Di Susun Oleh:
1. Despa Anisa Putri (2211020002)
2. Amanda Dwi Aolia Rahma (2211020023)
3. Tunjung Abditia (2211020024)
4. Aliyah Hayati (2211020028)
5. Ghina Pramesty Intan Cahyani (2211020035)
6. Nurul Oktriani (2211020039)
7. Muhammad Adnan Dimas Maulana (2211020041)
8. Eldin Yafi Fahmika (2211020046)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUNOMIA ” dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 2 dari Ibu
Ns.Meida , M.Kep. pada mata kuliah farmakologi keperawatan. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca
tentang “ Asuhan Keperawatan Pada Ny.B dengan Diagnosa Medis Pneumonia ”
guna mengetahui dan memahami persiapan perawat.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada selaku Ibu Meida dosen
keterampilan dasar keperawatan. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada teman-teman mahasiswa yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih
ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah yang disusun. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari Ibu Atika Dhiah,
senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas tulisan kedepannya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk. Radang paru-paru yang disebabkan oleh non-mikroorganisme
(bahan kimia, radiasi, aspirasi zat beracun, obat-obatan dan lain-lain)
disebut pneumonitis.
Pneumonia adalah penyakit paru-paru di mana kantung udara di
paru-paru terinfeksi berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri jamur.
Salah satu cara untuk mengetahui pneumonia adalah rontgen atau x-ray.
Pada Pemeriksaan fisis dapat ditemukan peningkatan suhu tubuh di atas
38°C, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang mungkin dapat disertai ronki basah halus. Fototoraks (postero
anterior/lateral) adalah pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan
diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi.
Pada pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit mengalami peningkatan,
biasanya lebih dari 10.000/ul, kadang bisa mencapai mencapai 30.000/ul,
dan pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri. Pemeriksaan
sputum, kultur darah dan serologi diperlukan untuk menentukan diagnosis
etiologi.
Pneumonia adalah infeksi yang seringkali tidak terdiagnosis sampai
usia tua. Ada lebih dari 1 juta kasus pneumonia yang membutuhkan
pengobatan di Amerika Serikat, dengan 600.000 pada pasien berusia di atas
65 tahun. Pneumonia pada usia tua dikaitkan dengan peningkatan
morbiditas, mortalitas dan penurunan status fungsional. Sekitar 10-20%
pasien perlu dirawat di unit perawatan intensif.
2.2 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Literatur menemukan bahwa pneumonia
yang didapat masyarakat pada orang yang tinggal di luar negeri terutama
disebabkan oleh bakteri gram positif, pneumonia yang didapat di rumah
sakit terutama disebabkan oleh bakteri gram negatif, sedangkan pneumonia
aspirasi terutama disebabkan oleh bakteri anaerob. Baru-baru ini, laporan
dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang
ditemukan pada pemeriksaan dahak penderita community-acquired
pneumonia adalah bakteri gram negatif.
6
1. Pneumonia oleh bakteri.
"S. pneumoniae adalah jenis bakteri penyebab pneumonia pada
anak-anak di semua berdasarkan komunitas penyakit pneumonia.
Sedangkan umur M. pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae adalah
penyebab utama pneumonia pada anak di atas umur 5 tahun." Begitu
pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri
segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan
paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah. Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa
saja, mulai dari bayi sampai usia lanjut. Pada pencandu alkohol, pasien
pasca- operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, dan
penurunan kekebalan tubuh adalah golongan yang paling berisiko. Anak-
anak juga termasuk kelompok yang rentan terinfeksi penyakit ini karena
daya tahan tubuh yang masih lemah.
2. Pneumonia oleh virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh
virus. Sebagian besar virus-virus ini menyerang saluran pernapasan bagian
atas (terutama pada anak). Namun, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak
berat dan dapat disembuhkan dalam waktu singkat. Bila infeksi terjadi
bersamaan dengan virus influensa, gangguan ini masuk ke dalam tingkatan
berat dan kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru
akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi
cairan.
3. Pneumonia oleh Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan
penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai
virus maupun bakteri walaupun memiliki karakteristik keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas.
Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak
pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan pada
orang yang tidak menjalani pengobatan. Pneumonia jenis ini berbeda gejala
dan tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya.
Oleh karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum
ditemukan ini sering disebut Atypical Pneumonia pneumonia yang tidak
tipikal". Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi saat perang dunia II.
