Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR DENGAN

MASALAH AMAN NYAMAN DI RUANGAN GILI GEDE RSUD


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Disusun oleh :

I KOMANG AGUS NOVI BIMANTORO ( 21.9.1.001 )


Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebutuhan Dasar

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN DASAR
(ASKEP PADA TN. A DENGAN MASALAH AMAN NYAMAN DI RUANG GILI
GEDE RSUP NTB )

Nama mahasiswa : I KOMANG AGUS NOVI BIMANTORO


NIM : 21.9.1.007

Laporan praktek ini telah disetujui dan di sahkan pada


Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

I KOMANG AGUS NOVI BIMANTORO

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( Ns.Zuraida Muhsinin M.kep ) (……………………………………..)

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal
Bedah ” mengenai Istirahat Tidur. Tak lupa pula kita curahkan kepada Tuhan
yang Maha Esa yang telah membimbing kita dari zaman Sadya Yuga hingga
ke zaman Kali Yuga ataudi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Berkat ridho Tuhan yang Maha Esa dan doa kedua orang tua yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. kami menyadari bahwa
dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya.

Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan


pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk


masyarakat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mataram, 23 januari 2023

3
DAFTAR ISI

ASUHAN KEPERAWATAN AMAN NYAMAN


LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
A. LATAR BELAKANG...............................................................................5
B. TUJUAN...................................................................................................6
C. METODE PENGUMPULAN DATA.......................................................7
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................8
A. DEFINISI..................................................................................................8
B. PATOFISIOLOGI...................................................................................10
C. PATHWAY.............................................................................................11
D. KLASIFIKASI........................................................................................12
E. TANDA DAN GEJALA.........................................................................12
F. KOMLIKASI.............................................................................................13
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................13
H. PENATA LAKSANAAN.......................................................................14
I. ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
A. KESIMPULAN.......................................................................................22
B. SARAN...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan rasa nyaman merupakan keadaan atau perasaan kurang senang,
lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospritual, lingkungan dan sosial (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Asuhan keperawatan masalah aktual terhadap
nyeri merupakan gangguan rasa nyaman nyeri dimana The Internasional
Association for The Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri merupakan
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan atau ancaman kerusakan jaringan. Berdasarkan definisi tersebut nyeri
merupakan suatu gabungan dari komponen objektif (aspek fisiologi sensorik
nyeri) dan komponen subjektif (aspek emosional danpsikologis) (Wiarto, 2017).
Nyeri merupakan pengalaman yang tidak dapat dihindari seiring prosespenuaan,
lansia lebih berisiko mengalami bermacam gangguan yang berhubungan dengan
nyeri, lansia berisiko tinggi mengalami nyeri akut dan nyeri kronik yang dapat
berdampak serius dalam aktivitas mereka sehari-hari dan kualitas hidup mereka
(Maas, 2011).
Dalam populasi keperawatan keluarga kebanyakan nyeri yang
dirasakan dikarenakan asam urat, hipertensi, dan maag dan asam urat merupakan
penyakit terbanyak yang diderita dilingkungan keluarga. Gout arthritis (asam urat)
merupakan suatu peradangan sendi sebagai manifestasi dari akumulasi endapan
kristal monosodium urat, yang terkumpuldi dalam sendi sebagai akibat dari
tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia) (Noor, 2017). Keadaan
normal, asam urat dalam tubuh berfungsi sebagai anti oksidan alami. Asam urat
tubuh dapat diketahui melalui pemeriksaan kadar asam urat serum. Pada pria,
kadar asam urat normal yaitu 3,0-7,0 mg/dl dan kadar asam urat normal pada
wanita yaitu 2,4-6,0 mg/dl (Tim Bumi Medika, 2017). World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit

5
asam urat di tahun 2020 Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 didunia yang
penduduknya menderita asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia
sebesar 81%. Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linulinu, terutama di
daerah persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya.
Rasa sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi
tersebut ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian.
Tingginya kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis
yang merupakan salah satu jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki
urutan kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar
penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,
2011).

B. TUJUAN

 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nyata pelaksanaan asuhan keperawatan
pada Pasien Tn. A yang mengalami Masalah Istirahat tidur Di Ruang Gili
Gede RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.

 Tujuan Khusus
Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam proses pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Pasien Tn. A yang Masalah Istirahat tidur Di
Ruang Gili Gede RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Untuk
menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus, khususnya dalam hal
proses keperawatan yang terdiri dari:
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Perencanaan tindakan keperawatan
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan
e. Evaluasi
f. Dokumentasi

6
C. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan
visual dengan menggunakan panca indra. Mencatat hasil observasi secara
khusus tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, dicium dan dikecap akan
lebih akurat dibandingkan mencatat interprestasi seseorang tentang hal
tersebut.

2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan metode pengupulan data secara
langsung antara perawat klien. Data wawancara adalah semua ungkapan
klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan termasuk
keluarga, teman, dan orang terdekat klien.

3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi. Inspeksi yaitu pemeriksaan dengan melakukan observasi
pada keadaan umum, auskultasi aitu melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan alat stetoskop, perkusi yaitu melakukan pengetukan dan
palpasi yaitu dengan melakukan perabaan. Pemeriksaan ini dilakukan secara
keseluruhan dari kepala sampai ujung kaki,

4. Studi dokumentasi
Data yang diambil dari status klien yang ada diruangan baik itu berupa
catatan perawat ataupun instruksi dokter.

5. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data teori yang
berhubungan dengan isi karya tulis ilmiah tersebut, terdiri dari buku- buku,
jurnal, internet dan sumber-sumber lain.

7
BAB II
KONSEP TEORI

A. DEFINISI

Potter & perry ,2006 mengungkapkan kenyamanan atau rasa nyaman


adalah adalah suatu keadaan telah terpenuhiya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-sehari). Ketidaknyamanan adalalah keadaan ketika individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan.

Nyeri adalah oengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenagkan


akibat dari kerusakan jarigan yang actual atau potensial (internasional association
for the study of pain [IASP] ,2009). nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik,
universal, dan bersifat individual karena respon individu terhadap sensai nyeri
beragam dan tidak bisa disamakan satu sama lain (asmasi,2008). Nyeri
merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyamanan dalam
ngerespon suatu rangsangan yang tidak menyenagkan (Lynda juall,2012).

Nyeri bersifat sangat sangat individual yang dipengaruhi aspek


biologi,social, dan spiritual. Secara umum, nyeri dikategorikan menjadi nyeri
akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah nyeri kurang dari 6 bulan dan nyeri
kronis adalah nyeri dengan durasi lebih dari 6 bulan (NANDA,2018).
Pengkategorian tersebut sesuai dengan smelizer dan barae (2010) bahwa nyeri
dinyatakan kronis jika telah timbul selama 6 bulan atau lebih. Semntara itu,
igtavicius dan woekman (2010) mempiunyai batasan waktu yang lebih singkat
jika durasi nyeri kurang3 bulan dan nyeri kronis jika nyeri menetap selama lebih
dari 3 bulan.

Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaaga tubuh bebas dari kecelakaan
baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut (Asmafdi,2008).Perubahan kenyamanan adalah keadaan

8
dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya( carpenito,2006).

Dampak selanjutnya jika penyakit ini tidak diatasi secara tepat


dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja. Salah satu cara
mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih banyak
mengonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah. Dengan
melakukan program diet yang baik, dapat membantu meringankan gangguan
penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 2006). Berdasarkan hasil Riskesdas Indonesia
tahun 2018 jumlah penyakit sendi
berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 7,3% dan berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan mencapai 11,9%. Jumlah berdasarkandiagnosis
dokter tertinggi di Aceh (13,3%) dan terendah di Sulawesi Barat (3,2%)
sementara untuk Provinsi Lampung jumlah penderita penyakit sendi berdasarkan
diagnosis dokter sebesar 7,5% dan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
11,0% (Kemenkes RI, 2018).

Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang


nyaman dan sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya
dan sosialnya (Keliat dkk., 2015). Menurut (Keliat dkk., 2015) gangguan rasa
nyaman mempunyai batasan karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah,
gangguan pola tidur, gatal, gejala distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan
untuk relasks, kurang puas dengan keadaan, menangis, merasa dingin, merasa
kurang senang dengan situasi, merasa
hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman, merintih, dam takut.
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang
senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual,
lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda
minor mengeluh mual (PPNI, 2016).

9
B. PATOFISIOLOGI

Pada saat impuls nyeri terserang oleh agen pencedera biologis, fisik dan
kimiawi, itu yang akan merangsang reseptor nyeri yang kemududian
mengakibatkan kerusakan jaringan. Selanjutnya, karena terjadi kerusakan
jaringan, secara otomatis akan merangsang sel- sel mast yang menghasilkan
histamine, bradikini, dan prostaglandin. Akibat dari rangsangan tersebut, nyeri
cepat dari sel A dan nyeri lambat dari sel C yang kemudian diantarkan menuju
thalamus dan medula spinalis. Dari medula spinalis ditransfer menuju system
aktivasi retrikuler (RAS), hipotalamus system limbik dan area griseas
perikueduktus. Hipotalamus langsung merangsang korteks sensori somatrik,
sedangkan area griseas perikueduktus merangsang thalamus terlebih dahulu
sebelum menuju korteks sensori somatrik. Dari kedua rangsangan tersebut,
muncullah gejala-gejala seperti diaphoresis, dilatasi pupi, tidak nyaman, focus
menyempit, ekspresi wajah nyeri, dan perubahan frekuensi napas, nyeri lebih
dari 6 bulan, anoreksia, depresi, cemas, imobilisasi dan berfokus pada diri
sendiri.

10
C. PATHWAY

Agen pencedera
Agen pencedera Agen pencedera
kimiawi(kapsalsin, metilen
biologis(infeksi, fisik(abses,amputasi,luka
klorida, agen mustard)
iskemia dan bakar,terpotong dan
trauma)
Impuls nyeri

Reseptor nyeri(nosiseptor)
Nyeri cepat dari sel A Nyeri lambat dari sel C

Kerusakan jaringan

Merangsang sel-sel mast menghasilkan


histamine, bradikini dan prostaglandin
Medula spinalis

Dihantarkan oleh paleospiotalamikus


System aktivasi retrikuler Hipotalamus system limbik Area griseas periakueduktus

Korteks sensori somatrik


Thalamus Thalamus

Diaphoresis, dilatasi pupi, focus menyempit, ekspresi Nyeri lebih dari 6 bulan, anoreksia, depresi,
wajah nyeri, dan perubahan frekuensi napas berfokus pada diri sendiri

Gangguan rasa nyaman


Nyeri kronis
Nyeri akut
Gangguan mobilitas fisik Ansietas

Sumber : (Smeltzer & Bare, 2002)

11
D. KLASIFIKASI
a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami
pasien lansia.
b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen
akan mempengaruhi keamanan pasien
c. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan
pasien rawat inap.

E. TANDA DAN GEJALA

Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjai 2
yaitu sbb (PPNI,2016).

1. Gejala dan tanda mayor


Data subjektif:
a. Mengeluh tidak nyaman
b. Mengeluh ingin muntah
c. Mengelih mual
d. Tidak berminat makan
2. Gejala dan tanda minor
Data subjektif:
a. Merasa asam dimulut
b. Sensasi panas atau dingin
c. Sering menelan
Data objektif:
a. Salvia menngkat
b. Pucat
c. Diaphoresis
d. Takikardi

12
e. Pupil dilatasi

F. KOMLIKASI
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui


apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman sepert:

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi


b. Menggunakan skala nyeri
1. Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2. Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
3. Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
4. Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

2. Fisik

13
1. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah,
dan lemah
2. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin,
nadi lambat.
3. Auskultasi : tekanan darah menurun.

H. PENATA LAKSANAAN
a. Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Tehnk relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi
terbimbing klien menviptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada
kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
nyerinya.
b. Tekhnik imajinnasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentag respon fisiologis misalnya tekanan
darah. Hypnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri adalah
siatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang
atau mencegah stimulus nyeri.
c. Tekhnik distraksi
Tekhnik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jnis distraksi yaitu,distraksi visual
(mwlihat pertandi gan menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music ,gemericik air),distraksi pernafasan (bernafas
ritmik),distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat anlgesik non opioid (aspirin,ibuoropen) yang
bekerja pada saraf prifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamsi, dan analgesic opoid (morfin,kodein) yang dapat meningkatkan
mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyamna walaupun terdapat nyeri.
e. Imobilisasi

14
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencgah terjadinya
penyakit baru baru seperti decubitus.

I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan

Perawat perlu mengkaji semua factor yang empengaruhirasa nyaman,


seperti factor fisiologis, perilaku,emosional, dan sosiokultural. Pengkajian terdiri
atas dua komponen utama yakni, riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari
klien dan observasi langsung pada respon perilaku dan pisiologis klien. Tujuan
pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman
subjektif.

a. Pengumpulan data
1) Identitas pasien
yang perlu dikaji meliputi nama, no rekam medis, umur, jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, status, tanggal
masuk rs, tanggal pengkajian.
2) Keluhan utama
Keluhan yang sering dirasakan pasien aman nyaman
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan yang di kaji meliputi suhu tubuh, mukosa
4) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan dahulu
5) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga
b. Pengkajian pola pada fungsi kesehatan
1) Nutrisi: mengkaji pola nutrisi makan dan minum pasien
2) Aktivitas: mengkaji pola tidur, bangun tidur, gerak pasien
3) Istirahat tidur: mengkaji apa yang di rasakan pasien pada saat tidur
4) Eliminasi: mengkaji pola eliminasi pada pasien nyaman nyeri
5) Personal hygine: mengkaji pola personal hygine pasien

15
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kulit
3) Kepala
4) Wajah
5) Mulut
6) Leher
7) Dada
8) Abdomen
9) Anus dan genetalia
10) Ektemitas atas dan bawah
d. Karakteristik nyeri (PQRST)
1) P (provokatif) :factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
2) Q (quality) :seperti apa nyeri tersebut (tajam,tumpul,atau tersayat)
3) R (ragion) :daerah perjalanan nyeri
4) S (Skala nyeri) :keparahan /intensitas nyeri
5) T (Time) :lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian skala nyeri
 Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu)
 Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu ajtifitas fisik)
 Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aaktivitaas
secara mandiri

2. Diagnosa
Menurut SDKI (2016), Diagnosa yang berhubungan dengan gangguan rasa
aman dan nyaman yaitu:
1. Nyeri Akut
2. Nyeri Kronis
3. Gangguan Rasa Nyaman

16
4. Gangguan Mobilitas Fisik
5. Ansietas

3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil

1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan Observasi: Observasi :


berhubungan keperawatan selama … 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
dengan agen x24 jam, diharapkan karakteristik, durasi, lokasi nyeri dan skala
pencedera masalah nyeri akut dapat frekuensi, kualitas, yang muncul saat
fisiologis teratasi dengan kriteria intensitas nyeri. nyeri.
hasil : 2. Identifikasi skala nyeri. 2. Untuk` mengetahui
 Keluhan nyeri seberapa rasa nyeri
menurun yang dirasakan oleh
 Meringis 3. Identifikasi respon nyeri klien.
menurun non verbal. 3. Untuk mengetahui
 Gelisah mimic wajah yang
menurun dikelurakan oleh klien

 Kesulitan tidur saat nyeri muncul.

menurun

Terapeutik :
Terapeutik :
Untuk mengurangi rasa nyeri
1. Berikan teknik non
yang dirasakan pasien dan
farmakologis untuk
memberikan kenyamanan.
mengurangi rasa nyeri.
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur.

Edukasi :
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
Untuk memberikan
periode dan pemicu
pemahaman agar pasien
nyeri.
tidak gelisah saat nyeri
2. Jelaskan strategi
17
meredakan nyeri. muncul.
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.

Kolaborasi :
Setelah diberikan asuhan
1. Kolaborasi pemberian Kolaborasi :
keperawatan selama …
anagetik, jika perlu. Untuk mempercepat proses
x24 jam, diharapkan
penyembuhan.
masalah nyeri kronis
dapat teratasi dengan Observasi:
kriteria hasil :
2 1. Identifikasi lokasi, Observasi :
Nyeri Kronis  Keluhan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, 1. Untuk mengetahui
berhubungan menurun kualitas, intensitas nyeri. lokasi nyeri dan skala
dengan  Meringis 2. Identifikasi skala nyeri. yang muncul saat
kerusakan menurun 3.Identifikasi respon nyeri non nyeri.
system saraf  Gelisah verbal. 2. Untuk` mengetahui
menurun seberapa rasa nyeri
 Kesulitan tidur yang dirasakan oleh
menurun klien.
3. Untuk mengetahui
mimic wajah yang
dikelurakan oleh klien

Terapeutik : saat nyeri muncul.

1. Berikan teknik non Terapeutik :


farmakologis untuk Untuk mengurangi rasa nyeri
mengurangi rasa nyeri. yang dirasakan pasien dan

2. Kontrol lingkungan yang memberikan kenyamanan.


memperberat rasa nyeri.
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur.

Edukasi :
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
Untuk memberikan
periode dan pemicu
pemahaman agar pasien
nyeri.
tidak gelisah saat nyeri
18
2. Jelaskan strategi muncul.
meredakan nyeri.
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
Untuk mempercepat proses
Setelah diberikan asuhan anagetik, jika perlu.
penyembuhan
keperawatan selama …
x24 jam, diharapkan
masalah gangguan rasa
nyaman dapat teratasi
dengan kriteria hasil : Observasi :
Observasi :
3  Keluhan tidak 1. Identifikasi teknik
Untuk membantu pasien
Gangguan Rasa nyaman relaksasi yang pernah
agar kembali dalam keadaan
Nyaman menurun efektif digunakan
nyaman dan rileks.
berhubungan  Kesulitan sulit 2. Monitor respons terhadap
dengan gejala tidur menurun terapi relaksasi
penyakit  Gelisah Terapeutik :
Terapeutik :
menurun 1. Ciptakan lingkungan
Untuk tetap menjaga pasien
 Menangis tenang dan tanpa
dan lingkungan sekitar agar
menurun gangguan
tetap tenang.
2. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang.
Edukasi :
Edukasi :
1. Anjurkan mengambil
Agar pasien merasa nyaman
posisi nyaman
dan rileks.
2. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama …
x24 jam, diharapkan
19
masalah gangguan
mobilitas fisik dapat
teratasi dengan kriteria
hasil :
 Nyeri menurun
 Kelemahan fisik Observasi :
4 menurun 1. Identifikasi adanya nyeri Observasi :
Gangguan  Rentang gerak Untuk mengetahui adanya
Mobilitas Fisik (ROM) Terapeutik : nyeri
berhubungan meningkat. 1. Fasilitasi aktivitas Terapeutik :
dengan nyeri mobilisasi dengan alat Agar memudahkan pasien

Setelah diberikan asuhan bantu dalam bergerak


keperawatan selama … Edukasi :
x24 jam, diharapkan 1.Jelaskan tujuan dan Edukasi :
masalah gangguan prosedur mobilisasi Agar pasien tidak salah dan

ansietas dapat teratasi mampu melakukan gerakan


dengan kriteria hasil : mobilisasi.

 Perilaku gelisah
menurun
 Perilaku tegang
menurun

Observasi :
5 1.Monitor tanda-tanda Observasi :
Ansietas ansietas Untuk mengetahui tanda-
berhubungan Terapeutik : tanda ansietas
dengan kurang 1.Ciptakan suasana Terapeutik :
terpapar terapeutik Untuk menumbuhkan rasa
informasi Edukasi : kepercayaan
1. Latih teknik relaksasi Edukasi :
Agar pasien dapat
melakukan relaksasi mandiri

4. Implementasi

20
Implementasi adlah tindakan yang harus dilakukan atau penata laksanaan
dari sebuah intervensi yang sudah ditentukan sebelumnya pada intervensi
berdasarkan diagnosa keperawatan. Penatalaksanaan dilaksanakan dengan
tindakan secara mandiri, melakukan observasi melakukan edukasi, dankolaborasi
dengan tenaga medis lainnya. Implementasi adalahpelaksanaan dari rencana
keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai
setelah rencana keperawatan disusun dan ditunjukan untk membantu klien
mencapai tujuan yang di harapkan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap untuk melihat hasil atau menilai sejauh mana
tercapainya suatu intervensi yang dilakukan dan respon klien terhadap pemberian
asuhan keperawatan yang diberikan (perry potter,2005).

Dalam evaluasi keperawatan terdapat beberapa langkah untuk


mengevaluasi keperawatan yang sudah dilakukan yakni,

1. Mengumpulkan data-data dalam pemberian asuhan keperawatan


2. Membandingkan data dari hari kehari dari sebelum pemberian asuhan
keperawatan hingga sesudah pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan
rencana tindakan yang sudah ditetapkan.
3. Melihat perkembangan pasien setelah diberikan asuhan keperawatan.
4. Mengukur dan membandikan hasil perkembangan pasien dengan standar
normal yang sudah ada.

BAB III
PENUTUP

B. KESIMPULAN

Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan
21
ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu ransangan (Potter & Perry, 2006).

Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik
pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut (Asmadi, 2008).

Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami


sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya (Carpenito, 2006)

C. SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan
pemdahuluan di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga
dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan laporan pendahuluan yang
telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka laporan pendahuluan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik procedural keperawatan konsep dan aplikasi


Kebutuhan dasar klien. Jkarta:salemba medika.

Anonym. (2016). Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aman


Nyaman prktik ketrampilan dasar dlm keperwatan.

Carpenito. (2006). Buku saku diagnose keperawatan. Jkarta:EGC


22
Kamenkes. (2016). Asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan
Nyaman
Nuraif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan keperawatan praktis.jkarta:
Medication
Potter & ferry. (2006),. Buku ajar fubdamental keperawatan :konsep,
Prosess dan praktik edisi 4. Jakarta:EGC
Dr. dr. Sugoto; M.Kes. (2016). Buku Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia, Edisi 1, Cetakan III. Jakarta
Dr. R. Heru Arlyadi, MPH. (2018). Buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia, Edisi 1, Cetakan II. Jakarta
Hafif Fadhilah, S.Kp., SH (2019). Buku Standar Luaran Keperawatan
Indonesia, Edisi 1, Cetakan II. Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai