PENYAKIT PNEUMONIA
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pengasih
lagi Maha Pemurah, karena berkat kemurahan dan karunia-Nya makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik. Makalah ini sengaja kami buat untuk menyelesaikan tugas
Patologi Kardiopulmonal yang telah di berikan kepada kami dengan judul ”Penyakit
Pnemonia”.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan baik itu
di dalam penyusunan atau pun penulisan makalah ini oleh karena itu kami
mengharapkan dari para pembaca, kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga
dapat menjadi masukan bagi kami untuk bisa lebih baik lagi kedepannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Kami mengharapkan kritik dan
saran pada pembaca demi perbaikan makalah ini tidak kalah pentingnya kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah demam, sesak nafas, nafas dan nadi cepat, dahak berwarna
kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil rontgen memperlihatkan kepadatan
pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang
sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman. Tetapi akibat fungsi paru
terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk
oksigen. Pneumonia yang ada dimasyarakat umumnya, disebabkan olrh bakteri, virus
atau mikroplasma(bentuk peralihanantara bakteri dan virus).
1.3 Tujuan
1. Untuk pemahaman tentang penyakit pneumonia
2. Untuk penjelasan penatalaksaan fisioterapipada pneumonia
1.4 Manfaat
1. Dapat digunakan sebagai nahan pengajaran dalam mata kuliah Patologi
Kardiomuscular tentang penyakit Pnemonia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pnemonia
Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas
cepat. Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam, sedangkan
napas cepat diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu menit. Untuk balita
umur 2 tahun sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau lebih dalam satu menit,
balita umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan napasnya 50 kali atau lebih per menit, dan
umur kurang dari 2 bulan tarikan napasnya 60 kali atau lebih per menit (Depkes, 1991).
2
Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena
bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau
kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti
kanker paru atau penggunaan alkohol. Gejala khas yang berhubungan dengan
pneumonia meliputi batuk,nyeri dada demam,dan sesak nafas. Alat diagnosa meliputi
sinar-x dan pemeriksaan sputum.Pengobatan tergantung penyebab dari pneumonia;
pneumonia kerena bakteri diobati dengan antibiotika. Pneumonia merupakan penyakit
yang umumnya terjadi pada semua kelompok umur, dan menunjukan penyebab
kematian pada orang tua dan orang dengan penyakit kronik.Tersedia vaksin tertentu
untuk pencegahan terhadap jenis pnuemonia.Prognosis untuk tiap orang berbeda
tergantung dari jenis pneumonia, pengobatan yang tepat,ada tidaknya komplikasi dan
kesehatan orang tersebut.
2.2 Etiologi
Etiologi dari pneumonia ada 3 yaitu :
A. Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai
usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah
Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu
pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera
memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia
akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya
meningkat cepat (Misnadiarly, 2008). Pneumonia bakterial dibagi menjadi dua
bakteri penyebab yaitu:
B. Typical organisme
3
-Staphylococcuc Aureus: merupakan bakteri fakultatif. Pada pasien yang diberikan
obat secara intravena (intravena drug abusers) memungkinkan infeksi kuman ini
menyebar secara hematogen dari kontaminasi injeksi awal menuju ke paru-paru.
Kuman ini memiliki daya tahan paling kuat, apabila suatu organ telah terinfeksi
kuman ini akan timbul tanda khas, yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan
abses.
Penyebab pneumonia berasal dari gram negatif sering menyerang pada pasien
defisiensi imun (immmunocompromised) atau pasien yang dirawat dirumah sakit,
dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama dan dilakukan pemasangan
endotracheal tube. Contoh bakteri gram aktif adalah:
-Pseudomonas aeruginosa : bakteri anaerob, bentuk batang dan memiliki bau yang
sangat khas.
C. Atipikal Organisme
Bakteri yang termasuk atipikal ada alah Mycoplasma sp., chlamedia sp.,
Legionella sp.
D. Virus
4
penyebabnya adalah cytomegalivirus9, herpes simplex virus, varicella zooster
virus.
E. Mikoplasma
F. Protozoa
G. Fungi(jamur)
2.3 Patofisiologi
Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di
orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber patogen
yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor risiko pada inang dan terapi
yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta yang berat, dan tindakan invansif pada
saluran nafas. Faktor resiko kritis adalah ventilasi mekanik >48jam, lama perawatan di
ICU. Faktor predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien menyebabkan
tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen akibatnya terjadi kolonisasi di paru
dan menyebabkan infeksi.
Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah
setelah dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik
(epitel,cilia, dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler
5
(leukosit, makrofag, limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan
peradangan membran paru ( bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma
dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi
menurun, saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-
paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh
untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru menurun
akan mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik dan
kematian.
6
2.4 Klasifikasi
1. Berdasarkan Umur
a. Kelompok umur < 2 bulan
-Pneumonia berat
-Bukan pneumonia
Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit
dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.
-Pneumonia berat
-Pneumonia
-Pneumonia persisten
7
Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah
diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang kuat dan antibiotik
yang sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi
pernapasan yang tinggi, dan demam ringan (WHO, 2003).
2. Menurut anatomis
a. Pneumonia lobaris
Pada pemeriksaan fisik, kelainan yang khas tampak setelah 1-2hari. Pada
inspeksi dan palpasi tampak pergeseran toraks yang terkena berkurang. Pada
permulaan suara pernapasan melemah sedangkan pada perkusi jelas terdengar tidak
jelas ada kelainan. Setelah terjadi kongesti, ronki basah nyaring terdengar yang
segera menghilang setelah terjadi konsolidasi, kemudian pada perkusi jelas
terdengar keredupan dengan suara pernapasan sub-bronkial sampai bronchial. Pada
stadium resolusi ronki terdengar lebih jelas. Tanpa pengobatan dapat sembuh
dengan krisis 5-9hari.
b. Bronkopneumonia
Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa
hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39-40°C dan mungkin disertai
8
kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dipsneu. Pernapasan cepat
dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan
mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan
pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-
mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium permulaan sukar dibuat
diagnosis dengan pemeriksaan fisik, tetapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal,
pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung, harus dipikirkan
kemungkinan pneumonia. Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisis
tergantung pada luas daerah yang terkena.
3. Berdasarkan etiologi
a. Pneumonia stapilokokus
b. Pneumonia streptokokus
9
yang disebabkan hemopilus influenza pada bayi dan anak kecil merupakan
penyakit yang berat sering menimbulkan komplikasi seperti bakteri, empiema,
perikarditis, selulitis, dan meningitis. Obat yang terpilih ialah ampicillin dengan
dosis 150 mg/kg BB/hari dengan klorafenikol.
d. Pneumonia klebsiela
Biasanya dijumpai pada orang tua dan pada penderita diabetes mellitus,
bronkietktasis dan tuberculosis. Bayi dapat menderita penyakit ini karena
kontaminasi alat dirumah sakit. Penyakit ini dapat menjadi progesif dan
menimbulkan abses. Komplikasi seperti empiema, bakterinya biasanya dijumpai.
Obat terpilih untuk mengatasi infeksi ini ialah kanamisin 7,5mg/kgBB/12jam untuk
10-12 hari atau gentamisin.
b. Hospital-Acquired Pneumonia
10
pneumonia ) didefinisikan sebagai pneumonia yang muncul setelah lebih dari 48
jam di rawat di rumah sakit tanpa pemberian intubasi endotrakeal . Terjadinya
pneumonia nosokomial akibat tidak seimbangnya pertahanan inang dan
kemampuan kolonisasi bakteri sehingga menginvasi traktus respiratorius bagian
bawah. Bakteria yang berperan dalam pneumonia nosokomial adalah P. Aeruginosa
, Klebsiella sp, S. Aureus, S.pneumonia. Penyakit ini secara signifikan akan
mempengaruhi biaya rawat di rumah sakit dan lama rawat di rumah sakit. ATS
membagi pneumonia nosokomial menjadi early onset (biasanya muncul selama 4
hari perawatan di rumah sakit) dan late onset (biasanya muncul setelah lebih dari 5
hari perawatan di rumah sakit). Pada early onset pneumonia nosokomial memili
prognosis baik dibandingkan late onset pneumonia nosokomial; hal ini dipengaruhi
pada multidrug-resistant organism sehingga mempengaruhi peningkatan
mortalitas. Pada banyak kasus, diagnosis pneumonia nosokomial dapat diketahui
secara klinis, serta dibantu dengan kultur bakteri; termasuk kultur semikuantitatif
dari sample bronchoalveolar lavange (BAL).
c. Ventilator-Acquired pneumonia
Tanda-tanda klinis utama pneumonia menurut (Betz & Sowden, 2009) meliputi
hal-hal berikut:
1. Batuk
2. Dispnea
3. Takipea
4. Pucat, tampilan kehitaman, atau sianosis
5. Melemah atau kehilangan suara atau nafas
6. Reatksi dinding toraks: interkostal, substernal, diagfragma, atau supraklavikula
7. Nafas cuping hidung
8. Nyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diagfaragma oleh paru terinfeksi)
9. Batuk paroksimal mirip pertusis
10. Anak-anak yang lebih besar tidak nampak sakit
11. Demam
11
12. Sakit kepala
13. Berkeringat
14. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
15. Kulit yang lembab
16. Mual dan muntah
Dokter juga memeriksa rongga dada Anda dengan stetoskop. Paru-paru yang penuh
cairan memiliki bunyi yang berbeda dengan yang sehat.
12
Sinar infra red (infra merah) merupakan salah satu pemanasan
superficial yang menggunakan mekanisme konversi panjang gelombang, sinar
infrared yang digunakan untuk pengobatan memiliki panjang gelombang 7700
- 150.000 Angstrom. Sinar infra red dapat berasal dari sinar matahari dan
diperoleh secara buatan melalui lampu infra red (lampu infra merah). Efek
panas yang diharapkanmelalui terapi panas menggunakan sinar infra red, yaitu:
memperbaiki sirkulasi darah, meningkatkan metabolism tubuh, meningkatkan
produksi keringat yang dapat membantu membentuk eliminasi metabolit,
meningkatkan efek viskoelastik pada jaringan kolagen, meningkatkan sirkulasi
darah, membantu resolusi infiltrasi radang, edema, dan eksudasi
Infra Red (IR) aktif dalam mengurangi nyeri dada akibat spasme pada
otot bantu pernapasan pada penderita pneumonia. Karena Infra Red (IR)
mempengarui suhu jaringan untuk mengurangi nyeri, peradangan dan
memungkinkan merilekskan pergerakan otot. Efek biologis yang menggunakan
cahaya infra merah bergelombang panjang dikaitkan dengan peningkatan suhu
jaringan oleh energi kinetik dari molekul, sedangkan cahaya infra merah
bergelombang pendek dikaitkan untuk pemanasan selektif lapisan kulit yang
lebih dalam dan jaringan subkutan, dengan demikian menyebabkan efek
teraputik positifpositif (Ewa Boerner et al, 2015).
Dosis yang diberikan pada umum nya seperti dibawah ini, dapat
berubah sesuai dengan kebutuhsn pasien.
13
O Jika menggunakan lampu dengan luminous generator, jarak lampu 35-
45 cm
B. Breathing Exercise
14
C. Thoracic Expansion Exercise
Mobilisasi sangkar thoraks adalah salah satu dari banyak teknik dan
sangat penting dalam fisioterapi dada konvensional untuk meningkatkan
mobilitas dinding dada dan meningkatkan fungsi pernapasan. Baik mobilisasi
dada pasif atau aktif dapat membantu meningkatkan mobilisasi dinding dada,
fleksibilitas, dan kemampuan dada. Konsep dari teknik ini dengan
meningkatkan panjang otot interkostal dan membantu melakukan kontraksi otot
yang efektif (Leelarungrayub,2012). Latihan mobilisasi dada merupakan
latihan yang menggabungkan gerakan aktif dari batang tubuh atau ekstremitas
dengan breathing. Digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan
mobilitas dinding dada, batang tubuh, dan bahu yang mempengaruhi ventilasi
atau postur (Kisner & Colby, 2007).
15
D. Nebulizer
Nebulizer adalah mesin yang mengubah obat cair menjadi uap untuk
dihirup ke dalam paru-paru. Fungsi nebulizer adalah untuk melegakan saluran
napas yang menyempit. Nebulizer umum digunakan sebagai terapi pengobatan
asma kronis, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Ini karena dibanding
dengan inhaler, uap yang dihasilkan nebulizer amat sangat kecil sehingga obat
akan bisa lebih cepat meresap ke bagian paru yang ditargetkan. Selain untuk
pengobatan asma, alat ini juga dapat digunakan untuk penderita penyakit paru
obstruksi kronis (PPOK), pneumonia (infeksi paru), dan reaksi alergi berat.
Dosis awal yang dapat dipakai untuk dewasa adalah 1 ampul sedangkan
anak-anak dapat diberi setengah ampul dalam sekali terapi nebul. Alternatif lain
16
dari bronkodilator selain ventolin adalah pulmicort, flexotide, atroven, berotex,
combivent.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana
alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk
menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan.
Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena
bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau
kerusakan fisik dari paru- paru,atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti
kanker paru atau penggunaan alkohol. Gejala khas yang berhubungan dengan
pneumonia meliputi batuk,nyeri dada demam,dan sesak nafas. Alat diagnosa meliputi
sinar-x dan pemeriksaan sputum.Pengobatan tergantung penyebab dari pneumonia;
pneumonia kerena bakteri diobati dengan antibiotika. Penatalaksanaan Fisioterapi yang
pas untuk penyakit ini adalah modalitas Infra Red, nebulizer, Breathing Exercise, dan
Thoracic Expansion Exercise
Oleh karena itu sangat di perlukan menjaga daya tahan tubuh dengan
memperhatikan nutrisi dan kesehatan tubuh, terutama untuk ibu ibu agar lebih
memperhatikan kesehatan anak karena anak lebih rentan beresiko terkena penyakit
yang di sebabkan daya tahan tubuh mereka yang masih lemah. Pemberian ASI sangat
di butuhkan oleh bayi dengan tujuan untuk membentuk imun si bayi tersebut agar
terbentuk lebih kuat dalam menghadapi resiko terkena penyakit.
18
DAFTAR PUSTAKA
19