Anda di halaman 1dari 7

Artikel Penelitian

Perbandingan Tingkat Kepuasan Kerja Perawat dan


Kepuasan Pasien

Comparison of Nurse’s Job Satisfaction Level and Patient’s Satisfaction


Level

Jamilla Upik Noras* Ratu Ayu Dewi Sartika**

*Bagian Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Umum Pemerintah Fatmawati, **Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Abstrak nurses who served as executive nurses (40 nurses) and patients treated in
Perawat adalah ujung tombak pemberi pelayanan langsung pada pasien the inpatient (120 patients). Sampling was conducted purposively according
selama 24 jam. Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan tingkat to inclusion and exclusion criteria. The results of quantitative measure-
kepuasan kerja perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan ments showed that the level of job satisfaction of nurses categorized as
keperawatan kelas 3 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) X Jakarta. “low” (22,5%), while the level of patient satisfaction on nursing service at
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional, pen- 85,0% (p value > 0,05). The high job dissatisfaction of nurses had no im-
dekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi adalah seluruh perawat yang pact on patient satisfaction. To decrease the job dissatisfaction of nurses,
bertugas sebagai pelaksana keperawatan kelas 3 sebanyak 40 orang ser- hospital management should review the policy on official clothing, meals at
ta pasien yang dirawat di ruang rawat inap kelas 3 sebanyak 120 orang. the guard, and design the locker room of nurses. It also performed the cal-
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sesuai dengan culation of nursing services with the risk of exposure to disease and super-
kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil pengukuran kuantitatif menunjukkan bah- visors more open to listen the problems faced by nurses with communica-
wa tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana di kelas 3 dikategorikan “ren- tion and informal interpersonal relationships.
dah”, (22,5%) sedangkan tingkat kepuasan pasien terhadap layanan kepe- Key words: nurse’s job satisfaction, patient satisfaction, inpatient, the third
rawatan sebesar 85,0% (nilai p > 0,05). Ketidakpuasan kerja perawat yang class.
tinggi tidak berdampak pada kepuasan pasien terhadap pelayanan kepe-
rawatan. Untuk perbaikan ketidakpuasan kerja perawat, manajemen rumah
sakit sebaiknya meninjau kembali kebijakan tentang pakaian dinas, menu Pendahuluan
makanan pada saat jaga, dan merancang kamar ganti perawat. Selain itu, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) X merupakan
perlu dilakukan perhitungan jasa pelayanan perawat dengan memper- rumah sakit pendidikan dengan jumlah perawat pada
hatikan risiko keterpaparan terhadap penyakit. Supervisor diharapkan da- bulan April tahun 2010 sekitar 36,75%. Peraturan
pat lebih membuka diri untuk mendengarkan masalah yang dihadapi pe- Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
rawat pelaksana melalui komunikasi dan hubungan interpersonal secara in- 340/MenKes/PER/III/2010 menentukan perbandingan
formal. perawat dengan pasien adalah 1 berbanding 2. 1
Kata kunci: Kepuasan kerja perawat, kepuasan pasien, rawat inap, kelas Sementara di rumah sakit ini, rasio perawat pelaksana
tiga dengan pasien adalah 1 berbanding 6. Hal ini menun-
jukkan beban kerja perawat yang tinggi dalam mem-
Abstract berikan pelayanan keperawatan khususnya di ruang
Nurses are front liner in providing nursing services directly to customers for rawat inap. Rasio tenaga perawat pelaksana yang belum
24 hours. The purpose of this study was to compare the level of job sa- sesuai ditambah lagi dengan perawat yang mengajukan
tisfaction of nurses to patient satisfaction in the third class departement in
general hospital of Jakarta. This study was a cross sectional study designed Alamat Korespondensi: Ratu Ayu Dewi Sartika, Departemen Gizi Kesehatan
with quantitative and qualitative approaches. The study population was all Masyarakat FKM Universitas Indonesia, Gd. F Lt. 2 Kampus Baru UI Depok
16424, Hp. 08568470670, e-mail: ayu_fkm_ui@yahoo.com

234
Noras & Sartika, Perbandingan Tingkat Kepuasan Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien

pindah ke institusi lain menyebabkan beban kerja per- di kuantitatif.


awat menjadi lebih berat. Mula-mula dilakukan pengukuran secara kuantitatif
Heskett dalam Tjiptono,2 mengemukakan keterkaitan terhadap kepuasan pasien dan perawat. Setelah itu, di-
erat antara kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan. lanjutkan pengukuran secara kualitatif yang bertujuan un-
Kepuasan karyawan didapatkan dari desain pekerjaan tuk membandingkan antara tingkat kepuasan kerja pe-
dan tempat kerja yang memfasilitasi kualitas layanan in- rawat dengan tingkat kepuasan pasien terhadap
ternal. Karyawan yang puas berpeluang untuk loyal dan pelayanan keperawatan dengan mengeksplorasi lebih
meningkatkan produktivitas kerja. Peningkatan produk- dalam antara kenyataan dan harapan pada kepuasan ker-
tivitas yang diikuti dengan ketulusan dalam membantu ja perawat dengan apa yang menjadi harapan menurut in-
pelanggan akan menghasilkan nilai layanan eksternal. forman.
Studi awal tentang kepuasan kerja perawat pelaksana se- Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner ten-
cara kualitatif menunjukkan bahwa kepuasan kerja pe- tang 5 dimensi mutu yang meliputi tangible, reliability, re-
rawat masih belum optimal terutama dalam pengem- sponsiveness, assurance, dan emphaty. Analisis data kua-
bangan karir. Penilaian kepuasan pasien yang dilak- litatif meliputi telaah dokumen dan transkrip yaitu me-
sanakan oleh Instalasi Pemasaran dan Humas (IPH) nerjemahkan dan menelaah data dari hasil wawancara,
tahun 2007 dan 2008 menunjukkan rata-rata skor sebe- membuat matriks rangkuman inti dan pernyataan-
sar 7,47 dan 7,77.3 pernyataan, melakukan klarifikasi hasil berdasarkan isi
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang (content analysis), menyajikan data informasi yang ter-
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah susun, dan melakukan verifikasi substansi (triangulasi
evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat substantif).
kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan positif ten-
tang pekerjaan tersebut, sedangkan seseorang yang tidak Hasil
puas memiliki perasaan negatif tentang pekerjaan terse- Pada Tabel 1 menunjukkan kepuasan kerja perawat
but.4 Menurut Gibson,5 kepuasan kerja didefinisikan se- ruang rawat inap berdasarkan persentase tingkat peme-
bagai sikap yang dimiliki para pekerja tentang pekerjaan nuhan harapan kepuasan kerja berdasarkan 5 dimensi
mereka. Hal tersebut merupakan hasil dari persepsi mutu. Rata-rata tingkat kepuasan total perawat adalah
mereka tentang pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan 73,78%. Berdasarkan 5 dimensi kepuasan, dimensi res-
respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi atau ponsiveness memperlihatkan rata-rata yang lebih tinggi
aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja sekitar 80,56% dibandingkan dengan dimensi kepuasan
bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat re- yang lain. Skor terendah terlihat pada dimensi tangible
latif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak sekitar 63,89%. Tingkat kepuasan kerja perawat dan ke-
puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. puasan pasien dikelompokkan menjadi puas dan tidak
Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat kepua- puas dengan menggunakan cut off point 90,0% (Tabel 2
san kerja perawat pelaksana dan dampak pada pelayanan dan 3). Sebagian besar perawat merasa tidak puas pada
keperawatan kepada pasien dengan melihat tingkat ke- dimensi tangible, reliability, assurance, dan merasa puas
puasan pasien selama mendapatkan layanan keperawat- pada dimensi responsiveness. Secara total sekitar 77,5%
an menggunakan 5 dimensi mutu. perawat merasa tidak puas dalam bekerja sebagai pe-
rawat pelaksana (Tabel 2).
Metode Semua dimensi kepuasan pasien memiliki skor tingkat
Penelitian deskriptif ini menggunakan rancangan pemenuhan harapan yang hampir sama. Skor tertinggi
cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kuali- pada dimensi assurance (98,95%) sedangkan terendah
tatif. Populasi adalah seluruh perawat yang bertugas se- pada dimensi responsiveness (96,28%). Rata-rata tingkat
bagai pelaksana keperawatan di kelas 3 yang berjumlah kepuasan total pasien sebesar 97,18% (Tabel 4).
40 orang serta 120 pasien yang dirawat di ruang rawat
inap kelas 3. Pengambilan sampel dilakukan secara pur- Tabel 1. Skor Tingkat Pemenuhan Harapan Kepuasan Kerja Perawat Kelas 3
posive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eks- di RSUP X Jakarta
klusi meliputi pasien rawat inap kelas 3 yang telah di- Dimensi Kepuasan Rata-rata SD Minimal Maksimal
rawat minimal selama 3 hari dan dapat berkomunikasi
dengan baik. Kriteria eksklusi yang ditetapkan adalah pa- Tangible 0,6389 0,16236 0,30 1,00
Reliability 0,7140 0,15606 0,32 1,01
sien yang tidak bersedia menjadi responden atau tidak Responsiveness 0,8056 0,12932 0,43 1,00
bersedia menjawab pertanyaan penelitian. Informan da- Emphaty 0,7827 0,10898 0,52 1,00
lam penelitian kualitatif adalah perawat yang bekerja di Assurance 0,7500 0,15326 0,40 1,00
ruang rawat inap kelas 3 dan melakukan layanan kepe- Kepuasan total 0,7378 0,11464 0,47 0,96
rawatan bagi pasien yang menjadi responden dalam stu-

235
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 5, April 2012

tidak ada hubungan antara kepuasan kerja perawat den-


Tabel 2. Gambaran Tingkat Kepuasan Kerja Perawat Kelas 3 di RSUP X Jakarta gan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan kepe-
Dimensi Mutu Kategori Jumlah %
rawatan (nilai p > 0,05) (Tabel 4).
Hasil wawancara mendalam diperoleh dari informan
Tangible Tidak puas 35 87,5 yang terdiri dari 3 orang perawat dan 6 orang pasien
Puas 5 12,5
Reliability Tidak puas 28 70,0
(Tabel 5). Perawat yang dipilih sebagai informan adalah
Puas 12 30,0 perawat yang bertugas pada ruang perawatan pasien ke-
Responsiveness Tidak puas 16 40,0 las 3 yang menjadi responden dalam penelitian kuantita-
Puas 24 60,0
Empathy Tidak puas 20 50,0
tif.
Puas 20 50,0
Assurance Tidak puas 22 55,0 Kepuasan Kerja Perawat
Puas 18 45,0
Secara keseluruhan, kepuasan kerja perawat terutama
Kepuasan total Tidak puas 31 77,5 terhadap fasilitas, sarana dan prasarana dalam men-
Puas 9 22,5 jalankan tugas pelayanan keperawatan serta dukungan
atasan langsung masih tergolong kurang. Selain itu,
hubungan interpersonal dengan atasan langsung sedikit
Tabel 3. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Kelas 3 di RSUP X Jakarta
formal dan tidak terbuka. Terdapat informan yang
Dimensi Mutu Kategori Jumlah % merasa kurang puas terhadap fasilitas dan sarana
prasarana, tetapi mendapat dukungan dan puas terhadap
Tangible Tidak puas 15 12,5
Puas 105 87,5 hubungan timbal balik dengan atasan langsung.
Reliability Tidak puas 20 16,7 “Kurang puas terhadap kepuasan kerja karena fasi-
Puas 100 83,3 litas, sarana prasarana yang diperlukan untuk men-
Responsiveness Tidak puas 21 17,5
Puas 99 82,5 dukung pekerjaan kurang diperhatikan, cukup puas
Empathy Tidak puas 16 13,3 dengan dukungan dan hubungan yang baik dengan
Puas 104 86,7 atasan langsung” (A).
Assurance Tidak puas 14 11,7
Puas 106 88,3 “Kurang puas terutama terhadapa sarana prasarana,
serta dukungan yang kurang dari atasan langsung,
Kepuasan total Tidak puas 18 15,0 hubungan interpersonal sedikit formal” (B, C).
Puas 102 85,0

Kepuasan Pasien
Tabel 4. Skor Tingkat Pemenuhan Harapan Kepuasan Pasien Kelas 3 Pasien di ruang rawat secara umum menyatakan su-
di RSUP X Jakarta dah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat
Dimensi Kepuasan Rata-rata SD Minimal Maksimal
di ruang perawatan, walaupun masih ada kekurangan
tetapi sudah dapat memenuhi harapan.
Tangible 0,9654 0,11862 0,67 1,29 “Sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
Reliability 0,9832 0,12949 0,60 1,17
Responsiveness 0,9628 0,15416 0,50 1,17
perawat, perawatnya baik dan perhatian, saya bersyukur
Emphaty 0,9873 0,13977 0,64 1,20 sudah dapat dibantu dalam penyembuhan penyakit” (D,
Assurance 0,9895 0,14262 0,64 1,15 E, F, G, H, I).
Kepuasan total 0,9718 0,13035 0,50 1,17
Kebijakan Organisasi
Kebijakan organisasi adalah segala sesuatu yang
Tabel 5. Karakteristik Informan
berhubungan dengan ketentuan rumah sakit tentang
Informan Jenis Kelamin Pendidikan Kode penggajian, fasilitas, sarana dan prasarana, kesempatan
berkembang, mendapatkan penghargaan, serta pening-
Perawat Perempuan D3 Keperawatan A, B, C
Pasien lantai IV Perempuan SMP D, E
katan karir. Hampir seluruh informan menyatakan bahwa
Pasien lantai V Laki-laki SMP, SMA F, G fasilitas kamar ganti, toilet, serta sarana dalam mem-
Pasien lantai VI Laki-laki SMA, SD H, I berikan pelayanan keperawatan kepada pasien kurang
memadai. Sementara kesempatan berkembang tenaga
perawat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku,
Sebagian besar pasien merasa puas pada kelima di- seluruh perawat mempunyai kesempatan untuk mengem-
mensi mutu. Proporsi puas tertinggi terdapat pada di- bangkan karir.
mensi tangible (87,5%) dan terendah pada dimensi res- “Saya kan PNS jadi gaji sesuai dengan pangkat/go-
ponsiveness (82,5%). Proporsi kepuasan total pasien longan, sedangkan untuk uang jasa pelayanan untuk
sebesar 85,0%. Hasil analisis bivariat menunjukkan perawat seharusnya diberikan lebih karena risiko terpa-

