Anda di halaman 1dari 58

KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS


DI RUMAH SAKIT TNI AL Dr. OEPOMO SURABAYA

HALAMAN SAMPUL

Oleh:
Rafi’ Dwi Kusuma
NIM. 201911031

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
YAYASAN RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO
SURABAYA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

EVALUASI SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS


DI RUMAH SAKIT TNI AL Dr. OEPOMO SURABAYA

Telah layak untuk diujikan sebagai persyaratan memperoleh


gelar Ahli Madya Kesehatan

Oleh:

Rafi’ Dwi Kusuma


NIM. 201911031

Disetujui pada tanggal :……………………

Dosen Pembimbing/Penguji 1,

Titin Wahyuni, SKG., M.Kes

i
HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS


DI RUMAH SAKIT TNI AL Dr. OEPOMO SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH

Telah diuji pada tanggal …………………….

Ketua Penguji/Penguji 2,

Bambang Nudji, M.Si.

Dosen Penguji 3, Dosen Pembimbing/Penguji 1,

Septian Dwi A, Amd., RMIK Titin Wahyuni, SKG., M.Kes

Mengetahui
Kaprodi D3 Rekam Medis dan Infomasi Kesehatan (RMIK)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yayasan
Rumah Sakit Dr. Soetomo

Titin Wahyuni, S.KG., M.Kes

ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rafi’ Dwi Kusuma

NIM : 201911031

Menyatakan dengan sebenarnya dan sungguh-sungguhnya bahwa Karya Tulis


Ilmiah dengan judul “Evaluasi Sistem Penomoran Rekam Medis Di
Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya” bener-bener merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pemgambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini hasil jiplakan atau ada pihak yang mengajukan gugatan, maka saya
bersedia menerima seluruh sanksi/hukuman atas perbuatan tersebut, termasuk
pembatalan ijazah yang saya peroleh dari STIKES Yayasan RS. Dr. Soetomo.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya.

Surabaya, 11 November 2022

Yang membuat Pernyataan,

(Rafi’ Dwi Kusuma)

iii
EVALUASI SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT TNI AL Dr. OEPOMO SURABAYA

Rafi’ Dwi Kusuma

ABSTRAK

Dengan adanya ganda identitas pasien pada rekam medis dapat


menimbulkan masalah pada pelayanan karena lamanya dalam pencarian berkas
rekam medis, tidak berkesinambungannya isi rekam medis tersebut, dan rak
penyimpanan berkas rekam medis akan cepat penuh akibat terjadinya ganda
identitas pasien rekam medis. Penelitian bertujuan menganalisis frekuensi, faktor
penyebab dan strategi ketika terjadi Ganda Identitas pasien Rumah Sakit TNI AL
Dr. Oepomo Surabaya. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Populasi
penelitian adalah petugas rekam medis bagian pendaftaran di Rumah Sakit TNI
AL Dr. Oepomo Surabaya sebanyak 2 orang. Teknik Sampling penelitian
menggunakan Teknik Total Sampling dimana keseluruhan populasi dijadikan
sampel. Metode Pengumpulan data melalui Observasi dan Wawancara. Teknik
analisa data dilakukan dengan pembahasan dari hasil wawancara. Hasil penelitian
ini menyatakan Berdasarkan data terjadinya kasus ganda identitas pasien dapat
diketahui telah terjadi 30 kasus ganda identitas pasien pada Rumah Sakit TNI AL
Dr. Oepomo Surabaya yang menyebabkan pelayanan Rumah Sakit menjadi tidak
optimal. Selain itu, rawan terjadinya kesalahan pemberian perawatan kepada
pasien dikarenakan ketidaksesuaian data rekam medis dan kondisi pasien secara
aktual. Kesimpulan Jumlah kejadian ganda identitas pasien Rumah Sakit TNI AL
Dr. Oepomo Surabaya adalah sebanyak 30 kali kejadian dalam rentang waktu
(2016-2021). Faktor penyebab terjadinya ganda identitas pasien Rumah Sakit TNI
Dr. Oepomo Surabaya adalah dari sistem penomoran di rumah sakit yang
sistemnya perlu dievaluasi kembali dan masih ada petugas pendaftaran yang
terkadang tidak melakukan pemeriksaan data terhadap data riil pasien.

Kata Kunci :Rumah Sakit, Ganda Identitas Pasien, Rekam Medis

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanu wa ta’ala Atas


rahmat dan hidayah-nya, penulis bisa menyelesaikan KTI yang berjudul
“EVALUASI SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT
TNI AL Dr. OEPOMO SURABAYA” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk langkah sebelum
melakukan penelitian yang digunakan untuk KTI, sebagai Tugas Akhir
Mahasiswa Stikes Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo prodi D3 Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis
tujukan kepada:

1. Fatchur Rochman, dr., Sp.KFR-K selaku ketua STIKES Yayasan Rumah


Sakit Dr. Soetomo Surabaya.
2. Titin Wahyuni, S.KG., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal.
3. Bambang Nudji, M.Si selaku penguji 2 yang telah meluangkan waktu,
memberikan bimbingan, arahan hingga terselesainya KTI ini dengan tepat.
4. Septian Dwi Anggara, Amd., RMIK selaku kepala rekam medis dan penguji 3
5. Bapak dan ibu dosen pengajar di STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo
Surabaya yang telah memberikan banyak illmu tentang rekam medis dan
informasi Kesehatan.
6. Kedua orang tua dan kakak yang selalu memberikan do’a dan motivasi
kepada penulis dalam penyusunan proposal dan Karya Tulis Ilmiah.
7. Teman-teman kelas 6A selama di STIKES yang telah menemani penulis
menuntut ilmu selama perkuliahan.

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH.................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Identifikasi Penyebab Masalah....................................................5
1.3 Rumusan Masalah........................................................................6
1.4 Tujuan..........................................................................................6
1.4.1 Tujuan Umum..................................................................6
1.4.2 Tujuan Khusus.................................................................6
1.5 Manfaat........................................................................................7
1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti......................................................7
1.5.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo
Surabaya..........................................................................7
1.5.3 Manfaat Bagi STIKES Yayasan RS. Dr. Soetomo..........7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................8
2.1 Pengertian Rekam Medis.............................................................8
2.2 Pengertian Evaluasi...................................................................10
2.3 Pengertian Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis...........11
2.4 Pengertian Tentang Sistem Penomoran.....................................12
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL.........................................................14

vi
BAB 4 METODE PENELITIAN.................................................................15
4.1 Jenis Penelitian..........................................................................15
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................15
4.2.1 Tempat Penelitian..........................................................15
4.2.2 Waktu Penelitian............................................................16
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................16
4.4 Kerangka Operasional...............................................................17
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.............18
4.6 Instrumen Penelitian..................................................................19
4.7 Metode Pengumpulan Data.......................................................19
4.8 Metode Penyajian dan Analisis Data.........................................20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................22
5.1 Profil Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya.................22
5.2 Hasil Penelitian..........................................................................23
5.2.1 Hasil Observasi..............................................................25
5.2.2 Hasil Wawancara...........................................................28
5.3 Pembahasan...............................................................................32
5.3.1 Strategi dari Aspek Man................................................34
5.3.2 Strategi dari Aspek Machine.........................................36
5.3.3 Strategi dari Aspek Methode.........................................36
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................38
6.1 Kesimpulan................................................................................38
6.2 Saran..........................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
LAMPIRAN..........................................................................................................42

vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Ganda Identitas Pasien Rumah Sakit Dr. Oepomo Surabaya..............4
4.1 Rancangan Waktu Penelitian.....................................................................16
5.1 Data Ganda Identitas Pasien RS. TNI AL Dr. Oepomo.............................23
5.2 Hasil Observasi dan Kesesuaian Aspek SPO Penomoran Rekam Medis. .26

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Identifikasi Penyebab Masalah....................................................................5
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian................................................................14
4.1 Kerangka Operasional Penelitian...............................................................18
4.2 Diagram Teknik Analisa Data....................................................................21
5.1 Diagram Fishbone Penelitian.....................................................................33

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Wawancara ..…………………………………………………………


................................................................................................................................42
2. Standar Prosedur Operasional Penomoran Rekam Medis..........................44
3. Surat Ijin Penelitian.........................................................................................46

x
DAFTAR SINGKATAN

AL = Angkatan Laut

Depkes RI = Departemen Kesehatan Republik Indonesia

IFHRO = International Federation Health Record Organization

SPO = Standar Prosedur Operasional

SUNS = Serial Unit Numbering System

TNI = Tentara Nasional Indonesia

TPP = Tempat Penerimaan Pasien

SNS = Serial Numbering System

UNS = Unit Numbering System

RI = Republik Indonesia

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit adalah salah satu fasilitas Kesehatan yang memiliki pelayanan

terpadu mulai dari pelayanan konsultasi dokter, pemeriksaan dan diagnosa

penyakit, rawat jalan, rawat inap serta menjadi pendidikan. Rumah sakit menurut

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 menyebutkan : guna

meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, rumah sakit berkewajiban

menyelengarakan rekam medis.

Rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi

dalam rangkaupaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit, dimana tanpa

adanya dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,

maka tertib administrasi dirumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang

diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan upaya pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit (Depkes RI, 2006).

Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai

pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, kegiatan pencatatan data medis

pasien selama mendapatkan pelayanan kesehatan dan dilanjutkan dengan

penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyimpanan dan pengeluaran

berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman

serta retensi setiap formulir rekam medis sesuai ketentuan yang sudah ada

(Depkes RI, 2008).

Dalam penyelenggaran pelayanan rekam medis di rumah sakit merupakan

proses kegiatan yang di mulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit,

1
2

diteruskan kegiatan pada bagian tempat penerimaan pasien (TPP), penyimpanan

dan pengolahan data rekam medis. Tempat penerimaan pasien adalah salah satu

kegiatan dari penyelengaraan rekam medis yang di mulai ketika pasien

mendaftarkan diri sampai mendapat pelayanan dokter dan kembali pulang. Dalam

kegiatan tersebut meliputi: identifikasi (mengidentifikasi pasien/menggali

informasi dari pasien), registrasi (pendaftaran), penamaan (menuliskan nama

pasien sesuai aturan yang di sepakati), dan penomoran (memberikan nomor rekam

medis).

Sistem Penomoran dalam pelayanan rekam medis adalah tata cara penulisan

Nomor Rekam Medis yang diberikan kepada pasien yang datang berobat yang

berfungsi sebagai salah satu identitas pasien. Setiap pasien yang datang ke Rumah

Sakit hanya mendapatkan satu nomor rekam medis. nomor rekam medis berperan

penting dalam membedakan rekam medis pasien yang satu dengan yang lainnya

dan memudahkan pencarian berkas rekam medis, apabila kemudian datang

kembali berobat di pelayanan kesehatan lainnya, untuk mencegah terjadinya

penomoran ganda pada nomor rekam medis.

Berkas rekam medis yang pertama sekali berkunjung ke rumah sakit akan

disimpan sesuai dengan peraturan yang ada. Berkas rekam medis yang berisi data

individual yang bersifat rahasia, maka setiap lembar formulir berkas rekam medis

harus di lindungi secara di maksukkan ke dalam folder berisi data dan informasi

hasil pelayanan yang di peroleh pasien secara individu. Jika pasien berobat ulang,

maka berkas rekam medis di ambil kembali untuk sekurang – kurangnya lima
3

tahun sejak pasien berobat terakhir atau berobat pulang dari rumah sakit (Barthos,

2009).

Dalam menjaga kelangsungan suatu rumah sakit agar bisa menjalankan

pelayanan dan pengembangan diperlukan pengelolaan rumah sakit yang efisien.

Keberhasilan pelayanan medis suatu rumah sakit dapat dimulai pada bagian

tempat pendaftaran pasien rawat jalan, dimana pasien yang datang ke rumah sakit

hanya mendapat satu nomor rekam medis. Nomor rekam medis berperan penting

dalam memudahkan pencaharian berkas rekam medis, apabila pasien kemudian

datang kembali berobat di sarana – sarana pelayanan kesehatan, oleh karena itu

rekam medis hanya di berikan satu pasien.

Hasibuan (2016) menyatakan sistem penomoran rekam medis sangat

berperan penting dalam memudahkan pencaharian berkas rekam medis, apabila

sistem penomoran tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi duplikasi nomor

rekam medis. Duplikasi nomor rekam medis adalah suatu nomor rekam medis

ganda yang dimiliki pasien maupun satu nomor rekam medis dimiliki oleh

beberapa pasien (Niska dan Septi 2017). Duplikasi nomor rekam medis

merupakan bentuk dari kinerja petugas rekam medis, apabila kinerja petugas

dalam sistem penomoran kurang baik, maka akan menyebabkan terjadinya

duplikasi nomor rekam medis (Hasibuan, 2016).

Duplikasi merupakan perulangan keadaan rangkap. Sedangkan rangkap

merupakan dua tiga helai melekat menjadi satu,liput dua (tiga dan sebagainya).

Duplikasi penomoran yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh proses

indentifikasi yang kurang tepat sehingga menyebabkan terjadinya duplikasi nomor


4

rekam medis. Dengan adanya ganda identitas pasien pada rekam medis dapat

menimbulkan masalah pada pelayanan karena lamanya dalam pencarian berkas

rekam medis, tidak berkesinambungannya isi rekam medis tersebut, dan rak

penyimpanan berkas rekam medis akan cepat penuh akibat terjadinya ganda

identitas pasien rekam medis. Duplikasi penomoran ganda rekam medis adalah

perulangan, keadaan rangkap atau nomor rekam medis ganda dimana satu nomor

rekam medis dimiliki oleh beberapa pasien.

Berikut ini contoh Ganda Identitas Pasien Rekam Medis pada Rumah Sakit

Dr. Oepomo Surabaya, yaitu:

Tabel 1.1 Data Ganda Identitas Pasien Rumah Sakit Dr. Oepomo Surabaya
No. Inisial Nama Pasien No. Rekam Medis
1 R dan M 01-83-xx
2 L dan R 01-89-xx
3 S dan D 01-74-xx
4 J dan T 02-36-xx
5 M dan H 01-83-xx
6 F dan R 01-81-xx
Total 12 RM
Sumber : Data Rumah Sakit Dr. Oepomo Surabaya

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat pemberian nomor rekam

medis yang sama pada pasien berbeda. Hal tersebut terlihat seperti pada No.

Rekam Medis 01-83-xx yang dimiliki oleh pasien inisial R dan M. ganda identitas

pasien R dan M bedasarkan observasi awal akhir April di bagian ruang

penyimpanan rekam medis di temukan nomor rekam medis pasien inisial R dan

M.
5

1.2 Identifikasi Penyebab Masalah

ganda identitas masih terjadi walaupun sudah terdapat


SPO

Perlu dilakukan evaluasi sistem


penomoran

Gambar 1.1 Identifikasi Penyebab Masalah

Gambar 1.1 menggambarkan bahwa terdapat 3 aspek yang menyebabkan

terjadinya ganda identitas pasien pada rekam medis berdasarkan kesesuaian

pelaksanaan SPO, yaitu :

1. Aspek Man, jumlah petugas rekam medis rawat jalan yang hanya 2 orang

petugas di Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo dengan melakukan tugas ganda

sebagai petugas pendaftaran pula sehingga petugas kurang teliti dan

kompeten dalam melakukan pengecekan nomor rekam medis.

2. Aspek Machine, berupa fasilitas pendukung untuk melakukan pendataan dan

pemberian nomor rekam medis yang kurang memadai.

3. Aspek Method, sudah ada SPO Pendukung mengenai penomoran rekam

medis.
6

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana frekuensi Ganda Identitas pasien yang terjadi di Rumah Sakit

TNI AL Dr. Oepomo Surabaya?

2. Bagaimana faktor penyebab terjadinya Ganda Identitas pasien Rumah Sakit

TNI AL Dr. Oepomo Surabaya?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mengevaluasi penyebab ganda identitas pasien di Rumah Sakit TNI AL


Dr. Oepomo Surabaya.
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentikasi frekuensi Ganda Identitas pasien yang terjadi di

Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya.

2. Mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya Ganda Identitas pasien

Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya.

.
7

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu masukan ide dan

meningkatkan keahlian dalam mengevaluasi ganda identitas di unit rekam medis.

1.5.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah informasi penting dalam

mengevaluasi ganda identitas rekam medis untuk meningkatkan efisiensi

pelayanan.

1.5.3 Manfaat Bagi STIKES Yayasan RS. Dr. Soetomo

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan ganda identitas di unit rekam medis

serta bermanfaat untuk penelitian dengan tema yang sama.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rekam Medis

Pengertian rekam medis menurut IFHRO (International Federation Health

Record Organization) (1992) adalah a health record contains all information

about a patients, his illness and treatment and the end entries in it are recorded in

the order in which event of care occours (rekam medis berisisemua informasi

mengenai pasien, penyakit, pengobatan, dan rekaman yang didalamnya sesuai

dengan urutan pelayanan/perawatan.

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas, anamnesis, diagnosa pengobatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan,

pelayanan lain yang diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan

meliputi pendaftaran pasien dimulai dari tempat penerimaan pasien, kemudian

bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menganalisa, mengolah, dan menjamin

kelengkapan berkas rekam medisdari unit rawat jalan, unit rawat inap, unit gawat

darurat, dan unit penunjang lainnya (Watson dalam Lubis, 2009).

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar

pencatatan, akan tetapi pengertian tersebut sebagai suatu sistem penyelenggaraan

rekam medis, sedangkan kegiatan pencatatannya sendirihanya merupakan salah

satu kegiatan dari penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis

adalah proses kegiatan pencatatan dan rekam medis selama mendapatkan

pelayanan medis dan dilanjutkan dengan penanganan dokumen rekam medis yang

meliputi penyelenggaraan, penyimpanan, dan pengeluaran dokumen dari rak

8
9

penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman dari pasien atau untuk

keperluan lainnya. Rekam medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana pasien

selama dirumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data

yangcukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan diagnosa,

jaminan, pengobatan dan hasil akhir. Rekam medis adalah keterangan baikyang

tertulis maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnesa penentuan fisik

laboratorium, diagnosa segala pelatanan dan tindakan medik yang diberikan

kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang

mendapatkan pelayanan gawat darurat (Rustiyanto, 2009).

Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang

diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini

merupakan cerminan kerja sama lebih baik dari satu orang tenaga kesehatan.

Rekam medis juga dapat diartikan “keterangan baik yang tertulis maupun yang

terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa

segala pelayanan, dan tindakan medis yang diberikan kepadapasien, dan

pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan maupun pelayanan unit gawat

darurat”.

Tujuan dari rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi

dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa

didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil

tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Tertib

administrasi merupakan salah satu faktor dalam menentukan upaya pelayanan


10

kesehatan di rumah sakit. Tujuan rekam medis secara rinci akan terlihat dan

analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.

2.2 Pengertian Evaluasi


Secara umum, Cross dalam Sukardi (2015:1) berpendapat bahwa evaluasi

merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah tercapai.

Hal ini dijelaskan lagi oleh Sukardi (2015:1), bahwa definisi tersebut

menerangkan secara langsung bahwa evaluasi merupakan proses mendapatkan

informasi dan memahami serta mengkomunikasikan hasil informasi tersebut

kepada pemangku keputusan.

Hal tersebut selaras dengan Wirawan (2012:8-9), yang berpendapat bahwa

salah satu tujuan dari evaluasi adalah mengumpulkan informasi, mengukur kinerja

dan menilai manfaat mengenai objek evaluasi yang berkaitan dengan indikator,

tujuan, atau standar dalam objek evaluasi.

Menurut Umar (2005:37), evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan

informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana

perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah

ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu

dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Evaluasi dilakukan untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan objek

evaluasinya. Menurut Wirawan (2012:22-23) yang ditulis dalam buku nya ada

beberapa tujuan evaluasi, yaitu:

1. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat.

2. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.


11

3. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar.

4. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan manadimensi

program yang jalan, mana yang tidak berjalan.

5. Pengembangan staf program.

6. Memenuhi ketentuan undang-undang.

7. Akreditasi program.

8. Mengukur cost effectiveness dan cost-efficiency.

9. Mengambil keputusan mengenai program.

10. Akuntabilitas.

11. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program.

12. Mengembangkan teori ilmu evaluasi.

2.3 Pengertian Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2022), Duplikasi adalah

perulangan, keadaan rangkap. Sedangkan rangkap adalah dua tiga helai melekat

menjadi satu, liput dua (tiga dan sebagainya). Menurut Depkes RI (2006), apabila

ditemukan pasien memiliki lebih dari satu nomor rekam medis maka berkas

rekam medis nomor tersebut harus digabung menjadi satu nomor.

Akibat bila terjadi duplikasi penomoran rekam medis yaitu:

1. Pelayanan terhambat karena lamanya dalam pencarian berkas rekam

medis.

2. Tidak berkesinambungannya isi rekam medis pasien tersebut.

3. Rak rekam medis akan cepat penuh akibat terjadinya duplikasi

penomoran rekam medis.


12

4. Pasien yang telah mendapatkan nomor rekam medis baru lagi, bila

tidak diketahui sebagai nomor ganda maka rekam medis yang pertama

akan ikut sebagai rekam medis inaktif saat retensi.

5. Biaya menjadi meningkat karena penggunaan map yang lebih banyak.

2.4 Pengertian Tentang Sistem Penomoran


Sistem Penomoran dalam Pelayanan Rekam Medis adalah tata cara

penulisan Nomor Rekam Medis yang diberikan kepada pasien yang datang

berobat yang berfungsi sebagai salah satu identitas pasien. Setiap pasien yang

datang ke Rumah Sakit hanya mendapatkan satu nomor Rekam Medis. Nomor

Rekam Medis berperan penting dalam membedakan Rekam Medis pasien yang

satu dengan yang lainnya dan memudahkan pencarian Berkas Rekam Medis,

apabila kemudian datang kembali berobat di pelayanan kesehatan lainnya, untuk

mencegah terjadinya duplikasi penomoran pada rekam medis.

Sistem pemberian nomor rekam medis dalam pengelolaan rekam medis

yaitu tata-cara penulisan dan pemberian nomor rekam medis yang diberikan

kepada pasien yang datang berobat dan setiap formulir rekam medis serta folder

dokumen rekam medis atas nama pasien yang bersangkutan. Nomor rekam medis

sebagai bagian dari identitas pribadi pasien yang bersangkutan sebab dalam

pengelolaan rekam medis nomor rekam medis menyatu dengan identitas pasien.

Dikatakan sebagai bagian identitas pribadi karena dengan menyebut atau menulis

nomor rekam medis tersebut maka dapat diketahui dokumen rekam medis atas

nama pasien yang bersangkutan dan meminimalkan informasi pasien yang hilang.
13

Duplikasi Penomoran Rekam Medis adalah perulangan, keadaan rangkap

atau nomor Rekam Medis ganda dimana satu nomor rekam medis dimiliki oleh

beberapa pasien. Ada tiga sistem pemberian nomor yaitu:

1. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering)

Pemberian nomor cara seri atau dikenal dengan Serial Numbering

Sistem (SNS) adalah suatu sistem pemberian nomor Rekam Medis

kepada setiap pasien yang datang berobat baik pasien yang baru

datang maupun berobat ulang.

2. Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Numbering System)

Pemberian nomor cara unit dikenal dengan Unit Numbering System

(UNS) adalah suatu sistem pemberian nomor rekam medis bagi pasien

yang datang mendaftar untuk berobat dan nomor rekam medis tersebut

akan tetap digunakan pada kunjungan berikutnya bila pasien datang

mendaftar untuk berobat ulang. Dengandemikian satu pasien

memperoleh nomor rekam medis dan dokumen Rekam Medis hanya

satu kali seumur hidup selama menjalankan pelayanan disarana

Kesehatan yang bersangkutan.

3. Pemberian Nomor Cara Seri Unit (Serial Unit Numbering System)

Pemberian nomor cara unit atau dikenal dengan Serial Unit

Numbering System (SUNS) adalah suatu sistem pemberian nomor

dengan menggunakan sistem seri dari sistem unit, yaitu setiap pasien

datang berkunjung untuk mendaftar berobat diberikan nomor Rekam

Medis baru dengan dokumen Rekam Medis baru.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual adalah gambaran yang mengarahkan asumsi mengenai

variabel yang akan diteliti dan memberikan petunjuk kepada peneliti dalam

merumuskan masalah penelitian.

Pelayanan

Penomoran Penamaan

Serial Unit Serial Unit


Numbering Numbering Numbering

Duplikasi Non Duplikasi


nomor rekam Nomor Rekam
medis Medis

Sistem Sistem Sistem Kejadian


Penom Pen jaja Penyim
Pendaft oran Ganda
ran panan
aran yang yang DRM Identitas
digunak diguna di
an kan Filling

Keterangan Penum Respon Mutu


- pukan time
= Diteliti pelaya
Rekam
Rekam nan
= Tidak Diteliti Medis
medis

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

14
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-

model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan

menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam

penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dalam kegiatannya

peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam

memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Penulisan kualitatif adalah lebih menekankan analisispada pengumpulan

data deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antara

fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bahwa

pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif,

akan tetapi penekanannya tidak pada pengkajian hipotesis, melainkan pada usaha

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan

argumentasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah

dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2017).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian


4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya yang berlokasi di Jl. Laksda M. Nazir No.56 Surabaya, Jawa

Timur.

15
16

4.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan saat pada bulan April 2022 hingga

September 2022.

Tabel 4.1 Rancangan Waktu Penelitian

Waktu Pelaksanaan

No. Kegiatan April Mei juni juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi
Awal
2 Penentuan
Judul
3 Penyusunan
Proposal
4 Pengambilan
Data
5 Perbaikan
Proposal
6 Seminar
Proposal
7 Penyusunan
Laporan
Penelitian
8 Penyusunan
KTI

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya

atau menjadi objek peneliti (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini

adalah petugas rekam medis di bagian pendaftaran di Rumah Sakit TNI AL Dr.

Oepomo Surabaya.
17

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri ataukeadaan

tertentu yang akan diteliti atau suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis di

bagian pendaftaran di Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya sebanyak 1

orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh

petugas rekam medis di bagian pendaftaran di Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya dijadikan sampel.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukan sample

adalah simple random sampling (pengambilan sample secara acak sederhana)

dimana pengambilan sample dilakukan secara acak dan semua anggota populasi

mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2016).

4.4 Kerangka Operasional

Kerangka Operasional merupakan sebuah tahapan pelaksanaan penelitian

dari awal hingga akhir penelitian, seperti identifikasi permasalahan, studi

lapangan dan literatur, perumusan masalah, penentuan variabel penelitian,

pembuatan rencana penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisa dan

penyajian data serta pengambilan kesimpulan dan saran. Kerangka Operasional

penelitian ini dapat dilihat pada gambar.


18

Data diambil dari petugas rekam medis


dan petugas pendaftaran

Metode penelitian
Sumber variabel penelitian
Wawancara
Petugas Rekam Medis
Observasi
Petugas pendaftaran

Observasi,Wawancara petugas bagian


pendaftaran

Pengolahan Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Definisi opersional adalah kegiatan pengukuran variabel penelitian dilihat

berdasarkan ciri-ciri spesifik yang tercermin dalam dimensi atau indikator-

indikator variabel peneliti. Duplikasi nomor pada pasien adalah pemberian nomor

pasien yang secara berulang pada pasien.


19

Definisi Cara Hasil


No. Variabel
operasional pengukuran pengukuran
1. Petugas rekam Kepala unit Wawancara dan Hasil jawaban
medis rekam medis dan menjawab responden
petugas
pendaftaran
2. Nomor rekam Satu pasien Check list Hasil checklist
medis ganda memiliki dua atau
lebih
3. Ganda identitas Satu nomor Check list Hasil checklist
rekam medis di
memiliki oleh
dua pasien
4. SPO Kesesuaian observasi Hasil sesuai
antara SOP prosedur
berdasarkan
ceklist

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah sebuah media yang digunakan dalam penelitian

untuk mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini akan

dilakukan wawancara sesuai pedoman wawancara yang dibuat sebelumnya

kepada pihak Rumah Sakit Dr. Oepomo Surabaya. Wawancara dilakukan untuk

mencari langkah kerja dari sistem penomoran rekam medis di Rumah Sakit Dr.

Oepomo Surabaya, frekuensi terjadinya penomoran ganda identitas rekam medis

rawat jalan serta bagaimana langkah perbaikan yang dilakukan.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan

penelitian, ada beberapa teknik, cara atau metode yang dilakukan oleh peneliti

yaitu:

1. Studi Pustaka, dengan mempelajari buku-buku dan literatur-literatur

yang relevan untuk acuan penelitian Studi Pustaka, dengan


20

mempelajari buku-buku dan literatur-literatur yang relevan untuk

acuan penelitian.

2. Wawancara, dengan petugas rekam medis di bagian pendaftaran

berjumlah 2 orang.

3. Observasi, yaitu dengan mengamati langsung proses penomoran

dokumen rekam medis di Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya.

4.8 Metode Penyajian dan Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannnya ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, Menyusun ke dalam pola, memilih dan

membuat kesimpulan (Sugiyono, 2016). Pada teknik analisis data penelitian ini

menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data,

display data, tringulasi data dan menarik kesimpulan (Miles dan Huberman dalam

Sugiyono, 2016).

Reduksi data diartikan sebagai proses seleksi, pemfokusan,

penyederhanaan dan abstraksi data. Dalam hal ini peneliti dapat membuang hal-

hal yang tidak penting. Sedangkan sajian (display) data merupakan sekumpulan

informasi yang tersusun berupa cerita yang sistematis. Melalui sajian data

memungkinkan peneliti mengambil kesimpulan. Verifikasi atau penarikan

kesimpulan adalah langkah terakhir dari analisa data. Penarikan kesimpulan harus
21

berdasarkan pada reduksi data dan sajian data. Dengan demikian komponen saling

mempegaruhi, jika terdapat kekurangan data dalam pemeriksaan kesimpulan

maka peneliti dapat mengganti catatan lapangan, namun apabila masih tidak

ditemukan maka kembali melakukan pengumpulan data. Sebagaimana yang dapat

digambarkan pada diagram dibawah ini:

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA PENYAJIAN DATA

KESIMPULAN DAN
VERIFIKASI

Gambar 4.2 Diagram Teknik Analisa Data

Selain itu, untuk mempermudah analisis faktor penyebab terjadinya ganda

identitas pasien pada rekam medis digunakan diagram fishbone. Diagram fishbone

adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis

lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah,

ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Hamidy, 2016). Langkah-langkah

yang harus dilakukan adalah: 1) Pengumpulan data; 2) Menggambarkan bagan

faktor penyebab; 3) Identifikasi akar masalah; 4) Rekomendasi dan implementasi.


BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya

Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo atau biasa disebut RS Rumkital adalah

rumah sakit militer yang terletak di Pabean Cantian, Surabaya, Provinsi Jawa

Timur. Lebih lengkapnya di Jl. Laksda Moh. Nazir No.56, Perak Utara, Kec.

Pabean Cantian, Kota Surabaya, Jawa Timur 60177. Rumkital dr. Oepomo

merupakan rumah sakit yang berada di bawah Pangkalan Utama TNI Angkatan

Laut (Lantamal) V Surabaya.

Salah satu tugas Pokok dari rumah sakit ini adalah melaksanakan

dukungan kesehatan pada kegiatan operasi dan latihan yang dilaksankan oleh

Lantamal V, serta pelayanan kesehatan bagi personel TNI AL dan keluarganya,

serta melayani kesehatan masyarakat umum.

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) TNI AL Dr.Oepomo / RS Rumkital adalah

Letkol Laut (K/W) dr. Muh. Solikin, Sp. KFR. Sebagai Rumah Sakit berpredikat

Madya yang ada di jajaran Lantamal V Surabaya, Rumkit dr. Oepomo, memiliki

beberapa fasilitas serta unit pelayanan kesehatan diantaranya, IGD (Instalasi

Gawat Darurat), Kamar Operasi, Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, Poliklinik

Mata, Poliklinik Syaraf, Poliklinik Kandungan, Poliklinik TBC, Poliklinik

Jantung, Penyakit Dalam, Kebidanan, Ruang perawatan, pelayanan poliklinik

THT, serta fasilitas lainnya.

22
23

5.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara langsung yang telah

dilakukan kepada bagian Rekam Medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya, peneliti mendapatkan beberapa data mengenai prosedur rekam medis

rumah sakit. Selain itu, peneliti juga mendapatkan data mengenai permasalahan

yang terjadi dalam perekaman medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo yaitu dari

adanya penomoran ganda identitas pasien yang terjadi pada beberapa pasien

berbeda. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1 mengenai penomoran ganda identitas

pasien yang terjadi yaitu:

Tabel 5.1 Data Ganda Identitas Pasien RS. TNI AL Dr. Oepomo
Inisial Nama No Rekam
No Tgl Kunjungan
Pasien Medis
AD 26/04/2016
1 01-89-xx
SM 16/10/2018
A 07/12/2016
2 01-90-xx
S 08/12/2016
KF 24/07/2017
3 02-27-xx
S 23/07/2017
AA 12/10/2018
4 02-25-xx
S 26/02/2020
SN 27/04/2017
5 02-24-xx
DN 23/07/2020
AC 21/02/2017
6 02-33-xx
DN 04/04/2018
SA 27/09/2019
7 02-34-xx
S 10/08/2020
NN 06/03/2018
8 02-35-xx
T 05/03/2018
AV 09/04/2018
9 02-36-xx
EY 18/04/2018
EB 26/04/2018
10 02-20-xx
TN 04/11/2019
DC 09/11/2018
11 02-21-xx
TH 31/10/2019
24

Inisial Nama No Rekam


No Tgl Kunjungan
Pasien Medis
EI 13/09/2022
12 01-39-xx
SM 09/12/2013
IM 08/09/2020
13 01-16-xx
LK 02/03/2015
BC 13/09/2022
14 01-25-xx
IP 06/01/2022
SM 26/01/2021
15 01-09-xx
AK 22/02/2017
H 19/11/2019
16 01-61-xx
T 09/12/2019
N 12/11/2019
17 01-61-xx
Q 10/01/2011
AW 19/01/2018
18 01-87-xx
QN 12/11/2015
VP 12/11/2015
19 01-87-xx
NM 30/04/2018
YS 01-87-xx 12/11/2015
20
FA 06/12/2020
SN 04/04/2011
21 01-69-xx
I 19/03/2015
K 11/01/2012
22 01-79-xx
S 29/07/2015
RP 28/10/2011
23 01-82-xx
N 19/10/2011
AB 14/06/2011
24 01-93-xx
SH 05/11/2019
LH 15/10/2015
25 01-89-xx
RK 09/08/2016
MS 21/10/2011
26 01-83-xx
RW 17/11/2020
DM 15/06/2021
27 01-74-xx
S 04/06/2011
JN 09/04/2018
28 02-36-xx
TW 04/03/2021
MA 01/11/2011
29 01-83-xx
HI 06/01/2022
FT 31/07/2015
30 01-81-xx
RN 04/10/2011
(Sumber : Data Peneliti, 2022)
25

Berdasarkan data terjadinya kasus ganda identitas pasien dapat diketahui

telah terjadi 30 kasus ganda identitas pasien pada Rumah Sakit TNI AL Dr.

Oepomo Surabaya yang menyebabkan pelayanan Rumah Sakit menjadi tidak

optimal. Selain itu, rawan terjadinya kesalahan pemberian perawatan kepada

pasien dikarenakan ketidaksesuaian data rekam medis dan kondisi pasien secara

aktual. Oleh karena itu, peneliti melakukan evaluasi sistem penomoran rekam

medis di Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya tersebut.

5.2.1 Hasil Observasi

Peneliti melakukan observasi pada bagian pendaftaran rekam medis Rumah

Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya untuk mengetahui kesesuian aspek yang

diamati pada penelitian ini. Berikut ini hasil observasi kinerja bagian rekam medis

Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya:

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa petugas

rekam medis telah menyeleksi berkas rekam medis selama 5 tahun terakhir yang

tidak digunakan pada penyimpanan rekam medis. Selain itu, peneliti juga

mengetahui bahwa petugas rekam medis melakukan pencatatan identitas rekam

medis ke dalam daftar formulir pertelaahan. Kemudian juga diketahui bahwa

petugas rekam medis mengatur penempatan dan penyusunan data rekam medis di

ruang tempat penyimpanan tersendiri secara tersusun dan berurutan nomornya

selama 5 atau 10 tahun berdasarkan daftar penyimpanan.

Dari hasil observasi tersebut dapat dilihat kesesuaian antara aspek SPO

penomoran rekam medis yang sedang diteliti dengan pelaksanaan aktual di


26

Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel

5.2 yang berisikan hasil observasi dan kesesuaian aspek SPO penomoran rekam

medis RS. TNI AL Dr. Oepomo yang terjadi, yaitu:

Tabel 5.2 Hasil Observasi dan Kesesuaian Aspek SPO Penomoran Rekam
Medis RS. TNI AL Dr. Oepomo

No Aspek yang diamati Sesuai Tidak sesuai


1. Input lengkap data v -
pasien baru termasuk
bayi yg baru lahir di
Rumkital Dr. Oepomo
di komputer sesuai dgn
kartu identitas pasien/
formulir yg diisi
lengkap dan ditanda
tangani oleh
pasien/penanggung
jawab pasien
2. Tulis nomor urut rekam v -
medis dan nama pasien
di buku registrasi dgn
menggunakan
penomoran unit
3. Periksa kesamaan v -
nomor rekam medis yg
muncul otomatis di
komputer dgn yg tertulis
di buku registrasi dgn
terdiri dari 6 digit agar
tidak terjadi kesalahan
pemberian nomor rekam
No Aspek yang diamati Sesuai Tidak sesuai
medis
4. Cetak formulir identitas v -
pasien dan kartu berobat
bila sudah selesai/sesuai
5. Tulisan nomor rekam v -
medis, nama dan coret
27

tahun pasien berobat


dgn spidol permanent
marker pada map rekam
medis
6. Mencetakkan kartu v -
berobat pasien
7. Jelaskan kepada pasien v -
agar selalu membawa
kartu berobat setiap kali
akan berobat ke
Rumkital Dr. Oepomo
dan ucapkan terima
kasih
(Sumber: Data Peneliti, 2022)

Selain itu, dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti dapat melihat

petugas Rekam Medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya tidak

melakukan pengecekan ulang saat pemberian nomor rekam medis mengenai data

pasien yang dimiliki rumah sakit dengan data pasien secara riil. Hal ini

menyebabkan beberapa kali terjadi kesalahan dalam pemberian nomor rekam

medis. Kemudian dari hasil observasi, peneliti juga melihat petugas rekam medis

yang kurang kompeten dimana petugas bekerja dengan tidak efektif dan lama.

Kurang kompetennya petugas rekam medis disebabkan oleh riwayat Pendidikan

personil rekam medis yang mayoritas lulusan SMA/SMK sehingga memperbesar

risiko terjadi ganda identitas pasien rekam medis. Selain itu, jumlah personil

bagian pendaftaran rekam medis yang hanya berjumlah 2 orang menyebabkan

proses kerja rekam medis menjadi Overload sehingga terjadi duplikasi nomor

rekam medis.
28

5.2.2 Hasil Wawancara

Selain dari hasil observasi, peneliti juga menetapkan 2 orang informan yang

merupakan petugas rekam medis yang berada di bagian pendaftaran yaitu pak

septian selaku kepala rekam medis dan ibu crisdian bagian pendaftaran Peneliti

melakukan obervasi dan wawancara pada tanggal 27 september 2022 di bagian

Rekam Medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya. Wawancara

dilakukan untuk mencari penyebab dan langkah antisipasi yang dilakukan pihak

Rumah Sakit untuk mengatasi kasus ganda identitas tersebut. Berikut hasil

wawancara dengan petugas Rekam Medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya yaitu:

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala rekam medis dapat diketahui

bahwa responden I mengetahui terjadinya kejadian ganda identitas pada data

rekam medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya. Berikut kutipan

wawancara dengan responden I yaitu:

“...Tentu saja, saya mengetahui kejadian ganda identitas pasien yang


terjadi di Rumah Sakit ini.”

Selain itu, hasil wawancara dengan bagian pendaftaran dapat diketahui

bahwa responden II juga mengetahui kejadian ganda identitas pasien yang terjadi

pada data rekam medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya. Berikut

kutipan wawancara dengan responden II, yakni:

“...Iya saya sebagai petugas bagian pendaftaran pasti mengetahui ganda


identitas pasien rekam medis yang terjadi.”
29

Maka dapat disimpulkan bahwa kedua responden mengetahui kejadian

ganda identitas pada Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya.

Hasil wawancara dengan kepala rekam medis menyatakan bahwa responden

I mengetahui penyebab terjadinya ganda identitas pada rekam medis yaitu

dikarenakan adanya petugas rekam medis yang tidak memeriksa status pasien baik

pasien lama ataupun baru. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan wawancara

dengan responden I berikut ini:

“...Menurut saya, adanya petugas rekam medis yang tidak memeriksa status
pasien, termasuk pasien lama atau baru, sehingga dibuatkan file baru yang
mengakibatkan data ganda pada identitas pasien.”

Selain itu, hasil wawancara dengan bagian pendaftaran menyatakan bahwa

responden II juga mengetahui penyebab terjadinya ganda identitas pada rekam

medis yaitu dikarenakan sistem komputer yang saling terhubung, fasilitas

komputer dengan jaringan yang belum stabil sehingga terjadi duplikasi data. Hal

tersebut dapat dilihat pada kutipan wawancara dengan responden II berikut ini:

“...Biasanya terjadi karena sistem komputer kami yang saling terhubung


mas, sehingga apabila terdapat petugas melakukan entry data pasien tanpa
melihat daftar nomor rekam medis pasien sebelumnya maka terdapat
kemungkinan data nomor tersebut sudah dimiliki pasien sebelumnya. Selain itu,
biasanya juga terkendala dengan komputer sehingga kerap kali terjadi error pada
pendataan serta jaringan yang kurang stabil.”

Dari hasil wawancara dengan kedua responden tersebut dapat disimpulkan

bahwa terjadinya ganda identitas rekam medis disebabkan oleh adanya petugas
30

rekam medis yang tidak memeriksa status pasien serta akibat sistem komputer

yang saling terhubung.

Sesuai hasil wawancara dengan kepala rekam medis menyatakan bahwa

adanya penanganan yang dilakukan terhadap kejadian ganda identitas pada data

rekam medis pasien yaitu dengan melakukan pengecekan ulang terhadap nomor

rekam medis pasien. Hal ini terlihat dari kutipan wawancara dengan responden I

berikut ini:

“...Apabila terjadi kasus ganda identitas pasien, langkah yang kami ambil
adalah dengan melakukan pengecekan ulang terhadap nomor rekam medis
tersebut. Apabila terjadi kesamaan maka kami sesuaikan atau buatkan nomor
baru.”

Selan itu, hasil wawancara dengan bagian pendaftaran menyatakan bahwa

telah terdapat penanganan yang dilakukan terhadap kejadian ganda identitas pada

data rekam medis pasien yaitu dengan melakukan verifikasi dengan dokter yang

menangani pasien tersebut yang nanti akan dilakukan pengecekan ulang terhadap

nomor rekam medis tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan

responden II sebagai berikut:

“...Biasanya saat ada komplain mengenai ganda identitas data pasien, kami
melakukan verifikasi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani pasien
tersebut. Apabila sudah diketahui biodata dan riwayat aktual pasien, kami
melakukan pengecekan ulang nomor rekam medis pada bank data kami. Jika
sudah maka kami akan melakukan penyesuaian atau pembuatan nomer rekam
medis baru.”
31

Dari hasil wawancara dengan kedua responden tersebut dapat disimpulkan

bahwa telah terdapat penanganan kasus ganda identitas pasien Rumah Sakit TNI

AL Dr. Oepomo Surabaya dengan melakukan verifikasi kepada dokter yang

menangani pasien serta pengecekan ulang nomor rekam medis.

Hasil wawancara dengan kepala rekam medis menyatakan bahwa belum

adanya monitoring pada sistem penomoran rekam medis pada Rumah Sakit TNI

AL Dr. Oepomo Surabaya. Hal ini terlihat dari kutipan wawancara dengan

responden I sebagai berikut:

“...Di Rumah Sakit ini masih belum ada monitoring terhadap sistem
penomoran rekam medis secara periodik. Namun biasanya kami melakukan
penyeleksian nomor rekam medis yang tidak digunakan selama 5 tahun terakhir
serta perapian data nomor rekam medis pada rak tempat penyimpanan data.

Selain itu, hasil wawancara dengan bagian pendaftaran juga menyatakan

bahwa belum terselenggaranya monitoring pada sistem penomoran rekam medis

pada Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan wawancara dengan responden II berikut ini:

“...Setau saya disini masih belum dilakukan monitoring terhadap sistem


penomoran rekam medis. Hal yang biasa kami lakukan hanya penyusunan data
secara urut pada tempat penyimpanan data serta penyortiran data nomor rekam
medis yang tidak terpakai selama 5 tahun terakhir.”

Dari hasil wawancara dengan kedua responden tersebut dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapatnya monitorong pada sistem penomoran rekam medis pada

Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya.


32

Hasil wawancara dengan kepala rekam medis menyatakan bahwa tidak

adanya petugas yang ditugaskan untuk melakukan monitoring terhadap sistem

penomoran rekam medis pada Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya. Hal

ini terlihat dari kutipan wawancara dengan responden I sebagai berikut:

“...Dikarenakan pelaksanaan monitoring sistem penomoran rekam medis


yang belum dilakukan pada rumah sakit ini, tentu saja juga tidak terdapat
petugas yang bertugas dalam melakukan monitorong sistem penomoran rekam
medis.”

Selain itu, hasil wawancara dengan bagian pendaftaran juga menyatakan

bahwa belum adanya petugas yang ditugaskan untuk melakukan monitoring

terhadap sistem penomoran rekam medis pada Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan responden II

sebagai berikut:

“...Belum ada petugas yang ditugaskan melakukan monitoring. Pada


bagian pendaftaran tugasnya hanya melakukan entry data pasien, pengaturan
urutan rak penyimpanan dan pemberian nomor dan data rekam medis kepada
pasien.”

Dari hasil wawancara dengan kedua responden tersebut dapat diketahui

bahwa tidak terdapat petugas yang ditugaskan dalam melakukan monitoring

terhadap sistem penomoran rekam medis pada Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti

melakukan analisa lanjutan menggunakan Fishbone Diagram. Menurut Heizer &


33

Render dalam Saori et al., (2021) menyatakan bahwa diagram ini berguna untuk

memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan

mempunyai akibat pada masalah yang dipelajari. Berikut ini hasil Analisa dengan

Diagram Fishbone:

Komputer

Ganda Identitas

Gambar 5.1 Diagram Fishbone Penelitian

Dari hasil penggambaran permasalahan dengan Diagram Fishbone, dapat

diketahui bahwa pada aspek Man (Manusia) faktor permasalahan yang terjadi

adalah pada personil yang kurang teliti dan kompeten serta kurangnya personil

yang cukup. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ridwan, (2020) yang

menyatakan ganda identitas pasien Rekam Medis disebabkan oleh kelalaian

petugas rekam medis serta kompetensi yang tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikan. Dalam aspek Machine (Alat), faktor permasalahan yang terjadi pada

Komputer dengan jaringan internet yang tidak stabil. Hal ini didukung oleh

penelitian (Abrianti & Imaniar, 2021) yang menyatakan bahwa faktor penyebab

terjadinya duplikasi penomoran rekam medis disebabkan oleh sarana dan


34

prasarana yang kurang memadai. Permasalahan dalam aspek Methode (Cara)

adalah pada tidak adanya proses dan penunjukkan personil yang khusus

memonitoring data rekam medis dan personil tidak melakukan Crosscheck data

dengan data rill pasien. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Rahman et al.,

(2022) yang menyebutkan bahwa tidak semua petugas melakukan kegiatan

crosscheck data pasien yang sudah terdaftar di sistem sehingga dapat terjadi data

ganda identitas. Adanya permasalahan tersebut yang terjadi menyebabkan

terjadinya ganda identitas pada data Rekam Medis Pasien Rumah Sakit TNI AL

Dr. Oepomo Surabaya.

Adanya permasalahan dari tiap aspek akan memudahkan peneliti untuk

melakukan pembuatan strategi perbaikan kinerja Rumah Sakit TNI AL Dr.

Oepomo Surabaya, khususnya pada pencegahan terjadinya ganda identitas rekam

medis pasien. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir atau menghilangkan

terjadinya kasus ganda identitas pasien yang terjadi. Berikut ini strategi yang

disusun peneliti untuk menanggulangi permasalahan tersebut, yaitu:

5.3.1 Strategi dari Aspek Man

Pekerjaan personil rekam medis sangat membutuhkan ketelitian dan

kompetensi yang sesuai agar dapat bekerja dengan tepat dan optimal. Berdasarkan

permasalahan pada aspek Man mengenai kurang teliti dan kompeten serta jumlah

personil pendaftaran rekam medis Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya

yang terbatas. Langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengatasi kurang

telitinya personil rekam medis adalah dengan melakukan pembagian tugas dan

jadwal kerja. Tidak adanya pembagian tugas dan jadwal kerja yang jelas
35

menyebabkan petugas melakukan banyak pekerjaan secara acak. Hal ini dapat

menyebabkan ketidaktelitian dalam melakukan pendataan dan penomoran rekam

medis. Langkah strategis tersebut didukung oleh pernyataan Kaharuddin &

Ambarita, (2021) yang menyatakan pembagian tugas secara jelas dapat

meningkatkan efektivitas kerja.

Selain itu, dalam mengatasi kompetensi personil yang kurang akibat

ketidaksesuaiannya Background pendidikan petugas dengan pekerjaan rekam

medis pada Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya dapat dilakukan

pemberian pelatihan kepada personil tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian

Muldiana, (2016) yang menyatakan semakin besar tingkat pengetahuan yang

dimiliki petugas maka semakin kecil pula peluang petugas pendaftaran untuk

melakukan duplikasi penomoran rekam medis. Selain itu, langkah pengendalian

yang dapat dilakukan untuk mengatasi kurangnya SDM dan kompotensi personil

rekam medis adalah dengan mengadakan proses recruitment pegawai yang mana

harus mempersyaratkan background pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan

rekam medis. Hal ini didukung oleh pernyataan Hidayat et al., (2021) yang

mengatakan langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya duplikasi

nomor rekam medis adalah melakukan recruitment petugas yang memiliki

kompetensi dibidang rekam medis ataupun jika merasa luas ruangan kurang

mendukung bisa dengan memberikan fasilitas pendidikan gratis kepada petugas

yang telah bekerja sehingga memiliki kompetensi yang sesuai di bidangnya


36

5.3.2 Strategi dari Aspek Machine

Personil rekam medis membutuhkan sarana prasarana yang mendukung

untuk mengurangi kesalahan dan dapat bekerja secara optimal. Berdasarkan

permasalahan pada aspek Machine mengenai adanya komputer dengan jaringan

internet yang tidak stabil pada bagian pendaftaran Rekam Medis Rumah Sakit

TNI AL Dr. Oepomo Surabaya. Langkah strategis yang dapat dilakukan adalah

dengan melakukan pengadaan komputer dan jaringan internet yang lebih

mumpuni untuk mendukung proses pendataan dan penomoran rekam medis

dengan sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Hal ini didukung

oleh pernyataan Odelia et al., (2018) yang menyatakan diperlukannya

penambahan kapasitas kecepatan pada jaringan dan komputer dengan

dialokasikan anggaran Rumah Sakit ataupun Dinas Komunikasi dan Informatika

guna penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) berjalan

secara optimal sehingga nantinya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

di rumah sakit.

5.3.3 Strategi dari Aspek Methode

Personil rekam medis membutuhkan metode kerja yang sesuai agar

pendataan dan pemberian nomor rekam medis yang diberikan kepada pasien

Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan permasalahan pada aspek Methode mengenai ketidakadaannya

proses dan penunjukkan personil monitoring data serta tidak adanya personil yang

melakukan Crosscheck data dengan data Riil pasien. Langkah strategis yang dapat
37

dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengadakan

pelaksanaan proses monitoring data serta penunjukkan personil terkait. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian Maharani & Rosilawati, (2018) dengan adanya

monitoring diharapkan mencegah adanya kesalahan dalam pekerjaan, termasuk

pekerjaan pendataan dan penomoran rekam medis. Adanya monitoring dapat

digunakan sebagai sarana evaluasi bagi pihak manajemen Rumah Sakit TNI AL

Dr. Oepomo Surabaya dalam menilai performansi kerja petugas rekam medis.

Selain itu, untuk mengatasi personil yang tidak melakukan Crosscheck

data dengan data Riil pasien adalah dengan membuat prosedur penomoran rekam

medis pasien. Dengan adanya prosedur tersebut, petugas diwajibkan untuk

melakukan Crosscheck data dengan data Riil pasien sehingga tidak terjadi lagi

pasien lama Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya yang dibuatkan nomor

rekam medis baru. Hal ini sesuai dengan penelitian Krismawan & Kori, (2020)

yang menyatakan upaya mengahadapi terjadinya duplikasi berkas rekam medis

yaitu petugas menanyakan riwayat kunjungan pasien. Selain itu juga didukung

pernyataan Gultom & Erna, (2019) yang menyatakan tidak terdapatnya standar

prosedur operasional (SPO) menyebabkan tidak seragamnya pemberian nomor

rekam medis sehingga dapat mengakibatkan duplikasi penomoran berkas rekam

medis.
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, terdapat beberapa

kesimpulan yang diambil yaitu:

1. Jumlah kejadian ganda identitas pasien Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo

Surabaya adalah sebanyak 30 kali kejadian dalam rentang waktu 2016-

2021

2. Faktor penyebab terjadinya ganda identitas pasien Rumah Sakit TNI Dr.

Oepomo Surabaya adalah dari sistem penomoran di rumah sakit yang

sistemnya perlu dievaluasi kembali dan masih ada petugas pendaftaran

yang terkadang tidak melakukan pemeriksaan data terhadap data riil

pasien.

38
39

6.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian

ini, antara lain:

1. Bagi pihak Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo Surabaya diharapkan

mengadakan proses monitoring sistem penomoran rekam medis agar tidak

terjadi kesalahan dalam pemberian nomor rekam medis pasien rawat jalan.

2. Perlu adanya sosialisasi, lebih lanjut tentang SPO Penomoran Rekam

Medis di unit Rekam Medis.

3. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan dan

mengembangkan variabel lain selain dari variabel yang digunakan pada

penelitian ini yang berkaitan dengan evaluasi sistem penomoran rekam

medis.
DAFTAR PUSTAKA

Abrianti, W. O., & Imaniar, S. (2021). Tinjauan Pustaka Faktor-Faktor Yang


Menyebabkan Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis [Universitas
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.]. In Literature Review (Vol. 2, Issue 1).
http://repository.unjaya.ac.id/4464/
Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi. Pustaka Pelajar.
Barthos, B. (2009). Manajemen Kearsipan. Bumi Aksara.
Depkes RI. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam
MedisRumah Sakit di Indonesia Revisi II. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik.
Depkes RI. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 129/ MenKes/ SK/
II/2008. Tentang Standart Pelayanan MinimalRumah Sakit. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Gultom, P. S., & Erna, W. P. (2019). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Duplikasi
Penomoran Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Madani Medan. Jurnal
Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 4(2), 604–613.
https://doi.org/10.52943/jipiki.v4i2.83
Hamidy, F. (2016). Pendekatan Analisis Fishbone Untuk Mengukur Kinerja
Proses Bisnis Informasi E-Koperasi. Teknoinfo, 10(11). https://doi.org/DOI:
10.33365/jti.v10i1.12
Hasibuan, A. S. (2016). Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Duplikasi
Penomoran Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja
Indonesia Medan Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Dan Informasi Kesehatan
Imelda, 1(2).
Hidayat, A., Agustina, V., & Irda Sari. (2021). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terjadinya Duplikasi Dan Rekam Medis Ganda Di
Pendaftaran Rawat Jalan Klinik X. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada,
10(2), 149–159. https://doi.org/10.33475/jikmh.v10i2.274
IFHRO. (1992). Learning Packages For Medical Record Prectice.
Kaharuddin, & Ambarita, R. (2021). Pelaksanaan Pembagian Kerja dalam Rangka
Meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai pada PDAM Tirta Nauli Sibolga.
Journal All Field of Science J-LAS, 1(2), 44–52.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2022). Arti Duplikasi.
Krismawan, R., & Kori, N. P. (2020). Upaya Menghadapi Terjadinya Faktor
Duplikasi Berkas Rekam Medis : Literature Review. Universitas Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.

40
41

Lubis. (2009). Gambaran Pengetahuan Rekam Medis FKM UI. Universitas


Indonesia.
Maharani, D., & Rosilawati. (2018). Pengaruh Pengawasan Dan Pengendalian
Terhadap Peningkatan Motivasi Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Serang
Kota Serang. ECo-Buss, 66(44), 37–39. https://doi.org/DOI: 10.32877/eb.
v1i2.44
Muldiana, I. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Duplikasi
Penomoran Rekam Medis Di Rumah Sakit Atma Jaya 2016. Jurnal INOHIM,
4(2), 48–53.
Niska, R. dan S. S. (2017). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Duplikasi Nomor
Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Daerah Tais. Jurnal Perekam Medis
Dan Informasi Kesehatan, 3(1), 8–17.
Odelia, E. M., Program, M., Ilmu, S., Negara, A., & Administrasi, D. (2018).
Pengembangan Kapasitas Organisasi Melalui Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan di RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya. Kebijakan Dan
Manajemen Publik, 6(1), 1–8.
Rahman, S. A. F., Yulia, N., Rumana, N. A., & Widjaja, L. (2022). Tinjauan
Terjadinya Penomoran Ganda Rekam Medis di Rumah Sakit Patria IKKT
Jakarta. Journal of Innovation Research and Knowledg, 2(3), 661–670.
Ridwan, N. K. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Duplikasi Penomoran
Rekam Medis. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang.
Rustiyanto, E. (2009). Etika Profesi: Perekam Medis Informasi Kesehatan. Graha
Ilmu.
Saori, S., Anjelia, S., Melati, R., Nuralamsyah, M., Djorghi, E. R. S., & Anbia
ulhaq. (2021). Analisis Pengendalian Mutu Pada Industri Lilin (Studi kasus
pada PD.Ikram Nusa Persada Kota Sukabumi). Jurnal Inovasi Penelitian,
1(12). https://doi.org/DOI: 10.47492/jip.v1i10.415
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT
Alfabeta.
Sukardi. (2015). Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. PT.Bumi
Aksara.
Umar, H. (2005). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Rumah Sakit
Wirawan. (2012a). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.
Wirawan. (2012b). Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. PT
Raja Grafindo Persada.
42

LAMPIRAN

Lampiran 1

LEMBAR WAWANCARA

EVALUASI SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS


DI RUMAH SAKIT TNI AL Dr. OEPOMO SURABAYA

Wawancara ini dilakukan kepada petugas rekam medis yang bertanggung


jawab terhadap penomoran rekam medis. Tujuan wawancara ini yaitu untuk
mengidentifikasi penomoran rekam medis di Rumah Sakit TNI AL Dr. Oepomo
Surabaya.

Pertanyaan:

1. Apakah bapak tahu tentang kejadian masih ada rekam medis yang ganda

identitas?

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

2. Menurut bapak apakah penyebab kejadian tersebut?

…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..
43

…………………………………………………………………………..

3. Apakah selama ini sudah dilakukan penanganan terhadap kejadian ganda

identitas?

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

4. Apakah selama ini ada monitoring terhadap sistem penomeran di RS TNI

Oepomo?

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………..

5. Jika ada monitoring terhadap sistem penomeran, siapakah yang

melaksanakan monitoring tersebut

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….
44

Lampiran 2
45
46

Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai