Anda di halaman 1dari 18

STASE KDK

PEMASANGAN INFUS

OLEH KELOMPOK 1:

1. KETUT INDRAWATI KETUA (20089152001)


2. NI PUTU SUARNINGSIH ANGGOTA (20089152002)
3. NI MADE AYU WULANDARI ANGGOTA (20089152003)
4. KETUT MARDIYANI ANGGOTA (20089152004)
5. DESAK MADE KUSARINI ANGGOTA (20089152005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
TAHUN 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN KASUS

(PEMASANGAN INFUS)

KASUS DITERIMA ATAU DI ACC PADA:

HARI :

TANGGAL :

Pembuat Laporan

( Ketut Indrawati,S.ST)

Mengetahui

Pembimbing Lapangan (CI) Pembimbing Institusi (CT)

( ) (Luh Ayu Purnami, S.ST.,M.Tr.Keb)

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNYA
laporan ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan.
Laporan saya yang berjudul “PEMASANGAN INFUS “ berisi tentang proses dan
cara-cara pemasangan infus serta hal-hal yang besangkutan dengan pemeriksaan lainnya.
Dalam penyusunan laporan ini,saya banyak dapat bimbingan dan pengarahan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada :

1.      Luh Ayu Purnami,S.ST., M.Tr.Keb selaku Pembimbing Pendidikan


2.      Ni Ketut Ayu Wulandari,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb selaku Pembimbing Pendidikan
3.      Semua pihak yang telah membantu dalam praktik ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna maka dari itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, baik dari Pembimbing pendidikan
maupun temen temen,
Semoga laporan saya ini dapat bemanfaat bagi saya khususnya, serta bagi pembaca
maupun pendengar pada umumnya.

Pejarakan. 04 November 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN TEORI


2.1 Pengetian..............................................................................................................3
2.2. Tujuan Pemasangan Infus...................................................................................3
2.3 Indikasi Pemasangan Infus...................................................................................3
2.4 Kontraindikasi Pemasangan Infus........................................................................4
2.5 Alat Pemasangan Infus.........................................................................................4
2.6 Langkah Pemasangan Infus..................................................................................5
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subyektif......................................................................................................6
3.2 Data Obyektif.......................................................................................................8
3.3 Analisa..................................................................................................................10
3.4 Penatalaksanaan...................................................................................................10
BAB 4 PEMBAHASAN...........................................................................................12
BAB 5 PENUTUP.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
LEMBAR KONSULTASI

4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan
menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus
akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah
ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat pemasangan infus
dapat dikurangi, bahkan tidak terjadi (Priharjo, 2008).

Pemasangan infus digunakan untuk mengobati berbagai kondisi penderita disemua


lingkungan perawatan di rumah sakit dan merupakan salah satu terapi utama. Sebanyak 60%
pasien yang dilakukan rawat inap mendapatkan terapi cairan infus. Sistem terapi ini
memungkinkan terapi berefek langsung, lebihh cepat, lebih efektif, dapat dilakukan secara
kontinue dan penderita pun merasa lebih nyaman jika dibandingkan dengan cara lainnya.
Tetapi karena terapi ini diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama
tentunya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi dari pemasangan infus,
salah satunya adalah flebitis (Hinlay, 2006). Flebitis merupakan inflamasi vena yang
disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
flebitis bakteri meliputi tanda dan gejala flebitis adalah nyeri yang terlokalisasi,
pembengkakan, kulit kemerahan timbul dengan cepat di atas vena, pada saat di raba terasa
hangat, dan panas tubuh cukup tinggi. Insiden flebitis meningkat sesuai dengan lamanya
pemasangan jalur intravena. Komplikasi cairan atau obat yang diinfuskan (terutama pH dan
tonisitasnya), ukuran dan tempat kanula dimasukkan, pemasangan jalur intra vena yang tidak
sesuai, dan masuknya mikroorganisme pada saat penusukan (Smeltzer & Bare, 2001).

