Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUNOMIA

Di Susun Oleh:
1. Despa Anisa Putri (2211020002)
2. Amanda Dwi Aolia Rahma (2211020023)
3. Tunjung Abditia (2211020024)
4. Aliyah Hayati (2211020028)
5. Ghina Pramesty Intan Cahyani (2211020035)
6. Nurul Oktriani (2211020039)
7. Muhammad Adnan Dimas Maulana (2211020041)
8. Eldin Yafi Fahmika (2211020046)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUNOMIA ” dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 2 dari Ibu
Ns.Meida , M.Kep. pada mata kuliah farmakologi keperawatan. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca
tentang “ Asuhan Keperawatan Pada Ny.B dengan Diagnosa Medis Pneumonia ”
guna mengetahui dan memahami persiapan perawat.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada selaku Ibu Meida dosen
keterampilan dasar keperawatan. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada teman-teman mahasiswa yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih
ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah yang disusun. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari Ibu Atika Dhiah,
senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas tulisan kedepannya.

Purwokerto, 20 Maret 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
LAPORAN PENDAHULUAN ............................................................................... 6
2.1 Definisi .......................................................................................................... 6
2.2 Etiologi .......................................................................................................... 6
2.3 Patofisiologi .................................................................................................. 8
2.4 Gejala ............................................................................................................ 8
2.5 Klasifikasi ..................................................................................................... 9
2.6 Pencegahan .................................................................................................. 10
BAB III ................................................................................................................ 11
ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................... 11
3.1 PENGKAJIAN ....................................................................................... 11
ANALISIS DATA ................................................................................................ 16
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................ 18
3.3 RENCANA KEPERAWATAN ............................................................. 19
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ................................................... 23
3.5 EVALUASI KEPERAWATAN ............................................................ 34
BAB IV ................................................................................................................. 36
PENUTUP ............................................................................................................. 36
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 36
3.2 Saran ............................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, karena


angka kematiannya tinggi, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di
negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Eropa.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat terdapat 2-3 juta kasus pneumonia per
tahun dan rata-rata jumlah kematian 45.000. Di Indonesia, pneumonia
merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan
tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah meningkatkan angka
kematian. Gejala pneumonia termasuk demam, sesak napas, napas dan
denyut nadi cepat, lendir kehijauan atau bergetah, dan sinar-X yang
menunjukkan kepadatan di paru-paru.

Kepadatan disebabkan oleh paru-paru yang dipenuhi dengan sel


radang dan cairan, yang sebenarnya merupakan respon tubuh untuk
menutup lumen. Tapi ini mengganggu fungsi paru-paru, dan pasien
mengalami masalah pernapasan karena tidak ada ruang untuk oksigen.
Pneumonia yang didapat masyarakat biasanya disebabkan oleh bakteri,
virus, atau mikoplasma (persilangan antara bakteri dan virus). Bakteri yang
umum adalah Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus,
Klebsiella sp. Pseudomonas sp. virus, misalnya virus influenza.

Pneumonia sebenarnya bukan penyakit baru. Misalnya, American


Lung Association mengatakan bahwa pada tahun 1936, pneumonia adalah
pembunuh nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik membuat
penyakit ini terkendali beberapa tahun kemudian. Namun pada tahun 2000,
kombinasi pneumonia dan influenza kembali meluas dan menjadi penyebab
utama kematian.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pneumonia


1.2.2 Apa etiologi pneumonia
1.2.3 Apa patofisiologi pneumonia
1.2.4 Apa gejala pneumonia
1.2.5 Apa saja klasifikasi pneumonia
1.2.6 Bagaimana cara pencegahan pneumonia
1.2.7 Asuhan Keperawatan terhadap pasien pneumonia

4
1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian pneumonia


1.3.2 Untuk mengetahui etiologi
1.3.3 Untuk patofisiologi pneumonia
1.3.4 Untuk mengetahui apa gejala pneumonia
1.3.5 Untuk mengeahui klasifikasi pneumonia
1.3.6 Untuk mengetahui cara pencegahan pneumonia
1.3.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan terhadap pasien
pneumonia.

