OLEH:
NIM: 2014314901035
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan
tentang “Pneumonia” Tak lupa pula penulis haturkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini, begitu pula dengan dosen yang telah
mebimbing penulis dalam tugas ini. Meskipun banyak kekurangan yang terdapat di dalam
pembahasaan ini, tetapi penulis selalu berusaha agar laporan yang penulis buat dapat
bermanfaat baik bagi penulis sendiri ataupun orang lain. Penulis sangat berharap kepada
pembaca yang telah membaca untuk bisa memberikan kritik dan saran,agar kedepannya
penulis bisa membuat laporan yang lebih baik.
Penulis
2
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................30
3.2 Saran..............................................................................................................30
Daftar Pustaka
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2 Etiologi Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyebab diantaranya:
a. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus,
streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.
Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat, setelah
system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri
tersebut segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
b. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini menyerang
saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat memicu pneumonia,
terutama pada anak-anak.
c. Organisme mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis ini
berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia yang
diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut
pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang segala jenis usia.
d. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans
e. Aspirasi seperti pada lambung
f. Pneumonia juga disebabkan oleh terapi radiasi (terapi radisasi untuk kanker
payudara/paru) biasanya 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai ini
menyebabkan pneumonia radiasi. Bahan kimia biasanya karena mencerna
kerosin atau inhalasi gas menyebabkan pneumonitis kimiawi. Karena
aspirasi/inhalasi (kandungan lambung) terjadi ketika refleks jalan nafas
protektif hilang seperti yang terjadi pada pasien yang tidak sadar akibat obat-
obatan, alkohol, stroke, henti jantung atau pada keadaan selang nasogastrik
tidak berfungsi yang menyebabkan kandungan lambung mengalir di sekitar
selang yang menyebabkan aspirasi tersembunyi.
8
2.3 Klasifikasi Pneumonia
Secara garis besar pneumonia dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Aspirasi pneumonia :
Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru-paru.Pada bayi
baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau ASI.
2) Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri seperti streptococcus
pneumonia dan haemophylus influenzae. Gejala akan muncul 1-2 hari setelah
terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari demam,batuk lalu sesak nafas.
3) Pneumonia akibat faktor lingkungan
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi. Bila tidak
segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan bronchitis dan
selanjutnya menjadi pneumonia.
9
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang
sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut,
dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru. Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu
mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang
dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada
pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan
bawah. Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang
paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru,
ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di
paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan
paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah. Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab
pneumonia (Sipahutar, 2007).
10
2.5 Komplilkasi Pneumonia
1) Efusi pleura
2) Hipoksemia
3) Pneumonia kronik
4) Bronkaltasis
11
2.7 Penatalaksanaan Pneumonia
Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia biasanya berupa pemberian
antibiotic yang efektif terhadap organisme tertentu, terapi O2 untuk menanggulangi
hipoksemia. Beberapa contoh pemberian antibiotic seperti :
Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
Eritromisin,tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonimikroplasma.
Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
Do : kebersihan jalan nafas
- Pasi
en menggunakan
alat bantu nafas NK
3 lpm
- Pasi
en terlihat batuk
kering
- TTV
:
TD :89/52
N:79
RR:26
SPO2: 96
- Hb :
10 g/dl
13
- Pasi
en mengatakan
badanya lemas Batuk
Do: Penekanan
- KU: diafragma dan Abdomen
Lemah
- Mak
anan dari RS masih Menekan gaster
utuh
- TTV
: Anoreksia
TD :89/52
N:79
RR:26 Nutrisi berkurang
SPO2: 96
- Hb :
10 g/dl Resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
- Pasi
en mengatakan Paru –paru
lemas
- Pasi
en mengatakan Bronkus alveoli
tidak kuat duduk
Infeksi (peradangan)
Do:
- KU Odema
lemah
- Akti
vitas pasien semua Dispnea
dibantu keluarga
- GCS
4-5 Penurunan sel darah
- TTV
:
TD :89/52 Anemia
N:79
RR:26
SPO2: 96 Kelemahan fisik
- Hb :
14
10 g/dl
- Kek Intoleransi aktivitas
uatan otot
4 4
4 4
15
16
17
18
19
20
21
22
23
3.4 Asuhan Keperawtan
No Diagnosa NOC NIC
Kode: 3350
Definisi : sekumpulan data dan analisis
24
keadaan pasien untuk memastikan kepatenan
jalan nafas dan kecukupan pertukaran gas.
Aktivitas-aktivitas :
Monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernafas.
Catat pergerakan dada, catat
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot
bantu nafas, dan retraksi pada otot
supraclaviculas dan interkosta.
Monitor pola nafas (misalnya,
bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
pernafasan kusmaul, pernafasan 1:1,
apneustik, respirasi biot, dan pola
ataxic).
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru.
Auskultasi suara nafas, catat area dimana
terjadi penurunan atau tidak adanya
ventilasi dan keberadaan suara nafas
tambahan,
Auskultasi suara nafas setelah tindakan,
untuk dicatat.
Monitor keluhan sesak nafas pasien,
termasuk kegiatan yang meningkatkan
atau memperburuk sesak nafas tersebut.
Berikan bantuan terapi nafas jika
diperlukan (misalnya, nebulizer
25
kebutuhan tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolic Definisi : Menyediakan dan meningkatkan
b.d pola makan Skala Target Outcome dipertahankan pada 3 intake nutrisi yang seimbang.
menurun ditingkatkan ke 5 Aktivitas-aktivitas :
(Skala 1-5, skala 1: sangat menyimpang dari Tentukan status gizi pasien dan
rentang normal, skala 5: tidak menyimpang dari kemampuan pasien untuk memenuhi
rentang normal) kebutuhan nutrisi
26
(skala 1-5, 1: sangat terganggu, 5: tidak Aktivitas-aktivitas :
terganggu) Pertimbangkan kemampuan klien dalam
berpartisipasi melalui aktivitas spesifik.
Skala Outcome Keseluruhan Berkolaborasi dengan (ahli) terapis fisik
Indikator okupasi dan terapis rekreasional dalam
1 2 3 4 5
perencanaan dan pemantauan program
000501 Saturasi aktivitas, jika memang diperlukan.
oksigen ketika 1 2 3 4 5 Pertimbangkan komitmen klien untuik
beraktivitas meningkatkan frekuensi dan jarak
000502 Frekuensi aktivitas.
1 2 3 4 5
nadi ketika beraktivitas Dorong keterlibatan dalam aktivitas
000503 Frekuensi kelompok maupun terapi, jika memang
bernafas ketika 1 2 3 4 5 diperlukan.
beraktivitas Bantu dengan aktivitas fisik secara
000508 teratur (misalnya, ambulansi, transfer
Kemudahan bernafas 1 2 3 4 5 atau berpindah, berputar dan kebersihan
ketika beraktivitas diri), sesuai dengan kebutuhan.
000504 Tekanan berikan aktivitas motorik untuk
darah sistolik ketika 1 2 3 4 5 mengurangi terjadinya kejang otot.
beraktivitas
Bantu klien untuk meningkatkan
000505 Tekanan motivasi diri dan penguatan.
darah diastolik ketika 1 2 3 4 5
Monitor respon emosi, fisik, social dan
bernafas
spiritual terhadap aktivitas.
000506
Tekanan/hasil EKG 1 2 3 4 5
(Elektrokardiogram)
000507 Warna
1 2 3 4 5 0104 Peningkatan Mekanika Tubuh
kulit Definisi : memfasilitasi penggunaan postur
000509 Kecepatan
1 2 3 4 5 dan penggerakan dalam aktivitas sehari-hari
berjalan untuk mencegah kelelahan dan ketegangan
000510 Jarak
1 2 3 4 5 atau injuri musculoskeletal.
berjalan Aktivitas-aktivitas :
27
000511 Toleransi Kaji komitmen pasien untuk belajar dan
1 2 3 4 5
dalam menaiki tangga menggunakan postur (tubuh) yang benar.
000516 Kekuatan Kolaborasi dengan fisioterapi dalam
1 2 3 4 5
tubuh bagian atas mengembangkan peningkatan mekanika
000517 Kekuatan tubuh.
1 2 3 4 5
tubuh bagian bawah Kaji pemahaman pasien mengenai
000518 mekanika tubuh dan latihan.
Kemudahan dalam Informasikan pada pasien tentang
melakukan Aktivitas 1 2 3 4 5 pentingkan postur yang benar untuk
Hidup Harian (Activities mencegah kelelahan,ketegangan dan
of Daily Living/ADL) injuri.
000514 Edukasi pasien mengenai bagaimana
Kemampuan untuk menggunakan postur tubuh yang benar.
1 2 3 4 5
berbicara ketika Kaji kesadaran pasien tentang
melakukan aktivitas fisik abnormalitas musculoskeletal.
Edukasi penggunaan matras atau tempat
duduk jika di indikasikan.
Instruksikan pasien agar tidak tidur
telungkup.
Bantu pasien untuk memposisikan tidur
yang tepat
Bantu pasien untuk menghindari duduk
dalam waktu yang lama dan posisi yang
sama.
Intruksikan pasien untuk menggerakan
kaki terlebih dahulu kemudian badan
ketika memulai berjalan dari posisi
berdiri
Gunakan prinsip mekanika tubuh ketika
menangani pasien dan memindah
peralatan
28
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi latihan postur yang
sesuai.
29
A: Masalah Intoleransi Aktivitas
teratasi sebgain
P: Intervensi dilanjutkan
N:79
RR:26
30
SPO2: 96
- Hb : 10 g/dl
P: Interveni dilanjutkan
31
RR:26
SPO2: 96
- Hb : 10 g/dl
- Kekuatan otot
4 4
4 4
P: Intervensi dilanjutkan
32
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pneumonia atau radang paru-paru ialah inflamasi paru-paru yang disebabkan
oleh bakteria, virus atau fungi. Ia juga dikenali sebagai pneumonitis, bronchopneumonia
dan community-acquired pneumonia (Mansjoer, 2000). Menurut Price (2005)
pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu
infeksi . Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus,
streptococus, virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air) dan jamur. Manifestai klinis dari pneumonia adalah
batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercostal,
Penggunaan otot bantu nafas, demam, ronchii cyanosis
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami
tentang pneumonia dan besar harapan penulis semoga kritik dan saran pembaca dapat
membantu dalam perbaikan makalah ini.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Depkes
RI
Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid I, Peneribit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Bare Brenda G & Smeltzer Suzan C. (2000). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1,
EGC, Jakarta.
Betz, C. L., & Sowden, L. A 2002, Buku saku keperawatan pediatri, RGC, Jakarta.
Dahlan, Zul. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 edisi 4. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Doenges, Marilynn, E. dkk (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arief dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa,
Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pneumonia Atypik Mycobacterium. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.
Prize, Sylvia dan Wilson Lorraine. 2006. Infeksi Pada Parenkim Paru: Patofisiologi Konsep
Klinis dan Proses-proses Penyakit volume 2 edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
34