Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

EVALUASI SISTEM PENDAFTARAN PASIEN PADA INSTALASI

RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN

Oleh:

Ceacilia Sabrina Sudarta NIM.31210002

PRODI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA
MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PRODI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG

Laporan Kasus Praktik Kerja Lapangan II

EVALUASI SISTEM PENDAFTARAN PADA INSTALASI RAWAT

JALAN DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN

Tim Penguji:

Dosen Pembimbing Pembimbing Klinik

a Ariyanti, S Tr.Keb.,M.K.M Farma Duana, Amd. Per,Kes

NIDN. 073129302

Mengetahui :

Ka.Prodi D-IV MIK Ketua STIKes Panti Waluya

edhanie Widi A, S.KM., M.Kes Wibowo, S.Kep.,Ns.,M.Biomed.


NIDN. 0706117803 NIDN. 0707106702

alang
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa, yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayahnya sehingga Laporan Kasus Praktik
Kerja Lapangan II yang berjudul: “Evaluasi Sistem Pendaftaran Pasien pada
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen ” ini akhirnya dapat
diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Dwi Bambang Ari Wibowo selaku Direktur Rumah Sakit yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan PKL di unit Rekam Medis di
Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen
2. Bapak Wibowo, S.Kep., Ns.M.Biomed Selaku Ketua STIKes Panti
Waluya Malang
3. Bapak Farma Duana, Amd. Per,Kes selaku Kepala Unit Instalasi Rekam
Medis sekaligus Pembimbing Klinik dari Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen
4. Ibu Wisoedhanie Widi A,S.KM., M.Kes Selaku Ketua Prodi D-IV
Manajemen Informasi Kesehatan STIKes Panti Waluya Malang
5. Bapak Rizal Andriyono Msc. Apt selaku Kepala Bidang Penunjang
Layanan
6. Ibu Rea Ariyanti, S.Tr.Keb.,M.K.M dan Bapak Bhre Diansyah
D.K,S.Tr.Kes.,M.K.M selaku Pembimbing Institusi Prodi
D-IV Manajemen Informasi Kesehatan STIKes Panti Waluya Malang
7. Serta seluruh staf Instalasi Rekam Medis yang banyak membantu serta
mendukung kegiatan PKL
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna perbaikan di kemudian
hari.
Malang, 3 Februari 2023

Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara maksimal yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
PERMENKES No 72 tahun 2016 menjelaskan bahwa rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan rawat gawat darurat. Rumah Sakit sebagai organisasi
badan usaha dibidang kesehatan mempunyai peranan penting dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat di dalam rumah sakit terdapat
beberapa unit,salah satunya adalah unit rekam medis Undang Undang No
44, 2009).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun
2013 Bab I pasal 1 tentang penyelenggaraan pekerjaan perekam medis,
menyebutkan bahwa rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Manajemen Pelayanan Rekam Medis adalah kegiatan menjaga,
memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun
elektronik sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktik
dokter klinik, asuransi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatandan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman.
(Kemenkes RI, 2013).
Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) merupakan salah
satu bagian pelayanan kesehatan yang menangani penerimaan pasien, baik
yang akan berobat jalan maupun yang akan dirawat inap di rumah sakit.
Pelayanan rawat jalan merupakan pelayanan pertama sebagai pintu
gerbang rumah sakit, serta memiliki peran sangat penting dalam
memberikan kesan pertama bagi pasien. Waktu tunggu pasien dalam
pelayanan di TPPRJ merupakan salah satu faktor penting yang akan
menentukan citra awal rumah sakit. Waktu tunggu pasien juga menjadi
salah satu komponen yang potensial sebagai penyebab ketidakpuasan. Jadi
hal yang perlu diperhatikan petugas rekam medis di tempat pendaftaran
pasien adalah kehandalan petugas dalam melakukan pendaftaran yaitu
cepat dan teliti, petugas memastikan pasien mendapatkan apa yang
seharusnya didapatkan, tanggap terhadap keluhan dan berupaya membantu
menyelesaikan masalah serta memberikan informasi yang jelas kepada
pasien. (Romadona, 2018).
Berdasarkan hasil pengamatan selama praktik di RS Wava Husada,
penulis masih menemukan permasalahan terkait pendaftaran. Berdasarkan
latar belakang tersebut lah maka, penulis tertarik untuk mengambil judul
laporan kasus “Evaluasi Sistem Pendaftaran Pasien pada Instalasi Rawat
Jalan di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah
“Bagaimanakah Analisa sistem pendaftaran pasien pada instalasi rawat
jalan di RS Wava Husada Kepanjen?”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem
pendaftaran pasien instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Wava Husada
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi mengenai pelaksanaan
rekam medis elektronik di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.
2. Untuk mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi mengenai
pelaksanaan rekam medis elektronik di Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen
3. Untuk mengetahui solusi dari permasalahan mengenai pelaksanaan
rekam medis elektronik di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi lahan praktik
Sebagai bahan evaluasi dalam sistem pendaftaran pasien dan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terutama pada sistem
pelayanan pasien.
1.4.2 Bagi institusi pendidikan
Laporan berguna sebagai sumber informasi dan bahan untuk
menambah referensi terkait penyelenggaraan pelayanan di unit Rekam
Medis Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen yang berguna bagi
pengembangan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa khususnya
tentang pendaftaran pasien dan manajemen informasi kesehatan.
1.4.3 Bagi mahasiswa
Penyusunan laporan kasus ini mahasiswa dapat meningkatkan
pengetahuan terkait evaluasi sistem pendaftaran pasien pada unit rawat
jalan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Sakit
2.1.1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2018 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2.1.2. Tipe Rumah Sakit


Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
berdasarkan jenis pelayanannya dapat digolongkan menjadi Rumah Sakit
Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang danjenis penyakit dan Rumah Sakit Khusus adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit
atau kekhususan lainnya. Sedangkan, dari kemampuan yang dimiliki,
rumah sakit di Indonesia dibedakan atas lima macam yakni:
A. Rumah Sakit Kelas A
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
dan subspesialis luas. Oleh pemerintah, rumah sakit kelas ini telah
ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi atau disebut
pula sebagai rumah sakit pusat.
B. Rumah Sakit Kelas
Rumah sakit yang mampu memberiakn pelayanan kedokteran spesialis
luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan rumah sakit kelas ini
didirikan di setiap provinsi yang menampung pelayanan rujukan.
C. Rumah Sakit Kelas C
Rumah sakit yang memberikan pelayanan spesialis terbatas. Pada saat
ini ada empat macam pelayanan spesialis ini yang disediakan yakni
pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak
serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit ini
menampung pelayanan dari puskesmas
D. Rumah Sakit Kelas D
Rumah sakit yang hanya memberikan pelayanan kedokteran umum
dan kedokteran gigi.
E. Rumah Sakit Kelas E
Berdasarkan pengelolaannya, rumah sakit dibagi atas (Sultan,2018) :
F. Rumah Sakit Publik
Rumah sakit publik merupakan rumah sakit umum milik pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Rumah sakit umum pemerintah dapat
dibedakan berdasarkan unsur pelayanan ketenagaan, fisik dan
peralatan menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum kelas a, b, c,
dan d
Rumah sakit swasta, terdiri atas :
A. Rumah sakit umum swasta pratama, yaitu rumah sakit umum swasta
yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan
rumah sakit pemerintah kelas d.
B. Rumah sakit umum swasta madya, yaitu rumah sakit umum swasta
yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik
dalam empat cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas c.
C. Rumah sakit umum swasta utama, yaitu rumah sakit umum swasta
yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan
sub spesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas b.

2.1.3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit


Pelayanan yang ada di rumah sakit adalah (Alfiana,2019) :
A. Pelayanan rawat inap
B. Pelayanan rawat jalan
1. Poliklinik umum
2. Poliklinik bedah
3. Poliklinik penyakit dalam
4. Poliklinik gigi
5. Poliklinik bkia
6. Penunjang Medis
7. Instalasi gawat darurat
8. Instalasi bedah dan anestasi
9. Unit farmasi
10. Sub unit radiologi
11. Sub unit laboratorium
12. Unit rekam medis
13. Sub unit gizi
14. Unit pemulasaran jenazah
2.1.4. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit memiliki tugas dan fungsi berdasarkan undang-
undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Tugas rumah sakit adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan, rumah sakit juga mempunyai
tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
(Kristiana, 2020). Sedangkan untuk fungsi rumah sakit adalah:
A. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
B. Pemeliharaan dan peningkataan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
C. Pelayanan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
D. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
Kesehatan.
2.1.5. Tujuan Rumah Sakit
Menurut UU No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit tujuan rumah sakit
adalah:
A. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
B. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
C. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
D. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

2.2. Rekam Medis


2.2.1. Definisi Rekam Medis
Guna mendokumentasikan dengan baik setiap tindakan pelayanan
di instalasi rawat jalan maka diperlukan berkas rekam medis yang berupa
formulir ataupun lembaran-lembaran untuk mencatat semua tindakan yang
dilakukan oleh dokter kepada pasien. Permenkes RI Nomor
269/Menkes/Per/III/2008, disebutkan bahwa rekam medis merupakan
berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien ataupun yang diterima pasien. Fungsi dokumen
rekam medis bagi rumah sakit adalah sebagai sumber ingatan dan sebagai
sumber informasi dalam rangka melaksanakan perencanaan,
penganalisaan, pengambilan keputusan, penilaian dan dipertanggung
jawabkan dengan sebaik-baiknya, untuk mendukung terciptanya
keberhasilan penyimpanan, pengamatan, dan pemeliharaan dokumen
rekam medis diperlukan adanya ketentuan pokok kearsipan yaitu tempat,
sarana prasarana, pemeliharaan dokumen dari bahaya dan kerusakan
(Sandika, Widya & Ernianita, 2019).
2.2.2. Tujuan dan Fungsi Rekam Medis
Tujuan dilaksanakannya rekam medis adalah untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi rumah sakit agar berhasil sebagaimana
yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu
faktor yang menetukan dalam upaya pelayanan kesehatan yang
bermutu di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan
rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah
sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan manfaat
rekam medis secara umum menurut Depkes RI, 1997 yaitu:
A. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnya
yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan pengobatan,
serta perawatan terhadap pasien.
B. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
C. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,
perkembanganpenyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung atau
dirawat di rumah sakit.
D. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
E. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum.
2.2.3. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medik dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain:
A. Aspek Administrasi Berkas rekam medik mempunyai nilai
administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan
wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medik dan paramedik
dalam mencapai tujuan kesehatan.
B. Aspek Hukum Sedangkan suatu berkas rekam medik mempunyai nilai
hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian
hukum atas dasar keadilan, atas dasar usaha menegakkan hukum serta
penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
C. Aspek Keuangan Berkas rekam medik mempunyai nilai keuangan,
karena isinya mengandung data dan informasi yang dapat
dipergunakan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan rumah
sakit yang dapat dipertanggungjawabkan.
D. Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai
penelitian, karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat
dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu dibidang
kesehatan.
E. Aspek Pendidikan Berkas rekam medik mempunyai nilai pendidikan,
karena isinya menyangkut data atau informasi tentang kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat dipergunakan untuk bahan referensi pengajaran di
bidang profesi si pemakai.
F. Aspek Dokumentasi Dan berkas rekam medik mempunyai nilai
dokumetasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan
laporan rumah sakit.

2.3. Konsep Pendaftaran Pasien


2.3.1. Definisi Pendaftaran Pasien
Pendaftaran pasien rawat jalan merupakan bagian yang
bertanggung jawab terhadap data dan informasi identitas pasien rawat
jalan (Direktorat Jendral Pelayanan Medik, 1997). rawat jalan adalah
pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit.
(560/MENKES/SK/IV/2003).
2.3.2. Tujuan dan Fungsi Pendaftaran Pasien
A. Berperan penting dalam menyediakan data catatan medis pasien.
B. Melayani pasien rawat jalan dan mendaftarkan pasien baru maupun
lama baik pasien umum ataupun asuransi yaitu tempat pendaftaran
rawat jalan (TPPRJ).
C. Menerima pasien yang berobat di rawat jalan dan mencatat pendaftaran
pasien (registrasi)
D. Memberi informasi tentang pelayanan-pelayanan di rumah sakit yang
bersangkutan, sehingga dapat memberikan kesan kepada pasien
terhadap mutu pelayanan secara umum.
2.3.3. Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen
yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit.
Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain
membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat
diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan
teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data
dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi
dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah,
pengelolaan data juga menjadi lebih akurat (Handoyo, 2008). Data yang
akurat bila diproses akan menghasilkan informasi yang akurat. Informasi
akurat sangat berguna untuk membuat keputusan, baik bagi manajemen
maupun yang lain (Wahyu, 2004). Sistem pendaftaran berbasis komputer
di RS Wava Husada Kepanjen berjalan dengan baik, hanya terjadi sedikit
permasalahan terkait pendaftaran pasien dengan jadwal kontrol ganda
sehingga petugas diwajibkan untuk mengubah salah satu dari tanggal
kontrol pasien tersebut untuk didaftarkan pada tanggal yang berbeda.
BAB III
HASIL

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Wava Husada


Rumah Sakit Wava Husada adalah sebuah rumah sakit umum
dengan pelayanan kesehatan mulai dari bersifat umum sampai dengan
spresialsitik dan dilengkapi dengan pelayanan penujang medis 24 jam
yang terletak di Jl. Panglima Sudirman No. 99A Kepanjen – Malang
65163, Jawa Timur, Indonesia. Telp. 0341-393000 Fax. 0341-398398/
398924 dengan alamat email info@wavahusada.com dan website
https://wavahusada.com/. Rumah Sakit Wava Husada juga dikenal sebagai
rumah sakit tipe B yang di pimpin oleh Dr. Dwi Bambang Ari Wibowo
selaku Direktur Rumah Sakit Wava Husada. Pada tahun 2018, Rumah
Sakit Wava Husada sudah terakreditasi paripurna oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS). Visi Rumah Sakit adalah menjadi rumah sakit
unggulan bertaraf Internasional dalam pelayanan untuk mencapai
kepuasan pelanggan. Misi Rumah Sakit adalah menjangkau dan melayani
pelanggan secara profesional, dengan niat berkhidmah atas dasar keimanan
dan moral, menyediakan Sumber Daya Manusia yang Berkompeten
dengan Mengutamakan Mutu & Keselamatan Pasien, berinovasi untuk
menciptakan produk unggulan yang kompetitif, dan menyediakan
prasarana dan sarana yang berkualitas dengan dukungan teknologi dan
digitalisasi. Sedangkan, Motto Rumah Sakit adalah “Peduli Pelayanan
Kesehatan Berkualitas”.
3.2 Gambaran Unit Rekam Medis Rumah Sakit Wava Husada
Penyelenggaraan pelayanan rekam medis merupakan proses
kegiatan yang dimulai saat pasien diterima di rumah sakit, sampai
dengan pencatatan data medis selama pasien mendapatkan pelayanan
medis. Kegiatan dilanjutkan dengan penanganan rekam medis yang
meliputi kegiatan pengolahan rekam medis, yaitu Assembling
(perakitan), Coding (pengkodean), Indexing (tabulasi data),
Reporting (pelaporan) dan Koresponedensi (surat-menyurat tentang
rekam medis). Sistem pengawasan terhadap keamanan dan
kerahasiaan rekam medis juga menjadi satu hal yang tidak boleh
diabaikan. Melalui kegiatan penyimpanan rekam medis dengan
pengelolaan yang baik, yang terdiri dari Penyimpanan, Distribusi,
Retrieval, Retensi dan Pemusnahan, rekam medis dapat terlindung
dari kehilanagan, kerusakan dan penyalahgunaan oleh pihak yang
tidak berhak.

3.3 Gambaran Evaluasi Sistem Pendaftaran


Sistem Pendaftaran di Rumah Sakit Wava Husada diketahui menggunakan
sistem elektronik atau menggunakan komputer, tugas pokoknya yaitu menerima
pendaftaran pasien yang akan berobat di rawat jalan, melakukan pencatatan
pendaftaran registrasi dan menyediakan formulir-formulir rekam medis. Bagi
pasien yang baru pertama kali berobat disebut pasien baru dan pasien datang pada
kunjungan berikutnya disebut pasien lama. Penerapan sistem Pendaftaran secara
elektronik ini akan mempercepat pelayanan pada pasien di tempat pendaftaran,
sehingga kepuasan pasien meningkat, memudahkan mendapatkan laporan pasien
perharinya serta akan mutu pelayanan di Rumah Sakit Wava Husada.

Sistem pendaftaran Pasien berbasis komputer di RS Wava Husada


Kepanjen telah dilakukan dan telah di install sistem pendaftaran yang dibutuhkan.
Tahap sosialisasi perancangan sistem registrasi telah dilakukan. Panduan
penggunaan software telah diberikan. Adanya tingkatan user didalam sistem
tersebut sehingga bisa mengetahui siapa yang menjadi pelayanan pasien yang
terbaik dalam melayani pasien dan juga pihak rumah sakit dapat mengetahui
tentang kondisi pasien saat ini dengan melihat riwayat kesehatan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Rumah Sakit Wava


Husada, permasalahan pokok yang terjadi terkait pendaftaran pasien adalah
adanya banyaknya jumlah kunjungan pasien dalam sehari membuat petugas harus
bekerja dengan cepat sehingga terkadang terdapat kelalaian dalam pengisian data
seperti ketidak lengkapan data pasien, juga adanya jadwal rencana kontrol pasien
ganda di poli yang berbeda tetapi dengan tanggal yang sama, sehingga petugas
diwajibkan untuk mengubah salah satu tanggal rencana kontrol pasien tersebut
untuk didaftarkan pada tanggal yang berbeda, hal tersebut akan berdampak bagi
pasien yaitu harus kembali berobat ditanggal yang berbeda yang menyebabkan
timbulnya ketidakefektifan waktu pelayanan. Solusi yang tepat pada permasalahan
tersebut yaitu adanya peningkatan maintance pada aplikasi SIM RS di Rumah
Sakit Wava Husada secara berkala, dan mengoptimalkan jumlah petugas dan
memberikan pelatihan kepada petugas pada bagian pendaftaran, supaya
permasalahan yang ada disana dapat teratasi. Hal tersebut sebagai upaya rumah
sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

Diketahui bahwa penyebab dari ketidaklengkapan dalam pengisian


identitas pasien adalah karena banyaknya jumlah kunjungan pasien dalam sehari
membuat petugas harus bekerja dengan cepat sehingga terkadang terdapat
kelalaian dan ketidaklengkapan dalam pengisian data. permasalahan lain yang
terjadi adalah ketika pasien tidak dapat kontrol di hari yang sama meskipun di poli
dan jam yang berbeda adalah karena adanya sistem dan peraturan BPJS yang
mengacu pada 1 pelayanan saja pada 1 hari, berbeda dengan pasien umum yang
bebas melakukan kunjungan poli tanpa ada ketentuan minimum kunjungan di
Rumah Sakit. (Penyebab terrjadi permasalahan mengapa pasien tdk dpat control
di hari yg sama meskipun di poli dan jam yg berbeda)
BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil pengamatan selama praktik kerja lapangan di RS Wava Husada,


menunjukkan rata-rata kelengkapan dan ketepatan data yang dihasilkan dari
proses pendaftaran pasien rawat jalan berjalan dengan baik, tidak hanya itu
petugas dalam proses pendaftaran pasien rawat jalan juga memperhatikan
keramahan dan tidak lupa mengucapkan salam kepada pasien atau keluarganya,
petugas menanyakan tujuan dan keadaan pasien, meminta Kartu Identitas
Berobat (KIB) dan menanyakan poliklinik yang dituju, dan mendistribusikan
dokumen rekam medis ke unit rawat jalan yang dituju oleh pasien. Berdasarkan
pengamatan peneliti terdapat beberapa masalah terkait pendaftaran pasien
dengan rencana kontrol yang ganda di hari yang sama, yaitu sistem penerapan
BPJS yang tidak bisa mendaftarkan pasien secara bersamaan, dan kelalaian
dalam pengisian data seperti terdapat ketidaklengkapan dalam pengisian
identitas pasien.

Hasil temuan penelitian bahwa kendala internal yang menghambat


sistem pendaftaran rawat jalan adalah sistem aplikasi rawat jalan yang tidak
bisa mendaftarkan rencana kontrol pasien ganda secara bersamaan pada poli
yang berbeda, sehingga terjadi gagalnya menginput data pendaftaran pasien.
Kendala yang kedua adalah banyaknya jumlah kunjungan pasien dalam sehari
membuat petugas harus bekerja dengan cepat sehingga terkadang terdapat
kelalaian dan ketidaklengkapan dalam pengisian data.

Diketahui bahwa penyebab dari ketidaklengkapan dalam pengisian


identitas pasien adalah karena petugas yang kurang teliti dalam pengisian data
identitas pasien tersebut dan penyebab lain dari kasus gagalnya mendaftarkan
pasien yang hendak melakukan lebih dari satu kunjungan kontrol di hari yang
sama meskipun di jam yang berbeda karena adanya sistem dan peraturan BPJS
yang mengacu pada 1 pelayanan saja pada 1 hari, berbeda dengan pasien umum
yang bebas melakukan kunjungan poli tanpa ada ketentuan minimum kunjungan
di Rumah Sakit. Paragraph ke2 membahas mengenai teori terkait penybab itu,
apakah benar penyebab dari kasus tsbt sesuai dgn teori atau tdk

Berdasarkan hasil temuan penelitian di lapangan adapun upaya yang telah


dilakukan oleh Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen dalam mengatasi
permasalahan tersebut yaitu peningkatan maintance pada aplikasi SIM RS di
Rumah Sakit Wava Husada secara berkala, agar petugas dapat melakukan
pelayanan secara cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan banyaknya
kunjungan pasien dan upaya mengatasi rencana kontrol pasien ganda adalah
dengan cara menetapkan tanggal rencana kontrol lainnya secara terpisah, hal
tersebut dilakukan agar pasien tetap dapat berkunjung dan berobat sekaligus
menjadi upaya Rumah Sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Membahas mengenai solusi mengambil dari jurnal

Bagian pelayanan rumah sakit merupakan awal dari sebuah keberhasilan


atau berkualitasnya sebuah rumah sakit, karena dibutuhkan sebuah informasi
yang cepat dan tepat sehingga pengolahan data dan pelayanan pendaftaran
di rumah sakit membutuhkan sebuah teknologi guna menunjang penyampian
informasi kepada pasien atau fasilitas yang ada pada rumah sakit. Pengolahan
dan pelayanan pendaftaran merupakan syarat mutlak agar rumah sakit
memberikan pelayanan yang optimal (Kholifatun, 2013).

Pelaksanaan pendaftaran pasien rawat jalan yang sudah menggunakan


sistem komputer membuat petugas dalam memasukkan data/informasi pasien
menjadi lebih mudah, keuntungan lain dalam menggunakan sistem informasi
program komputer, diantaranya adalah kemudahan input data pasien karena
dengan adanya program ini pengisian identitas pasien seperti nama pasien, jenis
kelamin, agama, pekerjaan maupun nama perusahaan cukup dengan memilih saja
tanpa perlu mengetiknya lagi, memberikan kemudahan dalam pengisian kartu
berobat pasien maupun kunjungan pasien, serta menciptakan keakuratan dan
keamanan data. Kelengkapan dan ketepatan data merupakan output yang
dihasilkan dari proses penyelenggaraan pendaftaran pasien rawat jalan yang telah
dilaksanakan. Menurut S. Indradi (2014), data yang dihasilkan dari proses
penyelenggaraan pendaftaran pasien rawat jalan meliputi:
a. Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat lengkap,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan.

b. Cara pembayaran pasien meliputi: BPJS, asuransi, bayar sendiri, keringanan,


gratis.

c. Jenis kunjungan pasien, pasien baru atau pasien lama

d. Ketepatan poli yang dituju pasien


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang berjudul “Evaluasi sitem
pendaftaran pasien rawat jalan di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen “dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pendaftaran pasien memang sudah cukup baik
dan sesuai dengan standart yang ada. Adapun kesimpulan dari laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan internal yang menghambat sistem pendaftaran rawat jalan
adalah sistem aplikasi rawat jalan yang tidak bisa mendaftarkan rencana
kontrol pasien ganda secara bersamaan pada poli yang berbeda, banyaknya
jumlah kunjungan pasien dalam sehari membuat petugas harus bekerja
dengan cepat sehingga terkadang terdapat kelalaian dan ketidaklengkapan
dalam pengisian data. Dari permasalahan ini solusi yang tepat adalah
mengoptimalkan jumlah petugas dan memberikan pelatihan kepada petugas
dalam mengangani masalah tersebut.
2. Tambahkan penyebabnya apa
3. Solusi

5.2 Saran

Saran terkait permasalahan ( ambil dari solusi )

Anda mungkin juga menyukai