5
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk. Radang paru-paru yang disebabkan oleh non-mikroorganisme
(bahan kimia, radiasi, aspirasi zat beracun, obat-obatan dan lain-lain)
disebut pneumonitis.
Pneumonia adalah penyakit paru-paru di mana kantung udara di
paru-paru terinfeksi berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri jamur.
Salah satu cara untuk mengetahui pneumonia adalah rontgen atau x-ray.
Pada Pemeriksaan fisis dapat ditemukan peningkatan suhu tubuh di atas
38°C, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang mungkin dapat disertai ronki basah halus. Fototoraks (postero
anterior/lateral) adalah pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan
diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi.
Pada pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit mengalami peningkatan,
biasanya lebih dari 10.000/ul, kadang bisa mencapai mencapai 30.000/ul,
dan pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri. Pemeriksaan
sputum, kultur darah dan serologi diperlukan untuk menentukan diagnosis
etiologi.
Pneumonia adalah infeksi yang seringkali tidak terdiagnosis sampai
usia tua. Ada lebih dari 1 juta kasus pneumonia yang membutuhkan
pengobatan di Amerika Serikat, dengan 600.000 pada pasien berusia di atas
65 tahun. Pneumonia pada usia tua dikaitkan dengan peningkatan
morbiditas, mortalitas dan penurunan status fungsional. Sekitar 10-20%
pasien perlu dirawat di unit perawatan intensif.
2.2 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Literatur menemukan bahwa pneumonia
yang didapat masyarakat pada orang yang tinggal di luar negeri terutama
disebabkan oleh bakteri gram positif, pneumonia yang didapat di rumah
sakit terutama disebabkan oleh bakteri gram negatif, sedangkan pneumonia
aspirasi terutama disebabkan oleh bakteri anaerob. Baru-baru ini, laporan
dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang
ditemukan pada pemeriksaan dahak penderita community-acquired
pneumonia adalah bakteri gram negatif.

6
1. Pneumonia oleh bakteri.
"S. pneumoniae adalah jenis bakteri penyebab pneumonia pada
anak-anak di semua berdasarkan komunitas penyakit pneumonia.
Sedangkan umur M. pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae adalah
penyebab utama pneumonia pada anak di atas umur 5 tahun." Begitu
pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri
segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan
paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah. Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa
saja, mulai dari bayi sampai usia lanjut. Pada pencandu alkohol, pasien
pasca- operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, dan
penurunan kekebalan tubuh adalah golongan yang paling berisiko. Anak-
anak juga termasuk kelompok yang rentan terinfeksi penyakit ini karena
daya tahan tubuh yang masih lemah.
2. Pneumonia oleh virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh
virus. Sebagian besar virus-virus ini menyerang saluran pernapasan bagian
atas (terutama pada anak). Namun, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak
berat dan dapat disembuhkan dalam waktu singkat. Bila infeksi terjadi
bersamaan dengan virus influensa, gangguan ini masuk ke dalam tingkatan
berat dan kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru
akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi
cairan.
3. Pneumonia oleh Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan
penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai
virus maupun bakteri walaupun memiliki karakteristik keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas.
Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak
pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan pada
orang yang tidak menjalani pengobatan. Pneumonia jenis ini berbeda gejala
dan tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya.
Oleh karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum
ditemukan ini sering disebut Atypical Pneumonia pneumonia yang tidak
tipikal". Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi saat perang dunia II.
4. Pneumonia jenis lainnya
Pneumonia lain yang jarang ditemukan, yakni disebabkan oleh
masuknya makanan, cairan, gas, debu maupun jamur. Pneumocystitis
Carinii Pneumonia (PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur, adalah salah

7
satu contoh dari pneumonia jenis lainnya. PCP biasanya menjadi tanda awal
serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP dapat diobati pada
banyak kasus. Namun, bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan
kemudian. Rickettsia (golongan antara virus dan bakteri yang menyebabkan
demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis) juga
mengganggu fungsi paru.

2.3 Patofisiologi

Basil bermigrasi ke alveoli dengan sekresi bronkial, menyebabkan


respons inflamasi berupa pembengkakan di alveoli, diikuti infiltrasi sel
PMN dan diapedesis sel darah merah, dengan fagositosis dimulai sebelum
pembentukan antibodi. Sel PMN mendorong bakteri ke permukaan alveoli,
dan dengan bantuan leukosit lain, mereka membungkus dan memakan
bakteri melalui pseudopodosis sitoplasma.Proses peradangan selalu dimulai
di hilum paru, yang secara bertahap menyebar ke pinggiran yang terkena.
cuping Proses peradangan ini dapat dibagi menjadi 4 tahap:

1. Tingkat sesak Lobus paru yang meradang tampak kemerahan,


membengkak bila disentuh, mengandung banyak cairan, dan iritan
mengeluarkan cairan kemerahan. Pada tingkat ini, kapiler penuh dan
tersumbat, alveoli penuh dengan neutrofil dan makrofag.
2. Tingkat hepatisasi merah Pada tingkat numerik, jumlah neutrofil
meningkat, sel darah merah juga terlihat di alveoli, eksudasi menjadi
fibrin secara makroskopis di paru-paru, sehingga kontaknya menyerupai
hati.
3. Derajat hepatisasi berwarna abu-abu, bila diraba paru masih sefleksibel
hepar, hanya warna kemerahan berubah menjadi abu-abu. Keluarnya
masih terlihat bahkan bisa berubah menjadi nanah dan masuk ke dalam
pleura.Secara mikroskopis, sel tampak amorf dan makrofag lebih
berperan dalam proses penyembuhan.
4. Tingkat detasemen atau pemulihan total Di sini paru-paru melunak
sehingga cairan yang sebagian lunak dibatukkan dan sebagian diserap
kembali. Pada tahap ini, semua bagian paru-paru kembali normal