236
Noras & Sartika, Perbandingan Tingkat Kepuasan Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien

par penyakit menular lebih besar” (A, C). yang diterima” (C).
“Kalau bagi saya yang non PNS penghasilan yang
diberikan sudah cukup memadai” (B). Pengawasan
“Untuk pakaian seragan dinas sebenarnya kurang Pengawasan yang dilakukan pada perawat pelaksana
cuma dikasih satu stel, kalau udah pudar ya buat bertujuan agar pelayanan keperawatan berjalan sesuai
sendiri. Untuk makanan jaga malam yang diberikan dengan standar dan prosedur yang berlaku. Menurut in-
membosankan, jadi kalau ingin yang lain beli sendiri” forman, atasan langsung seharusnya memberikan
(A, B, C). dukungan dan mencarikan jalan keluar jika menemukan
“Saat ini kamar ganti dan toilet yang dipakai kurang masalah dalam memberikan pelayanan keperawatan
memadai” (A, B). kepada pasien.
“Ruang ganti dan toilet untuk perawat tidak terlalu “Atasan langsung selalu memberikan dukungan ke-
memadai belum lagi kalau mahasiswa keperawatan pada kami, selalu ada kesempatan berdiskusi. Jika me-
yang praktek disini ikutan numpang jadi kurang nya- nemukan masalah atasan langsung saya bersedia mem-
man” (C). bantu dan mencarikan jalan keluar, saya senang karena
“Kepala ruangan memberikan kesempatan yang kami saling mendukung sehingga masalah dapat terata-
sama untuk kita mengikuti pelatihan yang diperlukan, si” (A).
disesuaikan dengan jadwal dinas agar pelayanan tidak “Ada dukungan dari atasan langsung dalam mem-
terganggu. Sedangkan kesempatan untuk mengikuti pen- berikan pelayanan, kadang-kadang berdiskusi kalau
didikan yang lebih tinggi ada peraturannya jadi sesuai ada waktu. Jika menemukan masalah tidak langsung
dengan aturan yang ada” (A, B ,C). dicarikan jalan keluarnya tetapi tetap disalahkan” (B,
“Alat bantu dalam memberikan asuhan keperawatan C).
bahan habis pakai seperti kapas, perban, alkohol, hand “Belum pernah ada yang bermasalah dan diberikan
scoon, dan lain-lain sudah cukup terpenuhi. Untuk per- sanksi” (A, B, C).
lengkapan mandi pasien seperti washlap masih kurang”
(A, B). Interaksi Sosial
”Alat bantu dalam memberikan asuhan keperawatan Terdapat kesempatan melakukan interaksi sosial for-
bahan habis pakai cukup tersedia, tetapi untuk per- mal maupun informal, baik berhubungan dengan atasan
lengkapan mandi masih kurang, jadi pasien saya langsung maupun kerja sama dengan rekan kerja. Hal ini
sarankan untuk membawa sendiri” (C). dapat dilakukan selama jam kerja berlangsung. Menurut
”Semua diberikan kesempatan yang sama untuk informan, interaksi dengan atasan langsung dapat dila-
mengikuti pelatihan dengan pengaturan jadwal dinas. kukan secara formal dan informal, begitu pula interaksi
Untuk mengikuti pendidikan disesuaikan dengan dengan sesama rekan kerja (perawat lain) sehingga seti-
peraturan yang ada” (A, B, C). ap permasalahan yang ditemui dapat langsung dipecah-
kan secara terbuka dan bersama-sama.
Tuntutan Tugas “Hubungan dengan atasan langsung dengan perawat
Tugas memberikan pelayanan keperawatan dijalan- pelaksana sangat akrab tidak harus formal, kalau ada
kan sesuai dengan standar dan prosedur yang digunakan masalah langsung disampaikan, ibu terbuka terhadap
di rumah sakit. Perawat pelaksana berperilaku baik kepa- masalah yang ada”(A).
da pasien dalam menjalankan pelayanan keperawatan “Hubungan dengan atasan langsung biasa saja ha-
untuk membantu proses penyembuhan pasien. nya dekat dengan orang tertentu, interaksi kadang ber-
“Keterampilan khusus perlu dimiliki oleh seorang langsung formal, kalau ada masalah ditulis pada buku
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, laporan” (B, C).
keterampilan dapat diperoleh pada saat kuliah dan
mengikuti pelatihan-pelatihan” (A, B, C). Kompetensi Perawat
“Standar dan prosedur pelayanan keperawatan Kompetensi perawat meliputi menghormati hak pri-
dapat dengan mudah untuk dilihat dan diketahui karena vasi klien/pasien, menjamin kerahasian dan keamanan
tersusun dalam satu folder yang ada di meja perawat” informasi tentang status kesehatan klien, serta menghor-
(A, B, C). mati hak pasien untuk memperoleh informasi. Menurut
“Asuhan keperawatan diberikan sesuai dengan kon- informan, perawat pelaksana telah melakukan semua hal
disi pasien memberikan pelayanan dengan sopan dan tersebut.
ramah, supaya pasien cepat sehat kembali” (A, B). “Perawat disini menghormati dan menghargai pasien,
“Asuhan keperawatan diberikan sesuai dengan kon- memberikan penjelasan mengenai kesehatan serta men-
disi pasien memotivasi pasien untuk kesembuhannya, jaga rahasia mengenai penyakit pasien” (A, B, C).
membuat pasien merasa nyaman dengan pelayanan “...cukup sesuai dengan kompetensinya” (D, E, F).

237
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 5, April 2012

Komunikasi Perawat rasa senang dan nyaman menerima pelayanan.


Pelayanan keperawatan yang diberikan melibatkan hu- “Ruang perawatan cukup bersih walau sedikit gerah
bungan interpersonal antara perawat dan pasien yang (panas), kamar mandi airnya cukup kadang-kadang ber-
dilakukan selama 24 jam. Oleh sebab itu, diperlukan ko- sih, pada saat jam besuk saja agak sedikit ramai. Kalau
munikasi yang baik antara perawat dan pasien. Menurut perawat penampilannya bersih dan rapih” (D, E).
informan, perawat pelaksana dapat diajak berkomunika- “Kalau ingin mengikuti keinginan kondisi ruangan
si dengan baik, mau menyapa, dan memberikan semangat tidak nyaman dan gerah (panas), kondisi toilet cukup
bagi pasien dan keluarga pasien. Perawat melayani pasi- bersih ada air tersedia, saya bersyukur walau di kelas 3
en dan keluarga pasien dengan ramah dan sopan. tetapi penampilan perawatnya bersih dan rapih”(D, E, F,
“Perawat disini melayani kami dan keluarga dengan G, H, I).
ramah, kadang-kadang dapat diajak berkeluh kesah, ser- “Untuk peralatan yang digunakan seperti kapas, per-
ta memberikan semangat kepada kami dan keluarga” ban, sarung tangan plastik, selalu baru tidak ada yang
(D, E, F). bekas, kecuali washlap yang digunakan untuk memba-
“Kalau ingin dilayani lebih, jangan dirawat disini, suh pasien itu nggak baru”(A, B, C).
ini kan rumah sakit pemerintah jadi sesuai dengan ba- “Untuk peralatan kapas, perban, sarung tangan, dan
yaran, kalau perawat sedang sibuk jangan tanya-tanya lain-lain selalu baru tidak ada yang bekas, kalau
dulu” (G). washlap untuk perlengkapan mandi kami dianjurkan
“Perawat disini ramah dan santun walau mereka untuk menyediakan sendiri”(E, F).
sibuk apalagi kalau pasien banyak, tetapi masih dapat
mengajak kami berkomunikasi” (H). Pembahasan
”Perawat disini mau mendengarkan keluh kesah ka- Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
mi dan menanggapi dengan baik” (G, H, I). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
”Kalau perawatnya tidak sibuk mereka mendengar- kepuasan total kerja perawat kelas 3 di RSUP X sebesar
kan keluh kesah kami dan menanggapi dengan baik” 73,78%. Jika dibandingkan dengan standar nilai pem-
(H, I). banding harapan dan kenyataan sebesar 90% maka dapat
dikatakan bahwa sebagian besar perawat kelas 3 di RSUP
Penjelasan tentang Kondisi, Pengobatan, dan Perawatan X tidak puas terhadap pekerjaan yang dilakukan sebagai
Informasi yang diberikan oleh perawat tentang kon- perawat pelaksana (77,5%).3 Upaya perbaikan terhadap
disi pasien, proses pengobatan, dan asuhan keperawatan nilai pemenuhan kepuasan kerja perawat terdapat pada
sudah sesuai dengan batasan kewenangan perawat. dimensi tangible yaitu tersedianya fasilitas untuk perawat
Penjelasan yang diberikan mudah dimengerti dan dipa- seperti pakaian kerja, makanan/minuman untuk jaga
hami oleh pasien dan keluarga sehingga dapat mengeta- malam di tempat kerja, fasilitas ruang ganti perawat, ser-
hui kondisi penyakit pasien. ta tersedia kamar mandi bersih dan air yang cukup.
“Pada awal dirawat disini perawat menyampaikan Kondisi tersebut diakui oleh perawat yang menga-
hal-hal yang berhubungan dengan kondisi kesehatan takan bahwa seragam perawat hanya diberikan satu
saya, proses pengobatan yang akan saya jalani dan pe- pasang setiap tahun dan jika sudah pudar/rusak maka
layanan perawatan yang akan diberikan dengan jelas” perawat membuatnya sendiri, padahal terdapat beberapa
(D, E). jenis seragam dalam seminggu. Fasilitas lain seperti ka-
“Saya masih harus bertanya mengenai kondisi kese- mar ganti perawat merupakan ruangan biasa yang dialih-
hatan saya dan pengobatan selanjutnya, perawat akan fungsikan menjadi kamar ganti sehingga tidak memadai
menjelaskan dengan jelas setelah ditanyakan.” (G, H, I) untuk melakukan ganti pakaian. Kiranya perlu dikaji
“Penjelasan perawat cukup jelas, tapi harus ada ke- ulang mengenai kebijakan dalam memberikan seragam
luarga saya yang ikut mendengarkan.” (F) dinas untuk perawat, makanan untuk jaga, serta kamar
”Informasi yang disampaikan perawat mudah untuk ganti khusus perawat sesuai dengan fungsinya sehingga
saya pahami.” (D, E, F) perawat merasa lebih nyaman.
Secara keseluruhan, rata-rata persentase pemenuhan
Sarana dan Prasarana kepuasan kerja perawat pada dimensi tangible terkait
Ruang perawatan yang bersih, nyaman, tenang, dan dengan kebijakan rumah sakit sebesar 63,89%.
tersedia toilet yang bersih dengan air yang cukup merupa- Kebijakan merupakan salah satu faktor yang dapat
kan hal yang diperlukan pasien selama menjalani proses menimbulkan ketidakpuasan kerja (faktor higiene/dis-
perawatan di rumah sakit. Demikian pula dengan penam- satisfiers). Untuk mengurangi ketidakpuasan kerja pe-
pilan perawat yang bersih dan rapi serta kebersihan pera- rawat pelaksana di ruang rawat inap, perlu dilakukan
latan yang digunakan dalam asuhan keperawatan seperti perbaikan pada faktor higiene terutama kebijakan dalam
washlap, sarung tangan, dan lain lain membuat pasien me- penyediaan fasilitas untuk perawat seperti pakaian kerja,

