Disusun oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN DASAR
(ASKEP PADA TN. A DENGAN MASALAH AMAN NYAMAN DI RUANG GILI
GEDE RSUP NTB )
Mahasiswa
Mengetahui
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal
Bedah ” mengenai Istirahat Tidur. Tak lupa pula kita curahkan kepada Tuhan
yang Maha Esa yang telah membimbing kita dari zaman Sadya Yuga hingga
ke zaman Kali Yuga ataudi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Berkat ridho Tuhan yang Maha Esa dan doa kedua orang tua yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. kami menyadari bahwa
dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya.
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gangguan rasa nyaman merupakan keadaan atau perasaan kurang senang,
lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospritual, lingkungan dan sosial (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Asuhan keperawatan masalah aktual terhadap
nyeri merupakan gangguan rasa nyaman nyeri dimana The Internasional
Association for The Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri merupakan
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan atau ancaman kerusakan jaringan. Berdasarkan definisi tersebut nyeri
merupakan suatu gabungan dari komponen objektif (aspek fisiologi sensorik
nyeri) dan komponen subjektif (aspek emosional danpsikologis) (Wiarto, 2017).
Nyeri merupakan pengalaman yang tidak dapat dihindari seiring prosespenuaan,
lansia lebih berisiko mengalami bermacam gangguan yang berhubungan dengan
nyeri, lansia berisiko tinggi mengalami nyeri akut dan nyeri kronik yang dapat
berdampak serius dalam aktivitas mereka sehari-hari dan kualitas hidup mereka
(Maas, 2011).
Dalam populasi keperawatan keluarga kebanyakan nyeri yang
dirasakan dikarenakan asam urat, hipertensi, dan maag dan asam urat merupakan
penyakit terbanyak yang diderita dilingkungan keluarga. Gout arthritis (asam urat)
merupakan suatu peradangan sendi sebagai manifestasi dari akumulasi endapan
kristal monosodium urat, yang terkumpuldi dalam sendi sebagai akibat dari
tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia) (Noor, 2017). Keadaan
normal, asam urat dalam tubuh berfungsi sebagai anti oksidan alami. Asam urat
tubuh dapat diketahui melalui pemeriksaan kadar asam urat serum. Pada pria,
kadar asam urat normal yaitu 3,0-7,0 mg/dl dan kadar asam urat normal pada
wanita yaitu 2,4-6,0 mg/dl (Tim Bumi Medika, 2017). World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit
5
asam urat di tahun 2020 Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 didunia yang
penduduknya menderita asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia
sebesar 81%. Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linulinu, terutama di
daerah persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya.
Rasa sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi
tersebut ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian.
Tingginya kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis
yang merupakan salah satu jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki
urutan kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar
penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,
2011).
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nyata pelaksanaan asuhan keperawatan
pada Pasien Tn. A yang mengalami Masalah Istirahat tidur Di Ruang Gili
Gede RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.
Tujuan Khusus
Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam proses pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Pasien Tn. A yang Masalah Istirahat tidur Di
Ruang Gili Gede RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Untuk
menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus, khususnya dalam hal
proses keperawatan yang terdiri dari:
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Perencanaan tindakan keperawatan
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan
e. Evaluasi
f. Dokumentasi
6
C. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan
visual dengan menggunakan panca indra. Mencatat hasil observasi secara
khusus tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, dicium dan dikecap akan
lebih akurat dibandingkan mencatat interprestasi seseorang tentang hal
tersebut.
2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan metode pengupulan data secara
langsung antara perawat klien. Data wawancara adalah semua ungkapan
klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan termasuk
keluarga, teman, dan orang terdekat klien.
3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi. Inspeksi yaitu pemeriksaan dengan melakukan observasi
pada keadaan umum, auskultasi aitu melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan alat stetoskop, perkusi yaitu melakukan pengetukan dan
palpasi yaitu dengan melakukan perabaan. Pemeriksaan ini dilakukan secara
keseluruhan dari kepala sampai ujung kaki,
4. Studi dokumentasi
Data yang diambil dari status klien yang ada diruangan baik itu berupa
catatan perawat ataupun instruksi dokter.
5. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data teori yang
berhubungan dengan isi karya tulis ilmiah tersebut, terdiri dari buku- buku,
jurnal, internet dan sumber-sumber lain.
7
BAB II
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaaga tubuh bebas dari kecelakaan
baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut (Asmafdi,2008).Perubahan kenyamanan adalah keadaan
8
dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya( carpenito,2006).
9
B. PATOFISIOLOGI
Pada saat impuls nyeri terserang oleh agen pencedera biologis, fisik dan
kimiawi, itu yang akan merangsang reseptor nyeri yang kemududian
mengakibatkan kerusakan jaringan. Selanjutnya, karena terjadi kerusakan
jaringan, secara otomatis akan merangsang sel- sel mast yang menghasilkan
histamine, bradikini, dan prostaglandin. Akibat dari rangsangan tersebut, nyeri
cepat dari sel A dan nyeri lambat dari sel C yang kemudian diantarkan menuju
thalamus dan medula spinalis. Dari medula spinalis ditransfer menuju system
aktivasi retrikuler (RAS), hipotalamus system limbik dan area griseas
perikueduktus. Hipotalamus langsung merangsang korteks sensori somatrik,
sedangkan area griseas perikueduktus merangsang thalamus terlebih dahulu
sebelum menuju korteks sensori somatrik. Dari kedua rangsangan tersebut,
muncullah gejala-gejala seperti diaphoresis, dilatasi pupi, tidak nyaman, focus
menyempit, ekspresi wajah nyeri, dan perubahan frekuensi napas, nyeri lebih
dari 6 bulan, anoreksia, depresi, cemas, imobilisasi dan berfokus pada diri
sendiri.
10
C. PATHWAY
Agen pencedera
Agen pencedera Agen pencedera
kimiawi(kapsalsin, metilen
biologis(infeksi, fisik(abses,amputasi,luka
klorida, agen mustard)
iskemia dan bakar,terpotong dan
trauma)
Impuls nyeri
Reseptor nyeri(nosiseptor)
Nyeri cepat dari sel A Nyeri lambat dari sel C
Kerusakan jaringan
Diaphoresis, dilatasi pupi, focus menyempit, ekspresi Nyeri lebih dari 6 bulan, anoreksia, depresi,
wajah nyeri, dan perubahan frekuensi napas berfokus pada diri sendiri
11
D. KLASIFIKASI
a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami
pasien lansia.
b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen
akan mempengaruhi keamanan pasien
c. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan
pasien rawat inap.
Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjai 2
yaitu sbb (PPNI,2016).
12
e. Pupil dilatasi
F. KOMLIKASI
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Fisik
13
1. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah,
dan lemah
2. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin,
nadi lambat.
3. Auskultasi : tekanan darah menurun.
H. PENATA LAKSANAAN
a. Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Tehnk relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi
terbimbing klien menviptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada
kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
nyerinya.
b. Tekhnik imajinnasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentag respon fisiologis misalnya tekanan
darah. Hypnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri adalah
siatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang
atau mencegah stimulus nyeri.
c. Tekhnik distraksi
Tekhnik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jnis distraksi yaitu,distraksi visual
(mwlihat pertandi gan menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music ,gemericik air),distraksi pernafasan (bernafas
ritmik),distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat anlgesik non opioid (aspirin,ibuoropen) yang
bekerja pada saraf prifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamsi, dan analgesic opoid (morfin,kodein) yang dapat meningkatkan
mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyamna walaupun terdapat nyeri.
e. Imobilisasi
14
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencgah terjadinya
penyakit baru baru seperti decubitus.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
a. Pengumpulan data
1) Identitas pasien
yang perlu dikaji meliputi nama, no rekam medis, umur, jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, status, tanggal
masuk rs, tanggal pengkajian.
2) Keluhan utama
Keluhan yang sering dirasakan pasien aman nyaman
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan yang di kaji meliputi suhu tubuh, mukosa
4) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan dahulu
5) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga
b. Pengkajian pola pada fungsi kesehatan
1) Nutrisi: mengkaji pola nutrisi makan dan minum pasien
2) Aktivitas: mengkaji pola tidur, bangun tidur, gerak pasien
3) Istirahat tidur: mengkaji apa yang di rasakan pasien pada saat tidur
4) Eliminasi: mengkaji pola eliminasi pada pasien nyaman nyeri
5) Personal hygine: mengkaji pola personal hygine pasien
15
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kulit
3) Kepala
4) Wajah
5) Mulut
6) Leher
7) Dada
8) Abdomen
9) Anus dan genetalia
10) Ektemitas atas dan bawah
d. Karakteristik nyeri (PQRST)
1) P (provokatif) :factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
2) Q (quality) :seperti apa nyeri tersebut (tajam,tumpul,atau tersayat)
3) R (ragion) :daerah perjalanan nyeri
4) S (Skala nyeri) :keparahan /intensitas nyeri
5) T (Time) :lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian skala nyeri
Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu)
Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu ajtifitas fisik)
Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aaktivitaas
secara mandiri
2. Diagnosa
Menurut SDKI (2016), Diagnosa yang berhubungan dengan gangguan rasa
aman dan nyaman yaitu:
1. Nyeri Akut
2. Nyeri Kronis
3. Gangguan Rasa Nyaman
16
4. Gangguan Mobilitas Fisik
5. Ansietas
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
menurun
Terapeutik :
Terapeutik :
Untuk mengurangi rasa nyeri
1. Berikan teknik non
yang dirasakan pasien dan
farmakologis untuk
memberikan kenyamanan.
mengurangi rasa nyeri.
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi :
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
Untuk memberikan
periode dan pemicu
pemahaman agar pasien
nyeri.
tidak gelisah saat nyeri
2. Jelaskan strategi
17
meredakan nyeri. muncul.
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
Kolaborasi :
Setelah diberikan asuhan
1. Kolaborasi pemberian Kolaborasi :
keperawatan selama …
anagetik, jika perlu. Untuk mempercepat proses
x24 jam, diharapkan
penyembuhan.
masalah nyeri kronis
dapat teratasi dengan Observasi:
kriteria hasil :
2 1. Identifikasi lokasi, Observasi :
Nyeri Kronis Keluhan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, 1. Untuk mengetahui
berhubungan menurun kualitas, intensitas nyeri. lokasi nyeri dan skala
dengan Meringis 2. Identifikasi skala nyeri. yang muncul saat
kerusakan menurun 3.Identifikasi respon nyeri non nyeri.
system saraf Gelisah verbal. 2. Untuk` mengetahui
menurun seberapa rasa nyeri
Kesulitan tidur yang dirasakan oleh
menurun klien.
3. Untuk mengetahui
mimic wajah yang
dikelurakan oleh klien
Edukasi :
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
Untuk memberikan
periode dan pemicu
pemahaman agar pasien
nyeri.
tidak gelisah saat nyeri
18
2. Jelaskan strategi muncul.
meredakan nyeri.
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
Untuk mempercepat proses
Setelah diberikan asuhan anagetik, jika perlu.
penyembuhan
keperawatan selama …
x24 jam, diharapkan
masalah gangguan rasa
nyaman dapat teratasi
dengan kriteria hasil : Observasi :
Observasi :
3 Keluhan tidak 1. Identifikasi teknik
Untuk membantu pasien
Gangguan Rasa nyaman relaksasi yang pernah
agar kembali dalam keadaan
Nyaman menurun efektif digunakan
nyaman dan rileks.
berhubungan Kesulitan sulit 2. Monitor respons terhadap
dengan gejala tidur menurun terapi relaksasi
penyakit Gelisah Terapeutik :
Terapeutik :
menurun 1. Ciptakan lingkungan
Untuk tetap menjaga pasien
Menangis tenang dan tanpa
dan lingkungan sekitar agar
menurun gangguan
tetap tenang.
2. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang.
Edukasi :
Edukasi :
1. Anjurkan mengambil
Agar pasien merasa nyaman
posisi nyaman
dan rileks.
2. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama …
x24 jam, diharapkan
19
masalah gangguan
mobilitas fisik dapat
teratasi dengan kriteria
hasil :
Nyeri menurun
Kelemahan fisik Observasi :
4 menurun 1. Identifikasi adanya nyeri Observasi :
Gangguan Rentang gerak Untuk mengetahui adanya
Mobilitas Fisik (ROM) Terapeutik : nyeri
berhubungan meningkat. 1. Fasilitasi aktivitas Terapeutik :
dengan nyeri mobilisasi dengan alat Agar memudahkan pasien
Perilaku gelisah
menurun
Perilaku tegang
menurun
Observasi :
5 1.Monitor tanda-tanda Observasi :
Ansietas ansietas Untuk mengetahui tanda-
berhubungan Terapeutik : tanda ansietas
dengan kurang 1.Ciptakan suasana Terapeutik :
terpapar terapeutik Untuk menumbuhkan rasa
informasi Edukasi : kepercayaan
1. Latih teknik relaksasi Edukasi :
Agar pasien dapat
melakukan relaksasi mandiri
4. Implementasi
20
Implementasi adlah tindakan yang harus dilakukan atau penata laksanaan
dari sebuah intervensi yang sudah ditentukan sebelumnya pada intervensi
berdasarkan diagnosa keperawatan. Penatalaksanaan dilaksanakan dengan
tindakan secara mandiri, melakukan observasi melakukan edukasi, dankolaborasi
dengan tenaga medis lainnya. Implementasi adalahpelaksanaan dari rencana
keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai
setelah rencana keperawatan disusun dan ditunjukan untk membantu klien
mencapai tujuan yang di harapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap untuk melihat hasil atau menilai sejauh mana
tercapainya suatu intervensi yang dilakukan dan respon klien terhadap pemberian
asuhan keperawatan yang diberikan (perry potter,2005).
BAB III
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik
pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut (Asmadi, 2008).
C. SARAN
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan laporan pendahuluan yang
telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka laporan pendahuluan.
DAFTAR PUSTAKA
23