2.4 Gejala

Gejala khas pneumonia adalah demam, menggigil. Berkeringat,


batuk (baik tidak produktif atau produktif atau lendir, dahak bernanah atau
berdarah), nyeri dada akibat peradangan dan kompresi pleura. Gejala umum
lainnya adalah pasien lebih suka berbaring di atas pasien dengan lutut
ditekuk karena nyeri dada Pemeriksaan fisik menunjukkan menarik atau
menarik bagian bawah dada saat bernafas, takipnea, peningkatan atau

8
penurunan kepekaan terhadap sentuhan, hingga titik mati rasa. Perkusi
tumpul menggambarkan konsolidasi atau keberadaan cairan pleura, ronki,
suara napas bronkial, gesekan gesekan pleura.

Gejala klinis tergantung pada lokasi, tipe kuman dan tingkat berat
penyakit Adapun gejala klinis dari pneumonia yaitu :
a. Dispnoe
b. Hemoptisis
c. Nyeri dada
d. Takipnea
e. Demam, menggigil
f. Malaise
g. Kepala pusing
h. Batuk produktif berupa sputum
i. Peningkatan suhu tubuh
j. Hipoksemia

2.5 Klasifikasi

Pneumonia diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis:


a. Pneumonia komuniti(community-acquired pneumonia).
b. Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia/nosocomial
pneumonia).
c. Pneumonia aspirasi.
d. Pneumonia pada penderita immunocompromised.

2. Berdasarkan bakteri penyebab:


a. Pneumonia bakterial/tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa
bakteri mempunyaitendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita
paska infeksi influenza.
b. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan
Chlamydia.
c. Pneumonia virus.
d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi
terutama pada penderitadengan daya tahan lemah
(immunocompromised).

9
3. Berdasarkan predileksi infeksi:
a. Pneumonia lobaris.Sering pada pneumonia bakterial, jarang pada bayi
dan orang tua. Pneumonia yang terjadipada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkusmisalnya:
pada aspirasi benda asing atau proses keganasan.
b. Bronkopneumonia.Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakterimaupun virus. Sering pada
bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksibronkus.
c. Pneumonia interstisial

2.6 Pencegahan

Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia : Perawatan


selama masa kehamilan, Perbaikan gizi balita, Memberikan imunisasi
lengkap pada anak, Memeriksakan anak sedini mungkin apabila terserang
batuk, Mengurangi polusi di dalam dan diluar rumah dan Menjauhkan balita
dari penderita batuk sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridho
Arasy (2010). Pada penelitiannya tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan Pencegahan Pneumonia di RSUP Padang. Ternyata lebih dari
separuh responden (52,9%) kurang baik dalam pencegahan pneumonia.
Menurut Kemenkes (2019) pencegahan pneumonia selain dengan
menghindarkan atau mengurangi faktor risiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan, yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas,
perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan
pedoman diagnosis dan pengobatan pneumonia, penggunaan antibiotika
yang benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi
kasus yang pneumonia berat. Peningkatan gizi termasuk pemberian ASI
eksklusif dan asupan zinc, peningkatan cakupan imunisasi, dan
pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat pula mengurangi faktor
risiko. Penelitian terkini juga menyimpulkan bahwa mencuci tangan dapat
mengurangi kejadian pneumonia. (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

Data Umum Pasien


Nama : Ny. B
Umur : 56 Tahun
Agama :-
Alamat :-
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan terakhir :-
Tanggal masuk RS : 16 Maret 2023
Tanggal Pengkajian : 16 Maret 2023
Diagnosa Medis : Pneunomia

Alasan utama datang ke RS: Sesak nafas sejak satu minggu yang lalu

Keluhan utama saat ini: Sesak Nafas

Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien mengatakan keluar keringat dingin


jika malam hari, batuk, dan perut sebah.

