Disusun Oleh :
Kelompok II
Astri Zeini Wahida
Elizabeth Tampubolon
Fera Melinda
Jhons P Kusmawan
Uun Komalawati
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya dengan berjudul “EFEKTIFITAS POSISI DEKUBITUS
LATERAL TERHADAP PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)
PADA PASIEN TIDAK SADAR”.
Makalah ini berisikan tentang analisis evidance base practice yang bisa
diterapkan di tatanan klinis yang berfokus pada sistem sistem pencernaan sebagai
bentuk inovasi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Hormat Kami,
Kelompok II
i
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................8
C. Tujuan...............................................................................................8
D. Manfaat.............................................................................................9
D. Kerangka Teori...............................................................................24
A. Kerangka Konsep...........................................................................25
B. Desain Penelitian............................................................................27
C. Variabel Penelitian.........................................................................27
D. Definisi Operasional.......................................................................28
G. Instrument Penelitian......................................................................30
I. Prosedur Penelitian.........................................................................37
J. Etika Penelitian...............................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan penanganan terhadap respon manusia, baik itu berupa masalah kesehatan
kritis (critical thinking) yang harus dimiliki perawat. Alfaro Le Fevre (2018)
terlibat.
thinking yang spesifik dalam keperawatan. Proses ini merupakan suatu proses
keterampilan, tetapi juga berpikir tentang rasionalisasi dari apa yang mereka
selang atau pipa melalui lubang hidung melewati nasofaring dan esofagus
menuju ke dalam lambung (Kim et al., 2018). Tindakan pemasangan NGT ini
setelah inisiasi home enteral nutrisi. Ini berpotensi disebabkan oleh kesalahan
diblokir (Santos et al., 2016), atau masukkan duodenum jika itu terlalu
radiologis paparan dan biaya perawatan kesehatan (Santos et al., 2016; Taylor
et al., 2014). Lebih jauh lagi, itu menyebabkan keterlambatan dalam memberi
di dalam melakukan prosedur pemasangan NGT, jika posisi NGT salah maka
akan berdampak buruk bagi pasien. Akan tetapi ada beberapa kondisi yang
sederhana dan tidak memakan waktu namun terkadang prosedur ini sulit
dilakukan terutama pada pasien yang dalam keadaan tidak sadar karena
4
mereka tidak mampu mengikuti instruksi perawat (Road et al., n.d., 2018)
penilaian dari tindakan yang dilakukan karena pada pasien tidak sadar perlu
glossoptosis.
sering disebut sebagai tempat impaksi yang umum. Dalam kondisi klinis,
otot. Lidah yang dipindahkan memblokir saluran faring di mana NGT harus
memasukkan NGT, situs impaksi pertama bukanlah sinus piriform dan tulang
kesulitan penyisipan NGT. Upaya semacam itu bisa efektif pada pasien yang
sadar namun untuk pasien yang tidak sadar dengan glossoptosis, mungkin
depan laring (Kirtania J et al, 2012), fleksi leher dengan lateral tekanan (Illias
AM et al, 2013), rotasi kepala (Najafi M & Golzari SE, 2016), penggunaan
jari untuk memanipulasi NGT (Appukutty J & Shroff PP, 2009) dan
glotis selama intubasi endotrakeal; Oleh karena itu, manuver Sellick terbalik
depan buka kerongkongan lebih lebar dan biarkan NGT lewat dengan lebih
al, 2012). Tsai et al. (2012) menggunakan stilet intubasi ‘Rusch’ yang
yang dapat dengan mudah dilepaskan dengan tarikan yang sangat ringan)
Pada kondisi pasien tidak sadar tindakan yang paling efektif adalah
memiringkan tubuh ke dekubitus yang rentan posisi 20-30 derajat, sela antara
pemasangan selang NGT. Metode ini dinilai lebih efektif untuk pemasangan
selang NGT pada pasien yang tidak sadar karena lidah kana bergerak ke
7
samping dan ke depan karena gravitasi dengan demikian sela antara lidah dan
yang tinggi dan jumlah upaya berulang berkurang dan timbulnya komplikasi
tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, waktu intubasi berkurang dan tingkat
pemasangan nasogastric tube pada pasien tidak sadar karena selama ini di
8
pasien sadar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
pemasangan NGT.
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
pencernaan makanan akan memasuki epitel gaster dan epitel intestinum untuk
Setelah itu makanan dibawa melalui vena portae hepatis ke dalam hepar.
pancreas, hepar dan splen. Mendapat perdarahan dari arteria coeliaca dan
aliran balik darah menuju vena portae hepatis. Persarafan parasimpatis berasal
dari nervus vagus dan simpatis dari nervus splanchnicus major. Oesophagus
gaster bersama duodenum dengan sekresi yang dihasilkan hepar dan pancreas
transversum. Bagian ini mendapat darah dari arteria mesenterica superior dan
10
11
darah vena mengalir menuju vena portae hepatis melalui vena mesentarica
superior. Persarafan parasimpatis dari nervus vagus dan simpatis dari nervus
splanichus minor. Fungsi utama jejunum dan ileum adalah absorbsi makanan
rectum. Mendapat darah dari arteria mesentarica inferior dan vena mengalir
feses menjadi padat, colon sigmoid untuk menyimpan feses dan rectum
ini sekitar 5–7 M, jejunum membentuk 2/5 bagian proksimal sedangkan ileum
3/5 bagian distal. Bagian usus ini melekat dengan dinding belakang abdomen
superior memberi darah mulai dari sekitar pertengahan duodenum sampai dua
dan appendix vermiformis dan colon transversum berasal dari nervus vagus
splanchnicus lumbalis. (Brunner & Suddarth, 2011; Craven & Hirnle, 2010)
1. Pengertian
operasi, saat muntah dan distensi lambung terjadi, dan untuk irigasi
dekompresi, lavase, dan untuk nutrisi (Craven & Hirnle, 2010; Proehl,
2009).
a. Dekompresi lambung.
obstruksi bowel, untuk ileus paralitik, dan saat operasi pada area
akumulasi cairan dan udara/gas, baik itu yang sudah aktual maupun
normal, yang dibuktikan oleh adanya bunyi usus yang aktif pada saat
diauskultasi.
b. Lavase Lambung
keracunan yang tidak atau pun disengaja atau pada kasus overdosis
perdarahan saluran makan bagian atas. Jika pasien tidak dapat menelan
pada sumbernya.
14
c. Pemberian Nutrisi
pemberian makan ini juga disebut nutrisi enteral. NGT yang digunakan
d. Keracunan
f. Obstruksi (illeus)
diantaranya adalah:
15
a. Persiapan
1) Persiapan preprosedural
endotrakeal.
16
2) Manajemen pasien
timbul.
b. Prosedur
1) Persiapan alat-alat
2) Teknik pemasangan
mencuci tangan.
atau sebaliknya.
anastesi.
pada ujung pipa untuk mengakomodasi pil yang lebih besar dan
g) Lubrikasi ujung pipa dengan jeli anastesi atau lubrikan larut air
saat spuit didorong, berarti posisi pipa sudah benar. Bila belum
ray.
pasien tidak mampu berbicara, pasien tampak pucat, NGT keluar dari
tidak diperlukan lagi. (Sigmon DF, 2020; Williams & Wilkins, 2004)
7. Komplikasi
pemasangan awal NGT maupun penempatan NGT yang tidak tepat antara
lain :
posisi pasien serta teknik pemasangan NGT yang tidak tepat. Ini dapat
pipa saat terdapat tahanan. Risiko ini meningkat pada pasien dengan
bila perlu lakukan 10 intubasi bila saluran napas tidak lapang terutama
pada pasien yang tidak sadar. Menelan yang gentle dan cepat saat
melalui pipa yang posisi atau letaknya setinggi trakea. Selain itu cara
yang larut dalam air, karena akan diserap dengan baik bila saat
minyak.
esofagus. Sinus piriform dan kartilago arytenoid sering disebut sebagai tempat
bahwa ketidaksadaran pada pasien, terutama yang disebabkan oleh cedera otak,
memasukkan NGT, situs impaksi pertama bukanlah sinus piriform dan tulang
penyisipan NGT. Upaya semacam itu bisa efektif pada pasien yang sadar
namun untuk pasien yang tidak sadar dengan glossoptosis, kurang tepat.
dekubitus rawan 20-30 derajat. Pada posisi tersebut, lidah akan bergerak ke
samping dan ke depan karena gravitasi, dengan demikian sela antara lidah dan
24
pasien tidak sadar adalah sebesar 98% dan dinyatakan ada pengaruh posisi
dekubitus lateral dalam pemasangan NGT pada pasien tidak sadar dengan P-
D. Kerangka Teori
Indikasi NGT
-Dekompresi Lambung
-Lavase Lambung
Nasogastric Tube -Pemberian Nutrisi
(NGT)
Prosedur NGT
-Persiapan Preproseduran
-Persiapan Alat
-Posisikan Pasien
-Evaluasi patensi kedua lubang
hidung, kesimetrisan dan
Komplikasi NGT aliran udara
-Lubrikasi jalan nafas dengan
- Distres nafas
gel lidokain 2%
- Malposisi NGT
-Ukur panjang NGT
- Epistaksis masif
-Lubrikasi ujung pipa dengan
- Trauma mukosa
jeli
- Pneumonia aspirasi
-Fleksikan kepala pasien lalu
- Pneumonitis
masukan selang NGT
- Hipoksemia
perlahan
- pneumothoraks
-Jangan dipaksakan mendorong
bila ada tahanan
-Lihat respon pasien selama
pemasangan
-Cek ketepatan penempatan
selang
-Fiksasi
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
ruang antara dinding faring lateral posterior dengan lidah dan sebaliknya,
meningkatkan kesulitan penyisipan NGT. Upaya semacam itu bisa efektif pada
pasien yang sadar namun untuk pasien yang tidak sadar dengan glossoptosis,
kurang tepat.
Posisi yang lebih tepat dalam menghadapi situasi tersebut ialah dengan
Nasogastric Tube (NGT) Pada Pasien Tidak Sadar adalah sebagai berikut :
Kelompok Kontrol :
Posisi konvensional
Pemasangan NGT
Efektifitas Posisi Terhadap
pada Pasien Tidak
Pemasangan NGT
Sadar
Kelompok Intervensi :
Posisi Lateral Dekubitus
27
Keterangan :
: : Faktor yang akan diteliti
: Adanya pengaruh
B. Rancangan Penelitian
Kelompok Intervensi
Menggunakan teknik
posisi decubitus lateral
Sampel
Kelompok Kontrol
Menggunakan teknik
posisi konvensional
C. Variabel Penelitian
yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
D. Definisi Operasional
dibawah ini.
Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
ukur
Perlakuan
Posisi Posisi pasien tidak sadar Protocol - -
Dekubitus dengan posisi terlentang
Lateral tanpa bantal, dan
kepalanya terbentang
agak ke belakang.
Posisi Posisi pasien tidak dasar Protokol - -
konvensional dengan tubuh selanjutnya
dimiringkan posisi
dekubitus 20-30 derajat.
Faktor yang diteliti
Pemasangan Tindakan intubasi ke Lembar - Rasio
NGT dalam abdomen dengan Observasi
29
Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
ukur
menggunakan selang yang Bates-
lentur yang dimasukkan Jensen
melalui hidung pasien,
nasofaring, dan esophagus
dan masuk ke dalam
lambung.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
kurun waktu tertentu sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan
independen yaitu:
(Zα +Zβ )2
n=2 SD2
(X 1− X 2)2
Keterangan :
n = ukuran Sampel
SD = Standar deviasi
obatan atau memiliki asupan oral yang tidak memadai dan memerlukan
F. Hipotesis Penelitian
1. Data primer
1057 ].
observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil tidak dari sumber langsung
asli. Misalnya data yang diambil berasal dari buku, dokumen, dan hasil
penelitian lain. Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari Dinas
Rumah Sakit X.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
distal NGT diberi pelumas yang larut. Untuk mengukur jarak dari lubang
cepat disuntikkan melalui NGT atau ketika aspirasi isi lambung dari
NGT. Selang dipasang pada hidung dengan pita perekat. Setiap kasus
diizinkan tiga upaya. Jika upaya pertama gagal, tabung asli disiram
dengan 20-30 ml air dan dibersihkan dengan kasa medis, dan dua upaya
intubasi yang gagal. Dalam kasus yang gagal, kami memasukkan NGT
keberhasilan intubasi pada semua pasien dengan tidak lebih dari tiga
lubang hidung, dan waktu akhir didefinisikan sebagai saat ketika NGT
berhasil dimasukkan dan diperbaiki dengan kuat atau waktu setelah tiga
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Tahap ini diawali
masalah penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
mengenai prosedur .
d. Kondisi pasien dikaji dan difoto dengan kamera digital serta hasilnya
pada level yang sama. Lubang hidung yang dipilih menghadap ke atas.
35
dimasukkan ke kerongkongan.
3. Tahap Pelaporan
Pengacakan Responden
Penelitian
Penilaian waktu,
Penilaian waktu, keberhasilan
keberhasilan dan
dan komplikasi
komplikasi
Analisa Data
37
1. Pengolahan Data
a. Editing
data yang telah terkumpul sesuai dengan data yang dibutuhkan, mulai
dari data umum terkait identitas responden dan data khusus terkait
b. Coding
d. Tabulating
e. Cleaning
komputer.
2. Analisis Data
a. Analisa Univariat
persentase, mean, median, dan standar deviasi, ini digunakan pada saat
menganalisa data .
b. Analisa Bivariat
kontrol) dengan taraf signifikansi jika p < 0,05 arttinya bahwa ada
perbedaan yang bermakna skor nilai pre tes, post tes dan skor selisih
J. Etika Penelitian
confidentially ).
inclusiveness).
(nonmaleficence).
pada waktu………………..
41
DAFTAR PUSTAKA
massage for reducing anxiety and stabilizing vital signs of patients in cardiac
Brunner, & Suddarth. (2011). Keperawatan Medical Bedah (8th ed). EGC.
Craven, R., & Hirnle, J. C. (2010). Fundamental of nursing (4th ed). Lippincott
Jonnavithula, N., Padhy, S., Ravula, R., & Alekhya, G. (2019). Trends in
48–51. https://doi.org/10.1016/j.tacc.2019.03.002
Kavakli, A. S., Kavrut Ozturk, N., Karaveli, A., Onuk, A. A., Ozyurek, L., &
Kavakli, A. S., Ozturk, N. K., Karaveli, A., Onuk, A. A., & Ozyurek, L. (2017).
Kim, H. J., Park, S. I., Cho, S. Y., & Cho, M. J. (2018). The GlideScope with
https://doi.org/10.1177/0300060518772719
Palareti, G., Legnani, C., Cosmi, B., Antonucci, E., Erba, N., Poli, D., Testa, S., &
Road, E. R., City, H., Province, H., Road, E. R., City, H., Province, H., Road, E.
R., City, H., Province, H., Road, E. R., City, H., Province, H., Road, E. R.,
Williams, L., & Wilkins. (2004). Nasogastric Tube Insertion and Removal
Data Demografi
No. responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Lama perawatan :
Lembar Observasi
Lembar Observasi