PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
Appendik adalah suatu tambahan seperti kantong yang tidak berfungsi terletak pada
bagian anterior caecum. Penyebab paling umum dan appediksitis adalah obtruksi lumen oleh
feces yang akhinya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa yang menyebabkan
Appendiksitis adalah inflamasi appendiks, suatu bagian seperti kantong yang non
fungsional dan terletak dibagian interior seikum. Penyebab umum dari appendiksitis adalah
pasien rawat jalan dengan menggunakan pendekatan endoskopi, namun adanya perlengkapan
multipel, posisi retroperintoneal appendiks atau robek perlu dilakukan prosedur pembukaan
(Doenges, 2000).
1
Keterangan :
Posisi appendiks
2) Ileum terminal
5) Ujung appendiks terletak pada agak kekuadrat (posisi peluka) pada kedudukan ini
appendiks mungkin melekat pada tuba atau ovarium kanan atau mungkin terdapat keluhan
6) Appendiks telah intraperitoneal, ujungntya bisa terletak diarah mana saja (lingkaran
kedudukan menentukan letak keluhan dan tanda-tanda lokal pada appendiksitis akut).
7) Pada caekum intraperitoneal kedudukannya dapat berindah tergejala jurusan, paling sering
kearah kranial karena saat embrio rotasi usus (serum) kurang sempurna yang menentikan
ini tidak menimbulkan keluhan atau tanda yang disebabkan oleh rangsangan peritoneum
setempat.
(Sjamsuddin, 1997).
2
3. Patofisologi
Obstruksi appendiks
Peningkatan tekanan
Intralumen
Nyeri
Nyeri Nyeri kuadran Anoreksia Malaise Demam Diare,mual/
Epigastrium umbilikus/ kanan bawah muntah
periumbilkus
Resiko tinggi perubahan
nutrisi kurang dari Resiko tinggi
Gangguan rasa nyaman kebutuhan tubuh kekurangan volume
cairan
Keterbatasan informasi
Kurang pengetahuan
3
4. Etiologi
Fekolit
Benda asing
5. Manifestasi Klinis
1. Nyeri kuadran bawah biasanya disertai engan demam derajat rendah, mual dan
seringkali muntah.
2. Pada titik McBurney (terletak dipertengahan umbilikus dan spina anterior dari
ileum) nyeri tekan setempat dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rektus kanan
3. Nyeri alih mungkin saja ada; letak apendiks mengakibatakan sejumlah nyeri
5. jika terjadi ruptur apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar; terjadi
4
6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan laboratorium serta
radiologi, pada pasien apendik jumlah leukosit lebih tinggi dari 10.000 / m3; jumlah netrofil
lebih tinggi dari 70%; pemeriksaan sinar –X dan ultrasonografi menunjukkan desitas pada
kuadran kanan bawah atau tingkat aliran udara setempat (Baughman & Hackley, 2000 : 45)
7. Penatalaksanaan
mungkin untuk mengurangi resiko perforasi. Metode : insisi abdominal bawah dibawah
5
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Gejala : Malaise
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardi
c. Eliminasi
- diare (kadang-kadang)
Tanda : - distensi abdomen, nyeri tekan/ nyeri lepas, kekuatan penurunan atau
Gejala : - anoreksia
- mual/ muntah
e. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen, sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat
dan tulang ileum kanan) meningkat karena berjalan, bersin, batuk atau
nafas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau infark pada
6
bawah karena posisi ekstensi kaki kanan atau posisi duduk
tegak.
f. Keamanan
g. Pernafasan
h. Penyuluhan/ Pengajaran
pemeliharaan rumah.
Observasi karakter dan jumlah drainase lambung atau usus keluaran urin, drainase
ostomi, bila ada drainase luka, muntah, mual, distensi abdomen, pemasangan selang
nasogastrik, lokasi dan tipe nyeri, penurunan pernafasan dangkal, penurunan bunyi nafas.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi akut dan ditandai
7
2) Resko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adanya pertahanan utama,
pervorasi/ ruptur pada appendiks peritonitis, prosedur invasif, insisi bedah, ulserasi
mukosa.
3) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah pra
4) Resiko tinggi terhadap pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhab tubuh berhubungan
3. Rencana Keperawatan
1)Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi akut dan ditandai
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
- Kaji tingkat nyeri, catat - berguna dalam pengawasan keefektifan obat,
posisi terlentang.
indikasi batuk.
- Pertahankan puse /
2) Resko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adanya pertahanan utama,
pervorasi/ ruptur pada appendiks peritonitis, prosedur invasif, insisi bedah, ulserasi
mukosa.
9
Kriteria hasil / kriteria evaluasi :
Intervensi Rasional
- awasi tanda-tanda - dugaan adanya infeksi/terjadinya
abses terlokalisasi
10
drainase bila diperlukan
3) resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d muntah pra operasi pembatasan
asing
kriteria Hasil :
turgor kulit baik, tanda stabil dan pengeluaran urin agak kuat
Intervensi Rasional
- awasi tanda-tanda - tanda yang membantu
11
- berikan perawatan mulut kering dan pecah-pecah
sirkulasi darah.
4) Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia,
abnormalitas metabolik
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
- awasi haluaran - jumlah besar dari aspirasi gaster dan
selang NGT, catat adanya muntah muntah diduga terjadi obstruksi usus
12
abdomen - kehilangan/peningkatan dini
teratur
masukan peroral
- kaji abdomen
bising usus normal dan masukan nutrisi dimulai dari menurunkan resiko
sesusai toleransi
5) Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d tidak
Kriteria Hasil :
13
- berpatisipasi dalam program pengobatan
Intervensi Rasional
- kaji ulang pembatasan aktivitas - memberikan informasi untuk
menimbulkan masalah
mengangkat jahitan
komplikasi serius
14
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Nama : Ny. P
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
15
Ruangan / RS : Rindu B2
Menurut pengakuan pasien, sakit perut sudah ada satu bulan yang lalu dan rasa sakit
yang dirasakan hilang timbul dan semakin bertambah dan dirasakan pada abdomen aebelah
kanan bawah dan pasien berjalan dengan memegang perut sambil membungkuk sehingga
Pada tanggal 28 mei 2008 pasien mengalami operasi appendktomi pada saat pengkajian
ditemukan keluhan utama nyeri luka operasi. Pasien merasakan nyeri dikarenakan tindakan
operasi pada abdomen kanan bawah atau adanya luka operasi dan nyeri seperti ditusuk-
tusuk pada daerah abdomen kanan bawah dan nyeri tidak menyebar, warna luka kemerahan
dan tidak terdapat infeksi, nyeri timbul apabila saat melakukan pergerakkan atau aktivitas
16
IV. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya yaitu adeknya ada yang pernah mengalami
penyakit yang cukup serius yaitu anak pertama dari 4 bersaudara, dia menderia appendisitis
dan Ca. Colon dan telah meninggal dunia 2 tahun yang lalu. Anggota keluarga tidak
mempunyai riwayat keturunan.
Geogram:
Keterangan:
= Laki-laki
= Laki-laki yang meninggal
= Perempuan
= Pasien
= Tinggal satu rumah
17
= Garis perkawinan
= Garis keturunan
Konsep Diri
pasien mengatak senang dengan tubuhnya dan dia menyukai seluruh bagian tubuhnya.
b. Identitas
Status pasien dalam keluarga adalah istri dan pasien puas terhadap status dan posisi
dalam keluarga.
c. Peran
Pasien senang dalam berperan sebagai ibu dalam keluarga dan bisa mengurus
d. Ideal diri
Harapan pasien terhadap tubuhnya ingin selalu sehat dan agar dapat mengurusi
keluarganay.
- Di dalam keluarga ingin lebih dihormati dan disangi sebagaimana mestinya dia
menyayangi keluarganya.
18
- Harapan pasien terhadap panyakit yang diderita : pasien berharap semoga cepat
e. Harga diri
Data sosial :
Hubungan pasien dengan keluarganya baik dan tidak ada permusuhan dan hubungan
pasien dengan pasien lannya adalah baik. Keluarga pasien selalu mendukung supaya
penyakit yang diderita oleh pasien cepat sembuh seperti semula, reaksi pasien saat
interaksi sama perawat adalah koopeartif, dan mekanisme pertahanan diri adalah baik.
Data spritual
Agama yang dianut oleh pasien adalah agama Islam, konsep tentang penguasaan
kehidupan adalah Allah SWT, sumber kekuatan atau harapan saat sakit adalah Allah
SWT, ritual agama yang bermakna atau berarti atau harapan saat ini adalah berdoa, dan
sarana atau peralatan atau orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang
diharapkan saat ini adalah melalui ibadah, pasien yakin terhadap kesembuhan
19
jenis makanan MB TKTP dengan pola makan 3x sehari dengan nafsu makan baik dan
pasien dilarang memakan makanan yang merangsang seperti pedas, tidak ada kesulitan
- Berat badan : 55 Kg
Jenis minuman air putih dengan jumlah 1500 – 2000 cc / hari. Sebelum masuk RS
pasien banyak minum, kadang satu hari 6 – 7 gelas / hari (1500 – 2000 cc). Setelah
masuk RS pasien juga banyak minum 6 gelas / hari (1500 – 2000 cc).
b. Pola eliminasi
Pola eliminasi BAK 3 – 4 kali sehari, warna jernih kekuningan bau khas, pola eliminasi
BAB 1x sehari, bau khas dengan konsistensi lunak dengan warna kuning tidak ada
Pasien tidur ± 6 – 7 jam sebelum masuk RS pada waktu malam dan siang ± 2 jam,
Pasien mandi 2x / hari dengan dilap oleh perawat pada pagi dan sore, kebersihan gigi
dan mulut dan pemeliharaan kuku pendek dan bersih dibantu oleh keluarga pasien.
e. Pola kegiatan/aktivitas
Pasien beraktivitas belum bisa melakukan aktivitas berhubungan karena bekas luka
operasi masih ada dan nyeri masih dirasakan sehingga pasien perlu istrahat yang cukup.
Maka disini keluarga ataupun perawat menganjurkan atau membantu pasien untuk
melakukan auskultasi dini atau pergerakan segera dengan cara menggerakkan tubuh,
20
miring kekanan dan miring kekiri atau melakukan aktivitas ruangan misalnya duduk
Tanda vital
- Nadi : 71x/i
- pernafasan : 19x/i
- Berat badan : 52 Kg
- Temp. : 36 oc
Kepala berbentuk ovale, rambut hitam dan pendek, kulit kepala bersih serta tidak
b. Penginderaan
- Mata
Ketajaman penglihatan baik, tidak ada kelainan, pupil isokor kanan dan kiri pada
konjutiva tidak dijumpai anemia sklera tidak ikterus dan tidak memakai alat bantu.
21
- Hidung
Fungsi pengciuman baik dan dapat membedakan bau-bauan dan tidak dijumpai
- Telinga
Tidak ada kelainan, serumen dalam batas normal, tidak dijumpai peradangan dan
c. Pencernaan
- Mulut
Rongga mulut bersih, tidak bau, tidak dijumpai tanda-tanda peradangan dan
perdarahan, gigi caries dan tidak dijumpai gigi yang belakang dan fungsi
pengecapan baik, dapat membedakan manis, pahit, asam, asin dan pedas.
- Tenggorokan
Pada tenggorokan tidak ada kesulitan menelan dan tidak dijumpai pembesaran
tonsil.
- Abdomen
Bentuk abdomen normal/simetris kiri dan kanan, gerakan perut dengan aktivitas
tidak dijumpai masa integritas kulit terganggu, pada bagian abdomen sebelah
kanan bawah, karena terdapat luka operasi dengan panjang 6 cm dab terdapat 6
jahitan, dan pinggir jahitan masih belum menyatu tanda-tanda infeksi tidak ada
- Genitalia
d. Respirasi
22
- Bentuk dada simestris. Pola nafas dengan warna teatur dan suara nafas vesikuler.
- Keluhan
e. Kardivaskuler
Pada pasien tidak dijumpainyeri dada dengan irama jantung reguler pulsasi kuat,
f. Endokirin
Pada pasien tidak ada dijumapai pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar parotis, tidak
g. Persyarafan
Kesadaran pasien composmentis, pada pasien tidak dijumpai meningel sign, nyeri
kepala, kejang.
- Ektremitas atas dan bawah lengkap, pada ekstremitas kiri atas terpasang infus RL
30 tts/i
- Tidak terdapatnya udem pada ektremitas dan tidak terdapatnya kelainan pada
ekstremitas
- Pada integumen kulit lembab dengan turgor kulit bawah dan tidak ada kelainan
23
Data Laboratorium
Pengobatan
IVFD RL 20gtt/i
Kesimpulan:
Appendicitis Akut
24
B. ANALISA DATA
belum menyatu
Data objektif : ↓
Resiko tinggi
25
terjadinya infeksi
3. Data subjektif : Appendiktomi Intoleransi
26
C. PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d luka operasi d/d klien mengatakan nyeri pada luka
operasi saat melakukan pergerakan, ekspresi wajah meringis, klien tampak kesakitan,
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d tindakan operasi d/d klien mengatakan nyeri pada
daerah operasi, luka operasi belum menyatu, panjang luka 6 cm; terdapat 6 jahitan dan
3. Intoleransi aktivitas b/d appendiktomi d/d klien mengatakan sulit melakukan aktivitas
karena adanya bekas operasi, pasien tampak lemah, klien dibantu keluarga dan perawat,
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d klien mengatakan tidak mengerti cara
merawat luka operasi, klien dan keluarga tampak bingung dan selalu bertanya-tanya
27
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan/ Kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi
keperawatan
1. Gangguan rasa Rasa nyaman terpenuhi 1. Kaji tingkat nyeri 1. Mengetahui tingkat perkembangan
- klien mengatakan secara 2. Berikan posisi yang nyaman 2. Mengurangi nyeri pada luka operasi
verbal tentang rasa 3. Jelaskan kepada klien cara penggerakan 3. Rasa nyaman nyeri dapat berkurang
- klien dapat istirahat 4. Anjurkan pasien untuk teknik relaksasi 4. Dapat mengalihkan perhatian pasien
- ekspresi wajah rileks 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian 5. Untuk mengurangi rasa nyeri
anlgetik
2 Resiko tinggi Infeksi tidak terjadi 1. Awasi tanda-tanda vital 1. Mengetahui perubahan keadaan
28
infeksi - tanda-tanda infeksi tidak 2. Rawat luka dengan teknik steril dan 2. Mencegah terjadinya infeksi
ada bersih
TKTP
antibiotik
3 Intoleransi Pasien dapat melakukan 1. bantu pasien untuk melakukan ambulasi 1. Agar badan pasien tidak kaku dan
aktivitas aktivitasnya sendiri diri, mis melatih pergerakan badan memperlancar peredaran darah
bantuan keluarga dan 3. Bantu pasien untuk melakukan 3. Pasien dapat melakukan mobilisasi
perawat mobilisasi
29
pengetahuan keluarga terpenuhi tentang merencanakan kembali rutinitas
umengungkapkan secara
luka
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanda
No Tanggal No. Dx Implementasi Evaluasi
tangan
1 27 Mei 2008 I Pukul 08.30 Wib S : kllien mengatakan rasa nyeri
Mengkaji skal nyeri pasien; skala nyeri 3 masih ada
30
Pukul 09.30 Wib O : - Skala nyeri 3
Memberikan posisi yang nyaman kepada klien - tanda vital
Pukul 10.00 Wib TD : 110/70 mmHg
Mengukur vital sign RR : 20 x / menit
31
Pukul 09.00 Wib P : lanjutkan intervensi
Menganjurkan klien latihan duduk di tempat
tidur
Pukul 11.05 Wib
Mengajarkan klien teknik relaksasi
Pukul 12.15 Wib
Memantau keadaan umum pasien;
composmentis
Puklul 13.30 Wib
Membantu pasien dalam mobilisasi
4. IV Pukul 08.00 Wib S : klien mengatakan sudah
Mendiskusikan perawatan luka termasuk mengerti tentang perawatan
mengganti verband luka operasi
O : - klien dan keluarga tidak
bertanya-tanya lagi tentang
Pukul 09.20 Wib perawatan luka operasi
Memberikan pendidikan kesehatan tentang A : Masalah teratasi sebagian
perawatan luka P : lanjutkan intervensi
33
ranitidine 1 amp.
1. 29 Mei 2008 III Pukul 08.00 Wib S : klien mengatakan belum dapat
Membantu pasien dalam melakukan aktivitas melakukan aktivitas secara
sehari-hari mandiri
Pukul 09.00 Wib O : klien tampak dibantu dalam
Menganjurkan klien melakukan latihan melakukan aktivitas
pergerakan tahap demi tahap sesuai kemampuan A : masalah teratasi sebagian
dimulai dengan pergerakan ringan P : lanjutkan intervensi
34
menjelaskan kembali bertanya-tanya lagi tentang
Pukul 12.00 Wib
perawatanluka operasi
Memberikan diet TKTP
A : Masalah teratasi
Pukul 13.00 Wib
Menginjeksi Cefotaxime 1 gr, Ketorolac 1 amp P : intervensi dihentikan
35
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Media Aesculapis
36