4. Pneumonia jenis lainnya
Pneumonia lain yang jarang ditemukan, yakni disebabkan oleh
masuknya makanan, cairan, gas, debu maupun jamur. Pneumocystitis
Carinii Pneumonia (PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur, adalah salah
7
satu contoh dari pneumonia jenis lainnya. PCP biasanya menjadi tanda awal
serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP dapat diobati pada
banyak kasus. Namun, bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan
kemudian. Rickettsia (golongan antara virus dan bakteri yang menyebabkan
demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis) juga
mengganggu fungsi paru.
2.3 Patofisiologi
2.4 Gejala
8
penurunan kepekaan terhadap sentuhan, hingga titik mati rasa. Perkusi
tumpul menggambarkan konsolidasi atau keberadaan cairan pleura, ronki,
suara napas bronkial, gesekan gesekan pleura.
Gejala klinis tergantung pada lokasi, tipe kuman dan tingkat berat
penyakit Adapun gejala klinis dari pneumonia yaitu :
a. Dispnoe
b. Hemoptisis
c. Nyeri dada
d. Takipnea
e. Demam, menggigil
f. Malaise
g. Kepala pusing
h. Batuk produktif berupa sputum
i. Peningkatan suhu tubuh
j. Hipoksemia
2.5 Klasifikasi
9
3. Berdasarkan predileksi infeksi:
a. Pneumonia lobaris.Sering pada pneumonia bakterial, jarang pada bayi
dan orang tua. Pneumonia yang terjadipada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkusmisalnya:
pada aspirasi benda asing atau proses keganasan.
b. Bronkopneumonia.Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakterimaupun virus. Sering pada
bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksibronkus.
c. Pneumonia interstisial
2.6 Pencegahan
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Alasan utama datang ke RS: Sesak nafas sejak satu minggu yang lalu
11
3. Status gizi: Normal
BB saat ini: 40 kg
TB : 150 cm
IMT : Berat badan (kg) = 17,77 (Normal/Gizi lebih/Gizi
kurang)
Rambut : Kusam
Telinga : -
Mulut dan gigi: Mulut kurang bersih, terdapat karang gigi, mukosa
bibir kering.
b. Leher : -
c. Thorax (I-P-P-A)
12
e. Pemeriksaan genetalia dan rectum
Tidak dikaji
f. Pemeriksaan ekstrimitas
CRT: -
6. Sistem pernafasan
a. Frekuensi : 30 x/ menit
b. Suara nafas : Ronchi
c. Irama :-
7. Sistem kardiovaskuler:
a. Tekanan Darah : 126/106 mmHg
b. Nadi : 95 x/ menit, irama: teratur/ tidak teratur,
Kuat/lemah.
c. Capillary Refill time: - detik
13
c. Abdomen : Inspeksi distensi abdomen, Auskultasi bising usus
12 x/menit, Perkusi terdengar suara ronkhi, Palpasi nyeri tekan
d. BAB : - x sehari, konsistensi -
1. Psikologis
a. Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah cemas
b. Cara mengatasi perasaan tersebut dapat diatasi dengan cara istirahat yang
cukup
c. Rencana pasien setelah masalahnya terselesaikan sehingga dapat melakukan
aktivitas seperti semula
d. Jika rencana tidak dilaksanakan maka frekuensi sesak napas naik
e. Pengetahuan pasien tentang masalah/ penyakit yang ada kurang
pengetahuan yang ada tentang penyakit pneumonia
2. Sosial
a. Aktifitas atau peran di masyarakat : -
b. Kebiasaan di lingkungan yang tidak disukai : -
c. Cara Mengatasinya : -
d. Pandangan pasien tentang aktifitas social dilingkungannya : -
14
3. Budaya
a. Budaya yang diikuti pasien adalah budaya mendengarkan murottal
b. Keberatan/ tidak terhadap budaya yang diikuti yaitu pasien tidak keberatan
dengan budaya yang diikuti
c. Cara mengatasi (jika keberatan) : -
4. Spiritual
a. Aktifitas ibadah yang sehari-hari dilakukan solat dan membaca al-qur’an
b. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan membaca al-qur’an
c. Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan puasa
d. Perasaan pasien akibat tidak dapat melaksanakan ibadah tersebut cemas dan
merasa ada yang kurang
e. Upaya pasien mengatasi perasaan tersebut memperbanyak dzikir
f. Apa keyakinan pasien tentang peristiwa/ masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami sebagai cobaan yang telah ditakdirkan tuhan
15
ANALISIS DATA
Nama : Ny. B
Umur : 56 Tahun
DO:
1) Tekanan
Darah:
126/106
mmHg
2) Frekuensi
Nadi: 95
kali/menit
3) Suhu
tubuh: 36,
3°C
4) RR: 30 x/
menit
5) Saturasi:
97 %
NRM
6) Berat
Badan:
40kg
16
7) Tinggi
Badan:
150cm
17
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
dibuktikan dengan pasien mengatakan sulit tidur dan pasien hanya tidur
18
3.3 RENCANA KEPERAWATAN
Edukasi:
-Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
-Informasikan
hasil
pemantauan
19
abdomen dengan Keluhan 2 5 durasi
skala nyeri 4 nyeri frekuensi,
(nyeri sednag) Kesulita 2 5 kualitas
n tidur intensitas nyeri.
Pola 2 5 - Identifikasi
napas skala nyeri.
- Identifikasi
faktor yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri.
- Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan
tentang nyeri.
- Identifikasi
pengaruh nyeri
terhadap kualitas
hidup.
- Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan.
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri.
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
-Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
20
meredakan
nyeri.
Edukasi :
- Jelaskan
penyebab,period
e, dan pemicu
nyeri.
- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri.
- Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu.
21
Keluhan 2 5 mendekati waktu
pola tidur tidur, minum
berubah banyak air
sebelum tidur)
Keluhan 2 5 -Identifikasi obat
istirahat tidur yang
tidak dikonsumsi
cukup
Terapeutik :
-Modifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan,
suhu, dan tempat
tidur)
-Batasi waktu
tidur siang jika
perlu
-Fasilitasi
menghilangkan
stress sebelum
tidur
-Tetapkan
jadwal tidur
rutin
-Lakukan
prosedur
untuk
meningkatkan
kenyamanan
(mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Sesuaikan
jadwal
pemberian obat
dan/tindakan
untuk
menunjang
siklus tidur-
terjaga
Edukasi:
-Jelaskan
pentingnya tidur
22
cukup selama
sakit
-Anjurkan
menepati
kebiasaan waktu
tidur
-Anjurkan
menghindari
makanan/
minuman yang
mengganggu
tidur
-Anjurkan
penggunaan
obat tidur yang
tidak
mengandung
supresor
terhadap tidur
REM
-Ajarkan factor
faktor yang
berkontribusi
terhadap
gangguan pola
tidur (mis.
Psikologis:gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
-Ajarkan
relaksasi otot
autogenic atau
cara
nonfarmakologi
lainnya.
23
berhubungan sesak napas
dengan 07.30 -Memonitor frekuensi, O= RR
ketidakseimbangan irama, kedalaman, dan :30x/menit,
ventilasi-perfusi upaya nafas Irama
dibuktikan dengan -Memonitor pola nafas napas
dispnea -Mengauskultasi bunyi normal
nafas A= Masalah
belum
-Mengatur interval teratasi
pemantauan respirasi P= Lanjutkan
10.00 sesuai kondisi pasien Intervensi
-Mendokumentasi-kan
hasil pemantauan
24
-Mengauskultasi bunyi Irama napas
nafas normal
A= Masalah
-Mengatur interval teratasi
pemantauan respirasi P= Hentikan
10.00 sesuai kondisi pasien Intervensi
-Mendokumentasi-kan
hasil pemantauan
25
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
13.00 - Menjelaskan
penyebab,periode, dan
pemicu nyeri.
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Mengajarkan teknik
non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu.
Sabtu 18 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
nyeri skala 3
07.30 - Mengidentifikasi O=Pasien
lokasi,karakteristik,durasi tampak nyeri
frekuensi, kualitas hilang timbul
intensitas nyeri. pada
- Mengidentifikasi skala bagian
nyeri. abdomen
- Mengidentifikasi faktor A=Masalah
yang memperberat dan belum
memperingan nyeri. teratasi
- Mengidentifikasi P=Lanjutkan
pengetahuan dan intervensi
keyakinan tentang nyeri.
- Mengidentifikasi
pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup.
- Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.
26
- Memfasilitasi istirahat
dan tidur.
-Mempertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
13.00 - Menjelaskan
penyebab,periode, dan
pemicu nyeri.
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Mengajarkan teknik
non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu.
Minggu 19
Maret 2023
07.30 - Mengidentifikasi
lokasi,karakteristik,durasi
frekuensi, kualitas
intensitas nyeri.
- Mengidentifikasi skala
nyeri.
- Mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri.
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri.
- Mengidentifikasi
pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup.
- Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.
27
- Mengkontrol
lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
- Memfasilitasi istirahat
dan tidur.
-Mempertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
13.00 - Menjelaskan
penyebab,periode, dan
pemicu nyeri.
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Mengajarkan teknik
non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu.
10.00 -Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
28
kebisingan, suhu, dan
tempat tidur)
-Membatasi waktu tidur
siang jika perlu
-Memfasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
-Menetapkan jadwal tidur
rutin
-Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Menyesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
29
Sabtu 18 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
mulai mudah
07.30 -Mengidentifikasi pola tidur
aktivitas dan tidur O=Pasien
-Mengidentifikasi factor tidur 5-6
penganggu tidur (fisik jam/hari
dan/ psikologis A=Masalah
-Mengidentifikasi belum
makanan dan minuman teratasi
yang P=Lanjutkan
mengganggu tidur intervensi
(mis. kopi, teh
alkohol, makanan
mendekati waktu tidur,
minum banyak air
sebelum tidur)
-Mengidentifikasi obat
tidur yang dikonsumsi
10.00 -Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu, dan
tempat tidur)
-Membatasi waktu tidur
siang jika perlu
-Memfasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
-Menetapkan jadwal tidur
rutin
-Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Menyesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
30
-Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
-Menganjurkan
menghindari
makanan/ minuman yang
mengganggu
tidur
-Menganjurkan
penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
-Mengajarkan factor
faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis.
Psikologis:gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)
-Mengajarkan relaksasi
otot autogenic atau cara
nonfarmakologi
lainnya.
Minggu 19 S=Pasien
Maret 2023 mengatakan
mudah tidur
07.30 -Mengidentifikasi pola O=Pasien
aktivitas dan tidur tidur 7-8
-Mengidentifikasi factor jam/hari
penganggu tidur (fisik A=Masalah
dan/ psikologis teratasi
-Mengidentifikasi P=hentikan
makanan dan minuman intervensi
yang
mengganggu tidur
(mis. kopi, teh
alkohol, makanan
mendekati waktu tidur,
minum banyak air
sebelum tidur)
-Mengidentifikasi obat
tidur yang dikonsumsi
10.00 -Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
31
kebisingan, suhu, dan
tempat tidur)
-Membatasi waktu tidur
siang jika perlu
-Memfasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
-Menetapkan jadwal tidur
rutin
-Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
-Menyesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
32
33
3.5 EVALUASI KEPERAWATAN
P: Hentikan intervensi
- Pasien boleh pulang
2 Nyeri akut/20 S:
Maret 2023/ - Pasien mengatakan sudah tidak ada
10.30 nyeri tekan di bagian abdomen
- Pasien mengatakan bisa tidur dengan
nyenyak
O:
- Tidak ada nyeri tekan di abdomen
dengan skala 2
- Tekanan darah meningkat 120/80
mmhg
A: masalah teratasi
34
Indikator Awal Target Akhir
Keluhan 2 5 5
nyeri
Kesulitan 2 5 5
tidur
Pola napas 2 5 5
P: hentikan intervensi
- pasien sudah boleh pulang
3 Ganguan pola S:
tidur/20 - Pasien mengatakan sudah bisa tidur
Maret 2023/ dengan nyenyak
10.30
O:
-Pasien tidur selama 7-8 jam sehari
A: masalah teratasi
Keluhan 2 5 5
sering
terjaga
Keluhan 2 5 5
tidak puas
tidur
Keluhan 2 5 5
pola tidur
berubah
Keluhan 2 5 5
istirahat
tidak
cukup
P: Hentikan intervensi
- Pasien boleh pulang
35
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
Derri Pra. 2017. Buku Ajar Respirasi. Universitas Sumara Utara. Sumatra Utara
Mulyana, Roza. Terapi Antibiotika Pada Pneumonia Usia Lanjut. 8.8 (2019): 172.
Uam, Saktya Yudha Ardhi. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Deepublish. Sleman, Daerah Isimewa Yogyakarta
37