238
Noras & Sartika, Perbandingan Tingkat Kepuasan Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien

makanan/minuman untuk jaga malam, serta kebijakan yang menyebabkan ketidakpuasan perawat serta
merancang kamar ganti perawat. Namun, perbaikan pa- meningkatkan faktor kepuasan kerja perawat. Perawat
da faktor higiene hanya dapat mengurangi ketidakpuasan mempunyai andil besar terhadap proses timbulnya
tetapi tidak dapat meningkatkan kepuasan karena faktor kepuasan pasien.10
higiene bukan merupakan sumber kepuasan.6
Pada dimensi reliability dan assurance diperoleh hasil Tingkat Kepuasan Pasien
sebanyak 70,0% dan 55%, perawat merasa tidak puas Sebagian besar pasien kelas 3 adalah pasien tidak
terutama pada penghasilan, status/pengakuan, serta ke- mampu atau pasien dengan pembiayaan program jami-
handalan atasan langsung dalam membantu mencarikan nan kesehatan masyarakat (jamkesmas). Salah satu kebi-
solusi dalam pemecahan masalah. Hal ini diakui oleh pe- jakan di rumah sakit tersebut adalah memberikan pela-
rawat bahwa penghasilan yang dimaksud adalah jasa yanan yang bermutu bagi seluruh pasien termasuk pasi-
pelayanan yang diberikan untuk perawat seharusnya en tidak mampu.
lebih besar karena mereka memiliki risiko tinggi untuk Hasil penilaian pasien terhadap pelayanan keperawa-
tertular penyakit sedangkan dalam hal dukungan atasan tan di kelas 3 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
langsung hanya 1 orang perawat yang mengatakan kepala merasa puas dengan pelayanan keperawatan yang diteri-
ruangan mempunyai waktu yang cukup dalam mengatasi ma (97,18%). Kepuasan klien merupakan suatu tanggap-
segala permasalahan yang ada. an emosional terhadap pengalaman mengonsumsi suatu
Perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan produk atau jasa. Kepuasan klien atau pasien adalah ting-
2

kepuasan kerja perawat dalam hal risiko tertular penya- kat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan
kit dapat diperhitungkan dengan menambahkan score hasil dari membandingkan penampilan atau outcome
penghitungan jasa pelayanan bagi perawat berdasarkan produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan ha-
ruang perawatan dan tingkat risikonya.7,8 Untuk menge- rapan seseorang.11 Kepuasan klien dalam industri jasa
tahui dukungan yang diharapkan perawat pelaksana ter- pelayanan kesehatan merupakan respon terhadap peni-
hadap atasan langsung dapat dilakukan komunikasi in- laian klien atas jasa pelayanan yang diterimanya. Respon
formal kepada atasan langsung. Menurut Fecikova,7 keti- klien terhadap jasa pelayanan yang diterima sangat me-
dakpuasan kerja dapat disebabkan aturan atau batasan nentukan kelangsungan organisasi yang bergerak di bi-
yang ditetapkan dan diberlakukan oleh manajemen pada dang pelayanan jasa seperti institusi rumah sakit.3
kegiatan pekerjaan di setiap unit yang dapat berdampak Jika dilihat dari seluruh pernyataan dengan nilai ter-
pada kepuasan kerja. tinggi didapatkan pernyataan yang terkait dengan pela-
Rata-rata persentase pemenuhan kepuasan kerja pe- yanan perawat kepada pasien. Hal ini sesuai dengan pa-
rawat pada dimensi responsiveness dan emphaty sebesar sien sebagai informan yang menyatakan bahwa perawat
80,56% dan 78,27%. Hal yang perlu diperbaiki pada ke- selalu berpakaian bersih dan rapi, bersedia mendengar-
dua dimensi ini adalah atasan langsung perlu mem- kan keluhan mereka, dan menanggapi dengan baik. Jika
berikan pujian kepada pelaksana yang telah memberikan dilihat berdasarkan elemen kepuasan pasien seperti si-
pelayanan dengan baik kepada pelanggan, perlunya kap caring perawat, kompetensi perawat, komunikasi pe-
diberlakukan pemberian sanksi yang dinyatakan salah rawat yang efektif, dan sikap penghargaan perawat ter-
dalam memberikan layanan, serta atasan langsung yang hadap pasien maka elemen-elemen tersebut telah terpe-
selalu bersikap adil dalam menetapkan keputusan.7 nuhi sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh
Individu akan merasa puas atau tidak puas tergan- pasien. Perawat sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk
tung dari adanya keseimbangan. Perasaan keseimbang- meningkatkan mutu pelayanan dengan menyesuaikan an-
an dan ketidakseimbangan atas suatu situasi yang diper- tara mutu pelayanan yang dihasilkan dengan harapan kli-
oleh individu dengan cara membandingkannya dengan en. Apabila pelayanan yang diterima sesuai dengan hara-
orang lain. Hasil penelitian pada dimensi responsive- pan maka klien sebagai pasien akan puas dan jika mele-
ness dan emphaty menunjukkan bahwa perawat pelak- bihi harapan maka klien akan sangat puas, demikian pu-
sana mempunyai harapan yang tinggi terhadap keseim- la sebaliknya.3 Dengan demikian tampak bahwa harapan
bangan dalam mendapatkan dukungan dari atasan lang- klien memiliki peran yang besar sebagai standar perban-
sung. dingan dalam evaluasi kualitas pelayanan melalui kepua-
Menurut Benner et al,9 faktor kepuasan kerja perawat san klien.
meliputi pengakuan, potensi pengembangan, serta Secara keseluruhan, sebagian besar pasien (85,0%)
lingkungan kerja yang menyenangkan. Sumber keti- menyatakan puas terhadap pelayanan keperawatan.
dakpuasan kerja antara lain komunikasi yang buruk, Kepuasan pasien didapat dari harapan terhadap mutu pe-
peraturan, kebijakan yang tidak jelas, serta tekanan yang layanan yang diterima pasien. Harapan pasien tersebut
tidak pada tempatnya.7 Untuk itu, perlu ditingkatkan terdiri dari beberapa aspek meliputi kemudahan dalam
kepuasan kerja perawat dengan cara memperbaiki faktor mengakses atau mendapatkan perawatan, tenaga keseha-

239
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 5, April 2012

tan yang kompeten dan terampil, pengobatan yang sesu- Kesimpulan


ai, tenaga kesehatan memberikan penjelasan tentang Tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana di kelas 3
kondisi dan pengobatan/perawatan yang diberikan, si- RSUP X Jakarta dikategorikan rendah (22,5%) sedang-
kap tenaga kesehatan yang menghargai pasien, sikap te- kan tingkat kepuasan pasien terhadap layanan kepe-
naga kesehatan yang penuh perhatian, sikap tenaga ke- rawatan sebesar 85,0% (nilai p > 0,05). Ketidakpuasan
sehatan yang profesional, serta kondisi pasien menjadi le- kerja perawat tidak berdampak pada kepuasan pasien ter-
bih baik setelah mendapatkan perawatan.12,13 hadap pelayanan keperawatan.

