Nim :223111075
2022
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Preeklamsia atau biasa disebut Kehamilan Incduced Hypertension (PIH) kehamilan atau
toksemia kehamilan, ditandai dengan Tekanan darah meningkat, oedema, bahkan adanya
proteinuria. Biasanya preeklamsia terjadi pada ibu yang usia kehamilannya 20 minggu
keatas atau tiap triwulan dari kehamilan, pada kehamilan 37 minggu tersebut umumnya
preeklamsia biasa terjadi hingga minggu pertama setelah persalinan (Lalenoh, 2018).
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minggu
2. ETIOLOGI
Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi Pada
umumnya disebabkan oleh (vasopasme arteriola). Faktor – faktor lain yang dapat diperkirakan
a. Usia Ibu
Usia merupakan usia individu terhitung mulai saat individu dilahirkan sampai
saat berulang tahun, semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam proses berfikir. Insiden tertinggi pada kasus
preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun, namun prevalensinya meningkat
b. Usia Kehamilan
gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi di bawah usia kehamilan 20 minggu,
masih dikategorikan dalam hipertensi kronik. Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi
pada minggu > 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan maka semakin berisiko
terjadinya preeklampsia.
c. Paritas
Paritas merupakan keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu.
Menurut Manuaba paritas adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi menjadi
beberapa istilah:
kalinya.
2) Multipara: seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih dari satu kali.
3) Grande Multipara: wanita yang telah melahirkan janin lebih dari lima kali.
dengan tingginya kejadian preeklampsia berat, preeklampsia onset dini, dan dampak
e. Genetik
tiga kali lipat adanya riwayat preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko sebanyak
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes, kemungkinan akan terkena
g. Obesitas
indeks masa tubuh. Sebuah studi kohort mengemukakan bahwa ibu dengan indeks masa
tubuh >35 akan memiliki risiko mengalami preeklampsia sebanyak 2 kali lipat.
kehamilan selanjutnya, terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan darah tinggi
menahun.
Menurut Mitayani (2012), preeklamsia memiliki dua gejala yang sangat penting yaitu
hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab dari kedua
a. Tekanan darah
pada preeklamsia. Tekanan diastolik adalah tanda prognostik yang lebih andal
dibandingkan dengan tekanan sistolik. Pada tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau
bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan adalah tanda pertama preeklamsia
pada sebagian wanita. Peningkatan berat badan normal ialah 0,5 kg per minggu. Apabila 1
Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena retensi cairan serta selalu dapat
ditemukan sebelum timbulnya gejala edema yang tampak jelas seperti kelopak mata yang
c. Proteinuria
Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua,
atau tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat ditemukan serta dapat mencapai
berikut.
1) Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi pada kasus-
kasus berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital, dan tidak sembuh
2) Nyeri epigastrium
Adalah keluhan yang sering ditemukan pada preeklamsia berat. Keluhan ini
disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat edema atau perdarahan.
3) Gangguan penglihatan
iskemia, serta edema retina serta pada kasus-kasus yang langka disebabkan oleh ablasio
Menurut (Lalenoh, 2018) klasifikasi preeklamsia atau hipertensi dalam kehamilan terbagi
3, yaitu :
1) Preeklamsia Ringan
a) Kenaikan TD 140/90mmHg
b) Adanya pembengkakan kaki, muka, jari tangan serta berat badan naik 1kg lebih tiap
minggunya
c) Adanya Proteinuria
2) Preeklamsia Sedang
3) Preeklamsia Berat
(Eklampsia)
5. Patofisiologi
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan ritensi garam serta air.
Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteiola glomelurus. Dalam beberapa kasus, lumen
arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika
semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sehingga usaha
untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi (Sofian,
2015).Sedangkan kenaikan berat badan serta edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang
yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui penyebabnya, mungkin karena
retensi air serta garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteliola sehingga terjadi
Kerusakan Glomerulus
Aliran Darah Berkurang Kebutuhan Nutrisi Janin Terjadi Mikro Emboli Edema
Tidak Terpenuhi Pada Hati (Kerusakan Liver)
Ketidakefektifan
Protein Plasma Dalam Tubuh ↓ Gangguan Pola Nafas Pandangan Kabur
Eliminasi Urin
Dilakukan Pembedahan
8. Penatalaksanaan
3) Menurunkan atau mengatasi risiko janin (pertumbuhan janin yang terlambat, solusio
4) Melahirkan dengan cara yang aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur, atau
imatur jika diketahui adanya resiko pada janin dan klien juga lebih berat jika persalinan ditunda
lebih lama.
7) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap satu kali dalam
seminggu
8) Indikasi rawat: jika terjadi perburukan, tekanan darah tidak menurun setelah dua minggu
1kg/minggunya dua kali secara berurutan, atau jika klien menunjukkan tanda-tanda
preeklamsia berat. Silahkan berikan obat antihipertensi.
10) Pengakhiran kehamilan: ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, kecuali ditemukan
pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eclampsia, atau indikasi terminasi
11) Persalinan pada preeklamsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan bantuan
medisinal
medisinal
g. INTERVERENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan
Adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan.Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
lingkungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga,
atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
i. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada pasien dengan gangguan personal hygiene berdasarkan dengan kriterian
pasien mampu mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat
bantu, mampu untuk merawat mulut dan gigi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu, serta
mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan hygiene oral.