OLEH :
DINI KURNIA
10210127
Hari :
Tanggal :
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................
Halaman Persetujuan ................................................................................................
Kata Pengantar ...........................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................
1.4 Manfaat ...................................................................................................................
1.5 Sumber Data.............................................................................................................
BAB II Tinjauan Teori
2.1 Konsep Dasar perawatan luka…………………………………………………..
BAB III Tinjauan Kasus
3.1 Asuhan Kebidanan ……………………………………………………………….
3.1.1 Data Subjektif ………………………………………………………………….
3.1.2 Data Objektif ……………………………………………………………………
BAB IV Pembahasan
4.1 Kesenjangan Antara Teori dan Praktek ………………………………………….
4.2 Kasus dan Jurnal Penelitian Pendukung …………………………………………
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….
5.2 Saran ………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera atau
pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen
jaringan dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan yang rusak atau hilang (
Widhiastuti, 2008). Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi dua yaitu luka
disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi
atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma.
Luka yang tidak disengaja (trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan
luka terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak ada robekan, sedangkan luka terbuka
jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka abrasio (luka akibat gesekan), luka
puncture (luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat alat perawatan luka)
(Hidayat, 2006). Berdasarkan pembagian luka operasi, tindakan bedah laparatomi
merupakan jenis luka operasi bersih terkontaminasi, yaitu jenis operasi yang
membutuhkan proses penyembuhan yang lebih lama (Hidayat, 2006). Proses
penyembuhan luka adalah salah satu hal terpenting dalam pelaksanaan pasien
pasca pembedahan yakni meyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling
berhadapan, jaringan yang dihasilkan sangat sedikit biasanya dalam waktu 10
sampai 14 hari, repitalisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya
menyisahkan jaringan paruh tipis yang dengan cepat memudar dengan warna
merah muda menjadi putih (Morison, 2004).
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal. Artinya,
tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan
memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran darah ke daerah yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal proses penyembuhan.
Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu untuk
mendukung proses penyembuhan luka. Seperti melindungi area yang luka
terbebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan untuk membantu meningkatkan
penyembuhan jaringan (Maryunani, 2013) Lama penyembuhan luka berdasarkan
fase penyembuhan luka adalah fase inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3 atau
hari ke-4), fase proliferasi (berlangsung 3-24 hari), fase maturasi dimulai pada
minggu ke-3 setelah perlukaan dan memerlukan waktu lebih dari 1 tahun (Perry &
Potter, 2006). Jika lama hari rawatan pasien post laparatomi memanjang, maka
akan timbul berbagai komplikasi yang paling serius adalah infeksi dan dehiscence
luka. Infeksi luka bedah merupakan bentuk infeksi nosokomial yang besar, dan
paling diperhatikan karena dapat meningkatkan angka kematian. Dari beberapa
laporan menunjukkan angka kematian setinggi 44% (Abbot, 2007).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan secara menyeluruh terhadap
kasus kebidanan ‘Asuhan Kebidanan Perawatan Luka pada Ny “Np” di
Rumah Sakit Pratama Tugu Jaya Tahun 2023”.
Mahasiswa mampu :
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil laporan ini yaitu:
1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dengan
mengamati suatu permasalahan sehingga mendapat pengalaman
yang nyata bagi penulis dalam pembuatan laporan
2. Bagi akademik
TINJAUAN TEORI
B. Jenis debridmen
1. Depridement Otolitik
Pada peristiwa debridemen alami, jaringan mati akan memisahkan diri secara
spontan dari jaringan viable yang ada di bawahnya
2. Debridemen Mekanis
Debridemen mekanis meliputi penggunaan gunting bedah dan forset utuk
memisahkan dan nengangkat eskar
3. Debridemen Bedah ( Surgikal )
Debridemen bedah ialah tindakan oprasi dengan melibatkan eksisi primer seluruh
tebal kulit sampai pasia atau dengan mengupas lapisan kulit yang terbakar denan
cara ber 4thap sampai mengenai jaringan yang masih berdarah
C. Indikasi
1. Debridement Otolitik
- SANGAT selektif tanpa menyebabkan kerusakan kulit di sekitarnya
- Prosesnya aman, menggunakan mekanisme pertahanan tubuh sendiri untuk
membersihkan luka debris nekrotik
- Efektif dan mudah
- Sedikit atau tanpa nyeri
2. Debridemen Mekanis
- Untuk luka dengan debris nekrotik moderat
- Materialnya murah
3. Depridement Bedah ( Surgikal )
D. Tujuan debridemen
1. Untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda
asing
2. Untuk menghilangkan jaringan yang telah mati dalam persiapan kesembuhan
luk
3. Ekstensi luka untukmengidentifikasi daerah cedera
4. Deteksi dan membuang benda asing terutama benda organik
5. Deteksi dan membuang jaringan non viable
F. Komplikasi debridemen
- Sakit
- Pendarahan;
- Infeksi;
1. SOP debridemen
Pengertian Debridemen adalah proses pengangkatan jaringan avital atau
jaringan mati dari suatu luka. Jaringan avital dapat berwarna lebih pucat coklat
muda atau hitam dan dapat kering atau basah
TUJUAN
Sebagai acuan tenaga medis dalam melakukan debridemen. Membuang jaringan
mati serta mempercepat penyembuhan luka.
ALAT – ALAT
- PINSET
- Gunting
B. Bahan-bahan
- Nacl 0,9
C. Langkah langkah
1. Tindakan dan antiseptik
2. Anastesi infiltrasi sekitar luka
3. Luka di cuci sampai bersih
4. Identifikasi jaringan nekrotik dan struktur neurovaskular
5. Jepit jaringan nekrotik dengan pinset, gunting
6. Ulangi langkah 5- semua atau sebagian besar terbuang sampai jaringan sehat
terlihat (sudah ada perdarahan normal )
7. Jika luka tertutup darah, cuci luka dengan Nacl 0,9% lalu identifikasi kembali
jaringan yang mati..
8. Selanjutnya tergantung tipe lua dapat di jahit primer atau di lakukan perawatan
luka terbuka atau tindakan definitif lainnya
membersihkan luka salah satunya adalah Otsu-RL. Ini adalah cairan pembersih
luka yang biasa digunakan untuk luka pascaoperasi, luka trauma, dan luka kronis.
Cairan infus Ringer Laktat sering digunakan sebagai cairan pengganti NaCl.
Selain membersihkan luka, cairan ini juga bisa digunakan sebagai cairan infus
yang membantu mengatasi dehidrasi.
1. Persiapan alat
2. Memotong plester jika diperlukan
3. Cuci tangan
4. Handscoon
5. bengkok
6. Cairan NaCl
7. Kassa
8. Salap
2.1.5 pemberian obat tablet
Obat amoxicillin
tersedia dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg, serta drops dan sirup kering
yang dikemas dalam botol.
Masing-masing botol drops berisi 100 mg/mL amoxicillin, serta sirup kering yang
berisi 125 mg/5 mL atau 250 mg/5 mL amoxicillin. Sediaan obat tersebut bisa
Anda konsumsi secara oral.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Identitas
Alasan Datang
Pasien datang dengan keluhan nyeri tangan masih terasa post
depridement
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
Menyiapkan alat
Cuci tangan
Dekatkan alat
Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan
selama pemasangan infus
Memasangan handscoon
Mengasih salap
Membereskan alat
Membuka handscoon
Cuci tangan
Amoxiliin
Pct
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 KESIMPULAN
2. Penatalaksanaan
1. Bagi Lahan
Ibu dan keluarga diharapkan untuk tetap melanjutkan anjuran yang telah
diberikan dan rutin untuk melakukan pemerikasaan luka
DAFTAR PUSTAKA