Anda di halaman 1dari 14

DISUSUN OLEH :

NAMA : IFRANADA MARLIA SINAGA


PANGKAT/GOLONGAN : PELAKSANA/TERAMPIL-PERAWAT/II/C
NIP : 199709042022032005
PENGAMPU MATERI : Dr. HIRONYMUS GHODANG, S.Pd.,M.Si.,CA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI


SUMATERA UTARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulis merupakan CPNS angkatan 2021 di RSUD TARUTUNG KAB. TAPANULI UTARA.
Penulis merupakan perawat yang pada awal pengangkatan ditugaskan menjadi perawat pelaksana di
ruang rawat inap.
Menurut WHO (World Health Organization), definisi rumah sakit adalah integral dari satu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (Komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (Preventif) kepada masyarakat. Rumah
Sakit Umum Daerah Tarutung merupakan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B yang menjadi salah
satu Rumah Sakit rujukan yang terletak di wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Rumah Sakit ini
memberikan pelayanan kedokteran spesialistik, yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dasar,
dokter spesialis penunjang, dan dokter spesialis lainnya. Di RSUD TARUTUNG juga ada terdapat
fasilitas lain diantaranya ruang UGD, ruang Farmasi, ruang Laboratorium, ruang Rekam Medik, ruang
Poliklinik, ruang Rawat Inap, ruang VK, ruang Isolasi,radiologi, unit Kasir, unit Gizi dan unit
Laundry.
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dan diberikan
wewenang untuk memberikan pelayanan keperawatan pada instansi kesehatan di tempat atau ruang
dia bekerja.
Selama ditugaskan menjadi salah satu perawat pelaksana di rumah sakit, ada beberapa temuan
permasalahan yang sering terjadi saat ini di RSUD TARUTUNG antara lain :
 Permasalahan 1 : Kurangnya pengetahuan perawat dalam memilah sampah medis dan non
medis di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD TARUTUNG Kab. Tapanuli Utara
Rumah sakit sudah seharusnya peduli lingkungan demi mewujudkan kesehatan masyarakat.
Rumah sakit dan tenaga medis memiliki peran penting dan tanggung jawab sebagai fungsi
preventif terhadap lingkungan. Salah satunya kepedulian dalam mengolah sampah. Sampah di
rumah sakit terdiri dari sampah medis dan non medis. Limbah medis sangat penting untuk dikelola
secara benar, hal ini mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
beracun.
Sumber : Dokumentasi pribadi
Berdasarkan dari foto diatas diketahui bahwa kurang nya pengetahuan pekerja dirumah sakit
khususnya perawat diruangan dalam memilah sampah medis atau non medis sehingga dari
tindakan perawat ini akan mengakibatkan petugas yang bertugas untuk menangani sampah
dirumah sakit dapat terkontaminasi dengan darah ataupun cairan tubuh pasien dimana itu sangat
berbahaya

 Permasalahan 2 : Rendahnya pengetahuan keluarga pasien tentang jam berkunjung di RSUD


TARUTUNG Kab.Tapanuli Utara
Jam berkunjung yang sudah menjadi ketentuan dari rumah sakit. Tujuannya agar pasien tidak
terlalu terganggu. Hal ini dilakukan demi mencegah terjadinya penularan penyakit dan
meningkatkan kenyamanan para pasien rawat inap.

Gambar : ramai keluarga pasien yg ingin berkunjung di lobby rumah sakit diluar jam berkunjung.
Sumber : dokumnetasi pribadi
Berdasarkan dari pernyataan dari salah satu keluarga yg berkunjung bahwasanya mereka
tidak tahu ada diberlakukan jam berkunjung. petugas keamanan dirumah sakit juga mengeluh ada
saja keluarga pasien yg berkunjung diluar jam berkunjung. Sehingga hal itu dapat menggangu
kenyaman pasien untuk istirahat.

 Permasalahan 3 : Rendahnya tingkat kebersihan ruangan pasien di Ruang Rawat Inap Dahlia
RSUD TARUTUNG
Kebersihan ruang perawatan pasien merupakan salah satu komponen dalam kewaspadaan
standar, mutlak dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan pasien selama masa perawatan
dan menjalani pengobatan. Sangat penting sebagai seorang perawat untuk membuat ruang
perawatan pasien senyaman mungkin dengan mengatur suhu ruangan, mempertahankan ventilasi
yang cukup, menghindarkan dari bau yang tidak sedap dan menjaga kebersihan serta menjaga
kamar/ruangan tetap rapi dan teratur sehingga membuat pasien akan merasa lebih nyaman dalam
perawatan.

Gambar : ulasan dari google terkait RSUDTARUTUNG dan keluhan pasien kepada perawat
Berdasarkan bukti dari screenchot whatsapp dan ulasan di google bahwanya pasien merasa
tidak puas dengan kebersihan ruangan pasien. Hal ini bisa mebuat pasien tidak nyaman berada
diruangan.
 Permasalahan 4 : Rendahnya tingkat kunjungan kontrol di poliklinik penyakit dalam di
RSUD TARUTUNG.

Data Kontrol Ulang Poliklinik Penyakit Dalam 3 Bulan Terakhir (Februari,Maret,April)

FEBRUARI MARET APRIL


1355 pasien 1115 pasien 879 pasien

Sumber: Dokumentasi poliklinik RSUD TARUTUNG

 Permasalahan 5 : Ketidaktepatan waktu kedatangan dokter spesialis di Poliklinik RSUD


TARUTUNG .
Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu
merupakan hal yang sensitif, dalam arti waktu tunggu berisiko menyebabkan mutu pelayanan
kesehatan disebuah rumah sakit menurun.

Berdasarkan dari ulasan diatas bahwa pasien tidak merasa puas atas pelayanan di poliklinik
dikarenakan waktu tunggu dokter spesialis yang tidak sesuai dengan jadwal seharusnya.
Berdasarkan permasalahan di unit kerja saya, maka diperlukan adanya bentuk upaya
penanggulangan yang invasif, efisien dan efektif agar pelaksanaan manajemen pelayanan,
penunjang, umum dan sumber daya manusia di RSUD TARUTUNG dapat tertangani dan
terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Adapun kegiatan yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut :
 Melakukan sosialisasi tentang pemilahan sampah medis dan non medis kepada perawat
ruangan
 Membuat informasi perihal jam berkunjung dirumah sakit melalui sosial media, dan
melalui pengumuman tertulis.
 Melakukan gotong royang minimal seminggu sekali
 Membagikan jadwal kontrol di poliklinik melalui sosial media
 Mengkoordinasi dengan dokter spesialis tentang jadwal praktik

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Perawat pelaksana adalah seorang tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dan diberikan
wewenang untuk memberikan pelayanan keperawatan pada instansi kesehatan di tempat atau ruang
dia bekerja.
Uraian Tugas Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap
 Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
 Menerima pasien baru sesuai sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
 Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai.
 Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan sesuai batas
kewenangannya.
 Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
 Menyusun rencana keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan batas kemampuannya
antara lain Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan, Memberi
penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakitnya.
 Melatih /membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
 Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain panas tinggi, kolaps, pendarahan,
keracunan, henti nafas dan henti jantung), sesuai dengan protap yang berlaku selanjutnya
segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter
jaga.
 Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
 Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan
hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.
 Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
 Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergiliran sesuai jadwal
dinas.
 Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara lain melalui
pertemuan ilmiah dan penataran atas izin /persetujuan atasan.
 Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan
benar sesuai standar asuhan keperawatan.
 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tertulis,
pada saat penggantian dinas.
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan kebutuhan pasien mengenai Program diet, Pengobatan yang perlu dilanjutkan
dan cara penggunaannya, Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas dan
institusi kesehatan ini, Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang
bergizi, atau bahan, pengganti sesuai dengan keadaan social ekonomi.
 Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti Kursi Roda, Tongkat
penyangga.
 Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah, misalnya Merawat
luka, Melatih anggota gerak
 Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administrasi, seperti Surat Izin Pulang, Surat Keterangan Istirahat, Petunjuk
Diet, Resep obat untuk dibawa pulang, Surat rujukan atau pemeriksaan ulang, Dan lain –
lain.
BAB II
IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

Berdasarkan latar belakang terdapat 5 (lima) isu permasalahan yang terjadi di unit kerja saya
(RSUD TARUTUNG, KAB TAPANULI UTARA).
Isu pertama yaitu kurangnya pengetahuan perawat dalam memilah sampah medis dan non
medis di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD TARUTUNG Kab. Tapanuli Utara. Berdasarkan foto
diatas bahwa masih banyak ditemukan sampah- sampah yang tidak berada pada tempat yang sudah
disediakan berdasarkan jenisnya dan tempat sampah khusus untuk benda tajam dibiarkan terbuka. Hal
ini dapat mengakibatkan petugas yang bertugas untuk menangani sampah dirumah sakit dapat
terkontaminasi dengan darah ataupun cairan tubuh pasien dimana itu sangat berbahaya...
Isu kedua rendahnya pengetahuan keluarga pasien tentang jam berkunjung di RSUD
TARUTUNG . berdasarkan dari foto diatas masih banyak pengunjung rumah sakit yang ingin
mengunjungi pasien diluar jam berkunjung yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit hal ini dapat
mengganggu jam istirahat pasien dan menggangu perawat untuk melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien
Isu ketiga yaitu rendahnya tingkat kebersihan ruangan pasien di Ruang Rawat Inap Dahlia
RSUD TARUTUNG. Berdasarkan dari screenshot whatsapp dan ulasan dari google tentang RSUD
TARUTUNG bahwa kurangnya kebersihan ruangan pasien yang mengakibatkan ketidaknyamanan
pasien selama perawatan di rawat inap.
Isu ke empat yaitu Rendahnya tingkat kunjungan kontrol di poliklinik penyakit dalam di RSUD
TARUTUNG. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada 3 bulan terakhir jumlah
kunjungan di poliklinik penyakit dalam mengalami penurunan.
Isu kelima yaitu ketidaktepatan waktu kedatangan dokter spesialis di Poliklinik RSUD
TARUTUNG . berdasarkan ulasan dari google didapatkan bahwa waktu tunggu kedatang dokter
spesialis tidak sesuai dengan jadwal. Sehingga membuat pasien menunggu lama.
Hasil identifikasi isu yang saya temui di RSUD TARUTUNG KAB.TAPANULI UTARA
sesuai dengan tupoksi saya sebagai perawat pelaksana.
Untuk menentukan sumber isu dan penyebab isu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1
Permasalahan, Sumber Isu dan Penyebab di RSUD TARUTUNG KAB. TAPANULI UTARA

No Isu Sumber Isu Penyebab Isu


1. Kurangnya pengetahuan perawat dalam Pelayanan publik  Tidak ikut berpartisipasi dalam
memilah sampah medis dan non medis di pelatihan program dari PPI
Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD (Pencegahan dan Pengendalian
TARUTUNG Kab. Tapanuli Utara Infeksi)yg diselenggarakan di
rumah sakit
 Kurangnya kepedulian perawat
dalam membuang sampah yang
baik dan benar
 Kurangnya perawat untuk
memperhatikan spesifikasi
tempat pembuangan sampah

2. Rendahnya pengetahuan keluarga pasien Pelayananpublik  Kurang informasi perihal jam


tentang jam berkunjung di RSUD berkunjung dirumah sakit
TARUTUNG .  Tidak maksimal nya penjagaan
petugas keamanan di pintu
masuk utama
 Faktor kebiasaan

3. Rendahnya tingkat kebersihan ruangan Pelayananpublik  Kurangnya jumlah petugas


pasien di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD kebersihan
TARUTUNG  Kurangnya sosialisasi ke pasien
atau keluarga pasien agar tetap
menjaga keberihan ruangan
 Petugas perawat kurang
melakukan Standar Operasional
Prosedur (SOP) ketika berada di
ruang perawatan pasien.
4. Rendahnya tingkat kunjungan kontrol di Pelayananpublik  Sikap petugas yang tidak ramah,
poliklinik penyakit dalam di RSUD cuek, sombong,cuek, kurang
TARUTUNG. tanggap dalam memberikan
pelayanan
 Ketidaklengkapan sarana dan
prasarana
 Kurang nya informasi terkait
jadwal kontrol poliklinik

5. Ketidaktepatan waktu kedatangan dokter Pelayanan publik  Kesibukan dokter spesialis


spesialis di Poliklinik RSUD  Ketidaksesuaian pengaturan jam
TARUTUNG . praktek
 Ketidaksesuaian jam visit di
ruangan dan jam di poliklinik

Berdasarkan identifikasi isu, sumber isu dan penyebab isu maka untuk menetukan isu
terpilih penulis menggunakan 2 (dua) teknik analisis isu yaitu APKL (Aktual, Problematik,
kekhalayakan dan Kelayakan) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menguji
kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya.
Aktual, artinya isu tersebut benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Problematik, artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu segera dicari solusinya secara komprehensif. Kekhalayakan, artinya isu tersebut
menyangkut hajat hidup orang banyak. Dan kelayakan, artinya isu tersebut masuk akal,
realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 2.2
Analisis isu dengan teknik APKL

Kriteria APKL
No. Isu Keterangan
A P K L
1. Kurangnya pengetahuan perawat dalam memilah sampah √ √ √ √ Memenuhi
medis dan non medis di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD
TARUTUNG Kab. Tapanuli Utara

2. Rendahnya pengetahuan keluarga pasien tentang jam Tidak


berkunjung di RSUD TARUTUNG . √ √ x √ Memenuhi
3. Rendahnya tingkat kebersihan ruangan pasien di Ruang Rawat √ √ x x Tidak
Inap Dahlia RSUD TARUTUNG Memenuhi
4. Rendahnya tingkat kunjungan kontrol di poliklinik penyakit √ √ √ √ Memenuhi
dalam di RSUD TARUTUNG.
5. ketidaktepatan waktu kedatangan dokter spesialis di Poliklinik √ √ √ √ Memenuhi
RSUD TARUTUNG .

Berdasarkan hasil analisis teknik APKL diatas, dari 5 (lima) isu permasalahan yang ada, dapat
dikatakan bahwa isu atau permasalahan kedua dan ketiga tidak memenuhi kriteria APKL.
Untuk isu nomor 2 (dua) yaitu tidak memenuhi kriteria APKL dalam unsur K (kekhalayakan).
Hal ini dikarenakan permasalahan yang terjadi hanya sebatas menyangkut jam berkunjung dirumah
sakit , tidak menyangkut atau berpegaruh pada diri pasien secara langsung. Untuk itu penulis
berkoordinasi langsung dengan penanggungjawab petugas keamanan agar lebih ditingatkan lagi
penjagaan di pintu masuk utama.
Untuk isu nomor 3 (tiga) yaitu tidak memenuhi kriteria APKL dalam unsur L (kelayakan) dan
K (Kekhalayakan). Hal ini dikarenakan permasalahan yang terjadi sebenarnya setiap petugas
kebersihan atau perawat ruangan yang berada di ruang pasien sudah melakukan kebersihan
diruangan pasien. Hanya saja penulis masih perlu terus melakukan evaluasi dalam hal pemantauan
kebersihan ruangan pasien. Dalam permasalahan ini juga tidak menyangkutpada hajat hidup orang
banyak
Untuk isu-isu yang memenuhi kriteria APKL adalah isu nomor 1 (satu) yaitu. Untuk isu ini
termasuk dalam kriteria APKL karena Aktual (A) hal ini masih terjadi hingga saat ini, Problematik
(P) ketidaktahuan dalam memilah sampah dapat berdampak buruk pada orang lain, Kekhalayakan
(K) permasalahan ini menyangkut hajat hidup orang banyak, dan kriteria Layak (L) permasalahan
pemilahan sampah ini masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Untuk isu nomor 4 (tiga) yaitu Untuk isu ini termasuk dalam kriteria APKL karena Aktual (A)
hal ini masih terjadi hingga saat ini, Problematik (P) karena tidak teratur kontrol ke poliklinik akan
berdampak buruk pada pasien, Kekhalayakan (K) permasalahan ini menyangkut hajat hidup orang
banyak, dan kriteria Layak (L) permasalahan rendahnya pasien kontrol ulang ini masuk akal, realistis,
relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Untuk isu nomor 5 (lima) yaitu Untuk isu ini termasuk dalam kriteria APKL karena Aktual (A)
hal ini masih terjadi hingga saat ini, Problematik (P) isu tersebut termasuk masalah yang kompleks
dan sangat perlu dicari solusinya, Kekhalayakan (K) permasalahan ini menyangkut hajat hidup orang
banyak, dan kriteria Layak (L) ini masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Langkah selanjutnya untuk menetapkan skala prioritas masalah adalah dengan menggunakan
teknik USG (urgency, seriousness dan growth). Teknik USG merupakan salah satu teknik yang
digunakan untuk menentukan skala prioritas masalah, yaitu dengan cara menentukan tingkat
urgensinitas masalah, keseriusan masalah dan apabila tidak tertangani ditentukan dengan
menggunakan skala 1-5 untuk tiap-tiap unsur USG yaitu :
1. : Tidak mendesak/serius/berdampak
2. : Kurang mendesak/serius/berdampak
3. : Cukup mendesak/serius/berdampak
4. : Mendesak/serius/berdampak
5. : Sangat mendesak/serius/berdampak
Tabel 2.3
Menentukan skala prioritas masalah dengan teknik USG

Kriteria USG Jumlah Rank


No Isu
U S G
1. Kurangnya pengetahuan perawat dalam memilah sampah
medis dan non medis di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD
TARUTUNG Kab. Tapanuli Utara
 Tidak ikut berpartisipasi dalam pelatihan program 2 4 5
dari PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)yg
diselenggarakan di rumah sakit
 Kurangnya kepedulian perawat dalam membuang 4 4 4 33 I
sampah yang baik dan benar
 Kurangnya perawat untuk memperhatikan
spesifikasi tempat pembuangan sampah 3 4 3

2. Rendahnya tingkat kunjungan kontrol di poliklinik


penyakit dalam di RSUD TARUTUNG.
 Sikap petugas yang tidak ramah, cuek, 2 3 3
sombong,cuek, kurang tanggap dalam memberikan
pelayanan 22 III
 Ketidaklengkapan sarana dan prasarana 2 2 1
 Kurang nya informasi terkait jadwal kontrol 3 3 3
poliklinik
3. Ketidaktepatan waktu kedatangan dokter spesialis di
Poliklinik RSUD TARUTUNG .

 kesibukan dokter spesialis 5 3 3


 ketidaksesuaian pengaturan jam praktek 2 2 2 24 II

 ketidaksesuaian jam visit di ruangan dan jam di 3 2 2


poliklinik

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik USG diatas, dari 3 (tiga) isu atau permasalahan dapat
dikatakan isu nomor 1 (satu) adalah isu prioritas utama karena memiliki skor tertinggi yaitu 33 dengan
rincian Urgen (9), Keseriusan (12) dan Perkembangan isu (12). Oleh karena itu isu yang terpilih
adalah “Kurangnya pengetahuan perawat dalam memilah sampah medis dan non medis di Ruang
Rawat Inap Dahlia RSUD TARUTUNG Kab. Tapanuli Utara”.
BAB III
PENETAPAN ISU

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik USG, maka diperoleh isu prioritas yaitu “Kurangnya
pengetahuan perawat dalam memilah sampah medis dan non medis di Ruang Rawat Inap Dahlia
RSUD TARUTUNG Kab. Tapanuli Utara” dan dapat ditetapkan beberapa gagasan kreatif untuk
mendukung pemecahan masalahnya berupa :
 Melakukan sosialisasi untuk perawat rawap inap ruang Dahlia RSUD TARUTUNG
 Membuat klasifikasi tempat sampah medis dan non medis yang mudah diingat
 Membuat daftar sampah medis dan non medis di setiap pembuangan sampah
 Menunjukkan salah satu orang perawat penanggung jawab di ruang rawat inap Dahlia RSUD
TARUTUNG
 Memnuat gerakan PESAMBIAS ( PEDULI SAMPAH BIAR SELAMAT)

Anda mungkin juga menyukai