Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN DASAR ASUHAN KEBIDANAN

PERAWATAN LUKA PADA NY “N” DI RUMAH SAKIT RUSD


DAERAH TUGU JAYA TAHUN 2023

OLEH :
DINI KURNIA
10210127

AKADEMI KEBIDANAN AGUNG HUSADA KAYUAGUNG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


HALAMAN PERSETUJUAN

Diterima dan disetujui untuk melengkapi laporan Praktik Kebidanan


Dasar Pemasangan infus pada Ny “n” Program Study D3 Kebidanan Akademi
Kebidanan Agung Husada Kayuagung, pada:

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Lahan Praktek Pembimbing Akademik

Nia Ruspiana,S,Kep Lisa Mora Braksan,S,.Sos.,M,Kes


KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wa barakaatuh


Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan PKD yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Pemasangan
infus, Pada Ny ‘n’ di Rumah Sakit Umum Daerah Tugu Jaya Tahun 2023”.
Penyusunan Laporan PKD ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Lisa Mora Braksan, S.Sos., M.Kes selaku Direktur Akademik


Kebidanan Agung Husada
2. dr. Kegiatan evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan SOP di ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Prof
DR. Aloei Saboe Kota Gorontalo, diperoleh hasil observasi bahwa
masih ada tahapan-tahapan pada prosedur perawatan luka yang
tidak di lakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Prof Selaku pimpinan
Rumah sakit umum daerah Tugu Jaya
3. Lisa Mora Braksan,S.Sos,M,Kes selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Akademi Kebidanan Agung Husada Kayuagung dan
selaku pembimbing Akademik dalam penyusunan Laporan PKD
yang telah banyak memberikan masukan, arahan serta motivasi
kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun laporan ini .
4. Nia Ruapiana ,S,.Kep selaku pembimbing Lahan Praktek dalam
penyusunan Laporan PKD yang telah banyak memberikan
masukan, arahan serta motivasi kepada penulis sehingga penulis
dapat menyusun laporan ini.
Kayuagung, Febuari 2023

Penulis

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................
Halaman Persetujuan ................................................................................................
Kata Pengantar ...........................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................
1.4 Manfaat ...................................................................................................................
1.5 Sumber Data.............................................................................................................
BAB II Tinjauan Teori
2.1 Konsep Dasar perawatan luka…………………………………………………..
BAB III Tinjauan Kasus
3.1 Asuhan Kebidanan ……………………………………………………………….
3.1.1 Data Subjektif ………………………………………………………………….
3.1.2 Data Objektif ……………………………………………………………………
BAB IV Pembahasan
4.1 Kesenjangan Antara Teori dan Praktek ………………………………………….
4.2 Kasus dan Jurnal Penelitian Pendukung …………………………………………
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….
5.2 Saran ………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera atau
pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen
jaringan dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan yang rusak atau hilang (
Widhiastuti, 2008). Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi dua yaitu luka
disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi
atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma.
Luka yang tidak disengaja (trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan
luka terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak ada robekan, sedangkan luka terbuka
jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka abrasio (luka akibat gesekan), luka
puncture (luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat alat perawatan luka)
(Hidayat, 2006). Berdasarkan pembagian luka operasi, tindakan bedah laparatomi
merupakan jenis luka operasi bersih terkontaminasi, yaitu jenis operasi yang
membutuhkan proses penyembuhan yang lebih lama (Hidayat, 2006). Proses
penyembuhan luka adalah salah satu hal terpenting dalam pelaksanaan pasien
pasca pembedahan yakni meyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling
berhadapan, jaringan yang dihasilkan sangat sedikit biasanya dalam waktu 10
sampai 14 hari, repitalisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya
menyisahkan jaringan paruh tipis yang dengan cepat memudar dengan warna
merah muda menjadi putih (Morison, 2004).

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal. Artinya,
tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan
memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran darah ke daerah yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal proses penyembuhan.
Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu untuk
mendukung proses penyembuhan luka. Seperti melindungi area yang luka
terbebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan untuk membantu meningkatkan
penyembuhan jaringan (Maryunani, 2013) Lama penyembuhan luka berdasarkan
fase penyembuhan luka adalah fase inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3 atau
hari ke-4), fase proliferasi (berlangsung 3-24 hari), fase maturasi dimulai pada
minggu ke-3 setelah perlukaan dan memerlukan waktu lebih dari 1 tahun (Perry &
Potter, 2006). Jika lama hari rawatan pasien post laparatomi memanjang, maka
akan timbul berbagai komplikasi yang paling serius adalah infeksi dan dehiscence
luka. Infeksi luka bedah merupakan bentuk infeksi nosokomial yang besar, dan
paling diperhatikan karena dapat meningkatkan angka kematian. Dari beberapa
laporan menunjukkan angka kematian setinggi 44% (Abbot, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana penerapan “


Asuhan Kebidanan Perawatan Luka pada Ny “N” di Rumah Sakit Umum Daerah
Tugu Jaya Tahun 2023”.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan secara menyeluruh terhadap
kasus kebidanan ‘Asuhan Kebidanan Perawatan Luka pada Ny “Np” di
Rumah Sakit Pratama Tugu Jaya Tahun 2023”.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu :

1.3.2.1 Melakukan pengkajian semua data yang dibutuhkan pada klien


secara keseluruhan
1.3.2.2 Menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa

1.3.2.3 Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial

1.3.2.4 Menetapkan kebutuhan akan tindakan segera, konsultasi ,


kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien
1.3.2.5 Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan
tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat
1.3.2.6 Melakukan asuhan kepada klien dengan aman dan
efisien dan sesuai kebutuhan klien
1.3.2.7 Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil laporan ini yaitu:

1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dengan
mengamati suatu permasalahan sehingga mendapat pengalaman
yang nyata bagi penulis dalam pembuatan laporan
2. Bagi akademik

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk penelitian


berikutnya sebagai wahana untuk menambah bahan kepustakaan.
3. Bagi lahan penelitian

Dapat memberikan pelayanankesehatan dengan


melaksanakan asuhan kebidanan secara teori dan standart
pelayanan yang berlaku.

1.5 Sumber data

Data dari laporan ini berdasarkan data primer yaitu data


yang didapatkan melalui anamnesa, observasi, hasil pemeriksaan.
Selain itu data dalam laporan ini juga menggunakan data skunder
yang didapat melalui data atau dokumen lahan praktek, institusi
maupun beberapa data dari dokumen maupun elektronik.
BAB II

TINJAUAN TEORI

Luka merupakan suatu keadaan dimana terdapat jaringan tubuh


yang mengalami cedera atau kerusakan. Kerusakan tersebut bisa
diakibatkan oleh benda tajam, zat kimia, gigitan hewan, sengatan listrik,
dan lain sebagainya. Secara umum luka dapat dibedakan menjadi dua yaitu
luka yang tidak disengaja dan luka yang disengaja (Lostapa, 2017). Luka
yang tidak disengaja biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami
kecelakaan, sedangkan luka yang disengaja biasanya terjadi pada
seseorang yang melakukan tindakan operasi untuk tujuan tertentu. Menurut
Meikahani (2017), jenis luka dibagi menjadi dua yaitu luka terbuka dan
luka tertutup. Luka terbuka merupakan suatu keadaan dimana rusaknya
jaringan kulit yang diakibatkan oleh benda tajam, tembakan, atau benturan
keras dengan benda tumpul pada saat kecelakaan lalu lintas seperti luka
lecet, luka sayat, luka tembak dan luka robek. Luka tertutup merupakan
suatu keadaan dimana rusaknya jaringan kulit yang disebabkan oleh
trauma benda tumpul akan tetapi kulit penderita dalam keadaan utuh dan
tidak terjadi hubungan antara jaringan tersebut dengan dunia luar, seperti
pada luka memar, dislokasi, dan cedera pada otot.

Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering


dilakukan di rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis
karena perawatan luka cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya
biaya perawatan dan angka kesakitan pasien (Anonim, 2005). Perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan prosedur
tetap yang berlaku serta selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku
profesional yang sesuai dengan etika profesi keperawatan yang merupakan
kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-nilai moral dalam
melaksanakan kegiatan profesi keperawatan, sehingga mutu dan kualitas
profesi keperawatan tetap terjaga dengan cara yang terhormat (Azwar,
2007). Pelayanan keperawatan yang diberikan secara menyeluruh salah
satunya adalah perawatan luka yang harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedur tetap. Prosedur perawatan luka ini bertujuan agar mempercepat
proses penyembuhan dan bebas dari infeksi, indikator adanya infeksi
akibat perawatan luka yang tidak baik salah satunya adalah terjadinya
infeksi nosokomial yang merupakan infeksi yang didapat atau yang timbul
pada waktu pasien di rawat di rumah sakit (Potter, 2005). Berdasarkan
Data Riskesdas (2013) Proporsi jenis luka atau macam luka akibat trauma
di Indonesia didominasi oleh luka lecet/memar sebesar 70,9%, terbanyak
terdapat di Banten 76,2% dan yang terendah di Papua yaitu 59,4%. Jenis
cedera terbanyak ke dua adalah terkilir, rata-rata di Indonesia 27,5%.
Ditemukan terkilir terbanyak di Kalimantan Selatan sebesar 39,3%. Luka
robek menduduki urutan ketiga jenis cedera terbanyak, jenis luka ini
tertinggi ditemukan di Papua sekitar 48,5% jauh di atas Indonesia yaitu
23,2% dan terendah

2.1 Konsep perawatan luka


Depridemen adalah menghilangkan jaringan mati juga membersihkan luka
dari kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh caranya
yaitu dengan mengompres luka menggunakan cairan atau beberapa material
perawatan luka yang fungsinya untuk menyerap dan mengangkat bagian bagian
luka yang nekrotik (keperawatan medikal bedah edisi 8 Bruner &
sudarth.2002.suzzane c smeltzer brenda g.bare)
Debridemen adalah sebuah tindakan eksisi yang bertujuan untuk membuang
jaringan nekrosis ataupun debris yang menghalangi proses penyembuhan luka dan
potesial terjadi atau berkembangnya infeksi sehingga merupakan tindakan
pemutus rantai respon inflamasi sistemik maupun sepsis.

B.     Jenis debridmen
1.      Depridement Otolitik
Pada peristiwa debridemen alami, jaringan mati akan memisahkan diri secara
spontan dari jaringan viable yang ada di bawahnya
2.      Debridemen Mekanis
Debridemen mekanis meliputi penggunaan gunting bedah dan forset utuk
memisahkan dan nengangkat eskar
3.      Debridemen Bedah ( Surgikal )

Debridemen bedah ialah tindakan oprasi dengan melibatkan eksisi primer seluruh
tebal kulit sampai pasia atau dengan mengupas lapisan kulit yang terbakar denan
cara ber 4thap sampai mengenai jaringan yang masih berdarah

C.    Indikasi
1.      Debridement Otolitik
-          SANGAT selektif tanpa menyebabkan kerusakan kulit di sekitarnya
-          Prosesnya aman, menggunakan mekanisme pertahanan tubuh sendiri untuk
membersihkan luka debris nekrotik
-          Efektif dan mudah
-          Sedikit atau tanpa nyeri
2.      Debridemen Mekanis
-          Untuk luka dengan debris nekrotik moderat
-          Materialnya murah
3.      Depridement Bedah ( Surgikal )

-          Cepat dan slektif


-          Simpel

D.    Tujuan debridemen
1.      Untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda
asing
2.      Untuk menghilangkan jaringan yang telah mati dalam persiapan kesembuhan
luk
3.      Ekstensi luka untukmengidentifikasi daerah cedera
4.      Deteksi dan membuang benda asing  terutama benda organik
5.      Deteksi dan membuang jaringan non viable

E.     Prinsif Dan Teknik


1.      Menggunakan torni quet
-          Mengurangi perdarahan
Penggunaan torniquet dalam debridement  sangat terbatas dan sebagian besar
tindakan dilakukan tanpa torniquet
2.      Eksisi luka
-    Eksisi/pemotongan dilakukan sampai mencapai tepian kulit yang sehat atau
sampai mengeluarkan darah.
-      Perlu diingat bahwa untuk membersihkan kontaminasi diperlukanpaparan
(exposure) yang adekuat
-        Usaha membersihkan debris dengan mengorek (poking) luka yang kecil dapat
berbahaya.
-         Perluasan luka asli harus dilakukan dengan penuh perencanaan untuk
menghidari adanya sayatan yang tidak berguna yang akan mengganggu
tatalaksana selanjutnya
-    Eksisi yang paling aman adalah mengikuti garis untuk fasiotomi karena sayatan ini
menghindari arteri perforator yang mungkin berguna untuk mengambil flap
kulit  bila dibutuhkan

3.      Jaringan Non Vital


-      Jaringan mati merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri oleh
karena itu semua jaringan yang mati tersebut harus dibuang.
-       Pendekatan bertahap dan sistematis diperlukan terutama bila menghadapi luka
yang besar dan kompleks agar tidak terjadi debridement yang tidak adekuat.
4.      Jaringan nekrotik
-          Kulit dan lemak subkutis:  ekstensi hingga ke jaringan sehat
-          Fasia : indikasi eksisi: non viabel, rusak, terkontaminasi
-         Otot: hati-hati dalam eksisi, 10% massa  otot sisa dapat berfungsi baik apabila
terhubung dengan tendon

F.     Komplikasi debridemen
-          Sakit
-          Pendarahan;
-          Infeksi;

1. SOP debridemen
Pengertian Debridemen adalah proses pengangkatan jaringan avital atau
jaringan mati dari suatu luka. Jaringan avital dapat berwarna lebih pucat coklat
muda atau hitam dan dapat kering atau basah

TUJUAN
Sebagai acuan tenaga medis dalam melakukan debridemen. Membuang jaringan
mati serta mempercepat penyembuhan luka.

ALAT – ALAT
-          PINSET
-          Gunting
B.     Bahan-bahan
-          Nacl 0,9
C.     Langkah langkah
1.      Tindakan dan antiseptik
2.      Anastesi infiltrasi sekitar luka
3.      Luka di cuci sampai bersih
4. Identifikasi jaringan nekrotik dan struktur neurovaskular
5.      Jepit jaringan nekrotik dengan pinset, gunting
6.     Ulangi langkah 5- semua atau sebagian besar terbuang sampai jaringan sehat
terlihat (sudah ada perdarahan normal )
7.   Jika luka tertutup darah, cuci luka dengan Nacl 0,9% lalu identifikasi kembali
jaringan yang mati..
8.     Selanjutnya tergantung tipe lua dapat di jahit primer atau di lakukan perawatan
luka terbuka atau tindakan definitif lainnya

2.1.2 Tujuan Perawatan Luka


1. Menjaga kebersihan dapat mencegah infeksi
2. Memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien. 
3. Mempercepat proses penyembuhan luka,
4. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan,
5. Membersihkan luka dari benda asing/kotoran,
6. Memudahkan pengeluaran cairan yang keluar dari luka

2.1.3 Jenis Cairan Pembersih Luka

2.1.3.1 Natrium klorida (NaCL) atau saline


NaCL yang digunakan memiliki kandungan 0,9%, jangan lebih dari
kadar tersebut. NaCL dengan kadar 0,9% bisa menjadi pilihan cairan
pembersih yang paling aman untuk hampir semua jenis luka.

 2,1..3,2 jenis cairan pembersih luka

membersihkan luka salah satunya adalah Otsu-RL. Ini adalah cairan pembersih
luka yang biasa digunakan untuk luka pascaoperasi, luka trauma, dan luka kronis.
Cairan infus Ringer Laktat sering digunakan sebagai cairan pengganti NaCl.
Selain membersihkan luka, cairan ini juga bisa digunakan sebagai cairan infus
yang membantu mengatasi dehidrasi.

2.1.5 Prosedur Perawatan luka


 Persiapan Alat dalam SOP perawatan luka

1. Persiapan alat
2. Memotong plester jika diperlukan
3. Cuci tangan
4. Handscoon
5. bengkok
6. Cairan NaCl
7. Kassa
8. Salap
2.1.5 pemberian obat tablet

Obat amoxicillin
tersedia dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg, serta drops dan sirup kering
yang dikemas dalam botol.
Masing-masing botol drops berisi 100 mg/mL amoxicillin, serta sirup kering yang
berisi 125 mg/5 mL atau 250 mg/5 mL amoxicillin. Sediaan obat tersebut bisa
Anda konsumsi secara oral.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada BAB ini penulis akan membahas penerapan “ Asuhan Kebidanan


Perawatan Luka, Pada Ny ‘N’ di Rumah Sakit Pratama Tugu Jaya Tahun 2023”
Adapun catatan perkembangan disajikan dalam bentuk manajemen SOAP, yaitu :

3.1 Asuhan Kebidanan


3.1.1. Asuhan Kebidanan Kunjungan Pertama

Tanggal : 1-Febuari-2023 Jam10.00 WIB


A. Data Subjektif

1. Identitas

Nama ibu Ny “n” umur 40 tahun, pendidikan SMA,


pekerjaan IRT, agama islam, bangsa Indonesia, yang
beralamat ,sialang tengah.

Alasan Datang
Pasien datang dengan keluhan nyeri tangan masih terasa post
depridement

dan keluarga baik, ada keluarga yang tinggal serumah,


jumlah keluarga tinggal serumah 4 orang.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum Baik, kesadaran composmentis, keadaan


emosional stabil, tinggi badan: 156 cm, berat badan: 58 kg, TD:
110/90 mmHg. Keadaan luka pada tangan ibu Luka post
depridement

C. Analisa

Pasien Akan segera melakukan perawatan luka

D. Penatalaksanaan

Cek kebutuhan pasien sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan

Menyiapkan alat

Langkah langkah pemasangan infus :


 Menyiapkan alat

 Cuci tangan

 Dekatkan alat

 Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan
selama pemasangan infus

 Atur posisi tangan pasien

 Memasangan handscoon

 Membuka kassa ditangan ibu

 Mengalirkan cairan NaCl

 Bersikan daerah luka ibu menggunakan kassa

 Mengasih salap

 Kemudian balut bagian luka tangan ibu menggunakan kassa

 Memberitahu bahwa tindakan sudah selesai

 Membereskan alat

 Membuka handscoon

 Cuci tangan

 Pemberian obat oral

 Amoxiliin

 Pct
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam BAB pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa


hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penerapan “ Asuhan Kebidanan
Perawatan luka, Pada Ny ‘n’ di Rumah Sakit Pratama Tugu Jaya Tahun
2023”.
Dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan penulis
menggunakan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian
SOAP.

4.1 Kesenjangaan Antara Teori dan Praktek


Penatalaksanaan antara praktek lahan dan teori sudah
hampir sesuai. Pada saat praktik dilahan praktek Penggunaan kassa
dan plester dan alat alat yang diperlukan dalam penerapan praktek
sudah hampir sama sehingga tidak ada ke keliruan dalam
melaksanakan kegiatan perawatan luka.
4.2 Kasus dan jurnal penelitian pendukung
Dalam kasus yang terjadi pada Ny’n’ usia 40 tahun di
Rumah Sakit Pratama Tugujaya, perawatan luka sudah dilakukan
dengan baik sesuai SOP diharapkan agar tidak terjadinya infeksi
pada luka bagian tangan ibu.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan “ Asuhan Kebidanan Perawatan luka, Pada Ny


‘N’ di Rumah Sakit Pratama Tugu Jaya Tahun 2023”. berupa
pengumpulan data berupa data subjektif, pemeriksaan fisik, menentukan
analisa untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta
penatalaksanaan yang telah diberikan. Kesimpulan secara umum dalam
pemberian asuhan terlaksana dengan baik dan kondisi akhir pasien sehat
dengan keluhan Nyeri bagian tangan tidak lagi dirasakan. Kesimpulan
lainnya sebagai berikut:
1. Data Subjektif

Data subjektif diperoleh yaitu bahwa Ny.n usia 40 tahun dengan


keluhan Nyeri tangan . Hasil anamnesa diperoleh secara lengkap baik
dari mulai awal pengkajian sampai dengan pengkajian pada catatan
perkembangan meliputi riwayat kehamilan sekarang, riwayat penyakit
ibu dan keluarga, pola kebiasaan sehari-hari, riwayat psikologis sudah
dikaji dan diberikan konseling. Semua data subjektif yang diperoleh
sesuai dengan kasus perawatan luka.

2. Penatalaksanaan

Asuhan kebidanan pada Ny.n sudah diberikan sesuai dengan


rencana tindakan, keluhan dan kebutuhan ibu dengan memperhatikan
standar pelayanan dan kewenangan bidan dan sesuai teorinya. Asuhan
ini dilakukan dengan baik dan optimal sehingga tidak terjadi komplikasi
pada ibu. Penatalaksaan awal yang dilakukan yaitu perawatan luka.
5.1 Saran

1. Bagi Lahan

Praktek Rumah Sakit Pratama Tugu Jaya diharapkan tetap


memberikan asuhan kebidanan perawatan luka Sesuai dengan prosedur
yang ada.
2. Bagi Klien dan Keluarga

Ibu dan keluarga diharapkan untuk tetap melanjutkan anjuran yang telah
diberikan dan rutin untuk melakukan pemerikasaan luka
DAFTAR PUSTAKA

Didapat dari : https://www.google.com/search?q=prosedur+perawatan+luka&rlz


DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai