HEMATOLOGI II
Disusun Oleh :
Kelompok 11
2019
1. Seorang ATLM melakukan pemeriksaan Hemostasis yaitu Bleeding Time metode Duke,
saat dilakukan penusukan pada cuping telinga dilakukan penghapusan darah yang keluar
dengan tissue, dalam waktu 2 menit darah berhenti. Salah satu sel yang mempengaruhi
proses pemberhentian darah tersebut adalah sel…
a. Trombosit
b. Eritrosit
c. Leukosit
d. Sabit
e. Neutrofil
Penjelasan:
a. Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang penting dalam pembekuan darah normal. Jumlah
trombosit dapat digunakan sebagai deteksi dini atau mendiagnosis berbagai penyakit
atau kondisi yang dapat menyebabkan masalah pada penggumpalan darah. Saat
mengalami luka, trombosit akan menggumpal dan membantu menghentikan
pendarahan yang terjadi. Bila tidak memiliki jumlah trombosit normal, tubuh tidak
bisa membekukan darah da menghentikan pendarahan
b. Eritrosit
Sel darah merah, eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
mengikat oksigen yang diperlukan untuk oksidasi jaringan-jaringan tubuh
lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Terdapar kira-kira 5 juta sel darah
merah per mm3
c. Leukosit
Sel darah putih, leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah
putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
d. Sabit
Sel sabit merupakan kelainan bentuk dari eritrosit
e. Neutrofil
Sel neutrofil merupakan salah satu jenis sel leukosit
2. Pada saat pemeriksaan hemostasis darah, seorang ATLM menunggu darah sampai
terbentuk benang benang fibrin (Clotting time). Pada fase ke berapa benang-benang
fibrin tersebut terbentuk dalam hemostasis darah…
a. fase 1
b. fase 2
c. fase 3
d. fase 4
e. fase 5
Penjelasan:
a. Fase 1
Fase 1 dalam proses hemostasis yaitu Pembekuan pada proses pembentukan
agregasi trombosit yang masih awal, masih longgar dan bersifat sementara pada
tempat luka. Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah
dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade peristiwa koagulasi pada
tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada
pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit
kemudian melakukan proses agregasi untuk membentuk sumbat hemostatik ataupun
trombus.
b. Fase 2
Fase 2 dalam proses hemostasis yaitu Pembentukan jaring atau benangbenang
fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbatan hemostatik
atau trombus yang lebih kuat dan lebih stabil.
c. Fase 3
Fase 3 dalam proses hemostasis yaitu Pelarutan parsial atau total agregat
hemostatik atau trombus oleh plasmin.
d. Fase 4
Dalam Proses Hemastosis hanya ada 3 fase.
e. Fase 5
Dalam Proses Hemastosis hanya ada 3 fase.
3. Dalam mekanisme hemostasis primer, faktor manakah yang terlibat mekanisme ini?
a. Inhibitor
b. Trombosit
c. Faktor Koagulasi
d. Fibrinolisis
e. Plasmin
Pembahasan:
- Hemostasis Primer melibatkanpembuluhdarahdan trombosit
- Hemostasis Sekundermelibatkantrombositdanfaktorkoagulasi
-Hemostasis
Tersier mekanismekontrolthdaktivasikoagualsi berlebihan, melibatkansistim fibrinolysis
Pembahasan :
Bahan pemeriksaan APTT adalah darah vena yang di campur dengan Natrium sitrat
3,2% dengan perbandingan 9:1, yang kemudian di sentrifugasi dan akhirnya di dapatkan
plasma sitrat, Natrium sitrat merupakan antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion
kalsium dalam darah sehingga darah tidak membeku.
Pembahasan :
a. Bleeding time = Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku
setelah adanya luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding
pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur
lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping
telinga. Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer
atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat
hemostatik, pasien dengan perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien dengan
riwayat keluarga gangguan perdarahan.
b. Clotthing time = CT adalah pemeriksaan untuk menetukan waktu yang dibutuhkan
darah untuk membeku secara invitro. Satuan yang digunakan dalam pemeriksaan
adalah waktu perdarahan. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan penyaring untuk
mendeteksi adanya kelainan koagulasi jalur intrinsik.
c. Rumple Leede = Rumple leed test adalah tes yang dimaksudkan untuk menguji
ketahanan darah kapiler dengan pembendungan pada lengan sehingga darah akan
menekan dinding kapiler. Jika dinding kapiler kurang kuat, maka darah kapiler keluar
dan merembes dalam jaringan sekitarnya sehingga tampak bercak petechie. Ptechie
adalah bintik merah akibat perdarahan didalam kulit, warna terkadang bervariasi dari
merah jadi biru/ungu. Petechie umumnya muncul di kaki bagian bawah tetapi bisa
muncul diseluruh tubuh. Petechie mungkin terlihat pada pasien-pasien dengan jumlah
platelet yang sangat rendah. Petechie terjadi karena perdarahan keluar dan pembuluh
darah yang kecil sekali di bawah kulit atau selaput lendir.
d. Trombine time = Masa trombin adalah waktu yang diperlukan oleh trombin untuk
merubah fibrinogen menjadi fibrin. Pemberian trombin pada plasma segera merubah
fibrinogen menjadi fibrin tanda dipengaruhi faktor pembekuan intrinsik maupun
ekstrinsik. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengestimasi kadar fibrinogen
didalam darah dan juga kualitas fibrinogen tersebut.
e. Prothrombine time = merupakan pemeriksaan faktor koagulasi jalur ekstrinsik dan
monitoring terapi antikoagulan (walfarin). PT biasanya dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) dan fibrinogen untuk
skrining koagulasi darah.
Pembahasan :
a. Pemeriksaan Fibrinogen = Pemeriksaan yangbertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya defisiensi fibrinogen (faktor I)
b. Pemeriksaan Bleeding Time = Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
waktu perdarahan yang menggambarkan fungsi trombosit
c. Pemeriksaan Clotting Time = Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
masa pembekuan seseorang dalam menit
d. Pemeriksaan Prothombin Time = Pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai
fungsi faktor koagulasi jalur ekstrinsik
e. Pemeriksaan APTT = Pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai fungsi
koagulasi jalur instrinsik (faktor VIII, IX, X) dan jalur bersama
3. Seorang ATLM melakukan pemeriksaan SADT lalu ditemukan sebuah sel dengan
bentuk tampak sangat besar dengan diameter 35 – 150 mikron, inti berlobus tidak
teratur, kromatin kasar, anak inti tidak terlihat dan bersitoplasma banyak. Dimana satu
sel yang sudah tua dan matang akan pecah menjadi keping-keping atau fragmen-
fragmen menjadi trombosit dan dapat menghasilkan sampai 3000-4000 sel trombosit.
Disebut apakah sel ini...
a. Rubiblast
b. Prorubrisit
c. Megakarioblast
d. Promegakariosit
e. Megakariosit
Pembahasan :
a. Rubiblast
Ukuran sel rubiblast 14- 19 mikron. berinti bulat sedikit sentral sedikit eksentrik
dengan beberapa anak inti dan kromatin yang halus, sitoplasma berwarna biru.
Dalam keadaan normal jumlah rubriblast dalam sumsum tulang adalah kurang
dari 1 % dari seluruh jumlah sel berinti.
b. Prorubrisit
Ukuran sel prorubrisit 10- 15 mikron, inti bulat agak eksentrik, kromatin kasar
dan berwarna gelap, batas antara inti dan sitoplasma terdapat garis putih (halo).
Jumlahnya dalam keadaan normal 1-4 % dari seluruh sel berinti.
c. Megakarioblast
Sel besar yang diproduksi di sumsum tulang berukuran 20-45 um. Rasio inti dan
sitoplasma sangat besar. Bentuk inti bulat atau oval dengan kromatin inti halus
dan biasanya terdapat 1-2 anak inti. Sitoplasma biru tidak bergranula. Berbeda
dengan sel lain, rata rata sel darah berukuran sekitar 16 mikron, sehingga akan
mudah sekali untuk dikenalinya.
d. Promegakariosit
Inti yang terbagi menjadi 2 atau 4 lobus, sitoplasma mulai melakukan
pematangan membentuk pemadatan seperti granula berwarna bening
kebirubiruan, sitoplasma tidak terlalu biru. Pada saat mekanisme pematangan sel
ini, tampak tonjolan-tonjolan sitoplasma seperti gelembung. Sitoplasma sel ini
homogen dan berwarna kebiru-biruan atau sangat basofilik.
e. Megakariosit
Bentuk sel ini tampak sangat besar dengan ukuran bisa sampai diameter 35 – 150
mikron, inti dengan berlobus tidak teratur, kromatin kasar, anak inti tidak terlihat
dan bersitoplasma banyak. Satu sel yang sudah tua dan matang akan pecah
menjadi keping-keping atau fragmen-fragmen menjadi trombosit. Satu sel ini
akan menghasilkan trombosit sampai 3000-4000 sel trombosit.
