan tingkat
pasien hernia Tingkat Teknik kecemasan pada
kecemasan pada connsecutive kelompok
pasien pre operasi sampling perlakuan pada
hernia kontrol. Hal ini
menyimpulkan
bahwa ada
pengaruh
pendidikan
kesehatan
tentang
persiapan fisik
pre operasi
terhadap yingkat
kecemasan
pasien pre
operasi hernia
(Imani, 2020) Gamabran Variabel bebas : Penelitian Dari hasil
kecemasan Kecemasan deskriptif penelitian
preoperatif Sectio preoperatif SC observasional berdasarkan
Caesarea dengan Variabel terikat : dengan desain kuiosioner
anestesi spinal di Anestesi spinal cross-sectional APAIS sebagian
RSIA Siti Hawa besar pasien
Padang tidak mengalami
kecemasan
preoperatif
(51,8%) dan
lebih banyak
pada tingkat
kebutuhan
informasi
rendah (48,2%)
(Andika Pengetahuan pasien Variabel bebas : Desain Dari hasil
Kurniawan et pre operasi dalam Pengetahuan penelitian penelitian
al., 2018) persiapan pasien pre operasi deskriptif didaptkan
pembedahan Variabel terikat : menggunakan sebagian besar
Persiapan teknik pasien yang
pembedahan purpossive akan menjalani
sampling operasi
memeiliki
pengetahuan
kurang tentang
persiapan pre
operasi
sebanyak 31
responden
(75,6%) dari 44
responden.
(Agustina, Hubungan Variabel bebas : Desain Dari hasil
2019) pengetahuan pasien Pengetahuan penelitian penelitian
tentang informasi pre pasien pre operasi deskriptif diketahui
operasi dengan Variabel terikat : menggunakan terdapat
kecemasan pasien Kecemasan pre metode cross hubungan antara
pre operasi di ruang operasi sectional dan pengetahuan
rawat inap teknik tentang
accidental informasi pre
sampling operasi terhadap
kecemasan
pasien.
(Jlala et al., Effect of Variabel bebas : Study and Dari hasil
2010) preoperative Preoperative control groups peneilitian
multimedia multimedia diketahui tidak
information on information ada perbedaan
perioperative anxiety Variabel terikat : antara kedua
in patients Preoperative kelompok saat
undergoing anxiety regional pendaftaran.
procedures under anesteshia Namun pasien
regional anesthesia kelompok
kontrol
mengalami
peningkatan
kecemasan
sebelum operasi
(p=0,001) dan
pada kelompok
film tidak
seberapa cemas
saat sebelum
operasi
(p=0,04).
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 TINJAUAN TEORI


1. LEAFLET
a. Definisi
Leaflet adalah media cetak yang digunakan untuk menyampaikan informasi
edukasi kesehatan dengan kalimat yang singkat, mudah dipahami, dan sederhana.
Susunan materi dalam gambar ini sederhana dan menarik, dan membuat pembaca
tetap fokus pada informasi kesehatan (Husni, 2011). Leaflet adalah selembaran
informasi yang berisi solusi masalah dan saran untuk tujuan tertentu. Leaflet dapat
dilipat sehingga terlihat seperti halaman, tulisan yang digunakan dalam pembuatan
leaflet umumnya 200-400 kata. Leaflet harus dapat dimengerti dalam satu kali baca
(Supariasa, 2013).
Penyajian informasi melalui leaflet dapat memudahkan pembaca dalam
memperoleh informasi. Pengetahuan kesehatan dapat mempengaruhi perubahan
perilaku, dan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan indikator kesehatan
masyarakat (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan penelitian Syamsiyah (2013),
diperoleh hasil yang menyatakan bahwa penggunaan leaflet sebagai sarana
edukasi sangat efektif dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan dengan persentase
5%
b. Penggunaan Leaflet
Menurut (Husni, 2011) leaflet digunakan untuk :
1) Digunakan untuk mengingat kembali hal yang telah dipelajari
2) Leaflet diberikan setelah edukasi dilakukan agar dapat mengkonfirmasi
pendapat yang telah disampaikan
c. Keuntungan Leaflet
1) Dapat disimpan untuk waktu yang lama dan dapat dibaca kembali jika lupa.
2) Praktis atau mudah dibawa kemanapun
3) Terpercaya karena diterbitkan oleh lembaga resmi.
4) Mudah untuk dimengerti
5) Cakupannya luas dan kemungkinan dapat digabungkan dengan media lain
(Husni, 2011)
d. Kerugian Leaflet
1) Jika leaflet tidak menarik kemungkinan besar orang enggan membacanya
2) Orang yang buta huruf tidak dapat menggunakannya
3) Jika ukuran tulisan terlalu kecil, orang akan merasa kurang menarik untuk
dibaca.
2. MEDIA EDUKASI
a. Definisi
Edukasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebut juga
pendidikan, yang berarti proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau
sekelompok orang dengan tujuan untuk mendewasakan manusia melalui upaya
pendidikan dan pelatihan; proses, metode dan tindakan pendidikan. Pendidikan
secara umum adalah segala upaya terencana untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok atau masyarakat, untuk melakukan hal tersebut diharapkan dari
pelaku pendidikan, yang tersirat dalam “pendidikan adalah: kontribusinya adalah
tujuan pendidikan ( individu, kelompok dan masyarakat), pendidik (pelaku
pendidikan), prosesnya (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain),
hasilnya adalah (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku) (Notoatmodjo,
2012).
Pendidikan atau pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan
pendidikan dalam pelayanan kesehatan. perasional pendidikan kesehatan adalah
rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan
pengetahuan, sikap, praktik yang baik dari individu, kelompok atau masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2012).
Media edukasi atau alat peraga dalam edukasi kesehatan dapat diartikan
sebagai materi promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasakan
untuk memudahkan komunikasi dan penyebaran informasi,baik melalui media cetak,
elektronik (TV, radio, komputer, dll) maupun media eksternal,agar sasaran dapat
menambah pengetahuannya bahwa pada akhirnya harus mengubah perilakunya ke
arah yang positif terhadap kesehatannya.
b. Tujuan Media Edukasi
Adapun tujuan dari media edukasi antara lain :
1) Media dapat mempermudah penyampaian informasi
2) Media dapat menghindari kesalahpahaman
3) Informasi dapat diperjelas
4) Media dapat mempermudah dan meningkatkan pemahaman
5) Mengurangi komunikasi verbal
6) Dapat memvisualisasikan objek yang tidak dapat dideteksi oleh mata
7) Menyederhanakan komunikasi
c. Jenis Media Edukasi
1) Media cetak
Media ini biasanya mengutamakan pesan visual yang terdiri dari
gambar,serangkaian kata, atau foto dalam skema warna. Adapun yang
termasuk dalam media ini adalah :
a) Booklet : Media komunikasi kesehatan dan pesan kesehatan baik
tertulis maupun gambar.
b) Leaflet : Informasi kesehatan atau format penyampaian pesan melalui
lembaran terlipat. Isi informasi dapat berupa kalimat atau gambar
atau kombinasi
c) Flyer (pamflet): Terlihat seperti leaflet,tetapi tidak dalam bentuk
lipatan.
d) Flip chart (selebaran): Biasanya dalam bentuk buku di mana setiap
lembar (halaman) berisi foto dan teks di bagian belakang sebagai
pesan atau informasi yang berkaitan dengan foto tersebut.
e) Rubrik tentang kesehatan atau tulisan di koran dan majalah
f) Poster : berupa media cetak berisi informasi kesehatan biasanya
ditempel di dinding, tempat umum, dan menampilkan gambar tentang
informasi kesehatan
2) Media elektronik
Media elektronik sebagai sarana penyampaian pesan/informasi kesehatan dan
beberapa jenisnya antara lain:
a) Televisi : Penyampaian pesan atau informasi kesehatan oleh media
televisi dapat berupa: games dan kuis
b) Radio : Penyiaran informasi atau pesan kesehatan melalui radio
juga dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk obrolan.
c) Video
d) Slides: Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi kesehatan.
3) Media papan
Papan yang dipasang di tempat umum dapat digunakan untuk menampilkan
pesan-pesan yang berhubungan dengan kesehatan. Di sini, di papan ini, ada
juga pesan yang tertulis di lembaran yang ditempel di transportasi umum.
3. PENGETAHUAN
a. Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui dan ini terjadi setelah seseorang
mempersepsikan suatu objek tertentu. Pendeteksian ini terjadi melalui panca indera
manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan peraba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. .
Pengetahuan adalah bidang yang sangat penting untuk membentuk perilaku
seseorang.
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut (Ratnasari, 2019) tingkatan pengetahuan dalam doamin kognitif terbagi
menjadi 6,diantaranya :
1) Tahu (Know)
Mengingat sesuatu yang telah dipelajari. Tingkat pengetahuan ini mencakup
mengingat sesuatu yang spesifik dari semua materi yang telah dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Kemampuan untuk menggambarkan objek dengan benar yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi dengan benar.
3) Menerapkan (Application)
Kemampuan untuk menggambarkan objek dengan benar dan dapat
memaknai materi dengan benar.
4) Analisis (Analysis)
Kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau objek menjadi
komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih
saling berkaitan.
5) Sintesis (Syntesis)
Kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan
untuk menggabungkan sejumlah ide yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan evaluasi terhadap suatu objek atau materi.
Penilaian-evaluasi ini didasarkan dalam suatu kriteria yang dipengaruhi
sendiri atau memakai kriteria-kriteria yang sudah ada. Pengukuran
pengetahuan bisa dilakukan menggunakan wawancara atau kuisioner yang
berisi pertanyaan-pertanyaan tentang isi materi yg ingin diukur berdasarkan
subjek penelitian atau responden.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
1) Usia
Usia seseorang memiliki pengaruh besar pada persepsi dan cara
berpikirnya. Semakin dewasa seseorang, semakin banyak kekuatan dan
pola berpikir semakin berkembang, sehingga pengetahuan yang didapat
dapat membaik.
2) Status ekonomi
Ketika kebutuhan sehari-hari tidak dapat dipenuhi karena status ekonomi
rendah, maka kebutuhan akan ilmu pengetahuan akan dikesampingkan.
Fakta ini sesuai dengan teori Maslow bahwa manusia perlu memenuhi
kebutuhan paling dasar terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi kebutuhan
tingkat yang lebih tinggi. Untuk memiliki pengetahuan, seseorang perlu
memiliki tingkat di atas kebutuhan dasar. Pengetahuan tidak berarti ketika
kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya tidak dapat terpenuhi.
3) Tingkat pendidikan
Pendidikan tinggi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian pribadi dalam mengambil keputusan yang menyangkut tentang
kesehatan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi seberapa mudah
seseorang untuk belajar. Pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi
faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan karena semakin tinggi
pendidikan maka pengetahuan yang diperoleh pun semakin baik.
4) Informasi
Informasi merupakan sumber pengetahuan. Pengetahuan seseorang akan
bertambah jika mendapat banyak informasi. Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi anggota masyarakat yang membutuhkan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, tambahan dan atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat .
4. PRE OPERASI
a. Definisi
Menurut (Ninla Elmawati Falabiba et al., 2014) mereka menyatakan bahwa
persiapan pra operasi dimulai sejak pasien menyetujui tindakan operasi hingga
pasien pindah ke meja operasi. Tindakan berupa pendidikan kesehatan pra operasi
dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga pasien mengetahui
tindakan yang akan dilakukan, untuk mengetahui keadaan atau kondisi yang
dialami pasien, komplikasi yang mungkin terjadi sebelum operasi, mempersiapkan
proses operasi dengan aman dan nyaman dan memberikan kepuasan pasien sesuai
dengan prosedur.
b. Tujuan Pre Operasi
1) Mengetahui status fisik pasien saat pre operasi.
2) Mengetahui dan menganalisa jenis operasi yang dilakukan.
3) Memilih jenis dan teknik anestesi yang sesuai dengan kondisi pasien.
4) Mengidentifikasi penyulit / komplikasi yang mungkin dapat terjadi selama
pembedahan atau pasca bedah.
5) Mempersiapkan obat atau alat dalam mengatasi penyulit / komplikasi yang
mungkin timbul sesuai dengan yang diidentifikasi.
c. Tahapan Persiapan Pre Operasi
1) Persiapan psikologis
Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang anestesi dan
pembedahan yang akan dilakukan, sehingga diharapkan pasien dan
keluarganya mengetahui rencana tindakan anestesi dan pembedahan ,
kemudian pasien dan keluarga harus tenang. Pasien dengan cemas berlebih
mendapat obat sedative sebelum dipindahkan ke ruang IBS, dianjurkan untuk
didampingi sebelum dan sesudah operasi untuk mencegah komplikasi yang
mungkin timbul akibat respon tubuh pasien.
2) Persiapan fisik
a) Hentikan kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, dan
mengkonsumsi obat-obatan tertentu minimal 2 minggu sebelum
dilakukan anestesi.
b) Tidak menggunakan aksesoris,gigi palsu,cat kuku,dan make up
c) Melakukan puasa sebelum dilakukan tindakan anestesi untuk mencegah
terjadinya aspirasi
3) Anamnesa
a) Mengidentifikasi pasien seperti Nama, umur, alamat, tempat tanggal
lahir, pekerjaan dan lain lain
b) Keluhan penyakit pasien yang dirasakan saat ini
c) Riwayat penyakit dan Riwayat penyakit keluarga
d) Riwayat kebiasaan sehari-hari seperti merokok,minum alkohol dan lain
lain
e) Riwayat operasi dan anestesi sebelumnya
f) Makanan yang dikonsumsi terakhir
4) Pemeriksaan fisik
a) Tinggi badan dan berat badan
b) Frekuensi nadi
c) Jantung
d) Paru-paru
e) Kepatenan jalan nafas
f) Abdomen
g) Ekstermitas
h) Punggung apabila ditemukan memar, deformitas atau infeksi.
i) Neurologis seperti status mental, fungsi saraf kranial, kesadaran dan
fungsi sensori motorik
5) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah
b) Pemeriksaan lain sesuai indikasi
6) Informed consent
Membuat surat persetujuan menurut aspek etik dan hukum. Pasien atau
keluarga yang bertanggung jawab atas pasien harus menandatangani surat
persetujuan untuk dilakukan operasi.
5. REGIONAL ANESTESI
a. Definisi
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuhsementara
pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh di blokir
sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau
seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar.
b. Jenis Anestesi Regional
