Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI II

PENYAKIT PNEUMONIA

TINGKAT III B

KELOMPOK 9

Disusun Oleh :

1. Endah Ayu Islami (P27903117062)


2. Hayyatun Nufus (P27903117068)
3. Meidina Aqmarina Iztasaq (P27903117078)
4. Nur Meutia Aushaf Zayyan (P27903117085)

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

2019

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah mata kuliah
Penanganan Penyakit Ineksi dengan judul “Penyakit Pneumonia” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini.
Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Tangerang, 10 Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... ii


Daftar Isi .......................................................................................................................... iii

BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Pneumonia ................................................................................ 6
B. Epidemiologi Pneumonia ............................................................................ 4
C. Klasifikasi Pnemonia .................................................................................... 6
D. Penyebab Pneumonia ................................................................................... 6
E. Patogensis Pneumonia ................................................................................. 6
F. Gejala Klinis Pneumonia .............................................................................. 7
G. Diagnosis Pneumonia .................................................................................. 8
H. Pencegahan Pneumonia ............................................................................... 10
I. Penatlaksanaan Pneumonia ........................................................................... 11

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................ 13

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan
penyebabnya bermacam-macam, diantaranya disebabkan oleh virus, bakteri, dan lain
sebagainya. Dengan fenomena ini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Salah satu
penyakit pada saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit Pneumonia sering kali
diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki
penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi
Pneumonia juga bisa menyerang usia muda yang bertubuh sehat. Saat ini di dunia
penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak
dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap
tahun.
Menurut survei kesehatan rumah tangga tahun 2002, penyakit saluran napas
merupakan penyebab kematian nomor 2 di Indonesia. Data dari SEAMIC Health Statistic
tahun 2001 menunjukkan bahwa influenza dan pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di
Singapura dan Vietnam. Laporan di WHO tahun 1999 menyebutkan bahwa penyebab
kematian akibat infeksi saluran napas akut termasuk influenza dan pneumonia. Di
Amerika Serikat, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun
dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang. Faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pneumonia ?
2. Bagaimana epidemiologi Pneumonia?
3. Apa saja klasifikasi dari Pneumonia?
4. Apa saja penyebab dari pneumonia?
5. Bagaimana patogensis dari Pneumonia?
6. Apa gejala klinis dari Pneumonia?
7. Bagaimana diagnosa Pneumonia?
8. Bagaimana cara pencegahan dari Pneumonia?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari Pneumonia?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Pneumonia
2. Untuk mengetahui epidemiologi Pneumonia
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Pneumonia
4. Untuk mengetahui penyebab dari pneumonia
5. Untuk mengetahui patogenesis dari Pneumonia
6. Untuk mengetahui gejala klinis dari Pneumonia
7. Untuk mengetahui diagnosa Pneumonia
8. Untuk mengetahui pencegahan dari Pneumonia
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Pneumonia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana
alveoli (mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk
menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan.
Akibatnya kemampuan paru sebagai tempat pertukaran gas (terutama oksigen) akan
terganggu. Kekurangan oksigen dalam sel-sel tubuh akan mengganggu proses
metabolisme tubuh. Bila pneumonia tidak ditangani dengan baik, proses peradangan akan
terus berlanjut dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti, selaput paru terisi cairan
atau nanah (efusi pleura atau empiema), jaringan paru bernanah (abses paru), jaringan
paru kempis (pneumotoraks) dan lain-lain. Bahkan bila terus berlanjut dapat terjadi
penyebaran infeksi melalui darah (sepsis) ke seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan
kematian.
Kemenkes RI (2011) mendefinisikan Pneumonia adalah infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala
batuk dan atau kesukaran bernapas seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (TDDK), atau gambaran radiologi foto thorax menunjukkan infiltrat
paru akut. Demam bukan merupakan gejala yang spesifik pada balita. Dalam
penatalaksanaan pengendalian ISPA semua bentuk pneumonia seperti bronkopneumonia,
bronkiolitis disebut “pneumonia”.

B. Epidemiologi Pneumonia
Pneumonia merupakan suatu penyakit yang terjadi pada semua tempat di dunia.
Pneumonia termasuk dalam satu kasus terbesar penyebab kematian pada semua
kelompok umur. Pada anak-anak,mayoritas penyebab kematian yang terjadi pada saat
kelahiran. Dengan lebih dari 2 juta kematian dalam setahun meliputi seluruh.
Persebaran pneumonia di dunia tidaklah seimbang, dengan adanya angka lebih
tinggi pada negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Berdasarkan data

6
WHO tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia
menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah
penderita mencapai 6 juta jiwa

C. Klasifikasi Pneumonia
Menurut buku Pneumonia Community, pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan dokter Paru Indonesia
(PDPI) 2003, menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia.
a. Berdasarkan Klinis dan epidemiologis :
1. Pneumonia komunitas
Meliputi infeksi saluran pernapasan bawah yang terjadi dalam 48 jam
setelah dirawat di rumah sakit pada pasien yang belum pernah dirawat di
rumah sakit selama >14 hari. Organisme yang paling sering
diidentifikasi adalah Streptococcus pneumoniae (20-75%), Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, dan Legionella spp, patogen bakteri
“atipikal” (2-25%) dan infeksi virus (8-12%) adalah penyebab yang relatif
sering.
2. Pneumonia nosocomial
Meliputi infeksi saluran pernapasan bawah yang berkembang >2 hari
setelah dirawat di rumah sakit.
3. Pneumonia aspirasi
Meliputi infeksi oleh bakteri dan organisme anaerob lain setelah aspirasi.

b. Berdasarkan penyebab
1. Pneumonia bakteri
Pneumonia ini dapat menyerang semua usia dan dapat menyerang siapa
saja. Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit, usia
lanjut, malnutrisi, bakteri pneumonia dapat dengan cepat berkembang biak
dan merusak paru-paru. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus
paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus

7
paru-paru menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan
cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri
Pneumococcus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab
pneumonia tersebut.
2. Pneumonia akibat virus
Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza. Gejala awal
dari pneumonia virus sama seperti gejala influenza yaitu demam, batuk
kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12-36 jam
penderita dapat menjadi sesak, batuk lebih parah dan berlendir sedikit.
Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir.
3. Pneumonia akibat jamur
Sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita
dengan daya tahan lemah. Gejala pneumonia jenis ini biasanya didahului
dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya.
4. Pneumonia akibat parasit/protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia
pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii
Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi
yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan
hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan
paru atau spesimen yang berasal dari paru

c. Berdasarkan Predileksi
1. Pneumonia Lobaris
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen dan kemungkinan
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus. misalnya pada aspirasi benda
asing atau adanya proses keganasan. Jenis pneumonia ini jarang terjadi
pada bayi dan orang tua dan sering pada pneumonia bakterial.
2. Pneumonia brunkopneumonia

8
Pneumonia yang ditandai dengan adanya bercak bercak infiltrat pada
lapang paru. Pneumonia jenis ini sering terjadi pada bayi dan orang tua,
disebabkan oleh bakteri maupun virus dan jarang dihubungkan dengan
obstruksi bronkus.
3. Pneumonia Intersitial
Kondisi pernapasan langka yang ditandai dengan pembentukan membran
hialin di paru-paru

D. Penyebab Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur, dan protozoa. Pneumoni komunitas yang diderita oleh masyarakat luar negeri
banyak disebabkan gram positif, sedangkan pneumonia rumah sakit banyak disebabkan
gram negatif.
a. Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di
udara dihirup, tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah
ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh. Banyak bakteri hidup pada bagian
atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung, mulut, dan sinus dan dapat
dengan mudah dihirup menuju alveoli. Penyebab paling umum dari pneumoni
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, yang merupakan bakteri gram
negative.
Beberapa dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk
Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, dan Moraxella catarrhalis. Bakteri atipikal yang menyebabkan
pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan
Legionella pneumophila.
b. Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak sering terjadi, tetapi hal ini mungkin
terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS, obat-
obatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain. Pneumonia yang disebabkan

9
jamur paling sering disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, Cryptococcus
neoformans, Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.
c. Virus
Biasanya virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang
terhirup melalui mulut dan hidung, setelah masuk virus menyerang jalan nafas
dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung
mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.
Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri. Pneumonia
bakteri dapat merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus influensa, virus syccytial
respiratory (RSV), adenovirus dan metapneumovirus.
d. Parasit
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut Pneumocystitis
Carinii Pneumonia (PCP). Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi
paru-paru. Parasit ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan
ditelan. Setelah memasuki tubuh, mereka berjalan menuju paru-paru, biasanya
melalui darah. Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah
Toxoplasma gondii, Strongioides stercoralis dan Ascariasis.

E. Patogenesis Pneumonia
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan tiga faktor yaitu keaadan (imunitas)
pasien, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang berinteraksi satu
sama lain. Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru.
Adanyanya bakteri di paru merupakan akibat ketidakseimbangan antara daya tahan
tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang
biak dan berakibat timbulnya sakit. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai
permukaan :
a. Inokulasi langsung
b. Penyebaran melalui pembuluh darah

10
c. Inhalasi bahan aerosol
d. Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi.
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau
jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 -2,0 m melalui udara dapat mencapai
bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi
pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas
bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari
sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada
orang normal waktu tidur (50 %) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum
alkohol dan pemakai obat (drug abuse).
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi.
Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di
saluran napas bagian bawah, akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis
mikroorganisme yang sama.

F. Gejala Klinis Pneumonia


Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh
meningkat dapat melebihi 400C, nafas pendek, batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
Sedangkan pada temuan pemeriksaan fisik pada rontagen dada tergantung dari
luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,
pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar
suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus,
yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi

G. Diagnosa Pneuomia
a. Pemeriksaan Radiologi
Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran air
bronkhogram (airspace disease) misalnya oleh Streptococcus pneumoniae, dan

11
bronkopneumonia (segmental disease) oleh Staphylococcus, virus atau mikoplsma
dan pneumonia intertstiasiak (intertitial disease) oleh virus. Distribusi infiltrat
pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atau sugestif untuk kuman
aspirasi . Tetapi pada pasien yang tidak sadar, lokasi ini bisa dimana saja. Infiltrat
di lobus atau sering ditimbulkan Klebsiella spp, tuberkulosis atau amiloidosis.
Pada lobus bawah dapat terjadi infiltrat akibat Staphylococcus atau bakteriemia.

Intersitial Air Bronchogram Bronkopneumonia

b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya
lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan
serologi. Kultur darah dapat positif pada 2025% penderita yang tidak diobati.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik

H. Pencegahan Pneumonia
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya infeksi pneumonia. Terapi tepat
penyakit utama (seperti AIDS) dapat mengurangi resiko seseorang terhadap pneumonia.
Berhenti merokok sangat penting tidak hanya membantu membatasi kerusakan paru

12
tetapi juga karena asap rokok mengganggu sistem pertahanan tubuh alami terhadap
pneumonia.Vaksin penting untuk pencegahan pneumonia pada anak-anak dan dewasa.
Vaksin terhadap Haemophillus influenza dan Streptoccocus pneumonia dalam tahun
pertama kehidupan berperan dengan baik pada masa anak-anak. Vaksin terhadap
Streptoccocus pneumonia juga dapat diberikan pada orang dewasa. Pencegahan
Pneumonia juga dapat dilakukan cara :
 Istirahat yang cukup untuk meningkatkan imunitas tubuh
 Minum banyak cairan
 Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin A.
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
 Hindari merokok dan menghirup asap rokok
 Pemberian vaksinasi
Pemberian vaksin tersebut diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia
lanjut, penyakit kronik, diabetes, penyakit jantung koroner, PPOK, HIV, dll.
Vaksinasi ulang direkomendasikan setelah > 2 tahun. Di samping itu vaksin juga
perlu di berikan untuk penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penyakit
kronik, dan usia diatas 65 tahun.

I. Penatalaksanaan Pneumonia
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang

ditentukan berdasarkan pemeriksaan sampel sputum pra pengobatan. Terapi yang dapat

dilakukan antara lain :

 Terapi non farmakologi

a. Istirahat

b. Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi

c. Terapi oksigen yang dilembabkan dilakukan untuk menangani hipoksia

13
d. Penanganan tambahan meliputi makanan kaya-kalori, asupan cairan yang cukup,

dan beristirahat di ranjang

e. Teknik napas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurangi

resiko atelektasis.

 Terapi Farmakologi

a. Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakteri. Pneumonia lain dapat diobati

dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi sekunder yang dapat

berkembang dari infeksi asal. Antibiotik yang biasa diberikan adalah Penisilin,

Ampisilin, Eritromisin, Tetrasiklin, Gentamisin, dan lain-lain.

b. Analgesik bisa diberikan untuk meredakan nyeri dada pleuritik.

c. Mukolitik, membantu mengencerkan sekresi sehingga sekresi dapat keluar pada

saat batuk

d. Bronkodilator, untuk meningkatkan diameter lumen percabangan trankeobronkial

sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara.

e. Kortikosteroid, berguna pada keterlibatan luas dengan hipoksemia dan bila reaksi

inflamasi mengancam kehidupan

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, dan parasit). Proses peradangan akan menyebabkan jaringan paru yang
berupa aveoli (kantung udara) dapat dipenuhi cairan ataupun nanah. Akibatnya
kemampuan paru sebagai tempat pertukaran gas (terutama oksigen) akan terganggu.
Pneumonia masih menjadi penyakit yang banyak menyerang masyarakat terutama di
negara berkembang. Untuk terapi pneumonia umumnya diberikan antibiotik dan beberapa
obat-obatan lain seperti analgetik, antipiretik, ekspektoran, sedativa, dan bronkodilator

B. Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Karina A.A.A., Ryusuke, Oyagi. 2017. Tugas Responsi Pneumonia.

Fakultas Kaedokteran Universitas Udayana : Bali

Jayanti, Irma., dkk. 2016. Pneumonia. Fakultas Farmasi Universitas Indoensia

Timur : Makassar

Misnadiarly. 2008. “Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak,

Orang Dewasa, Usia Lanjut”. Jakarta : Pustaka Obor Populer.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pneumonia Komuniti "Pedoman

Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia"

Sari, Febria Elza., Rumende, Martin., Harimurti, Kuntjoro. 2016. Faktor–Faktor

yang Berhubungan dengan Diagnosis Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Vol 3 : No. 4

16

Anda mungkin juga menyukai