4. Pada proses eritropoesis terdapat sel dengan ciri-ciri berukuran 7-9 mikron, tidak
terdapat inti, sel berbentuk filamen (SGF). Dalam darah normal terdapat 0,5 – 2,5%.
Disebut apakah sel ini...
a. Rubiblast
b. Prorubrisit
c. Rubrisit
d. Metarubrisit
e. Retikulosit
Pembahasan :
a. Rubiblast
Ukuran sel rubiblast 14- 19 mikron. berinti bulat sedikit sentral sedikit eksentrik
dengan beberapa anak inti dan kromatin yang halus, sitoplasma berwarna biru.
Dalam keadaan normal jumlah rubriblast dalam sumsum tulang adalah kurang
dari 1 % dari seluruh jumlah sel berinti.
b. Prorubrisit
Ukuran sel prorubrisit 10- 15 mikron, inti bulat agak eksentrik, kromatin kasar
dan berwarna gelap, batas antara inti dan sitoplasma terdapat garis putih (halo).
Jumlahnya dalam keadaan normal 1-4 % dari seluruh sel berinti.
c. Rubrisit
Ukuran sel polikromatik yaitu 8-12 mikron. Inti sel ini mengandung kromatin
yang kasar dan menebal secara tidak teratur, di beberapa tempat tampak daerah-
daerah piknotik. Pada sel ini sudah tidak terdapat lagi anak inti, inti sel lebih kecil
daripada prorubrisit tetapi sitoplasmanya lebih banyak, mengandung warna biru
karena asam ribonukleat (ribonucleic acid-RNA) dan merah karena hemoglobin.
Jumlah sel ini dalam sumsum tulang orang dewasa normal adalah 10-20 %.
d. Metarubrisit
Ukuran sel metarubrisit sekitar 7-10 mikron. Inti sel ini kecil padat dengan
struktur kromatin yang menggumpal. Sitoplasma warnanya merah walaupun
masih ada sisa-sisa warna biru dari RNA. Jumlahnya dalah keadaan normal
adalah 5-10%.
e. Retikulosit
Ukuran sel retikulosit yaitu 7-9 mikron, tidak terdapat inti, sel berbentuk filamen
(SGF). Dalam darah normal terdapat 0,5 – 2,5% retikulosit.
Pembahasan :
a. Tear drop cell
Eritrosit bentuk seperti buah pear atau tetesan air mata.
b. Akantosit
Eritrosit yang pada permukaannya mempunyai 3-12 duri dengan ujung runcing
yang tidak sama panjang akibat defisiensilow-dencity betha lipoprotein.
c. Sickle sell
Sel ini adalah eritrosit yang berubah bentuk menyerupai sabit akibat polimerisasi
Hb S pada keadaan kekurangan O2 yang bersifat reversible.
d. Target Cell
Eritrosit berbentuk seperti lonceng akibat permukaan eritrosit lebih luas dari
eritrosit normal, bagian tengah berwarna lebih gelap atau merah
e. Ovalosit
Bentuk eritrosit lonjong seperti telur (oval), kadang dapat lebih gepeng sehingga
disebut sebagai eliptosit.
Soal 3
Pembahasan :
b. Tear drop cell
Eritrosit bentuk seperti buah pear atau tetesan air mata.
c. Akantosit
Eritrosit yang pada permukaannya mempunyai 3-12 duri dengan ujung tumpul
yang tidak sama panjang akibat defisiensilow-dencity betha lipoprotein.
d. Sickle sell
Sel ini adalah eritrosit yang berubah bentuk menyerupai sabit akibat polimerisasi
Hb S pada keadaan kekurangan O2 yang bersifat reversible.
e. Stomatosit
Bentuk seperti mangkuk, eritrosit tampak dengan bagian pucatnya sebagai celah
(tidak bundar) akibat meningkatnya sodium dalam sel dan menurunnya potasium
f. Ovalosit
Bentuk eritrosit lonjong seperti telur (oval), kadang dapat lebih gepeng sehingga
disebut sebagai eliptosit.
2. Anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store)
sehingga penyediaan besi untuk eritropoiesis berkurang. Penyebab anemia ini adalah
kehilangan darah, kebutuhan meningkat (prematuritas, pertumbuhan, kehamilan),
malabsorpsi Fe, Diet buruk, asupan kurang. Pada apus darah tepi terdapat
Anisositosis, Poikilosistosis, jika anemia ringan terdapat normokrom normositer dan
jika anemia berat terdapat hipokrom mikrositer.
