Disusun Oleh :
JOMBANG
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan kasus PRE EKLAMSIA BERAT di
Pada :
Hari :
Tanggal :
Disetujui Oleh :
…………………………………………
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur dan Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat
RUANG DRUPADI IRNA II RSUD JOMBANG yang merupakan tugas Praktik Lapangan
Keperawatan Maternitas Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU
Jombang.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan
ini. Oleh karena itu penyusun mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun bagi penyusun sehingga dapat menyempurnakan laporan selanjutnya.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Irma Wahyuni
KONSEP DASAR
3
PRE EKLAMSIA
A. Pengertian
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu (Helen Varney, 2007).
proteinuria yang timbul pada wanita hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20
B. Etiologi
sebagai berikut :
4. Diabetes melitus.
6. Kehamilan kembar.
7. Mola hidatidosa.
4
C. Faktor predisposisi
Penyebab pre eklamsia belum diketahui secara pasti, penyakit ini masih disebut
antara lain:
4) Status sosial ekonomi: pre eklamsia dan eklamsia lebih umum ditemui pada
fetalis.
antibody.
D. Patofisiologi
pembuluh darah ke semua organ, fungsi fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati
5
pada plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas
glomerolus, protein keluar melalui urin, asam urat menurun, garam dan air di
volume darah, edema berat dan berat badan naik dengan cepat.
epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi tetapi
merupakan komplikasi yang hebat dari PIH, enzim enzim hati seperti SGOT dan
menimbulkan symptom visual seperti skotoma (blind spot) dan pandangan kabur.
6
Pathway Pre Eklamsia
Eklamsia
Gangguan pertumbuhan
plasenta
7
E. Tanda dan Gejala
2. Penglihatan kabur.
ringan diantaranya:
1. Kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg;
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan.
8
11.Koma.
F. Pemeriksaan penunjang
c. Pemeriksaan edema.
e. Pemeriksaan funduskopik.
b. Uji laboratorium.
aminotranferase).
1. Roll-over test.
G. Pengkajian
a. Sirkulasi
(trombositopenia).
b. Eliminasi
Fungsi ginjal mungkin menurun (kurang dari 400ml/24jam) atau tidak ada.
9
c. Makanan/cairan
Mual, muntah. Penambahan berat badan 2+1b [0,9072kg] atau lebih dalam
Malnutrisi (kelebihan atau kurang berat badan 20% atau lebih besar),
Diabetes melitus.
d. Neurosensori
e. Nyeri/ketidaknyamanan
f. Penapasan
g. Keamanan
i. Seksualitas
10
j. Penyuluhan/pembelajaran
Remaja (di bawah usia 15 tahun) dan primigravida lansia (usia 35 tahun
(HKK).
H. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes presor supine (tes rollever) : dapat digunakan untuk memeriksa klien-klien
HKK.
rendah).
e. Smear perifer : Distensi sel – sel darah atau skistosit pada sindrom HELLP
trombosit pada kolagen yang dilepaskan dari pembuluh darah yang rusak.
masalah hepar.
11
j. Masa protrombin (PT), masa tromboplastin parsial (PTT), masa pembekuan
vaskuler
[BPP] karena kesenjangan waktu antara masalah janin dan hasil tes).
r. Tes stres kontraksi (CST) : Mengkaji respon janin terhadap stres kontraksi
uterus.
12
I. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
spiral).
13
menurun 1. Atur interval waktu
4. Nafas cuping hidung pemantauan respirasi sesuai
menurun kondisi pasien
5. Takikardia membaik 2. Dokumentasikan hasil
6. Sianosis membaik pemmantauan
7. Pola nafas membaik Edukasi
Jelaskan prosedur pemantauan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian terapi oksigen
2. Setalah dilakukan Management Hipervolemia
Hipervolemia b.d
tindakan keperawatan (I.03114)
Kehilangan
Observasi
dalam 1x60 menit
cairan aktif - Periksa tanda gejala
diharapkan hipervolemia
(D.0123) hypervolemia
dapat teratasi dengan
- Identifikasi penyebab
kriteria hasil:
hipervolemia
Keseimbangan cairan
- Moitor status hemodinamik
(L.03020)
- Monitor intake dan ouput
- Edema, dari sedang (3)
cairan
ke menurun (5)
Terapetik
- Tekanan darah, dari
- Timbang BB setiap hari
sedang (3) ke membaik
- Batasi asupan cairan dan
(5)
garam
- Denyut nadi radial,
- Tinggikan kepala 30-40o
dari sedang (3) ke
Edukasi
membaik
- Anjurkan melapor jika BB
(5)
bertambah lebih dari 1 kg
- Tekanan arteri, dari
dalam sehari
sedang (3) ke membaik Kolaborasi
(5) -kolaborasikan penggantian
kehilangan kalian akibat diuretik
14
fisik (D. 0077 dalam 1x24 jam - Identifikasi lokasi,
diharapkan Nyeri akut karakteristik, durasi,
dapat teratasi dengan frekuensi, kualitas dan
kriteria hasil: intensitas nyeri
- Identifikasi respon non
verbal
Tingkat Nyeri
(L.08066) - Identifikasi faktor
15
4. Defisit nutrisi Manajemen
Status Nutrisi (L.03030)
b.d peningkatan Nutrisi (I.03119)
Setelah dilakukan tindakan
kebutuhan Observasi
keperawatan 1 x 24 jam
metabolisme diharapkan status nutrisi dapat 1. Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi makanan yang
1. Porsi makan yang disukasi
dihabiskan meningkat 3. Monitor asupan makanan
2. Berat badan membaik Terapeutik
Tujuan :
16
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
Kriteria hasil :
yang ketat dari berat badan, TD, protein urine, dan edema.
indikasi.
Intervensi :
1.) Timbang berat badan klien secara rutin. Anjurkan klien untuk
1,5 kg/bln dalam trimester ke-2 atau lebih dari 0,5kg/minggu pada
2.) Bedakan edema kehamilan yang patologis dan fisiologis, pantau lokasi
Rasional : adanya edema pitting pada wajah, tangan, kaki, area skral
atau dinding abdomen, atau edema yang tidak hilang setelah 12 jam
tirah baring.
hemokonsentrasi.
17
4.) Kaji ulang masukan diet dari protein dan kalori. Berikan informasi
sesuai kebutuhan.
5.) Pantau masukan dan haluaran. Perhatikan warna urin, dan ukur berat jenis
sesuai indikasi.
darah. Oliguria menandakan hipovolemi berat dan ada masalh pada ginjal.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
2.) Lakukan tirah baring pada klien dengan posisi miring kiri.
18
Rasional : Meningkatkan aliran balik vena, curah jantung, dan perfusi
ginjal/plasenta.
Kriteria hasil :
2.) Tidak ada penurunan frekuensi jantung pada CST/OCT (contraction stress
Intervensi :
lingkungan, waktu dalam sehari dan siklus tidur bangun dari janin dapat
2.) Tinjau ulang tanda-tanda abrupsi plasenta (mis: perdarahan vagina, nyeri
yang positif.
kunjungan.
19
Rasional : penurunan fungsi plasenta dapat menyertai hipertensi. Strees
ultrasonografi.
hipertensi kehamilan.
Kriteria hasil :
Intervensi :
20
3.) Diskusikan ketersediaan anestesi dan analgesik.
klien teratasi.
Intervensi :
tertentu dari ansietas, yang menjadi lebih tinggi pada situasi berisiko tinggi.
ketidaktahuan karena perkiraan hasil akhir bagi klin dan janin kurang.
3.) Informasikan klien bahwa dokter anak akn datang pada saat kelahiran, bila
21
f. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas janin berhubungan dengan
Kriteria hasil :
Intervensi :
1.) Kaji denyut jantung janin, perhatikan perubahan periodik (akselerasi dan
2.) Tinggikan kaki klien, berikan oksigen melalui kanul nasal pada
10-12L/mnt.
3.) Siapkan untuk kelahiran vagina atau kelahiran sesaria tergantung pada
L. Discharge Planning
22
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsia berat
pengobatan medisinal.
pengobatan medisinal.
2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, refleks
4. Antasida
7. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
a. Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg atau
perfusi plasenta.
23
Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press
Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai
9. Kardiotonika
suntikan IM.
pemberian dosis awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gram IM setiap 6 jam
24
4) Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5
cc/kgBB/jam).
kematian jantung.
c) Berikan oksigen.
Pengobatan Obstetrik:
25
b) Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai Bishop kurang dari
aktif.
Kala I
1. Fase laten : 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio
sesaria.
Kala II
c. Perawatan Konservatif
26
intravenous, cukup intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong
3. Pengobatan obstetri :
27
DAFTAR PUSTAKA
Anik & Yulianingsih 2019, Asuhan kegawatdaruratan dalam Kebidanan, Trans Info Media,
Jakarta.
Saifuddin, Abdul B 2016, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
28
Prawirohardjo, Sarwono 2016, Ilmu Kebidanan Cetakan ke 2, edk 4, Bina Pustaka, Jakarta.
29