Perbandingan Tingkat Kepuasan Saran


Kepuasan kerja perawat dan kepuasan pasien me- Untuk perbaikan ketidakpuasan kerja perawat
rupakan bagian dari indikator dalam menilai mutu pe- sebaiknya manajemen rumah sakit meninjau kembali
layanan kesehatan/keperawatan. Kepuasan klien dalam kebijakan tentang pakaian dinas, menu makanan pada
industri jasa pelayanan kesehatan merupakan respon ter- saat jaga, dan rancangan untuk kamar ganti perawat.
hadap penilaian klien atas jasa pelayanan yang diterima. Selain itu juga, dilakukan perhitungan jasa pelayanan
Respon klien terhadap jasa pelayanan yang diterima perawat dengan memperhatikan risiko keterpaparan
sangat menentukan kelangsungan organisasi yang ber- terhadap penyakit dan atasan langsung perawat
gerak di bidang pelayanan jasa.3 pelaksana lebih membuka diri untuk mendengarkan
Dilihat dari 5 dimensi mutu, tingkat kepuasan kerja masalah yang dihadapi perawat pelaksana dengan cara
perawat dinilai masih rendah tetapi pasien merasa puas komunikasi dan hubungan interpersonal secara informal.
terhadap pelayanan keperawatan yang diterima. Hasil pe-
nelitian ini menunjukkan walaupun tingkat kepuasan Daftar Pustaka
kerja perawat rendah tetapi perawat tetap memberikan 1. Jati SP. Beberapa konsep dasar tentang konsep manajemen rumah sakit.
pelayanan keperawatan sesuai dengan kompetensi, kete- 2007 [diakses tanggal 12 April 2010]. Diunduh dari:
rampilan, dan melakukan asuhan keperawatan sesuai http://scribd.com/doc/10911297/Nambah.
dengan prosedur. Hal ini dapat dijadikan contoh bagi pe- 2. Tjiptono, Fandy, Gregorius C. Service quality and satisfaction.
tugas kesehatan lain yang bekerja dalam memberikan la- Yogyakarta: Andi Publisher; 2008.
yanan keperawatan di rumah sakit dan unit layanan ke- 3. Supranto. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan: untuk menaikkan
sehatan lain sehingga harapan pasien mendapatkan pe- pangsa pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2001.
layanan keperawatan dapat terpenuhi. 4. Robbin SP. Perilaku organisasi. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Salemba
Tidak ada hubungan antara kepuasan kerja perawat Empat; 2007.
dengan kepuasan pasien. Hal ini didukung oleh hasil kua- 5. Gibson JL. Organisasi dan manajemen perilaku, struktur, proses. Edisi
litatif yang ditunjukkan oleh pernyataan informan yang Keempat. Jakarta: Erlangga; 2000.
puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan 6. Ting-Yueh C, Shun-Ching H. Conceptualizing and measuring experience
oleh perawat seperti perawatnya baik dan penuh perha- quality: the customer’s perspective. The Service Industries Journal. 2010;
tian sehingga pasien merasa sangat terbantu dalam pro- 30 (14): 2401-19.
ses penyembuhan. Menurut perawat, walaupun kepua- 7. Fecikova I. An index method for measurement of customer satisfaction.
san kerja perawat kurang, tetapi dalam memberikan pe- The TQM Magazine. 2004; 16 (1): 57-66.
layanan keperawatan kepada pasien tetap mengutama- 8. Castle NG. An instrument to measure job satisfaction of nursing home
kan kesembuhan pasien, melayani dengan sopan dan ra- administrators. BMC Medical Research Methodology. 2006; 6 (47): 1-
mah, memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan 11.
kondisi pasien, dan memotivasi pasien untuk sehat kem- 9. Benner P, Sheets V, Uris P, Mallocha K, Schwed K, Jamison D.
bali. Harapan perawat tidak memengaruhi dan mengu- Individual, practice, and system causes of errors in nursing. The Journal
rangi tanggung jawab moral perawat dalam melakukan of Nursing Administration. 2002; 32 (10): 509-23.
pekerjaannya sebagai perawat pelaksana. 10. Hsia T, Lin L, Wu J, Tsai HA. Framework for designing nursing
Jika karyawan tidak puas dengan pekerjaan yang knowledge management systems. Interdisciplinary Journal of
diberikan maka karyawan tersebut tidak mampu mem- Information, Knowledge, Management. 2006; 1: 13-21.
berikan pelayanan dengan baik dalam meningkatkan 11. Wijono D. Manajemen mutu pelayanan kesehatan: teori, strategi, dan
kepuasan pasien. Terdapat keterkaitan erat antara aplikasi. Surabaya: Universitas Airlangga Press; 2000.
kepuasan karyawan dan kepuasan pasien.2 Hasil peneli- 12. Baumgartner, Grant D, Hamilton A. Internal audit: consider the impli-
tian ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan kerja per- cations, healthcare financial management. Academic Research Library.
awat tidak menyebabkan pasien tidak puas terhadap 2004; 58 (6):34.
pelayanan yang diberikan, tetapi menyebabkan beberapa 13. Joiner TA. Total quality management and performance: the role of or-
perawat pindah kerja ke institusi lain atau mengun- ganization support and co-worker support. International Journal of
durkan diri.9 Quality and Reliability Management. 2007; 24: 617-27.

240

Anda mungkin juga menyukai