Berdasarkan penjelasan diatas, Anemia ini termasuk jenis Anemia...
a. Anemia Aplastik
b. Anemia Hemolitik
c. Anemia Defisiensi Fe
d. Anemia Megaloblastik
e. Leukemia
Pembahasan:
a. Anemia Aplastik = gangguan hematopoesis yg ditandai oleh penurunan
produksi eritroid, mieloid dan megakariosit dalam sumsum tulang, dimana
jaringan sumsum tulang di ganti oleh jaringan lemak. Sebagai akibat maka
akan terjadi pansitopeniaa (anemia, leukopenia dan trombopenia)
b. Anemia Hemolitik = sebagai anemia yang diakibatkan peningkatan
destruksi eritrosit yang diikuti dgn ketidakmampuan sumsum tulang dalam
memproduksi eritrosit untuk mengatasi kebutuhan tubuh terhadap
berkurangnya sel eritrosit.
c. Anemia Defisiensi Fe = Anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk
eritropoiesis berkurang. Penyebab anemia ini adalah kehilangan darah,
kebutuhan meningkat (prematuritas, pertumbuhan, kehamilan), malabsorpsi
Fe, Diet buruk, asupan kurang. Pada apus darah tepi terdapat Anisositosis,
Poikilosistosis, jika anemia ringan terdapat normokrom normositer dan jika
anemia berat terdapat hipokrom mikrositer.
d. Anemia Megaloblastik = Anemia dimana eritroblas dalam sumsum tulang
memperlihatkan abnormalitas khas, pematangan inti terlambat
dibandingkan sitoplasma, sebagai akibat berkurangnya atau tidak adanya
faktor intrinsik dlm lambung
e. Leukemia adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan yang bersifat
irreversible dari satu jenis sel darah atau lebih
3.
Pembahasan:
a. Sickle Cell = Eritrosit yang memanjang dan melengkung, dengan dua katup
runcing
b. Acantosyt = Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang runcing, tonjolan tidak
teratur akibat defisiensilow-dencity betha lipoprotein
c. Sferosit = Eritrosit tanpa pucat ditengah bentuk lebih tebal dan kecil akibat dari
developmental defect
d. Target Cell = Eritrosit berbentuk seperti lonceng akibat permukaan eritrosit lebih
luas dari eritrosit normal, bagian tengah berwarna lebih gelap atau merah
e. Tear Drop Cell = Eritrosit bentuk seperti buah pear atau tetesan air mata.
4. Seorang ATLM sedang melakukan SADT, lalu ditemukan ukuran diameter eritrosit
yang terdapat di dalam suatu sediaan apus berbeda-beda (bervariasi). Kelainan
Ukuran Eritrosit ini disebut..
a. Mikrosit
b. Anisositosis
c. Makrosit
d. Hiperkromasi
e. Polikromasi
Pembahasan :
a. Mikrosit = keadaan dimana ukuran diameter eritrosit <7 mikron, ditandai dengan
warna pucat
b. Anisositosis = keadaan dimana ukuran diameter eritrosit yang terdapat di dalam
suatu sediaan apus berbeda-beda (bervariasi).
c. Makrosit = keadaan dimana ukuran diameter rata-rataeritrosit >8 mikron.
d. Hiperkromasi = Suatu keadaan dimana eritrosit tampak lebih merah atau gelap
dari warna normal.
e. Polikromasi = Keadaan dimana terdapat beberapa warna didalam sebuah lapangan
sediaan apus.
Pembahasan:
a. Promielosit = dalam fase ini sitoplasma seri granulosit telah memperlihatkan
granula berwarna biru tua
b. Pronormoblast = Sel termuda diantara seri eritrosit
c. Metamielosit = dalam proses pematangan, inti sel membentuk lekukan sehingga
sel berbentuk seperti kacang merah
d. Mieloblast = Sel termuda diantara seri granulosit
e. Megakarioblast = Sel termuda diantara seri trombosit
SOAL 4
Pembahasan :
Nilai normal pada pemeriksaan rumple leed yaitu
Positif (+) : Ptechiae >10/2,5 x 2,5 cm
Negatif (-) : Ptechiae <5/2,5 x 2,5 cm
2. Salah satu kelainan ukuran eritrosit yaitu......
a. Anisositosis
b. Hipokromasi
c. Hiperkromasi
d. Polikromasi
e. Poikilositosis
Pembahasan :
Anisositosis : Suatu keadaan dimana ukuran diameter eritrosit yang terdapat di dalam
suatu sediaan apus berbeda beda.
Hipokromasi : Suatu Keadaan dimana konsentrasi hemoglobin kurang dari normal
sehingga sentral akromia melebar.
Hiperkromasi : Eritrosit yang tampak lebih merah atau gelap dari warna normal.
Polikromasi : Keadaan dimana terdapat beberapa warna dalam sebuah lapangan
sediaan apus
Poikilositosis : Dimana suatu sediaan apus ditemukan bermacam-macam variasi
bentuk eritrosit
3. Burr cell, Creanated Cell, Sea-urchin cell merupakan nama lain dari........
a. Akantosit
b. Echynocyte
c. Sel Target
d. Sel Sabit
e. Sistosit
Pembahasan :
Akantosit : Spurr cell
Echynocyte : Burr cell, Creanated cell, Sea-urchin cell
Sel target : Mexican het cell, Bull’s eye cell
Sel sabit : Sickle cell, Drepanocyte, Cresent cell, Menysocyte
Sistosit: Fragmented cell, Keratocytes
Pembahasan
A. Tear drop cell
Eritrosit bentuk seperti buah pear atau tetesan air mata. Dijumpai pada mielofibrosis
dengan metaplasia myeloid. Diduga berhubungan dngan eritrosit yang mengandung
badan/benda inklusi, dimana saat benda inklusi dikeluarkan dari sel terjadi perubahan
bentuk tersebut.
B. Sickel cell
Sel ini adalah eritrosit yang berubah bentuk menyerupai sabit yang memanjang dan
melengkungdengan dua katup runcing, akibat keadaan kekurangan O2 yang bersifat
reversible
C. Akantosit
Eritrosit yang padadinding terdapattonjolan–tonjolansitoplasma yang berbentukduri
(runcing), disebuttidakmeratadenganjumlah 5 – 10 buah,
panjangdanbesartonjolanbervariasi
D. Mikrosit
Mikrosit merupakan salah satu bentuk kelainan sel eritrosit yang memiliki tanda
berupa ukuran yang lebih kecil dari ukuran eritrosit normal yang biasa di temmukan
pada anemia defisiensi besi
E. Sferosit
Seliniberbentukseperti bola, padasediaanapusdenganpewarnaan Wright
akantampaksebagaieritrosit normal dantidakterdapatdaerahpucat di
bagiantengaheritrositsehinggawarnanyatampaklebihgelap.
Sferositterjadiakibatkelainanataukerusakan membrane eritrosit, baik yang
kongenitalmaupundidapat.
5. Dalam siklus granulopoesis terdapat sel yang memiliki ukuran 15 - 30 m, bentuk
oval atau bulat, Warnasitoplasma: birumudadengan halo jelas, Granularitaspekat
dengan azurofilikbanyak. Jenis sel ini berjumlah <5% pada sumsum tulang belakang.
Sel apaka yang dimaksud dari penjelasan diatas?
a. Mieloblast
b. Promielosit (benar)
c. Mielosit
d. Metamiolosit
e. Neutrofil batang
Pembahasan
a. Mieloblast
Mieloblast merupakan sel termuda diantara seri granulosit. Ukuransel: 15 - 25
m.Bentuksel: oval, kadang-kadangbulat. Warnasitoplasma: biru, tanpa halo
perinuklearjelasataudengan halo dengan halo perinuklearmelebar. Tipekromatin:
halus, dengantampilan reticular. Sumsumtulang: < 5%
b. Promielosit
dalam fase ini sitoplasma seri granulosit telah memperlihatkan granula berwarba
biru tua/biru kemerahan. Ciri khusus dari seri promielosit yaitu terdapat halo yang
jelas pada sitoplasma
c. Mielosit
Pada fase mielosit granula sudah menunjukkan diferensiasi yaitu telah
menunjukkan diferensiasi. Ukuransel: 15 - 25 m. Bentuksel: oval, kadang-
kadangbulat. Warnasitoplasma: biru, tanpa halo. Tipekromatin: halus,
dengantampilan reticular. Keberdaan pada sumsum tulang sumsumtulang: < 5%
d. Metamielosit
Dalam fase metamielosit inti sel membentuk lekukan sehingga sel berbentuk
seperti kacang merah. Ukuransel: 14 - 20 m. Warnasitoplasma: pink. Granula
halus. Tipe kromatin tebal. Keberadaan pada sumsumtulang: 10 - 25 %
e. Neutrofil batang
Metamielosit menjadi batang/stab apabila lekukan pada inti melebihi setengah
ukuran inti yang bulat sehingga berbentuk seperti batang yang lengkung.
Ukuransel: 14 - 20 m.Bentuksel: oval ataubulat. Warnasitoplasma: pink.
Keberdaan pada darah <5% sedangkan pada sumsum tulang 5-20%