Naskah Publikasi
Oleh:
ERVAN KUSUMA PUTRA
J 210.090.014
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
Pendahuluan
Hipertensi dapat didefinisikan
dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
mmHg.
Hipertensi
merupakan
penyebab utama gagal jantung, stroke,
dan gagal ginjal. Disebut sebagai
pembunuh diam diam karena orang
dengan
hipertensi
sering
tidak
menampakan gejala
( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
Penyakit ini menjadi salah satu
masalah kesehatan utama di Indonesia
maupun dunia sebab diperkirakan
sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi
terutama terjadi di Negara berkembang,
pada tahun 2025 diperkirakan dari
jumlah total 639 kasus di tahun 2000
jumlah ini diperkirakan meningkat
menjadi 1,15 miliar kasusu di tahun
2025.
Sedangkan
hipertensi
di
Indonesia menunjukan bahwa di daerah
pedesaan masih banyak penderita
hipertensi yang belum terjangkau oleh
layanan kesehatan dikarenakan tidak
adanya keluhan dari sebagian besar
penderita. (Ardiansyah, 2012). Karena
angka
prevalensi
hipertensi
di
Indonesia yang semakin tinggi maka
perlu adanya penanggulan, diantaranya
terapi
farmakologi
dan
nonfarmakologi.
penelitian oleh Nurhayati, (2011)
tentang Perbedaan Tekanan Darah
Sebelum dan Sesudah Pemberian
Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing
Pada pasien Hipertensi Di Wilayah
Puskesmas Kerobokan Semarang.
Desain penelitian ini adalah pre
experiment design dengan jenis one
group pretest posttest design. Jumlah
sampel 18 responden dengan teknik
simple random sampling. Penelitian ini
menggunakan uji Wilcoxon Signed
Rank Test dengan nilai p < 0,05 yang
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
memsekresi
epineprin,
yang
menyebabkan vasokontriksi. Konteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat
respons
vasokontriktor
pembuluh
darah. Vasokontriktor merangsang
pembentukkan angiostensin I yang
kemudian di ubah menjadi angiostensin
II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya
merangsang
sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal,
meyebabkan
peningkatan
volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan hipertensi
(Brunner & Suddarth, 2002).
Dalam konsep keperawatan,
penurunan tekanan
darah
pada
hipertensi
dapat menggunakan
penatalaksanaan
dengan penerapan
non farmakologi, salah satunya teknik
nafas dalam. Menurut ( Audah, 2011 )
bernafas dengan cara dan pengendalian
yang baik mampu memberikan
relaksasi serta mengurangi stress.
Mekanisme relaksasi nafas
dalam pada sistem pernafasan berupa
suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi
pernafasan dengan frekuensi pernafasn
6-10 kali permenit sehingga terjadi
peningkatan
pereganggan
kardiopulmonari.stimulus pereganggan
di arkus aorta dan sinus karotis
diterima dan diteruskan oleh saraf
vagus ke meduls oblongata (pusat
regulasi kardiovaskuler), selanjutnya
merespon terjadinya peningkatan reflek
baroreseptor. Implus aferen dari
baroreseptor mencapai pusat jantung
yang akan merangsang aktivitas saraf
parasimpatis dan menghambat pusat
simpatis (kardioakselerator), sehingga
menyebabkan vasodilatsi sistemik,
penurunan denyut dan daya kontrkasi
jantung. Sistem parasimpatis yang
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
Hasil Penelitian
A. Data Umum
1. Jenis Kelamin
Tabel 1
Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Penderita Hipertensi
eksperimen
kontrol
Jenis
Kelamin
Jmh
Jmh
Pria
Wanita
Jumlah
15
25
80
37,5
62.5
100
17
23
80
42,5
57,5
100
Berdasarkan
tabel
1
menunjukan bahwa kelompok
eksperimen
terdapat
25
responden wanita (62,5%).
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
2. Usia
Tabel 2
Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Usia Pada
Penderita Hipertensi
eksperimen
Control
Rentang
Usia
Jmh
% Jmh
%
Tabel 4
Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Riwayat Keluarga
Hipertensi
Riwayat
eksperimen
Control
Keluarga
Jmh
%
Jmh %
Hipertensi
Ya
26
65
23 57,5
Tidak
14
35
17 42,5
Jumlah
80
100
80 100
49
50 59
60
Jumlah
29
8
3
80
72,5
20
7,5
100
29
9
2
80
72,5
22,5
2
100
Berdasarkan
tabel
4
menunjukan bahwa kelompok
eksperimen yang memiliki
riwayat keluarga hipertensi
sebanyak 26 responden (65%).
Sedangkan pada kelompok
kontrol yang memiliki riwayat
keluarga hipertensi sebanyak 23
responden (57,5%).