Jenis Anestesi Regional menurut Pramono (2017) digolongkan sebagai berikut :
1) Anestesi Spinal
Penyuntikan anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid disegmen lumbal 3-4
atau lumbal 4-5. Untuk mencapai ruang subaraknoid, jarum spinal menembus
kulit subkutan lalu menembus ligamentum supraspinosum, ligamen
interspinosum, ligamentum flavum, ruang epidural, durameter, dan ruang
subaraknoid. Tanda dicapainya ruang subaraknoid adalah dengan keluarnya
liquor cerebrospinalis (LCS). Menurut Latief (2010) anestesi spinal menjadi
pilihan untuk operasi abdomen bawah dan ekstermitas bawah. Teknik anestesi
ini popular karena sederhana, efektif, aman terhadap sistem saraf, konsentrasi
obat dalam plasma yang tidak berbahaya serta mempunyai analgesi yang kuat
namun pasien masih tetap sadar, relaksasi otot cukup, perdarahan luka operasi
lebih sedikit, aspirasi dengan lambung penuh lebih kecil, pemulihan saluran
cerna lebih cepat (Longdong, 2011). Anestesi spinal memiliki komplikasi.
Beberapa komplikasi yaitu hipotensi terjadi 20-70% pasien, nyeri punggung
25% pasien, kegagalan tindakan spinal 3-17% pasien dan post dural punture
headache di Indonesia insidensinya sekitar 10% pada pasien paska spinal
anestesi (Tato, 2017). Kekurangan dari anestesi spinal dibahas dalam sub bab
komplikasi anestesi spinal.
2) Anestesi Epidural
Anestesi yang menempatkan obat di ruang epidural (peridural, ekstradural).
Ruang ini berada di antara ligamentum flavum dan durameter. Bagian atas
berbatasan dengan foramen magnum di dasar tengkorak dan bagian bawah
dengan selaput sakrokoksigeal. Kedalaman ruang rata-rata 5 mm dan di bagian
posterior kedalaman maksimal terletak pada daerah lumbal. Anestetik lokal di
ruang epidural bekerja langsung pada saraf spinal yang terletak di bagian
lateral. Onset kerja anestesi epidural lebih lambat dibanding anestesi spinal.
Kualitas blokade sensoris dan motoriknya lebih lemah.
3) Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena kanalis
kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat ditempatkan di
ruang kaudal melalui hiatus sakralis. Hiatus sakralis ditutup oleh ligamentum
sakrokoksigeal. Ruang kaudal berisi saraf sakral, pleksus venosus, felum
terminale, dan kantong dura. Teknik ini biasanya dilakukan pada pasien
anakanak karena bentuk anatominya yang lebih mudah ditemukan
dibandingkan daerah sekitar perineum dan anorektal, misalnya hemoroid dan
fistula perianal.
c. Pembagian Anestesi Regional
1) Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dankaudal.
Tindakan ini sering dikerjakan.
2) Blok perifer (blok saraf), misalnya anestesi tpoikal, infiltrasi lokal,
blok lapangan, dan analgesia regional intravena
d. Indikasi dan Kontraindikasi Regional Anestesi
1) Indikasi
Menurut Pramono (2015), indikasi regional anestesi antara lain bedah
ekstremitas bawah, bedang panggul, tindakan sekitar rectumperineum, bedah
obstetri-ginekologi, bedah urologi, bedah abdomen atas dan bedah anak
biasanya dikombinasikan dengan anetesi umum ringan.
2) Kontraindikasi
Kontraindikasi pada regional anestesi antara lain antikoagulan atau koagulopati,
hipovolumia yang tak tertangani, infeksi mayor, trauma/ luka bakar pada tempat
injeksi dan peningkatan tekanan intra kranial (Mangku & Senapathi, 2010).
Absolut: pasien menolak, infeksi di tempat injeksi dan kecendrungan
perdarahan relatif yaitu hipovolumia dan penyakit jantung stenosis yang berat
(Pramono, 2015)
e. Keuntungan Anestesi Regional
1) Alat yang minim dan teknik yang relatif sederhana, sehingga biayanya relatif
lebih murah.
2) Relatif aman untuk pasien yang tidak berpuasa (operasi darurat, lambung
penuh) karena pasien dalam keadaan sadar.
3) Tidak ada komplikasi jalan napas dan respirasi.
4) Perawatan pasca operasi lebih mudah
f. Kerugian Anestesi Regional
1) Tidak semua pasien menginginkan anestesi regional.
2) Memerlukan kerjasama yang kooperatif.
3) Ada kemungkinan kegagalan teknik anestesi regional

1.2 KERANGKA TEORI

Persiapan pasien pre operasi :

1. Persiapan psikologis
2. Persiapan fisik
3. Anamnesa Regional Anestesi
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan laboratorium
6. Informed
\ consent
Edukasi pre operasi Pengetahuan pre operasi

Keuntungan leaflet Leaflet Faktor-faktor yang


Leaflet
mempengaruhi
1) Dapat disimpan untuk 1. Pengertian regional anestesi pengetahuan:
waktu yang lama dan 2. Lokasi penyuntikan
dapat dibaca kembali jika 1. Usia
3. Prosedur tindakan anestesi
lupa. 2. Status ekonomi
2) Praktis atau mudah 4. Persiapan pre operasi
5. Indikasi dan kontraindikasi 3. Pendidikan
dibawa kemanapun
3) Terpecaya karena regional anestesi 4. Informasi
diterbitkan oleh lembaga 6. Keuntungan dan kerugian
resmi
4) Mudah untuk dimengerti
5) Cakupannya luas dan
kemungkinan dapat
digabungkan dengan
media lain (Husni, 2011)
1.3 KERANGKA KONSEP

Regional Anestesi

Pengetahuan
Persiapan operasi Edukasi pre operasi pasien pre operasi
regional anestesi

Metode Leaflet

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan

1. Usia
2. Status ekonomi
3. Pendidikan
4. Informasi

1.4 HIPOTESA

- Ha : Terdapat pengaruh terhadap efektifitas penggunaan leaflet sebagai media edukasi


dalam meningkatkan pengetahuan pada pasien pre operasi regional anestesi
- Hipotesis nol (Ho): Tidak terdapat pengaruh terhadap efektifitas penggunaan leaflet
sebagai media edukasi dalam meningkatkan pengetahuan pada pasien pre operasi
regional anestesi
BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif,
dan menggunakan quasi-eksperimen dengan rancangan one group pre - post test design.
Sampel terlebih dahulu diberi pre test (tes awal) sebelum diberikan perlakuan dan setelah
diberikan perlakuan maka diberi post test (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk mengetahui efektivitas media leaflet terhadap
tingkat pengetahuan pasien pre operasi regional anestesi.
3.2 LOKASI DAN WAKTU
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini
dilakukan di RS Islam Fatimah Cilacap. Alasan dilakukan penelitian ini di RS Islam
Fatimah Cilacap adalah dikarenakan pihak rumah sakit belum pernah melakukan
edukasi pre operasi menggunakan media leaflet untuk meningkatkan pengetahuan
pasien.
2. Waktu
Waktu penelitian dilakukan untuk menyelesaikan penelitian dimulai sejak Desember
2021 sampai dengan Mei 2022. Penelitian ini dimulai dari pengajuan judul pada bulan
Desember 2021 kemudian dilanjutkan dengan pembuatan proposal pada bulan
Desember 2021 – Maret 2022 dilanjutkan dengan pengumpulan data pada akhir Maret
2022 dan pengolahan data pada bulan Mei 2022.
3.3 VARIABEL PENELITIAN
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2013, hlm. 161). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Variabel Bebas
Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya yang tidak bebas dan berfungsi menerangkan variabel lain. Dalam penelitian
ini, yang menjadi variabel bebas adalah Media Leaflet.
2. Variabel Terikat
Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain dan fungsinya diterangkan oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel terikat adalah Edukasi,Tingkat Pengetahuan, Pre Operasi, Regional Anestesi
3.4 Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut
(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi regional
anestesi yang di lakukan di Ruang Instalasi Bedah Sentral RS Islam Fatimah Cilacap.
Data terakhir yang didapat dari RS Islam Fatimah Cilacap terhitung sejak bulan
Desember 2021-Maret 2022 yaitu jumlah operasi sebanyak 220 tindakan operasi, 100
pasien dengan general anestesi dan 120 pasien dengan anestesi regional.

2. Sampel
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2018). Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengacu pada kriteria
sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi :
1) Usia dewasa (18-45 tahun)
2) Operasi terjadwal yang dilakukan dengan anestesi regional
3) Pasien kooperatif dan menyatakan bersedia untuk menjadi responden
4) Pasien dalam kondisi sadar, dapat berorientasi pada orang, tempat dan waktu
5) Pasien dapat membaca
b. Kriteria Eksklusi
1) Pasien tidak kooperatif dan tidak mau menjadi responden
2) Pasien buta huruf
3. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan teknik sampling nonprobability
sampling dengan menggunakan metode puposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang ada di IBS RSI Fatimah Cilacap
berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti.
4. Besar sampel
Penentu besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin, cara
perhitungan sampel sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1+ 𝑁𝑒 2
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat signifikan (0,05)
Hasil hitungan besar sampel sebagai berikut :
120
𝑛= = 92
1+ 120 (0,05)2
3.5 DEFINISI OPERASIONAL
No. Variabel Definisi Alat Ukur Skala
1. Leaflet Leaflet adalah sebuah Observasi Ordinal
media cetak yang
berbentuk lembaran yang
dapat dilipat yang berisikan
tentang informasi disertai
dengan gambar dan tulisan
yang ringkas dan menarik
2. Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu Kuisioner pre- Rasio
hasil dari banyaknya post test
kumpulan informasi yang
dimiliki seseorang setelah
melihat,menyaksikan,meng
alami,dan mengerti
terhadap objek tertentu
3. Pre Operasi Pre operasi adalah suatu Observasi Ordinal
fase sebelum dilakukannya
tindakan pembedahan
sampai masuk ke ruang
operasi

3.6 INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan
berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2011, hlm. 155).
1. Leaflet
Yaitu alat bantu yang digunakan untuk memberikan edukasi terhadap tingkat
pengetahuan pasien pre operasi regional anestesi
2. Kuisioner
Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest (tes awal) dan posttest (tes
akhir). Dimana pretest diberikan pada sampel sebelum dilakukan treatment
(perlakuan), dan posttest dilakukan setelah sampel diberikan treatment (perlakuan).
Tes ini berupa pertanyaan terkait tentang prosedur tindakan pembedahan dan anestesi
dimana hasil dari kedua tes ini akan dijadikan sebagai pembuktian apak media leaflet
efektif dalam meningkatkan pengetahuan pasien pre operasi regional anestesi.
3.7 PROSEDUR PENELITIAN
Untuk memperoleh hasil yang akan didapat dari penelitian ini, penulis memakai tahapan-
tahapan sehingga penelitian nantinya akan lebih terarah dan terfokus serta tercapai hasil
kevalidan yang maksimal. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini antara lain:
1. Persiapan penelitian
a. Peneliti melakukan observasi ke RS Islam Fatimah Cilacap. Kemudian peneliti
meminta izin kepada Kepala RS Islam Fatimah Cilacap dan Kepala Instalasi
Bedah Sentral RS Islam Fatimah Cilacap untuk melakukan penelitian.
b. Meminta surat izin penelitian kepada Ketua Universitas Harapan Bangsa
Purwokerto
c. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala RS Islam Fatimah
Cilacap dan Kepala Instalasi Bedah Sentral RS Islam Fatimah Cilacap
d. Berkonsultasi dengan penata anestesi
2. Pelaksanaan penelitian
a. Melakukan pendekatan pada pasien pre operasi regional anestesi yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan menjelaskan maksud, tujuan serta manfaat penelitian
b. Setelah pasien setuju menjadi responden dalam penelitian, peneliti memberikan
informed consent sebagai tanda bahwa responden bersedia menjadi sampel
c. Memberikan soal pre test dengan menggunakan kuesioner yaitu selama 3 menit
sebelum diberikan edukasi atau pengetahuan
d. Memberikan edukasi atau pengetahuan dengan menggunakan media leaflet
selama 5 menit kepada responden. Media leaflet ini diberikan setelah responden
sudah mengisi soal pre test dengan menggunakan kuesioner lalu responden
diberikan leaflet untuk membaca dan memahami isi dari leaflet
e. Memberikan soal post test dengan menggunakan kuesioner setelah pemberian
edukasi dengan menggunakan media leaflet dengan waktu mengerjakan soal
selama 3 menit
3.8 ANALISA DATA
1. Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo S, 2018).
Analisa pada penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi responden
sebelum dan sesudah dilakukan edukasi menggunakan media leaflet.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik
berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono&Anggraeni, 2013). Dalam
penelitian ini analisis bivariate digunakan untuk menguji efektivitas media leaflet
terhadap tingkat pengetahuan pasien pre operasi regional anestesi. Uji statistik yang
digunkan adalah chi squere. Uji Chi Square digunakan di penelitian in karena untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana datanya
berbentuk kategorik.
Rumus dasar Uji Chi Square adalah :
a. Mencari Uji Chi Square
(0−𝐸)2
𝑥2 = ∑
𝐸
Keterangan :
x² : Nilai chi suare
0 : Frekuensi yang diobservasi
E : Frekuensi yang diharapkan
Nilai E = (Jumlah sebaris X Jumlah Sekolom) / Jumlah data
b. Mencari nilai X² tavel dengan rumus : df = (b-1) (k-1)n
Keterangan :
b : banyaknya baris
k : banyaknya kolom
Untuk mengetahui efektifitas leaflet dengan tingkat pengetahuan pasien pre operasi
regional anestesi digunkan taraf spesifikasi yaitu α (0,05) :
a. Apabila p ≤0.05 = H₀ ditolak, berarti media leaflet teruji memliki efektivitas
sebagai media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien pre operasi
regional anestesi
b. Apabila p ≥ 0.05 = H₀ diterima, berarti media leaflet teruji tidak memliki
efektivitas sebagai media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien pre
operasi regional anestesi
3.9 ETIKA PENELITIAN
Menurut Hidayat (2014), etika penelitian diperlukan untuk menghindari terjadinya
tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian. Etik penelitian (ethical
clearance) yaitu melalui pengurusan pengajuan protokol etik penelitian kepada KEPK
Fakultas Kesehatan UHB yang selanjutnya akan menerbitkan ijin atau laik etik yang
dalam pelaksanaan penelitian akan sebagai bukti bahwa sebuah penelitian yang
dilakukan mahasiswa aman dan sudah laik untuk dijalankan oleh mahasiswa terkait
serta bahwa program studi telaah memberikan ijin. Dalam pelaksaaan penelitian
mahasiswa, mahasiswa juga didampingi oleh Dosen Pembimbing sebagai pengarah
sekaligus pemberi nasihat sebelum, pada saat dan setelah pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, P. R. (2017). Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Menurunkan


Kecemasan Pada Pasien Pre Anestesi Dengan Teknik Spinal. Jurnal Teknologi
Kesehatan, 13(1), 38–44.
Agustina, F. (2019). Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Informasi Pre Operasi Dengan
Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Inap. Masker Medika,Jurnal STIKES
Muhammadiyah PAaembang Volume 7, Nomor 2, Desember 2019, 7.
Bayram, J. M., Lawson, G. M., & Hamilton, D. F. (2019). The Knee The impact of a
preoperative information lea fl et on expectation management , satisfaction and patient
outcomes in patients undergoing knee arthroscopy. The Knee, xxxx, 7–12.
https://doi.org/10.1016/j.knee.2019.06.011
Dita Aulia, Yuli Ratna, Z. Z. (2016). Pengaruh Pemberian Informasi Informed Cinsent
Terhadap Perubahan Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani Tindakan Operasi di
SMC RS Telogorejo. Google Scholar, 24.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/jikk/article/view/388
Imani, R. I. (2020). Gambaran Kecemasan Pasien Preoperatif Sectio Caesarea dengan
anestesi spinal di RSIA Siti Hawa Padang. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 1(2), 111–
116. https://doi.org/10.25077/jikesi.v1i2.33

Jlala, H. A., Prancis, J. L., Foxall, G. L., Hardman, J. G., Intensif, P., Nottingham, U., Ng, N.,
Sakit, R., Nottingham, U., Trust, N. H. S., & Ng, N. (2010). ANESTESIA REGIONAL
Pengaruh informasi multimedia praoperasi pada perioperatif anestesi. 104(3), 369–374.
https://doi.org/10.1093/bja/aeq002
Kurniawan, Andika, Kurnia, E., & Triyoga, A. (2018). Pengetahuan Pasien Pre Operasi
Dalam Persiapan Pembedahan. Jurnal Penelitian Keperawatan, 4(2).
https://doi.org/10.32660/jurnal.v4i2.325
Kurniawan, Arif, Armiyati, Y., & Astuti, R. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pre
Operasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Hernia Di Rsud Kudus.
Jurnal Keperawatan, 6(2), 139–148.
Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran, W., Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A.,
Wiyono, B. ., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang, Y. J., Li, Y., & Chen, X. (2014). 済無
No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
5(2), 40–51.
Ortiz, J., Wang, S., Elayda, M. A., & Tolpin, D. A. (2015). Preoperative patient education:
can we improve satisfaction and reduce anxiety? Brazilian Journal of Anesthesiology
(English Edition), 65(1), 7–13. https://doi.org/10.1016/j.bjane.2013.07.009

Rizki, F. A., Hartoyo, M., & Sudiarto, S. (2019). Health Education Using the Leaflet Media
Reduce Anxiety Levels in Pre Operation Patients. Jendela Nursing Journal, 3(1), 49.
https://doi.org/10.31983/jnj.v3i1.4536

Anda mungkin juga menyukai