5
1.2  Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan ketrampilan dasar kebidanan pemasangan infus di PMB “KI”


Tahun 2020?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Mahasiswa dapat melakukan ketrampilan dasar kebidanan serta mampu melatih
keterampilan yang berfokus kepada integrasi ilmu dan teknologi dalam melakukan
praktik klinik
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa dapat mengidentifikasi data subyektif pada kasus ketrampilan dasar
kebidanan dalam pemasangan infus di PMB “KI” Tahun 2020

1.3.2.2 Mahasiswa dapat mengidentifikasi data obyektif pada kasus ketrampilan dasar
kebidanan dalam pemasangan infus di PMB “KI” Tahun 2020

1.3.2.3 Mahasiswa dapat menegakkan diagnosa pada kasus ketrampilan dasar kebidanan
dalam pemasangan infus di PMB “KI” Tahun 2020

1.3.2.4 Mahasiswa dapat melakukan penatalaksanaan pada kasus ketrampilan dasar


kebidanan dalam pemasangan infus di PMB “KI” Tahun 2020

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan sumber data pada stase KDK khususnya
pada prasat memasang dan merawat infus serta menjadi sumber informasi yang berguna
untuk meningkatkan mutu pendidikan kebidanan dalam hal pemasangan dan perawatan
infus.

1.4.2 Bagi mahasiswa

Kasus ini dapat dipergunakan penulis untuk meningkatkan kompetensi dalam


memasang dan merawat infus pada anak sehingga kejadian flebitis dapat diminimalkan

6
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008).

Sementara itu menurut Lukman (2007), terapi intravena adalah memasukkan jarum
atau kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus / pengobatan,
dengan tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena
dalam jangka waktu tertentu.

2.2 Tujuan Pemasangan Infus


Menurut Hidayat (2008), tujuan utama terapi intravena adalah mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan
kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan
cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi darah,
menyediakan medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi
parenteral.
2.3 Indikasi Pemasangan Infus
Secara garis besar, indikasi pemasangan infus terdiri dari 4 situasi yaitu ; Kebutuhan
pemberian obat intravena, hidrasi intravena, transfusi darah atau komponen darah dan
situasi lain di mana akses langsung ke aliran darah diperlukan. Sebagai contoh :

1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg memungkinkan untuk


pemberian obat secara langsung ke dalam pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat (seperti
furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-menerus
melalui pembuluh darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kepentingan dgn
injeksi intramuskuler.

7
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan
seandainya berlangsung syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya syok (meneror
nyawa) & risiko dehidrasi (kekurangan cairan) , sebelum pembuluh darah kolaps (tak
teraba), maka tak mampu dipasang pemasangan infus.

2.4 Kontraindikasi Pemasangan Infus


Kontraindikasi relatif pada pemasangan infus, karena ada berbagai situasi dan keadaan
yang mempengaruhinya. Namun secara umum, pemasangan infus tidak boleh dilakukan
jika ;

1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis, sklerosis vena, luka bakar dan
infeksi di area yang hendak di pasang infus.
2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, terutama pada
pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena lokasi ini dapat digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg aliran darahnya lambat
(contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki).

2.5 Alat Pemasangan Infus

1. Standar infus
2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Plester
7. Gunting
8. Bengkok
9. Sarung tangan bersih
10. Kassa steril

8
11. Kapal alkohol / Alkohol swab
12. Betadine

2.6 Langkah-Langkah Pemasangan Infus

Standar Operasional Prosedur (SOP) memasang selang infus yang digunakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama
pemasangan infus
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan gantungkan
pada standar infus
6. Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
11. Tusukan jarumr ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam
pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi keperawatan

9
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PADA Ny” N ”
DI PMB “KI” TANGGAL 04 NOVEMBER 2020

Hari/ tanggal : Rabu, 04 November 2020


Waktu : 18.00 Wita
Tempat : Ruang Bersalin

I. DATA SUBYEKTIF

1.1 Biodata
: Istri Suami
Nama : Ny “N” Tn “S”
Umur : 25 tahun 27 tahun
Suku : Bali Bali
Agama : Hindu Hindu
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Bd Pejarakan, Desa Pejarakan
I.2 Keluhan utama
Ibu dating ke bidan diantar suami mengeluh keluar air merembes dari kemaluan 6 jam
yang lalu (pukul 12.00 wita tanggal 04 November 2020), perut tidak terasa sakit dan
gerakan janin masih dirasakan aktif.
I.3 Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menstuari petrama kali pada umur 13 tahun dengan siklus 28 hari
teratur. Ibu mengatakan biasa mengganti pembalut 2-3 kali sehari, lama menstruasi 4-
5 hari dan tidak pernah disminorea.
I.4 Riwayat kehamilan sekarang
Ini merupakan kehamilan ibu yang pertama, tidak pernah abortus dan melahirkan
premature. HPHT: 03-02-2020 TP: 10-11-2020.
Riwayat ANC:
Selama Kehamilan ibu ANC 4 kali dibidan, 1 kali dipuskesmas dan 1 kali di dr.Sp.OG
dengan uraian:

10
Pada TM I ibu ANC 1 kali dibidan dan 1 kali di puskesmas. Ibu mengeluh mual
muntah namun sudah dapat teratasi. Ibu mendapatkan vitamin SF 1X1 dan asam folat
1X1.
Pada TM II ibu ANC 2 kali dibidan dan 1 kali di dr.Sp.OG dan tidak ada keluhan. Ibu
diberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan TM II, kebutuhan nutrisi ibu hamil
dan kebutuhan istirahat ibu hamil.
Pada TM III ibu ANC 1 kali di bidan dan ibu tidak ada keluhan. Ibu mendapatkan
KIE tentang tanda bahaya kehamilan TM III dan persiapan persalinan. Selama
kehamilan ibu tidak memiliki kebiasaan seperti merokok, minum-minuman keras,
minum jamu,dll.
I.5 Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB. Ibu berencana memiliki 2 orang
anak.
I.6 Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit seperti hipertensi,
TBC, hepatitis, kencing manis, HIV/AIDS, asma, jantung.
I.7 Riwayat Biopsikososial Spiritual
I.7.1 Biologis
Ibu mengatakan biasa makan 3 kali sehari dengan porsi sedang dan lauk beraneka
macam seperti tahu, tempe, ikan, sayur. Ibu makan terakhir pukul 17.00 wita (04-
11-2020). Ibu mengatakan minum 7-8 gelas sehari dan tidak ada pantangan atau
alergi terhadap makanan atau minuman.
Ibu mengatakan BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lembek. Ibu mengatakan
BAK 3-4 kali sehari warna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat BAK maupun
BAB.
Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, mengganti pakaian setiap kali
mandi dan mengganti pakaian dalam setiap basah. Ibu keramas 2 kali dalam
seminggu.
I.7.2 Psikososial Spiritual
Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan yang pertama bagi ibu dan suami.
Lama menikah 1 tahun. Ibu mengatakan pengambilan keputusan dilakukan secara
musyawarah. Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan diterima oleh ibu,
suami dan keluarga. Ibu mengatakan tidak ada pantangan ataupun adat istiadat

11
yang mempengaruhi kehamilan ibu. Ibu mengatakan berdoa setiap hari agar ibu
dan janin sehat.

II. DATA OBYEKTIF

2.1 Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran :Composmentis

2.2 Tanda-tanda vital


TD :110/70

Nadi :80 x / menit

Suhu :36,7 0C

Respirasi :24 x / menit

2.3  Pemeriksaan fisik

2.3.1 Kepala dan leher

a. Kulit kepala dan rambut

Inspeksi : kulit kepala bersih , rambut hitam dan tidak rontok tidak ada lesi

Palpasi :tidak ada benjolan

b.   Muka

Inspeksi :tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum .

Palpasi :tidak ada oedema

c.   Mata

Inspeksi :kunjungtiva tidak pucat , seklera tidak ikterus

d.   Hidung

Inspeksi :bentuk simetris tidak ada pengeluaran secret

12
Palpasi : tidak ada polip

e.    Mulut

Inspeksi :bibir tidak pucat ,mukosa bibir lembab,tidak ada karies ,gusi tidak
berdarah

f.    Telinga

Inspeksi :bentuk simetris , tidak ada pengeluaran cairan

g. Leher

Inspeksi :tidak ada bendungan vena jugularis , tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid,tidak ada pembesaran kelenjar limfe

2.3.2    Payudara

Inspeksi :bersih, bentuk simetris , puting susu menonjol , retraksi / dimping

Palpasi :tidak ada nyeri tekan ,tidak ada pembesaran kelenjar


limfe,kolostrum(+)

2.3.3     Abdomen

Inspeksi :tidak ada luka bekas oprasi ,terdapat linea nigra stiae

Palpasi :

L I : TFU 3 jari dibawah px, pada fundus teraba besar, lunak

L II : Pada sisi kanan perut ibu teraba keras, memanjang dan ada
tahanan. Pada sisi kiri perut ibu teraba bagian kecil janin.

L III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat dan melenting

L IV : Posisi tangan pemeriksa konvergen

Mc.Donald : 27 cm

TBBJ : 2325 gram

DJJ : 146x / menit

13
2.3.4     Ekstremitas

a.   Ekstremitas atas

Inspeksi : kuku tiak pucat

Palpasi : tidak ada oedema

b.    Ekstremitas bawah

Inspeksi :kuku tidak pucat tidak ada varises

Palpasi : tidak ada oedema

Perkusi :reflek patella (+/+)

2.3.5       Genetalia

Tidak ada pembengkakan, tidak ada varises, terdapat pengeluaran cairan merembes
pada kemaluan berwarna jernih. Dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan dan
tidak ada bukaan.

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Kertas lakmus berwarna biru

III. ANALISA
G1P0A0 UK 39 Minggu 6 Hari Preskep U Puka Janin Tunggal Hidup Intra Uteri Dengan
KPD 6 Jam
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan menerima hasil pemeriksaan
2. Melakukan informed concent tindakan selanjutnya, ibu dan suami menyetujui dan
sudah mentandatangani lembar informed concent yang diberikan.
3. Menyiapkan alat pemasangan infus:
a. Standar infus
b. Cairan infus sesuai kebutuhan
c. Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
d. Perlak
e. Tourniquet

14
f. Plester
g. Gunting
h. Bengkok
i. Sarung tangan bersih
j. Kassa steril
k. Kapas alkohol / Alkohol swab
l. Betadine
4. Melakukan prasat pemasangan infus:
a. Cuci tangan
b. Dekatkan alat
c. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama
pemasangan infus
d. Atur posisi pasien / berbaring
e. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan
gantungkan pada standar infus
f. Menentukan area vena yang akan ditusuk
g. Pasang alas
h. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
i. Pakai sarung tangan
j. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
k. Tusukan jarum ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
l. Pastikan jarum IV masuk ke vena
m. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
n. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
o. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
p. Atur tetesan infus sesuai program medis
q. Lepas sarung tangan
r. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam
pelaksanaan
s. Bereskan alat
t. Cuci tangan, Infus sudah terpasang, tidak ada perdarahan dan tetesan lancar.
5. Melakukan rujukan sesuai dengan BAKSOKUDAPONI, pasien sudah dirujuk

15
BAB 4
PEMBAHASAN

1. Dari data subyektif didapatkan hasil Ny.N umur 25 tahun alamat di desa pejarakan datang
mengeluh keluar air merembes dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu. Ini merupakan
kehamilan ibu yang pertama, tidak pernah keguguran dan melahirkan premature. HPHT:
03-02-2020, TP: 10-11-2020. Ini merupakan perkawinan ibu yang pertama.
2. Dari data obyektif didapatkan hasil, KU ibu normal, TTV normal, pemeriksaan fisik
normal dan pada genetalia terdapat pengeluaran cairan merembes dari kemaluan berwarna
jernih.
3. Dari data subyektif dan data obyektif dapat ditegakkan diagnose yang sudah sesuai dengan
nomenklatur kebidanan.
4. Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus.

16
BAB 5
PENUTUP

5.1    Simpulan
Dari data subyektif didapatkan hasil Ny.N umur 25 tahun alamat di desa pejarakan
datang mengeluh keluar air merembes dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu. Ini
merupakan kehamilan ibu yang pertama, tidak pernah keguguran dan melahirkan
premature. HPHT: 03-02-2020, TP: 10-11-2020. Ini merupakan perkawinan ibu yang
pertama.
Dari data obyektif didapatkan hasil, KU ibu normal, TTV normal, pemeriksaan fisik
normal dan pada genetalia terdapat pengeluaran cairan merembes dari kemaluan
berwarna jernih.
Dari data subyektif dan data obyektif dapat ditegakkan diagnose yang sudah sesuai
dengan nomenklatur kebidanan.
Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada.
5.2   Saran
5.2.1   Institusi pendidikan
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara during seperti saat ini
diharapkan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada sehingga mahasiswa
dapat belajar dengan baik.
5.2.2      Mahasiswa
Mahasiswa agar lebih kooperatif dalam proses belajar mengajar agar kemampuan
mahasiswa khususnya dalam tindakan medis agar dapat lebih baik sehingga bisa
menjadi bidan yang profesional.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul,aziz 2006.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Slemba medika


2. Hidayat, aziz alimu12008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.Jakarta;
Salemba Medika
3. Suryani 2006.Konsep Kebidanan.Jakarta: Buku Kedokteran

18

Anda mungkin juga menyukai