Berdasarkan
tabel
2
menunjukan
kelompok
eksperimen responden yang
berusia 49 terdapat 29
responden (72,5%). Sedangkan
pada
kelompok
kontrol
responden yang berusia 49
juga terdapat 29 responden
(72,5%).
. Data Khusus
3. Pekerjaan
85
15
100
32
8
80
Berdasarkan
tabel
3
menunjukan bahwa kelompok
eksperimen yang memiliki
pekerjaan
terdapat
34
responden (85%). Sedangkan
80
20
100
Tabel 5
Tekanan Darah Sistolik
Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Tekanan Darah
pMean
Z
Sistolik
value
sebelum
144,10
0,000 -5.458
setelah
140,03
pretest
144,03
0,457
-745
posttest
144,18
eks
Ya
34
Tidak
6
Jumlah 80
1. Perbandingan
Tekanan
Darah
Pada
Penderita
Hipertensi Pada Kelompok
Eksperimen dan kelompok
kontrol
a. Tekanan Darah Sistolik
krl
Tabel 3
Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pekerjaan Pada
Penderita Hipertensi
eksperimen
kontrol
Bekerja
Jmlh
%
Jmlh %
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
2. Perbandingan
Tekanan
Darah
Pada
Penderita
Hipertensi Pada Kelompok
Eksperimen dan kelompok
kontrol saat posstest
Tabel 7
Tekanan Darah Kelompok
Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Tekanan
Mean
pZ
Darah
value
Sistolik eks 140,03 0,003
-3.007
Sistolik krl
144,18
Diastolik eks 83,78 0,000
-5.497
Diasstolik krl 89,05
krl
eks
Tekanan Darah
Diastolik
sebelum
setelah
pretest
posttest
Mean
91,10
83,78
85,08
89,05
pvalue
0,000
-5.526
0,000
-5,024
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
fisik
yang
lebih
sedikit
dibandingkan dengan pria.
2. Usia
Berdasarkan
hasil
yang
diperoleh
pada
tabel
2,
menunjukan
sebagian
besar
responden berusia 49 tahuin.
Menrut Azizah, (2007) seseorang
yang diatas usia 30 tahun sudah
mengidap
hipertensi
yang
dikarenakan pola hidup yang
berubah yang jarang melakukan
kegiatan
olah
raga
yang
dikarenakan pekerjaanya dan pola
makan yang sekarang sering
mengkonsumsi makanan cepat saji
yang dimana makanan tersebut
banyak mengandung monosodium
glutamate (MSG).
3. Pekerjaan
Berdasarkan
hasil
yang
diperoleh
pada
tabel
3,
menunjukan
sebagian
besar
responden memiliki pekerjaan. Hal
ini menunjukan bahwa sebagian
besar
responden
memiliki
pekerjaan dan setiap pekerjan pasti
akan memicu terjadinya stress
karena aktivitas kerja yang tinggi
dan besarnya dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Stress pada
pekerjaan cenderung menyebabkan
tekanan darah meningkat karena
menurut Faisal, (2012) pada
keadaan
stress
didapatkan
peningkatan kadar katekolamine,
kartisol, vasopressin, endorphin
dan aldosteron, yang mungkin
sebagian menjelaskan peningkatan
tekanan darah.
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
10
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
11
Daftar Pustaka
Aggie C & Herbert B. (2006).
Menurunkan Tekanan Darah.
(Nirmala
Devi,
Penerjemah.).Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer
Ana, (2010), Banyak Kasus Hipertensi
Tidak
Terdiagnosa
http://anateablog.blogspot.com/
2010/03/penyakit-darah-tinggihipertensi
(diakses pada
tanggal 10 September 2013,
pada pukul 20:15 WIB)
Ardiansyah,
Muhamad,
(2012),
Medikal
Bedah
Untuk
Mahasiswa, Yogyakarta: Diva
Pers
Audah, Faizah, (2011), Dahsyatnya
Tekmik
Pernafasan,
Yogyakarta: Interprebook
Brunner & Suddarth, (2002), Buku
ajar keperawatan medical
bedah.
(Kuncara,
Hartono
Andry, Monica Ester & Yasmin
Asih: Penerjemah). Jakarta:
EGC
Damayanti, D, (2013), Sembuh Total
Diabetes Asam Urat Hipertensi
Tanpa
Obat,
Yogyakarta:
Pinang Merah Publisher
Faisal, M, Idrus, (2012), Hubungan
Stress
dan
Hipertensi,
http://www.artikelkedokteran.c
om/291/hubungan-stress-danhipertensi.html (diakses pada
tanggal 11 september 2013,
pada pukul 21:15 WIB)
Gardner, F Samual, (2007), Smart
Treatment for High Blood
Asuhan
Dengan
Sistem
Jakarta:
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
12
**
***
Mahasiswa
S1
keparawatan
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Dosen
S1
keparawatan
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Dosen
S1
keparawatan
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan