Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

DI RUANG KRISAN RSUD KARSA HUSADA KOTA BATU

DEPARTEMEN MEDIKAL BEDAH

OLEH:

Karina Indana Zulfa

NIM: 2014314901035

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan
tentang “Pneumonia” Tak lupa pula penulis haturkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini, begitu pula dengan dosen yang telah
mebimbing penulis dalam tugas ini. Meskipun banyak kekurangan yang terdapat di dalam
pembahasaan ini, tetapi penulis selalu berusaha agar laporan yang penulis buat dapat
bermanfaat baik bagi penulis sendiri ataupun orang lain. Penulis sangat berharap kepada
pembaca yang telah membaca untuk bisa memberikan kritik dan saran,agar kedepannya
penulis bisa membuat laporan yang lebih baik.

Batu, 10 November 2021

Penulis

2
3
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................................i

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................ii

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II Kajian Pustaka

2.1 Definisi Pneumonia.........................................................................................4

2.2 Etiologi Pneumonia.........................................................................................6

2.3 Patofisiologi Pneumonia..................................................................................7

2.5 Manifestasi Klinis Pneumonia.........................................................................8

2.6 Komplikasi Pneumonia....................................................................................9

2.7 Pemeriksaan Penunjang Pneumonia................................................................9

2.8 Penatalaksanaa Medis Pneumonia...................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Analisa Data...................................................................................................21

3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................23

3.3 Rencana Keperawatan....................................................................................24

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................30

3.2 Saran..............................................................................................................30

Daftar Pustaka
4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya
menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika.Meskipun sudah ada kemajuan
dalam bidang antibiotic, pneumonia tetap merupakan penyebab keatian keenam di
Amerika Serikat.Mnculnya orhanisme nosokomial, yang resisten terhadap antibiotic,
ditemukannya organism-organisme baru (seperti Legionella), bertambahnya jumlah
pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit seperti AIDS semakin
memperluas spectrum dan derajat kemungkinan penyebab-penyebab pneumonia, dan
ini juga menjelaskan mengapa pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang
mencolok.Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon
imunitas mererka masih belum berkembang dengan baik.Pneumonia pada orang tua
dan orang yang lemah akibat penyakit kronik tertentu.Pasien peminum alcohol, pasca
bedah dan penderita penyakit pernapasan kronik atau infeksi virus juga mudah
terserang penyakit ini. Hamper 60% dari pasien-pasien yang kritis di ICU dapat
mendeerita pneumonia, dan setengah dari pasien-pasien tersebut akan meninggal.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pneumonia?


2. Apa etiologi Pneumonia?
3. Apa patofisiologi Pneumonia?
4. Apa Manifestasi Klinis Pneumonia?
5. Apa Komplikasi Pneumonia?
6. Apa Pemeriksaan Penunjang Pneumonia?
7. Apa Penatalaksanaan Medis Pneumonia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami pengertian Pneumonia


2. Untuk memahami etiologi Pneumonia
3. Untuk memahami patofisiologi Pneumonia
4. Untuk memahami manifestasi klinis Pneumonia
5. Untuk memahami komplikasi Pneumonia
6. Untuk memahami komplikasi Pneumonia
7. Untuk memahami pemeriksaan penunjang Pneumonia
8. Untuk memahami penatalaksaan medis Pneumonia

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pneumonia


Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.(Axton & Fugate, 1993).
Pneumonia atau radang paru-paru ialah inflamasi paru-paru yang disebabkan oleh
bakteria, virus atau fungi. Ia juga dikenali sebagai pneumonitis, bronchopneumonia
dan community-acquired pneumonia (Mansjoer, 2000).
Menurut Price (2005) pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
biasanya berasal dari suatu infeksi. Pneumonia adalah peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Dahlan, 2007).
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan di dalam alveoli.Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen
atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran.
Trakhabrnkialis, adalah beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan
sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi,
pipa endotrakheal, dan lain-lain.Dengan demikian flora endogen yang menjadi
patogen ketika memasuki saluran pernapasan.( Ngasriyal, 1997).
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri,
virus atau fungi yang menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.

7
2.2 Etiologi Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyebab diantaranya:
a. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus,
streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.
Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat, setelah
system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri
tersebut segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
b. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini menyerang
saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat memicu pneumonia,
terutama pada anak-anak.
c. Organisme mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis ini
berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia yang
diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut
pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang segala jenis usia.
d. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans
e. Aspirasi seperti pada lambung
f. Pneumonia juga disebabkan oleh terapi radiasi (terapi radisasi untuk kanker
payudara/paru) biasanya 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai ini
menyebabkan pneumonia radiasi. Bahan kimia biasanya karena mencerna
kerosin atau inhalasi gas menyebabkan pneumonitis kimiawi. Karena
aspirasi/inhalasi (kandungan lambung) terjadi ketika refleks jalan nafas
protektif hilang seperti yang terjadi pada pasien yang tidak sadar akibat obat-
obatan, alkohol, stroke, henti jantung atau pada keadaan selang nasogastrik
tidak berfungsi yang menyebabkan kandungan lambung mengalir di sekitar
selang yang menyebabkan aspirasi tersembunyi.

8
2.3 Klasifikasi Pneumonia
Secara garis besar pneumonia dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Aspirasi pneumonia :
Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru-paru.Pada bayi
baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau ASI.
2) Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri seperti streptococcus
pneumonia dan haemophylus influenzae. Gejala akan muncul 1-2 hari setelah
terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari demam,batuk lalu sesak nafas.
3) Pneumonia akibat faktor lingkungan
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi. Bila tidak
segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan bronchitis dan
selanjutnya menjadi pneumonia.

2.4 Patofisiologi Pneumonia

Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif seperti


menghirup bibit penyakit di udara.Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan
normal melindungi paru dari infeksi.Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila
suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut
yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di
alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks.Virus,
mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat
mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial.Hal ini menyebabkan
lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada
bronkiolitis.

9
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang
sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut,
dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru. Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu
mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang
dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada
pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan
bawah. Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang
paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru,
ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di
paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan
paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah. Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab
pneumonia (Sipahutar, 2007).

2.4 Manifestasi Klinis Pneumonia


a) Batuk nonproduktif
b) Ingus (nasal discharge)
c) Suara napas lemah
d) Retraksi intercostal
e) Penggunaan otot bantu nafas
f) Demam
g) Ronchii
h) Cyanosis
i) Leukositosis
j) Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
k) Batuk
l) Sakit kepala
m) Kekakuan dan nyeri otot
n) Sesak nafas
o) Menggigil
p) Berkeringat
q) Lelah.

10
2.5 Komplilkasi Pneumonia

1) Efusi pleura

2) Hipoksemia

3) Pneumonia kronik

4) Bronkaltasis

5) Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang


diserang tidak mengandung udara dan kolaps).

6) Komplikasi sistemik (meningitis)

2.6 Pemeriksaan Pneumonia


a) Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat
juga menyatakan abses)
b) Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
c) Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
d) Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e) Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f) Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
g) Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

11
2.7 Penatalaksanaan Pneumonia
Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia biasanya berupa pemberian
antibiotic yang efektif terhadap organisme tertentu, terapi O2 untuk menanggulangi
hipoksemia. Beberapa contoh pemberian antibiotic seperti :
 Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
 Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
 Eritromisin,tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonimikroplasma.
 Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
 Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
 Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
 Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1.1 Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1 Ds : Kebersihan jalan nafas Odema


tidak efektif
- Pasi
en mengatakan Sekret meningkat
sesak nafas
- Pasi
en mengatakan Dispnea
batuk
- Pasi
en mengatakan Batuk
lemas

Ketidakefektifan
Do : kebersihan jalan nafas
- Pasi
en menggunakan
alat bantu nafas NK
3 lpm
- Pasi
en terlihat batuk
kering
- TTV
:
TD :89/52
N:79
RR:26
SPO2: 96
- Hb :
10 g/dl

2 Ds: Resiko ketidakseimbangan Infeksi peradangan


nutrisi kurang dari
- Pasi kebutuhan tubuh
en mengatakan Odema
tidak nafsu makan
- Pasi
en mengatakan
pusing kepala Secret meningkat

13
- Pasi
en mengatakan
badanya lemas Batuk

Do: Penekanan
- KU: diafragma dan Abdomen
Lemah
- Mak
anan dari RS masih Menekan gaster
utuh
- TTV
: Anoreksia
TD :89/52
N:79
RR:26 Nutrisi berkurang
SPO2: 96
- Hb :
10 g/dl Resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

3. Ds: Intoleransi aktivitas Virus, Bakteri, Jamur

- Pasi
en mengatakan Paru –paru
lemas
- Pasi
en mengatakan Bronkus alveoli
tidak kuat duduk

Infeksi (peradangan)

Do:
- KU Odema
lemah
- Akti
vitas pasien semua Dispnea
dibantu keluarga
- GCS
4-5 Penurunan sel darah
- TTV
:
TD :89/52 Anemia
N:79
RR:26
SPO2: 96 Kelemahan fisik
- Hb :

14
10 g/dl
- Kek Intoleransi aktivitas
uatan otot

4 4

4 4

3.2 Prioritas Diagnose Keperawatan


1. Ketidakfektifan kebersihan jalan nafas b.d inflamasi adanya secret
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d pola makan menurun
3. Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan fisik

15
16
17
18
19
20
21
22
23
3.4 Asuhan Keperawtan
No Diagnosa NOC NIC

1. Ketidakefektifan Status Pernafasan: Ventilasi 1. Bantuan Ventilasi


kebersihan jalan Kode : 0403
nafas b.d Kode : (3390)
Definisi : keluar masuknya udara dari dan ke Definisi: peningkatan suatu pola pernafasan
inflmasiadanya
dalam paru. Skala Target Outcome dipertahankan spontan optimal yang memaksimalkan
secret
pada 2 ditingkatkan ke 4 pertukaran oksigen dan karbon dioksida
Indikator dalam paru-paru.
04030 Frekuensi 1 2 3 4 5
1 pernafasan Aktivitas-aktivitas:
04030 Irama pernafasan 1 2 3 4 5  Pertahankan kepatenan jalan nafas
2  Posisikan pasien untuk mengurangi
04030 Kedalaman inspirasi 1 2 3 4 5 dispneu
3
04031 Suara perkusi nafas 1 2 3 4 5  Auskultasi suara nafas, catat area
8 penurunan atau tidak adanya ventilasi
04030 Penggunaan otot 1 2 3 4 5
 Monitor kelelahan otot pernafasan
9 bantu nafas
04031 Suara nafas 1 2 3 4 5  Pertahankan oksigen tambahan seperti
0 tambahan yang ditentuka
04031 Restraksi otot dada 1 2 3 4 5
 Monitor pernafasan dan status
1
oksigenasi
04032 Pengembangan 1 2 3 4 5
9 dinding dada tidak
simetris  2. Monitor Pernafasan

Kode: 3350
Definisi : sekumpulan data dan analisis

24
keadaan pasien untuk memastikan kepatenan
jalan nafas dan kecukupan pertukaran gas.
Aktivitas-aktivitas :
 Monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernafas.
 Catat pergerakan dada, catat
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot
bantu nafas, dan retraksi pada otot
supraclaviculas dan interkosta.
 Monitor pola nafas (misalnya,
bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
pernafasan kusmaul, pernafasan 1:1,
apneustik, respirasi biot, dan pola
ataxic).
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru.
 Auskultasi suara nafas, catat area dimana
terjadi penurunan atau tidak adanya
ventilasi dan keberadaan suara nafas
tambahan,
 Auskultasi suara nafas setelah tindakan,
untuk dicatat.
 Monitor keluhan sesak nafas pasien,
termasuk kegiatan yang meningkatkan
atau memperburuk sesak nafas tersebut.
 Berikan bantuan terapi nafas jika
diperlukan (misalnya, nebulizer

2. Ketidak seimbangan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari Definisi : sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap Kode 1100

25
kebutuhan tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolic Definisi : Menyediakan dan meningkatkan
b.d pola makan Skala Target Outcome dipertahankan pada 3 intake nutrisi yang seimbang.
menurun ditingkatkan ke 5 Aktivitas-aktivitas :
(Skala 1-5, skala 1: sangat menyimpang dari  Tentukan status gizi pasien dan
rentang normal, skala 5: tidak menyimpang dari kemampuan pasien untuk memenuhi
rentang normal) kebutuhan nutrisi

 Identifikasi adanya alergi atau intoleransi


Skala Outcome Keseluruhan
makanan bagi pasien
Indikator 1 2 3 4 5
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
100401 Asupan gizi 1 2 3 4 5
100402 Asupan makanan 1 2 3 4 5 yang dibutuhkan untuk memenuhi
100408 Asupan cairan 1 2 3 4 5 persyaratan gizi
100403 Energi 1 2 3 4 5  Atur diet yang diperlukan
100405 Rasio berat
1 2 3 4 5
badan/ tinggi badan  Anjurkan pasien mengenai modifikasi
100411 Hidrasi 1 2 3 4 5 diet yang diperlukan

 Tawarkan makanan yang padat gizi

 Monitor kalori dan asupan makanan

 Monitor kecenderungan terjadinya


penurunan atau kenaikan berat badan

3. Intoleransi aktivitas 0005 Toleransi Terhadap Aktivitas 4310 Terapi Aktivitas


Definisi : respon fisiologis terhadap pergerakan Definisi : peresepan terkait dengan
yang memerlukan energi dalam aktivitas sehari- menggunakan bantuan aktivitas fisik,
hari. kognisi, sosial, dan spiritual untuk
Skala Target Outcome dipertahankan pada 2 meningkatkan frekuensi dan durasi dari
ditingkatkan ke 4 aktivitas kelompok.

26
(skala 1-5, 1: sangat terganggu, 5: tidak Aktivitas-aktivitas :
terganggu)  Pertimbangkan kemampuan klien dalam
berpartisipasi melalui aktivitas spesifik.
Skala Outcome Keseluruhan  Berkolaborasi dengan (ahli) terapis fisik
Indikator okupasi dan terapis rekreasional dalam
1 2 3 4 5
perencanaan dan pemantauan program
000501 Saturasi aktivitas, jika memang diperlukan.
oksigen ketika 1 2 3 4 5  Pertimbangkan komitmen klien untuik
beraktivitas meningkatkan frekuensi dan jarak
000502 Frekuensi aktivitas.
1 2 3 4 5
nadi ketika beraktivitas  Dorong keterlibatan dalam aktivitas
000503 Frekuensi kelompok maupun terapi, jika memang
bernafas ketika 1 2 3 4 5 diperlukan.
beraktivitas  Bantu dengan aktivitas fisik secara
000508 teratur (misalnya, ambulansi, transfer
Kemudahan bernafas 1 2 3 4 5 atau berpindah, berputar dan kebersihan
ketika beraktivitas diri), sesuai dengan kebutuhan.
000504 Tekanan  berikan aktivitas motorik untuk
darah sistolik ketika 1 2 3 4 5 mengurangi terjadinya kejang otot.
beraktivitas
 Bantu klien untuk meningkatkan
000505 Tekanan motivasi diri dan penguatan.
darah diastolik ketika 1 2 3 4 5
 Monitor respon emosi, fisik, social dan
bernafas
spiritual terhadap aktivitas.
000506
Tekanan/hasil EKG 1 2 3 4 5
(Elektrokardiogram)
000507 Warna
1 2 3 4 5 0104 Peningkatan Mekanika Tubuh
kulit Definisi : memfasilitasi penggunaan postur
000509 Kecepatan
1 2 3 4 5 dan penggerakan dalam aktivitas sehari-hari
berjalan untuk mencegah kelelahan dan ketegangan
000510 Jarak
1 2 3 4 5 atau injuri musculoskeletal.
berjalan Aktivitas-aktivitas :

27
000511 Toleransi  Kaji komitmen pasien untuk belajar dan
1 2 3 4 5
dalam menaiki tangga menggunakan postur (tubuh) yang benar.
000516 Kekuatan  Kolaborasi dengan fisioterapi dalam
1 2 3 4 5
tubuh bagian atas mengembangkan peningkatan mekanika
000517 Kekuatan tubuh.
1 2 3 4 5
tubuh bagian bawah  Kaji pemahaman pasien mengenai
000518 mekanika tubuh dan latihan.
Kemudahan dalam  Informasikan pada pasien tentang
melakukan Aktivitas 1 2 3 4 5 pentingkan postur yang benar untuk
Hidup Harian (Activities mencegah kelelahan,ketegangan dan
of Daily Living/ADL) injuri.
000514  Edukasi pasien mengenai bagaimana
Kemampuan untuk menggunakan postur tubuh yang benar.
1 2 3 4 5
berbicara ketika  Kaji kesadaran pasien tentang
melakukan aktivitas fisik abnormalitas musculoskeletal.
 Edukasi penggunaan matras atau tempat
duduk jika di indikasikan.
 Instruksikan pasien agar tidak tidur
telungkup.
 Bantu pasien untuk memposisikan tidur
yang tepat
 Bantu pasien untuk menghindari duduk
dalam waktu yang lama dan posisi yang
sama.
 Intruksikan pasien untuk menggerakan
kaki terlebih dahulu kemudian badan
ketika memulai berjalan dari posisi
berdiri
 Gunakan prinsip mekanika tubuh ketika
menangani pasien dan memindah
peralatan

28
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi latihan postur yang
sesuai.

3.5 Implemntasi dan Evaluasi


No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

1. Ketidakefektifan 1. Mengajarkan pasien untuk teknik batuk Ds :


kebersihan jalan
efektif - Pasien
nafas tidak efektif
2. Mengajarkan pasien untuk melakukan mengatakan sesak nafas
- Pasien
posisi yang benar agar lebih nyaman mengatakan batuk
3. Memberikan alat bantuan pernafasan - Pasien
mengatakan lemas
4. Monitor status pernafasan pasien
5. Monitor perkembangan TTV pasien.
Do :
6. Berkolaborasi dengan dokter
- Pasien
menggunakan alat bantu nafas
NK 3 lpm
- Pasien terlihat
batuk kering
- TTV :
TD :89/52
N:79
RR:26
SPO2: 96
- Hb : 10 g/dl

29
A: Masalah Intoleransi Aktivitas
teratasi sebgain

P: Intervensi dilanjutkan

2. Ketidakseimbangan 1. Menentukan status gizi S:


nutrsi kurang dari - Pasien mengatakan tidak
pasien dan kemampuan pasien untuk
kebutuhan tubuh nafsu makan
memenuhi kebutuhan nutrisi - Pasien mengatakan pusing
2. Menanyakan apakah ada kepala
alergi makanan - Pasien mengatakan badanya
lemas
3. Menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
O:
4. Memonitor kalori dan asupan - KU:Lemah
makanan - Makanan dari RS masih utuh
5. Berkolaborasi dengan ahli - TTV :
gizi TD :89/52

N:79

RR:26

30
SPO2: 96

- Hb : 10 g/dl

A: Masalah Ketidakseimbangan nutrsi


kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagain

P: Interveni dilanjutkan

3. Intolerasni aktivitas 1. Mengajakan pasien untuk latihan latihan Ds:


dengan pelan atau menggunakan alat - Pasien
bantu mengatakan lemas
2. Menawarkan apakah perlu dibantu untuk - Pasien
latihan jalan mengatakan tidak kuat duduk
3. Mengarkalan untuk teknik latihan gerak
ringan
4. Berkolaborasi dengan fisioterapis Do:
- KU lemah
- Aktivitas pasien
semua dibantu keluarga
- GCS 4-5
- TTV :
TD :89/52
N:79

31
RR:26
SPO2: 96
- Hb : 10 g/dl
- Kekuatan otot

4 4
4 4

A: Masalah intoleransi aktivitas


teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

32
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pneumonia atau radang paru-paru ialah inflamasi paru-paru yang disebabkan
oleh bakteria, virus atau fungi. Ia juga dikenali sebagai pneumonitis, bronchopneumonia
dan community-acquired pneumonia (Mansjoer, 2000). Menurut Price (2005)
pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu
infeksi . Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus,
streptococus, virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air) dan jamur. Manifestai klinis dari pneumonia adalah
batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercostal,
Penggunaan otot bantu nafas, demam, ronchii cyanosis

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami
tentang pneumonia dan besar harapan penulis semoga kritik dan saran pembaca dapat
membantu dalam perbaikan makalah ini.

33
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Depkes
RI

Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid I, Peneribit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Bare Brenda G & Smeltzer Suzan C. (2000). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1,
EGC, Jakarta.

Betz, C. L., & Sowden, L. A 2002, Buku saku keperawatan pediatri, RGC, Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall.1995.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta :


EGC

Dahlan, Zul. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 edisi 4. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Depkes RI 2002, Pedoman penanggulangan P2 ISPA, Depkes RI, Jakarta

Doenges, Marilynn, E. dkk (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Mansjoer, Arief dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa,
Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pneumonia Atypik Mycobacterium. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.

Nanda. 2011. Diagnostik keperawatan. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC

Prize, Sylvia dan Wilson Lorraine. 2006. Infeksi Pada Parenkim Paru: Patofisiologi Konsep
Klinis dan Proses-proses Penyakit volume 2 edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

34

Anda mungkin juga menyukai