CI Institusi CI Institusi
CI Lahan
( Nurhaya, S.Tr.Keb)
NIP:
STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2022
A. Tinjauan Teori Pre Eklamsia Berat ( PEB)
1. Definisi
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan/atau edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011).
Preeklampsia berat ialah penyakit dengan tanda-tanda khas seperti
tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakanjaringan (edema), dan
ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga
terjadi pada trimester kedua
kehamilan (Rozihan, 2007).
2. Etiologi
Menurut Bobak (2005) preeklamsiaumumnya terjadipada kehamilan pertama,
kehamilan diusia remaja dan kehamilan wanita diatas 40th, namun ada
beberapa faktorresiko yang dapat menyebabkanterjadinyapreeklamsia, faktor
tersebut adalah :
a. Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus ataurematoid arthritis
b. Riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan
c. Kegemukan
d. Riwayat mengalamipreeklamsia sebelumnya
e. Riwayatpreeklamsia pada ibu atau saudaraperempuan
f. Gizi buruk
g. Gangguan aliran darah ke Rahim
h. Kehamilan kembar
3. Patofisiologi
Menurut Mochtar (2011) pada preeklamsia terdapat penurunan plasma dalam
sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokri, dimana perubahan pokok
pada preeklamsia yaitu mengalami spasme pembuluh darah, perlu adanya
kompensasi hipertensi yaitu suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir
agar oksigenasi
jaringantercukupi).
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler,
akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh
darah ke semua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati, dan otak
menurun sampai 40-60%.Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta
dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitifitas
terhadap oksitosin meningkat (Anik Maryunani, 2009).
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR (Glomerular Filtration Rate)
dan menimbulkan perubahan glomerulus, protein keluar melalui urine, asam
urat menurun, garam dan air ditahan, tekanan osmotic plasma menurun, cairan keluar
dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah
dan edema jaringan berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklampsia berat
terjadi penurunan volume darah, edema berat, dan berat badan naik dengan cepat
(Anik Maryunani, 2009). Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati,
edema hepar, dan hemoragik subkapsular menyebabkan ibu hamil
mengalami nyeri
epigastrium ataunyeripadakuadran atas.
8. Tanda gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, pandangan kabur dan
spasme arteri retina pada funduskopi, mual dan muntah serta emosi mudah
marah (Anik Maryunani, 2009)
5. Pemeriksaan Leopold
L1 : Pemeriksaan Leopold 1 bertujuan untuk menentukan bagian teratas dari fundus
uteri, apakahkepala atau bokongyang berada pada fundus uteri.
L2 : Pemeriksaan Leopold 2 bertujuan untuk menentukan bagian janin yang berada
padakedua sisi uterus, tentukan letak punggung janin berada di sisimana,
L3 : Pemeriksaan Leopold 3 bertujuan untuk menentukanbagianterendah janin
yang terletak paling dekat dengan serviks, bagian janin inilah yang pertama
kontak
dengan jaripada saatpemeriksaan vagina, umumnya kepala atau bokong.
L4 : Pemeriksaan Leopold 4 bisa dilakukanjika kepala janin sudah berada di posisi
bawah, dan bertujuan untuk menentukan sudah berapa jauh kepala janin
masuk
pintupanggul.
Suplaidarah ke plasenta
perfusi uteroplasenta
Gang. Pertumbuhan
Iske plasenta
. Suplai O2 dan
nutrisi janin
IUGR
Pelepasan Pelepasan rennin
tropoblastik
Mengaktifkan
angiotensin I- II Lahir premature Resiko tinggi cede
Endoteliosis
Endotheliosis Glumerulus janin
Menghasilkan aldosteron
Risiko Proteinuria
perdarahan kelelahan Retensi Na dan Air volume darah
Sindrom hipoventilasi
Edema
Sumber: Lily Yulaikha (2009
Desakan uterus ke
Edema diafragma
Pola nafas
tidak efektif
8. Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, pada kecurigaan preeklamsia
berat sebaiknya di periksa juga hal-hal berikut ini :
9. Komplikasi
1. Ischemia Uteroplacenta
a. IUGR
b. IUFD
c. Solusio Plasenta
2. Spasme Arteriolar
a. Perdarahan serebral
b. Gagaljantung, ginjal, dan hati
c. Abatio retina
d. Trombo embolisme
e. Gangguan pembekuan darah
3. Kejang dan Koma
a. Sianosis
b. Aspirasi air ludahmenambah gangguan fungsiparu
c. Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan
jantung mendadak
d. Lidahdapattergigit
e. Jatuh dari tempat menyebabkan fraktur dan luka-luka
f. Gangguan fungsi ginjal
g. Perdarahan dan ablatio retina
h. Gangguan fungsi hati
10. Pencegahan
1. Pencegahan Non Medis
a. Restriksi garam
b. Suplementasi diet yang mengandung hal – hal berikut ini
i. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh,
misalnyaomega-3 PUFA
ii. Elemen logamberat: zinc, magnesium, kalsium
iii. Tirah baring (Fadlun, 2012).
2. Medis
a. Deuretika
b. Antihipertensi
c. Kalsium: 1.500 – 2000mg/ hari
d. Magnesium: 365/hari
e. Zinc: 200mg/hari
f. Obat antitrombotik :
1) Aspirin dosis rendah: rata – rata dibawah 100mg/hari.
1. Pengkajian
1. Identitas pasien
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama,
umur, Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat, nomer rekam
medis (RM), tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal pengkajian, dan kaji
identitas
penanggung jawab ataspasien.
2. Datariwayat kesehatan
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan yang paling
dirasakan pada pasien saat dilakukan pengkajian.
a. Riwayat kesehatan dahulu
1) Kemungkinan ibumenderita penyakithipertensi sebelumhamil.
2) Kemungkinan ibumempunyairiwayatpreeklamsia pada kehamilan terdahulu.
3) Biasanyamudah terjadipadaibu dengan obesitas.
4) Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Ibumerasa sakit kepala di daerah frontal.
2) Terasa sakit diulu hati/nyeri epigastrium.
3) Gangguan virus: penglihatankabur, scotoma, dan diplopia.
4) Mual dan muntah, tidak adanafsu makan.
5) Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, reflex tinggi, dantidak tenang
6) Edema pada ektremitas.
7) Tengkukterasaberat.
8) Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
c. Riwayat kesehatankeluarga
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya, apakah pasien dan
keluarga memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, atau dibetes
melitus (DM) serta kemungkinan memiliki riwayat preeklamsia serta
eklamsia dalam
keluarga.
d. Riwayat obstetrik dan ginekologi
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat
menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang
lalu, riwayat
kehamilannya saat ini, dan riwayat keluarga berencana.
e. Polakebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada pasien seperti
pengkajian pada pernafasan, nutrisi (makan dan minum), eliminasi (BAB
dan BAK), gerak badan atau aktivitas, istirahat tidur, berpakaian, rasa nyaman
(pasien merasakan adanya dorongan meneran, tekanan ke anus, perinium
menonjol). Kebersihan diri, rasa aman, pola komunikasi atau hubungan pasien
dengan orang
lain, ibadah, produktivitas, rekreasi, kebutuhan belajar.
3. Pemeriksaan fisik biologis
a. Keadaan umum: lemah.
b. Kepala: sakit kepala, wajah edema.
c. Mata: konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
d. Pencernaan abdomen: nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual, dan muntah.
e. Ektremitas: edema pada kaki, tangan, dan jari-jari.
f. System pernafasan: hiper refleksia, klonus pada kaki.
g. Genitourinaria: oliguria, proteinuria.
h. Pemeriksaan janin: bunyi jantung janintidakteratur, gerakanjaninmelemah.
4. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang dilakukan atas indikasi tertentu yang digunakan
untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas. Pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan data penunjuang seperti pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan
ultrasonography (USG).
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah.
2) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12- 14 gr%).
3) Hematokrit meningkat (nilairujukan 37-43 vol%).
4) Trombosit menurun (nilairujukan 150-450 ribu/mm3).
a. Pemeriksaan fungsi hati.
1) Bilirubin meningkat
2) LDH (laktat dehydrogenase) meningkat.
3) Serum glutamate oirufat transaminase (SGOT) meningkat.
4) Total protein serum menurun.
b. Tes kimia darah: asamurat meningkat.
c. Radiologi
1) Ultrasonografi Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta
volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi: diketahui denyut jantung bayi lemah.
3) Data social ekonomi, preeklamsia berat lebih banyak terjadi pada wanita
serta golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan
yang mengandung protein sertakurang melakukan perawatan antenatal
yangteratur.
4) Data psikologis, ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang labil serta
mudah marah, ibu merasa khawatir dengan keadaan dirinya serta keadaan
janin dalam kandungannya, karena ibu akan merasa takut dengan anaknya
akan lahir cacat ataumeninggal dan takutuntukmelahirkan.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Keletihan yang berhubungan dengan ansietas, peningkatan kelelahan fisik, kurang
tidur, stresor
b. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan ansietas, keletihan, nyeri,
keletihan otot pernafasan,sindrom hipoventilasi
c. Risiko tinggi foetal distres janin yang dibuktikan dengan perubahan pada plasenta
d. Perfusi perifertidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangterpapar informasi
f. Risikoperdarahan dibuktikan dengan ketuban pecah sebelumwaktunya
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasion
Keperawatan kriteria Keperawatan (SIKI) al
Hasil (SLKI)
(SDKI)
1. Ketidakefekt Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas:
ifan pola keperawatan selama 2 x 24 Observasi : 1. Mengetahui
nafas yang jam, diharapkan pola nafas 1. Monitor pola nafas frekuensi
sehingga
oksigenasi
juga
Kolaborasi : membaik