Riwayat Kesehatan Dahulu: Gastritis dan Jantung

Riwayat kesehatan keluarga: Tidak Ada

Riwayat Alergi: Alergi Obat Ranitidine


1. Keadaan umum
1. Nyeri : Skala nyeri 4 hilang timbul
2. TTV : 1. Tekanan Darah: 126/106 mmHg
2. Frekuensi nadi: 95 kali/menit
3. Suhu tubuh 36, 3°C, RR: 30 x/ menit
4. Saturasi O2 97 % NRM

11
3. Status gizi: Normal
BB saat ini: 40 kg
TB : 150 cm
IMT : Berat badan (kg) = 17,77 (Normal/Gizi lebih/Gizi
kurang)

4.Tingkat kesadaran: Normal (Compos Menis)

2. Pemeriksaan Fisik Head to toe


a. Kepala (Inspeksi dan Palpasi)

Bentuk : Simetris, tidak terdapa luka dan benjolan

Rambut : Kusam

Mata : konjungtiva Anemis

Hidung : pernapasan cuping hidung

Telinga : -

Mulut dan gigi: Mulut kurang bersih, terdapat karang gigi, mukosa
bibir kering.

b. Leher : -

c. Thorax (I-P-P-A)

• Paru : I: bentuk dada simetris


P: tidak ada jejas
P: sonor
A: Bunyi cuping hidung

• Jantung : tidak dikaji

d. Pemeriksaan abdomen (I-P-P-A)


I: distensi abdomen
P: nyeri tekan
P: terdengar suara ronkhi
A: bising usus12 x/menit

12
e. Pemeriksaan genetalia dan rectum
Tidak dikaji

f. Pemeriksaan ekstrimitas
CRT: -

3. Personal Hygiene: Rambut kusut, Mulut kurang bersih, terdapat karang


gigi.

4. Pola Aktifitas Sehari-hari (Actvity Daily Living/ADL)


a. Pola Nutrisi dan Metabolisme : -
b. Pola eliminasi: -
c. Pola Istirahat dan tidur: Mengalami gangguan tidur saat malam
hari/ tidak bisa tdiur. Jam tidur hanya 3-4 jam/ hari
d. Pola Aktifitas dan Latihan: Keterbatasan dalam bergerak karena
sesak dan lemas.

5. Sistem persepsi sensori


a. Pendengaran :-
b. Penglihatan :-
c. Pengecap : Reflek menelan baik
d. Penghirup :-
e. Peraba :-

6. Sistem pernafasan
a. Frekuensi : 30 x/ menit
b. Suara nafas : Ronchi
c. Irama :-

7. Sistem kardiovaskuler:
a. Tekanan Darah : 126/106 mmHg
b. Nadi : 95 x/ menit, irama: teratur/ tidak teratur,
Kuat/lemah.
c. Capillary Refill time: - detik

8. Sistem Saraf Pusat


a. Kesadaran :-
b. Orientasi Waktu : -
c. Orientasi tempat : -
d. Orientasi terhadap orang : -

9. Sistem Gastrointestinal dan endokrin


a. Nafsu makan :-
b. Pola makan :-

13
c. Abdomen : Inspeksi distensi abdomen, Auskultasi bising usus
12 x/menit, Perkusi terdengar suara ronkhi, Palpasi nyeri tekan
d. BAB : - x sehari, konsistensi -

10. Sistem Musculoskeletal


a. Rentang gerak: Keterbatasan dalam bergerak
b. Kemampuan ADL (Aktifitas sehari-hari): Dibantu Sebagian

11. Sistem Integumen


a. Pressure Ulcer : -
b. Elastisitas Kulit : -
c. Turgor kulit : -

12. Sistem Reproduksi: -

13. Sistem Perkemihan


a. BAK :-
b. Inkontinensia : -

Pemeriksaan Penunjang (laboratorium/ radiologi):


Pemeriksaan radiologi: foto thoraks: Pneumonia.

Terapi yang diberikan : -

PSIKOSOSIAL BUDAYA DAN SPIRITUAL

1. Psikologis
a. Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah cemas
b. Cara mengatasi perasaan tersebut dapat diatasi dengan cara istirahat yang
cukup
c. Rencana pasien setelah masalahnya terselesaikan sehingga dapat melakukan
aktivitas seperti semula
d. Jika rencana tidak dilaksanakan maka frekuensi sesak napas naik
e. Pengetahuan pasien tentang masalah/ penyakit yang ada kurang
pengetahuan yang ada tentang penyakit pneumonia

2. Sosial
a. Aktifitas atau peran di masyarakat : -
b. Kebiasaan di lingkungan yang tidak disukai : -
c. Cara Mengatasinya : -
d. Pandangan pasien tentang aktifitas social dilingkungannya : -

14
3. Budaya
a. Budaya yang diikuti pasien adalah budaya mendengarkan murottal
b. Keberatan/ tidak terhadap budaya yang diikuti yaitu pasien tidak keberatan
dengan budaya yang diikuti
c. Cara mengatasi (jika keberatan) : -
4. Spiritual
a. Aktifitas ibadah yang sehari-hari dilakukan solat dan membaca al-qur’an
b. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan membaca al-qur’an
c. Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan puasa
d. Perasaan pasien akibat tidak dapat melaksanakan ibadah tersebut cemas dan
merasa ada yang kurang
e. Upaya pasien mengatasi perasaan tersebut memperbanyak dzikir
f. Apa keyakinan pasien tentang peristiwa/ masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami sebagai cobaan yang telah ditakdirkan tuhan

15
ANALISIS DATA

Nama : Ny. B

Umur : 56 Tahun

NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI DIAGNOSA


. KEPERAWATAN
1 DS: Gangguan Ketidakseimbanga Gangguan
1) Dispnea pertukara n ventilasi-perfusi pertukaran gas
2) Pasien n Gas berhubungan
mengataka dengan
n jika Ketidakseimbanga
malam hari n ventilasi-
keluar erfusidibuktikan
keringat, dengan dispnea
batuk, dan
perut
sebah.

DO:
1) Tekanan
Darah:
126/106
mmHg
2) Frekuensi
Nadi: 95
kali/menit
3) Suhu
tubuh: 36,
3°C
4) RR: 30 x/
menit
5) Saturasi:
97 %
NRM
6) Berat
Badan:
40kg

16
7) Tinggi
Badan:
150cm

2. DS: Nyeri Agen pencedera Nyeri Akut


1) Pasien akut fisiologis berhubungan
merasakan dengan agen
nyeri yang pencedera
sifatnya fisiologis
hilang dibukikan dengan
timbul pasien mengatakan
nyeri tekan di
DO: bagian abdomen
1) Pasien dengan skala nyeri
mengataka 4 (nyeri sednag)
n nyeri
tekan di
bagin
abdomen
dengan
skala nyeri
4 (nyeri
sedang)

3 DS: Gangguan Kurang kontrol Gangguan pola


1) Pasien pola tidur tidur idur berhubungan
mengataka dengan kurang
n sulit kontrol tidur
tidur dibuktikan dengan
pasien mengatakan
sulit tidur dan
DO: pasien hanya tidur
1) Pasien 3-4 jam perhari
tidur hanya
3-4 jam
perhari

17
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan

ventilasi-erfusidibuktikan dengan dispnea

2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibukikan

dengan pasien mengatakan nyeri tekan di bagian abdomen dengan skala

nyeri 4 (nyeri sedang)

3. Gangguan pola idur berhubungan dengan kurang kontrol tidur

dibuktikan dengan pasien mengatakan sulit tidur dan pasien hanya tidur

3-4 jam perhari

18
3.3 RENCANA KEPERAWATAN

No Hari/ Diagnosa SLKI SIKI


. tgl Keperawatan
1. 16 Gangguan Setelah dilakukan Intervensi
Mare Pertukaran gas inervensi utama;
t berhubungan keperawatanselama 3x 24 Pemantauan
2023 dengan jam , maka pertukaran respirasi
ketidakseimbanga gas membaik dengan
n ventilasi-perfusi kriteria hasil ; Observasi:
dibuktikan -Monior
dengan dispnea Indikato A Targe frekuensi, irama,
r W t kedalaman, dan
Dispnea 4 2 upaya nafas
Bunyi 4 2 -Monitor pola
nafas nafas
tambaha -Auskultasi
n bunyi nafas
Napas 4 2
cuping Teraupetik:
hidung -Atur interval
Pola 4 2 pemantauan
nafas respirasi sesuai
kondisi pasien
-
Dokumentasikan
hasil
pemantauan

Edukasi:
-Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
-Informasikan
hasil
pemantauan

2. 16 Nyeri Akut Setelah dilakukan Intervensi


Mare berhubungan intervensi keperawatan Utama :
t dengan agen selama 3x24 jam, maka Menejemen
2023 pencedera tingkat nyeri menurun Nyeri
fisiologis dengan kriteria hasil :
dibukikan dengan Observasi :
pasien Indikato A Targe - Identifikasi
mengatakan nyeri r W t lokasi,
tekan di bagian karakteristik,

19
abdomen dengan Keluhan 2 5 durasi
skala nyeri 4 nyeri frekuensi,
(nyeri sednag) Kesulita 2 5 kualitas
n tidur intensitas nyeri.
Pola 2 5 - Identifikasi
napas skala nyeri.
- Identifikasi
faktor yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri.
- Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan
tentang nyeri.
- Identifikasi
pengaruh nyeri
terhadap kualitas
hidup.
- Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan.

Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri.
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
-Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi

20
meredakan
nyeri.

Edukasi :
- Jelaskan
penyebab,period
e, dan pemicu
nyeri.
- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri.
- Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri.

Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu.

3. 16 Gangguan pola Setelah dilakukan Intervensi


Mare tidur Tindakan Utama:
t berhubungan keperawatan 3x24 jam Dukungan Tidur
2023 dengan kurang diharapkan pola tidur
kontrol tidur membaik Observasi:
dibuktikan dengan kriteria hasil : -Identifikasi pola
dengan pasien aktivitas dan
mengatakan sulit Indikator AW T tidur
tidur dan pasien -Identifikasi
Keluhan 2 5
hanya tidur 3-4 factor
sulit tidur
jam perhari penganggu tidur
(fisik dan/
Keluhan 2 5
psikologis
sering
-Identifikasi
terjaga
makanan dan
Keluhan 2 5 minuman yang
tidak mengganggu
puas tidur
tidur (mis. kopi, teh
alkohol,
makanan

21
Keluhan 2 5 mendekati waktu
pola tidur tidur, minum
berubah banyak air
sebelum tidur)
Keluhan 2 5 -Identifikasi obat
istirahat tidur yang
tidak dikonsumsi
cukup
Terapeutik :
-Modifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan,
suhu, dan tempat
tidur)
-Batasi waktu
tidur siang jika
perlu
-Fasilitasi
menghilangkan
stress sebelum
tidur
-Tetapkan
jadwal tidur
rutin
-Lakukan
prosedur
untuk
meningkatkan
kenyamanan
(mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Sesuaikan
jadwal
pemberian obat
dan/tindakan
untuk
menunjang
siklus tidur-
terjaga

Edukasi:
-Jelaskan
pentingnya tidur

22
cukup selama
sakit
-Anjurkan
menepati
kebiasaan waktu
tidur
-Anjurkan
menghindari
makanan/
minuman yang
mengganggu
tidur
-Anjurkan
penggunaan
obat tidur yang
tidak
mengandung
supresor
terhadap tidur
REM
-Ajarkan factor
faktor yang
berkontribusi
terhadap
gangguan pola
tidur (mis.
Psikologis:gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
-Ajarkan
relaksasi otot
autogenic atau
cara
nonfarmakologi
lainnya.

3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Hari, Implementasi Evaluasi


tanggal dan
jam
pelaksanaan
Gangguan Jum’at 17 S=Pasien
pertukaran gas Maret 2023 mengatakan

23
berhubungan sesak napas
dengan 07.30 -Memonitor frekuensi, O= RR
ketidakseimbangan irama, kedalaman, dan :30x/menit,
ventilasi-perfusi upaya nafas Irama
dibuktikan dengan -Memonitor pola nafas napas
dispnea -Mengauskultasi bunyi normal
nafas A= Masalah
belum
-Mengatur interval teratasi
pemantauan respirasi P= Lanjutkan
10.00 sesuai kondisi pasien Intervensi
-Mendokumentasi-kan
hasil pemantauan

-Menjelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
-Menginformasi-kan
hasil pemantauan
13.00
Sabtu 18 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
sedikit
07.30 -Memonitor frekuensi, sesak napas
irama, kedalaman, dan O= RR
upaya nafas :28x/menit,
-Memonitor pola nafas Irama
-Mengauskultasi bunyi napas normal
nafas A= Masalah
belum
-Mengatur interval teratasi
pemantauan respirasi P= Lanjutkan
10.00 sesuai kondisi pasien Intervensi
-Mendokumentasi-kan
hasil pemantauan

-Menjelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
-Menginformasi-kan
hasil pemantauan
13.00
Minggu 19 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
-Memonitor frekuensi, tidak
07.30 irama, kedalaman, dan sesak napas
upaya nafas O= RR
-Memonitor pola nafas :28x/menit,

24
-Mengauskultasi bunyi Irama napas
nafas normal
A= Masalah
-Mengatur interval teratasi
pemantauan respirasi P= Hentikan
10.00 sesuai kondisi pasien Intervensi
-Mendokumentasi-kan
hasil pemantauan

-Menjelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
-Menginformasi-kan
hasil pemantauan
13.00
Nyeri Akut Jum’at 17 S=Pasien
berhubungan Maret 2023 mengatakan
dengan agen nyeri skala 4
pencedera 07.30 - Mengidentifikasi O=Pasien
fisiologis lokasi,karakteristik,durasi tampak nyeri
dibuktikan dengan frekuensi, kualitas hilang timbul
pasien mengatakan intensitas nyeri. pada
nyeri tekan di - Mengidentifikasi skala bagian
bagian abdomen nyeri. abdomen
dengan skala nyeri - Mengidentifikasi faktor A=Masalah
4 (nyeri sednag) yang memperberat dan belum
memperingan nyeri. teratasi
- Mengidentifikasi P=Lanjutkan
pengetahuan dan intervensi
keyakinan tentang nyeri.
- Mengidentifikasi
pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup.
- Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.

10.00 - Memberikan teknik


nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Mengkontrol
lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
- Memfasilitasi istirahat
dan tidur.
-Mempertimbangkan

25
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.

13.00 - Menjelaskan
penyebab,periode, dan
pemicu nyeri.
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Mengajarkan teknik
non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

- Mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu.

Sabtu 18 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
nyeri skala 3
07.30 - Mengidentifikasi O=Pasien
lokasi,karakteristik,durasi tampak nyeri
frekuensi, kualitas hilang timbul
intensitas nyeri. pada
- Mengidentifikasi skala bagian
nyeri. abdomen
- Mengidentifikasi faktor A=Masalah
yang memperberat dan belum
memperingan nyeri. teratasi
- Mengidentifikasi P=Lanjutkan
pengetahuan dan intervensi
keyakinan tentang nyeri.
- Mengidentifikasi
pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup.
- Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.

10.00 - Memberikan teknik


nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Mengkontrol
lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.

26
- Memfasilitasi istirahat
dan tidur.
-Mempertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.

13.00 - Menjelaskan
penyebab,periode, dan
pemicu nyeri.
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Mengajarkan teknik
non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

- Mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu.

Minggu 19
Maret 2023

07.30 - Mengidentifikasi
lokasi,karakteristik,durasi
frekuensi, kualitas
intensitas nyeri.
- Mengidentifikasi skala
nyeri.
- Mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri.
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri.
- Mengidentifikasi
pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup.
- Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.

10.00 - Memberikan teknik


nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

27
- Mengkontrol
lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
- Memfasilitasi istirahat
dan tidur.
-Mempertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.

13.00 - Menjelaskan
penyebab,periode, dan
pemicu nyeri.
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Mengajarkan teknik
non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

- Mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu.

Gangguan pola Jum’at 17 S=Pasien


tidur berhubungan Maret 2023 mengatakan
dengan kurang susah tidur
kontrol tidur 07.30 -Mengidentifikasi pola O=Pasien
dibuktikan dengan aktivitas dan tidur tidur 4 -5
pasien mengatakan -Mengidentifikasi factor jam/hari
sulit tidur dan penganggu tidur (fisik A=Masalah
pasien hanya tidur dan/ psikologis belum
3-4 jam perhari -Mengidentifikasi teratasi
makanan dan minuman P=Lanjutkan
yang intervensi
mengganggu tidur
(mis. kopi, teh
alkohol, makanan
mendekati waktu tidur,
minum banyak air
sebelum tidur)
-Mengidentifikasi obat
tidur yang dikonsumsi

10.00 -Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,

28
kebisingan, suhu, dan
tempat tidur)
-Membatasi waktu tidur
siang jika perlu
-Memfasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
-Menetapkan jadwal tidur
rutin
-Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Menyesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga

13.00 -Menjelaskan pentingnya


tidur cukup selama sakit
-Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
-Menganjurkan
menghindari
makanan/ minuman yang
mengganggu
tidur
-Menganjurkan
penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
-Mengajarkan factor
faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis.
Psikologis:gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)
-Mengajarkan relaksasi
otot autogenic atau cara
nonfarmakologi
lainnya.

29
Sabtu 18 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
mulai mudah
07.30 -Mengidentifikasi pola tidur
aktivitas dan tidur O=Pasien
-Mengidentifikasi factor tidur 5-6
penganggu tidur (fisik jam/hari
dan/ psikologis A=Masalah
-Mengidentifikasi belum
makanan dan minuman teratasi
yang P=Lanjutkan
mengganggu tidur intervensi
(mis. kopi, teh
alkohol, makanan
mendekati waktu tidur,
minum banyak air
sebelum tidur)
-Mengidentifikasi obat
tidur yang dikonsumsi

10.00 -Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu, dan
tempat tidur)
-Membatasi waktu tidur
siang jika perlu
-Memfasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
-Menetapkan jadwal tidur
rutin
-Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Menyesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga

13.00 -Menjelaskan pentingnya


tidur cukup selama sakit

30
-Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
-Menganjurkan
menghindari
makanan/ minuman yang
mengganggu
tidur
-Menganjurkan
penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
-Mengajarkan factor
faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis.
Psikologis:gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)
-Mengajarkan relaksasi
otot autogenic atau cara
nonfarmakologi
lainnya.
Minggu 19 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
mudah tidur
07.30 -Mengidentifikasi pola O=Pasien
aktivitas dan tidur tidur 7-8
-Mengidentifikasi factor jam/hari
penganggu tidur (fisik A=Masalah
dan/ psikologis teratasi
-Mengidentifikasi P=hentikan
makanan dan minuman intervensi
yang
mengganggu tidur
(mis. kopi, teh
alkohol, makanan
mendekati waktu tidur,
minum banyak air
sebelum tidur)
-Mengidentifikasi obat
tidur yang dikonsumsi

10.00 -Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,

31
kebisingan, suhu, dan
tempat tidur)
-Membatasi waktu tidur
siang jika perlu
-Memfasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
-Menetapkan jadwal tidur
rutin
-Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Menyesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga

13.00 -Menjelaskan pentingnya


tidur cukup selama sakit
-Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
-Menganjurkan
menghindari
makanan/ minuman yang
mengganggu
tidur
-Menganjurkan
penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
-Mengajarkan factor
faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis.
Psikologis:gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)
-Mengajarkan relaksasi
otot autogenic atau cara
nonfarmakologi
lainnya.

32
33
3.5 EVALUASI KEPERAWATAN

No Diagnosa/ SOAP PARAF


Hari/tanggal/jam
1 Gangguan S:
pertukaran - Pasien sudah tidak mengeluh sesak
gas/20 Maret napas
2023/12.00 - Pasien mengatakan keringat dingin
dimalam hari, batuk dan perut sebah
sudah tidak ada
O:
-TD : 120/80 mmhg
- RR : 20x/ menit
- Tidak ada sesak napas
- Tidak ada pernapasan cuping hidung
- Bunyi napas tambahan( ronchi) sudah
tidak ada
- Batuk sudah tidak ada
A: masalah teratasi

Indikator Awal Target Akhir


Dispnea 4 2 2
Bunyi nafas 4 2 2
tambahan
Napas 4 2 2
cuping
hidung
Pola nafas 4 2 2

P: Hentikan intervensi
- Pasien boleh pulang
2 Nyeri akut/20 S:
Maret 2023/ - Pasien mengatakan sudah tidak ada
10.30 nyeri tekan di bagian abdomen
- Pasien mengatakan bisa tidur dengan
nyenyak
O:
- Tidak ada nyeri tekan di abdomen
dengan skala 2
- Tekanan darah meningkat 120/80
mmhg

A: masalah teratasi

34
Indikator Awal Target Akhir
Keluhan 2 5 5
nyeri
Kesulitan 2 5 5
tidur
Pola napas 2 5 5

P: hentikan intervensi
- pasien sudah boleh pulang
3 Ganguan pola S:
tidur/20 - Pasien mengatakan sudah bisa tidur
Maret 2023/ dengan nyenyak
10.30
O:
-Pasien tidur selama 7-8 jam sehari

A: masalah teratasi

Indikator Awal Target Akhir


Keluhan 2 5 5
sulit tidur

Keluhan 2 5 5
sering
terjaga
Keluhan 2 5 5
tidak puas
tidur
Keluhan 2 5 5
pola tidur
berubah

Keluhan 2 5 5
istirahat
tidak
cukup

P: Hentikan intervensi
- Pasien boleh pulang

35
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pneunomia adalah peradangan parenkim paru distal ke bronkiolus


terminal, yang berisi bronkiolus pernapasan dan alveoli, mengakibatkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas lokal
2. Pneumonia diklasifikasikan menjadi dua, yaitu community-acquired
pneumonia dan hospital-acquired pneumonia
3. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti
bakteri, virus, jamur dan protozoa
4. Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia : Perawatan
selama masa kehamilan, Perbaikan gizi balita, Memberikan imunisasi
lengkap pada anak, Memeriksakan anak sedini mungkin apabila terserang
batuk, Mengurangi polusi di dalam dan diluar rumah dan Menjauhkan
balita dari penderita batuk

3.2 Saran

Untuk itu perlu adanya kegiatan pemberian informasi dan edukasi


untuk meningkatkan pengetahuan tentang pneunomia sehingga menerapkan
pola hidup sehat agar mencegah penyakit pneumonia dan masyarakat
memiliki kesadaran akan bahaya penyakit pneumonia sehingga dapat
menghindari faktor resiko, dan agar dapat menurunkan angka kejadian
pneumonia.

36
DAFTAR PUSTAKA

Askar, Muhammad. 2020. Politeknik Kesehatan Makassar. Makassar Patofisiologi


Untuk Teknologi Laboratorium Medis Buku Ajar.

Asman, Aulia. "Manajemen Operasional Digital terhadap faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian Pneumonia di Poliklinik Paru di RSUD
Pariaman." ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal 2.2 (2021): 13-19.

Derri Pra. 2017. Buku Ajar Respirasi. Universitas Sumara Utara. Sumatra Utara

Mulyana, Roza. Terapi Antibiotika Pada Pneumonia Usia Lanjut. 8.8 (2019): 172.

Purwitasari, Mirza, Erlina Burhan, and Priyanti Z. Soepandi. "Peranan


prokalsitonin pada pneumonia komunitas." The Indonesian Journal of
Infectious Diseases 2.2 (2017): 33-41.

Rahmah, Laila. 2017. Taalaksana Pneumonia Balita di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Tingkat Pertama. Kemenkes. Gambut, Kalimantan Selatan

Uam, Saktya Yudha Ardhi. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Deepublish. Sleman, Daerah Isimewa Yogyakarta

Wati, Risha Ambar. Hafiz Irsyad, M Ezar Al Rivan. Klasifikasi Pneumonia


Menggunkan Metode Support Vector Machine. Jurnal Algoritme. 1.1(2020):
21-22.

Zairinayati. 2022. Lingkungan Fisik Rumah dan Penyakit Pneumonia.. Pascal


Books. Cipayung, Tangerang Selatan.

37

Anda mungkin juga menyukai