OLEH:
ERVINA DAMAYANTI
NIM. 31210005
MALANG
0
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PRODI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Tim Penguji:
Mengetahui :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat serta Hidayahnya sehingga Laporan Kasus Praktik Kerja
Lapangan II yang berjudul: “Evaluasi Sistem Penyimpanan Pada Istalasi Rekam
Medis di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen” ini akhirnya dapat diselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Dwi Bambang Ari Wibowo Selaku Direktur Rumah Sakit Yang Telah
Memberikan Kesempatan untuk melakukan PKL di Unit Rekam Medis Ru
mah Sakit Wava Husada Kepanjen
2. Bapak Wibowo, S.Kep., Ns., M.Biomed Selaku Ketua Stikes Panti Waluy
a Malang yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
melakukan Praktik Kerja Lapangan
3. Bapak Rizal Andriyono Msc. Apt Kepala Bidang Penunjang Layanan Ru
mah Sakit Wava Husada Malang.
4. Ibu Wisoedhanie Widi A, S.KM., M.Kes selaku KA Prodi D-IV MIK
STIKes Panti Waluya Malang.
5. Bapak Farma Duana, Amd. Per,Kes Pembimbing klinik dari Unit Rekam
Medis Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen
6. Ibu Rea Ariyanti, S Tr.Keb.,M.K.M dan Bapak Bhre Diansyah D.K,S.Tr.
Kes.,M.K.M selaku pembimbing Praktik kerja Lapangan dari Prodi D-IV
MIK
7. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini yang
begitu banyak memberikan bantuan.
2
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
Latar Belakang...............................................................................................................5
1.1. Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.2. Tujuan................................................................................................................7
1.2.1. Tujuan Umum................................................................................................7
1.2.2. Tujuan Khusus................................................................................................7
1.3. Manfaat..............................................................................................................7
1.3.1. Bagi lahan praktik..........................................................................................7
1.3.2. Bagi institusi pendidikan................................................................................7
1.3.3. Bagi mahasiswa..............................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8
2.1 Rumah Sakit........................................................................................................8
2.1.1. Pengertian Rumah Sakit.................................................................................8
2.1.2. Klasifikasi Rumah Sakit.................................................................................8
2.1.3. Fungsi Rumah Sakit.......................................................................................9
2.1.4. Tugas Rumah Sakit......................................................................................10
2.2. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis..............................................................10
2.2.1. Pengertian Rekam Medis..............................................................................10
2.2.2. Kegunaan Rekam Medis...............................................................................11
2.3. Manajemen Pelayanan Filing...........................................................................12
2.3.1. Pengertian Filing..........................................................................................12
2.3.2. Tugas Pokok Bagian Filing..........................................................................12
2.4. Sistem Dan Sub Sistem Rekam Medis.............................................................13
2.4.1. Sistem Penomoran........................................................................................13
2.4.2. Sistem Penyimpanan Rekam Medis..............................................................15
2.4.3. Sistem Penjajaran Rekam Medis..................................................................16
BAB 3 HASIL KEGATAN..............................................................................................18
3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Wava Husada.................................................19
3
3.2 Gambaran Unit Rekam Medis..........................................................................19
3.3 Gambaran Masalah sistem penomoran Rekam Medis......................................20
BAB 4 PEMBAHASAN..................................................................................................22
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................................24
5.1.Kesimpulan dan Saran..........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
LAMPIRAN.....................................................................................................................27
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
menyebutkan rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan,kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (Wiguna & Safitri, 2019).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun
2013 Bab I pasal 1 tentang penyelenggaraan pekerjaan perekam medis,
menyebutkan bahwa rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Manajemen Pelayanan Rekam Medis adalah kegiatan menjaga,
memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun
elektronik sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktek
dokter klinik, asuransi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatandan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman (Perm
enkes R.I., 2013).
Penyimpanan rekam medis merupakan tempat dimana terdapat ber
kas-berkas yang berisikan catatan yang didalamnya terdapat identitas pasie
n, pencatatan diagnosa, pengobatan pasien dan tindakan yang dilakukan ol
eh pelayanan kesehatan yang bersifat rahasia. Agar formulir rekam medis t
etap aman dan terhindar dari debu dan cairan, maka setiap lembar kertas h
arus dimasukkan ke dalam map atau folder. Dengan demikian maka diperl
5
ukan luas ruangan yang memadai dan lokassi penyimpanan rekam medis y
ang strategis (Listania Aisyah Putri,2021).
Sistem penyimpanan berdasarkan lokasi terdiri dari 2 (dua) cara ya
itu sentralisasi dan desentralisasi. Penyimpanan desentralisasi adalah 4 terj
adi pemisahan antara rekam medis rawat inap dan rawat jalan. Rekam med
is disimpan di suatu tempat penyimpanan yang berbeda. Sedangkan sentral
isasi yaitu penggabungan penyimpanan antara rekam medis rawat jalan da
n rawat inap. Penjajaran adalah sistem penataan rekam medis dalam suatu
sekuens yang khusus agar rujukan dan pengambilan kembali (retrieve) me
njadi mudah dan cepat. Terdapat 3 (tiga) cara dalam sistem penjajaran reka
m medis yaitu sistem alphabetical, alphanumerical, dan numerical. Sedang
kan berdasarkan cara penjajarannya dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu; Straight
Numerical filing (SNF) atau sistem nomor langsung, Midle Digit Filing
(MDF) atau sistem angka tengah, Terminal Digit Filing (TDF) atau sistem
angka akhir (Ritonga dan Sari, 2019).
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama praktik di Rumah
Sakit Wava Husada Kepanjen, masih ditemukan permasalahan terkait
sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen yang berada di rak rekam medis min yaitu penyimpanan berkas
yang tidak sesuai dengan urutan nomor rekam medis dan banyak dokumen
rekam medis yang tertumpuk, sehingga memberikan dampak terhadap
pengambilan berkas rekam medis menjadi sulit. Berdasarkan latar
belakang tersebutlah, maka penulis tertarik mengambil judul laporan kasus
yaitu“Evaluasi Sistem Penyimpanan Pada Istalasi Rekam Medis Di Rumah
Sakit Wava Husada Kepanjen”.
1.2. Tujuan
6
1.2.1. Tujuan Umum
Mengevaluasi sistem penyimpanan dokumen rekam medis min di
Rumah Sakit Wava Kepanjen.
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian i
ni memiliki tujuan penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi pada sistem penyimpanan
rekam medis di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen.
2. Untuk mengetahui penyebab dari masalah yang dihadapi pada sistem p
enyimpanan rekam medis di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Wav
a Husada Kepanjen.
3. Untuk memberikan solusi pemecahan masalah pada pelaksanaan siste
m penyimpanan rekam medis di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit
Wava Husada Kepanjen.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi lahan praktik
Memberikan masukan dan informasi kepada pihak rumah sakit khu
susnya petugas Instalasi Rekam Medis untuk meningkatkan mutu pelayana
n terutama pada sistem penyimpanan rekam medis.
1.3.2. Bagi institusi pendidikan
Laporan berguna sebagai sumber informasi dan bahan bacaan terka
it penyelenggaraan pelayanan di unit Rekam Medis Rumah Sakit Wava
Husada Kepanjen yang berguna bagi pengembangan pengetahuan dan pem
ahaman mahasiswa khususnya tentang keilmuan penyimpanan dan manaje
men rekam medis dan informasi kesehatan.
1.3.3. Bagi mahasiswa
Melalui penyusunan laporan kasus ini mahasiswa dapat meningkat
kan keterampilan dalam penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan serta memperluas wawasan mahasiswa yang diperoleh ten
tang rekam medis dan informasi kesehatan
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
8
D. Rumah Sakit tipe D
Merupakan rumah sakit yang menyediakan pelayanan medis dasar, ha
nya sebatas pada pelayanan kesehatan dasar yakni umum dan kesehat
an gigi. Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis paling
sedikit 2 pelayanan medis dasar (Listiyono, 2015).
2.1.3. Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Dimana untuk
menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum
menyelenggarakan kegiatan :
A. Pelayanan medis
B. Pelayanan dan asuhan keperawatan
C. Pelayanan penunjang medis dan non medis
D. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
E. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
F. Administrasi umum dan keuangan
Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:
A. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seua
i dengan standar pelayanan rumah sakit.
B. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayana
n kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
C. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn.
9
D. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknol
ogi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan d
engan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan
(Listiyono,2015).
2.1.4. Tugas Rumah Sakit
Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan
pasal 1 butir 1 Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping
mengandung pengertian tentang Rumah Sakit, memuat pula rumusan
tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti
disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat” (Endang Wahyati, 2017).
10
dalam rangka palayanan kesehatan. Menurut SK Dirjen Yanmed No. 78
Tahun 1991 dijelaskan bahwa rekam medis merupakan berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan,
diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada
seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit
rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan unit rawat inap.
11
2.3. Manajemen Pelayanan Filing
2.3.1. Pengertian Filing
Filing dalam bidang rekam medis adalah suatu ruangan yang berta
nggung jawab terhadap penyimpanan, retensi dan pemusnahan dokumen r
ekam medis. Selain itu filing juga menyediakan dokumen rekam medis ya
ng telah lengkap isinya sehingga dapat memudahkan penggunaan mencari
informasi sewaktu-waktu jika diperlukan (Simanjuntak et all, 2017) . Men
urut pendapat lain, filing sebagai unit kerja di dalam rekam medis yang tel
ah mendapatkan akreditasi oleh Departemen Kesehatan yang berfungsi bu
kan hanya sebagai tempat penyimpanan berkas rekam medis, namun juga s
ebagai pengaturan dokumen sesuai sistem penataan serta prosedur tertentu
untuk memudahkan proses pendistribusian rekam medis (Lestari, 2016).
12
identitas pribadi pasien yang bersangkutan. Tujuan pemberian nomor reka
m medis adalah petunjuk dari pemilik dokumen rekam medis masing-masi
ng pasien dan identitas pasien, memudahkan dalam penyimpanan dokume
n rekam medis, dan memudahkan dalam menemukan kembali (retrieval) re
kam medis. Sistem pemberian nomor rekam medis pasien ada tiga macam
(Sudra, 2017), yaitu:
A. Serial Numbering System
Serial numbering system yaitu sistem penomoran dimana setiap pa
sien yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu mendapatk
an nomor rekam medis baru. Dalam metode ini Kartu Identitas Berobat
dibutuhkan untuk menelusuri nomor rekam medis pasien dan mencari
KIUP-nya. Keuntungan menggunakan sistem ini yaitu petugas lebih m
udah mengerjakan, perluasan rekam medis mudah dilakukan tanpa bata
s, dan transfer rekam medis inaktif mudah dilakukan karena rekam me
dis berusia tua memiliki nomor rendah. Kelemahan menggunakan siste
m ini yaitu biaya lebih mahal, memerlukan ruang yang lebih banyak da
n membutuhkan waktu lama untuk mencari atau mendapatkan rekam
medis pasien lama karena satu pasien mendapatkan lebih dari satu 17 n
omor rekam medis. Sehingga informasi pelayanan klinisnya menjadi ti
dak berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.
B. Unit Numbering System
Unit Numbering System yaitu sistem penomoran dimana pada saat
pasien datang pertama kali untuk berobat maka pasien akan mendapatk
an satu nomor rekam medis yang mana nomor tersebut akan dipakai se
lamanya untuk kunjungan kunjungan selanjutnya. Rekam medis tersim
pan didalam satu berkas dengan nomor yang sama. Keuntungan siste
m ini adalah informasi pasien tercatat dalam suatu kesatuan berdasarka
n pelayanan yang diberikan/ terintegrasi, dan biaya tidak terlalu mahal
apabila dibandingkan dengan cara seri. Kelemahan menggunakan siste
m ini yaitu pelayanan bisa menjadi lebih lama pada pasien kunjungan
ulang karena pasien harus menunggu untuk dicarikan rekam medisnya
agar bisa digunakan lagi pada kunjungan ulang tersebut, rekam medis
13
menjadi terlalu tebal pada pasien yang sering berkunjung ulang atau pa
sien dengan riwayat rawat inap lama.
C. Serial Unit Numbering System
Serial Unit Numbering System yaitu sistem penomoran dengan mti
dakbungkan sistem seri dan sistem unit. Setiap pasien yang berkunjung
pada sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor baru, tetapi rekam
medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu di bawah nomor y
ang paling baru. Keuntungan menggunakan sistem ini yaitu pasien bisa
dilayani lebih cepat karena tidak perlu menunggu dicarikan rekam med
is terdahulunya dan informasi pasien tercatat dalam suatu kesatuan ber
dasarkan pelayanan yang diberikan/ terintegrasi. Kelemahan sistem ini
yaitu penggunaan nomor rekam medis dan rekam medis menjadi lebih
boros karena satu pasien bisa menggunakan lebih dari satu nomor berg
antung kepada jumlah kunjungannya dan petugas menjadi lebih sibuk s
etelah pelayanan informasi klinis.
14
ihindari dan biaya yang diperlukan lebih sedikit. Data-data pasien ju
ga dapat berkesinambungan karena menyatu dalam satu folder, sehi
ngga riwayat penyakitnya dapat terbaca secara keseluruhan.
15
entrasi di rak penyimpanan nomor besar yaitu rekam medis dengan no
mor terbaru; dan 3) Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sukar di
karenakan tidak mungkin memberikan tugas bagi seorang staf untuk be
rtanggung jawab pada rak-rak penyimpanan tertentu.
B. Midle Digit Filing (MDF)
Suatu sistem penyimpanan rekam medis dengan mensejajarkan rekam
medis bedasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompo
k tengah. Kelebihan Middle Digit Filing yaitu: 1) Memudahkan dalam
pengambilan 100 rekam medis yang nomornya berurutan; 2) Penyebar
an nomor-nomor lebih merata dalam rak penyimpanan, jika dibanding
kan dengan sistem nomor langsung tetapi masih tidak menyamai siste
m angka akhir; dan 3) Petugas penyimpanan, dapat dibagi untuk bertug
as pada section penyimpanan tertentu dengan demikian kekeliruan pen
yimpanan dapat dicegah. Sedangkan kekurangan Middle Digit Filing y
aitu: 1) Memerlukan latihan dan bimbingan yang lebih lama, dan 2) Te
rjadi rak-rak kosong pada beberapa section, apabila rekam medis dialih
kan ke tempat penyimpanan tidak aktif.
C. Terminal Digit Filing (TDF)
Sistem penyimpanan rekam medis dengan mensejajarkan rekam medis
bedasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok akhi
r. Kelebihan Terminal Digit Filing yaitu: 1) Penambahan jumlah rekam
medis selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok (section) didalam
rak penyimpanan; 2) Petugas penyimpanan tidak akan terpaksa berdesa
kan disatu tempat atau section; 3) Jumlah rekam medis untuk setiap se
ction terkontrol dan bisa dihindarkan timbulnya rak-rak kosong; 4) Me
mudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak); dan 5) Ja
rang terjadi kekeliruan membaca angka atau kekeliruan menyimpan.
Kekurangan Terminal Digit Filing yaitu: 1) Latihan dan bimbingan ba
gi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka akhir, mungkin lebih l
ama dibandingkan latihan menggunakan sistem nomor langsung; dan
2) Membutuhkan biaya awal lebih besar karena harus menyiapkan rak
penyimpanan terlebih dahulu
16
BAB 3
HASIL KEGATAN
17
tik dan dilengkapi dengan pelayanan penujang medis 24 jam yang terletak
di Jl. Panglima Sudirman No. 99A Kepanjen – Malang 65163, Jawa Timur
Indonesia. Telp. 0341-393000 Fax. 0341-398398/ 398924 dengan alamat
email info@wavahusada.com dan website https://wavahusada.com/. Ruma
h Sakit Wava Husada juga dikenal sebagai rumah sakit tipe B yang di pim
pin oleh Dr. Dwi Bambang Ari Wibowo selaku Direktur Rumah Sakit Wa
va Husada. Pada tahun 2018, Rumah Sakit Wava Husada sudah terakredita
si paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Visi Rumah Sa
kit adalah menjadi rumah sakit unggulan bertaraf Internasional dalam pela
yanan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Misi Rumah Sakit adalah
untuk menjangkau dan melayani pelanggan secara profesional, dengan niat
berkhidmah atas dasar keimanan dan moral, menyediakan Sumber Daya M
anusia yang Berkompeten dengan Mengutamakan Mutu & Keselamatan P
asien, berinovasi untuk menciptakan produk unggulan yang kompetitif, me
nyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas dengan dukungan teknol
ogi dan digitalisasi. Sedangkan Motto Rumah Sakit adalah “Peduli Pelaya
nan Kesehatan Berkualitas”
18
meningkatkan mutu yang berorientasi kepada keselamatan pasien. Untuk
melaksanakan upaya tersebut, dan karena begitu luasnya cakupan
pengelolaan rekam medis, diperlukan suatu pedoman pelayanan sebagai
dasar dalam melaksanakan kegiatan, yang terangkum Buku Pedoman
Pelayanan Rekam Medis (BPPRM).
19
ngambilan dan pendistribusian berkas rekam medis seingga hal tersebut m
embuat proses pelayannya menjadi lama.
Berdasarkan hasil analisa penyebab terjadinya nomor rekam medis
tidak urut di Rekam Medis Min disebabkan karena faktor sumber daya
manusia dan material. Jika dilihat berdasarkan sumber daya pokok
manajemen yaitu sumber daya manusia, maka disebabkan karena petugas
tidak mengurutkan dokumen Rekam Medis Min. Jika dilihat berdasarkan
dari faktor material (bahan) maka disebabkan karena tidak digunakannya
rak rekam medis yang sesuai urutan sebenarnya. Padahal, dengan adanya
pengurutan berkas rekam medis min maka dapat lebih memudahkan
petugas dalam pencarian berkas rekam medis sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kesulitan mencari berkas rekam medis.
20
BAB 4
PEMBAHASAN
21
menemukan dokumen rekam medis pasien pada rak penyimpanan dan dibuatkan
baru DRM baru oleh petugas. (Mega Putri,2021)
Peneliti menyatakan bahwa dengan adanya berkas rekam medis yang tidak
disimpan sesuai urutan maka akan berdampak ketika akan melakukan pencarian
berkas rekam medis. Selain itu. jumlah rak rekam medis yang kurang dan dipaksa
masuk meskipun rak sudah penuh juga akan mengakibatkan berkas tidak dapat
tersimpan dengan rapi dan hal ini bisa menimbulkan kerusakan pada dokumen
rekam medis. Sehingga, dirasa perlu adanya upaya penatalaksanaan untuk
permasalahan yang terjadi.
Upaya mengatasi hal ini dengan melakukan penyimpanan sesuai dengan
SOP yang berlaku yaitu ditempatkan atau disimpan di tempat yang telah
ditentukan sesuai dengan nomor urut. Dan mungkin perlu adanya penambahan rak
agar tidak ada lagi kasus BRM yang dipaksa masuk meskipun rak sudah penuh.
Upaya lainnya dalam mengatasi kejadian Rekam medis Min, adalah petugas filing
lebih fokus dan teliti merapikan rak penyimpanan dokumen rekam medis.
22
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang berjudul “evaluasi sistem pen
yimpanan pada istalasi rekam medis di rumah sakit wava husada kepanjen”
dapat disimpulkan bahwa penyimpanan dokumen rekam medis memang sud
ah cukup baik dan sesuai teori, namun ada beberapa hal yang tidak sesuai ya
itu:
C. Solusi yang dapat dilakukan adalah menambah fasilitas rak berkas rekam
medis khususnya dibagian rak rekam medis min, untuk memudahkan dal
am penyimpanan maupun pengambilan berkas dan mengevaluasi kepatu
han petugas secara berkala dalam kerapihan rak rekam medis. Dan solusi
lainnya adalah petugas dapat berkoordinasi dari setiap bagian yang berhu
bungan serta meningkatkan kinerja masing-masing bagian, mengikuti re
gulasi dengan baik dan juga saling mengingatkan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti menuliskan saran dengan
harapan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatka
n maupun dapat mempertahankan kualitas pelayanan yaitu sebagai berikut:
23
A. Menambah fasilitas rak khususnya bagian rak rekam medis min agar
tidak ada berkas rekam medis yang tertumpuk dan berdesakan guna u
ntuk memudahkan penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis.
B. Penyimpanan berkas rekam medis di rak medis min harus lebih teliti
agar tidak ada terjadinya salah letak berkas rekam medis guna
mengaktisipasi terjadinya lama dalam pelayanan pasien yang berobat
karena berkas yang tidak ditemukan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Wiguna, A. S., & Safitri, D. R. (2019). Tinjauan Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam
Medis dI RSU Sinar Husni Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi
Kesehatan Imelda, 4(2), 648-654.
Putri, L. A., Fannya, P., Indawati, L., & Putra, D. H. (2022). Gambaran Sistem
Penyimpanan Rekam Medis Di Indonesia (Literature Review). Jurnal Manajemen
Informasi dan Administrasi Kesehatan, 5(1).
25
LAMPIRAN
26