Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKEMAS

LAHUSA KABUPATEN NIAS BARAT TAHUN 2022

SKRIPSI

Untuk Mememuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) Universitas Haji Sumatera Utara

DINAMIKA HIA
2115302142
 
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (PROGRAM SARJANA TERAPAN)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
BAB 1 TERLAMPIR

BAB 2 TERLAMPIR

BAB 3 TERLAMPIR
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Tempat Penelitian

Puskesmas Lahusa terletak di Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat. Luas wilayah Puskesmas Lahusa adalah
± 1.200 Km yang memiliki 5 wilayah Desa yang termasuk dalam lingkup Puskesmas Lahusa. Puskesmas Lahusa
memiliki sarana prasarana kesehatan berupa 5 Posyandu dan 2 Pusat kesehatan pembantu sebagai fasilitas
kesehatannya. Jumlah kader di Puskesmas Lahusa pada tahun 2022 tercatat 35 kader.

4.2 Data Demografi


Tabel 4.2.1. Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

JenisKelamin

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Laki-laki 15 42.9 42.9 42.9

Perempuan 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0  


Tabel 4.2.2 Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan

Pendidikan
Cumulative
  Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMA-PT 3 8.6 8.6 8.6

SD-SMP 32 91.4 91.4 100.0

Total 35 100.0 100.0  

Tabel 4.2.3 Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan
Cumulative
  Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 17 48.6 48.6 48.6
BEKERJA 18 51.4 51.4 100.0
Total 35 100.0 100.0  
Tabel 4.2.4 Frekuensi Responden berdasarkan pendapatan
 

Frequen Valid Cumulative


  cy Percent Percent Percent
Valid Tinggi>1.000.000 9 25.7 25.7 25.7

Rendah<1.000.000 26 74.3 74.3 100.0

Total 35 100.0 100.0  

Tabel 4.2.5 Frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan

 
Cumulative
  Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 3 8.6 8.6 8.6
Kurang 32 91.4 91.4 100.0
Total 35 100.0 100.0  
Tabel 4.1.6 Frekuensi Responden berdasarkan Status Gizi
Status Gizi
Cumulative
  Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Gizi Baik 4 11.4 11.4 11.4
Gizi Kurang 31 88.6 88.6 100.0
Total 35 100.0 100.0  

4.3 Hasil Penelitian

1. Hubungan Pendidikan orangtua dengan Gizi kurang pada Balita


Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
  Value a Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.131 1 .000    
Continuity Correctionb 7.186 1 .007    
Likelihood Ratio 7.757 1 .005    
Fisher's Exact Test       .015 .015
Linear-by-Linear 13.728 1 .000
Association    
N of Valid Cases 35        
Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai yang signifikan (p= 0.015) yang lebih rendah dari nilai (α=0,05). Sehingga
kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima, ada hubungan antara pendidikan dengan status gizi balita.

2. Hubungan Pekerjaan orangtua dengan Gizi kurang pada Balita

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (1-
  Value Df sided) Exact Sig. (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square .430a 1 .512    
Continuity Correctionb .003 1 .959    
Likelihood Ratio .436 1 .509    
Fisher's Exact Test       .603 .478
Linear-by-Linear .418 1 .518
Association    
N of Valid Cases 35        

Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai yang signifikan (p= 0.959) yang lebih besar dari nilai (α=0,05).
Sehingga kesimpulan Ho diterima dan Ha ditolak, tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan status gizi balita.
3. Hubungan Pendapatan orangtua dengan Gizi kurang pada Balita

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2-
  Value Df sided) sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .100a 1 .752    
Continuity Correctionb .000 1 1.000    
Likelihood Ratio .095 1 .758    
Fisher's Exact Test       1.000 .603
Linear-by-Linear Association .097 1 .756    
N of Valid Cases 35        

Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai yang signifikan (p= 1,000) yang lebih besar dari nilai (α=0,05). Sehingga
kesimpulan Ho diterima dan Ha ditolak, tidak ada hubungan antara pendapatan dengan status gizi balita.
4. Hubungan Pengetahuan orangtua dengan Gizi kurang pada Balita

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (1-
  Value df sided) Exact Sig. (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 25.430a 1 .000    
Continuity Correctionb 16.760 1 .000    
Likelihood Ratio 15.977 1 .000    
Fisher's Exact Test       .001 .001
Linear-by-Linear 24.703 1 .000
Association    
N of Valid Cases 35        

Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai yang signifikan (p= 0,001) yang lebih kecil dari nilai (α=0,05).
Sehingga kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima, ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita.
4.4 Pembahasan
1. Hubungan Pendidikan orangtua dengan status gizi balita
Penelitian ini didapatkan hasil bahwa pendidikan ibu secara statistik berhubungan dengan status gizi
balitanya (p= 0,015). Sebagian besar ibu 32 orang memiliki pendidikan rendah dan memiliki anak balita
dengan status gizi kurang.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Mira Susanti yang menunjukkan tidak adanya hubungan
yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi balita dengan hasil (p=0,642).

Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tubuh kembang anak, karena
dengan pendidikan yang baik maka orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang
cara pengasuhan anak yang baik. pendidikan formal maupun informal diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan gizi ibu (Mira Susanti : 2019)
2. Hubungan Pengetahuan orangtua dengan status gizi balita
Penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu secara statistik berhubungan dengan status gizi
balitanya (p= 0,001). Sebagian besar ibu 32 orang memiliki pengetahuan kurang dan memiliki anak balita
dengan status gizi kurang.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Natalia Sihombing yang menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi balita dengan hasil ρ-value (0,004)<0,05
Tingkat pengetahuan yang rendah dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman kebenaran yang tidak
lengkap dan tidak terstruktur dimana manifestasinya berupa kesalahan manusia atau individu dalam
melakukan praktek kehidupannya karena dilandasi pengetahuan yang salah. (Mira Susanti : 2018)

3. Hubungan Pekerjaan orangtua dengan status gizi balita

Penelitian ini didapatkan hasil bahwa pekerjaan ibu secara statistik tidak berhubungan dengan status gizi balitanya
(p= 0,959). Penelitian ini menunjukkan sebanyak 17 ibu yang tidak bekerja memiliki anak balita dengan status gizi baik 2
dan gizi kurang 15, serta ibu yang bekerja memiliki anak balita dengan status gizi baik 1 dan gizi kurang 17.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mira Susanti didapatkan hasil bahwa pendidikan ibu secara statistik
tidak berhubungan dengan status gizi balitanya (p= 0,784).
Dalam penelitian Nazmiah (2012) menyatakan bahwa pada masyarakat tradisional, suatu pembagian kerja
yang jelas menurut jenis kelamin cenderung memaksimalkan waktu ibu untuk merawat anaknya. Sebaliknya
dalam masyarakat yang ibunya bekerja, maka waktu ibu mengsuh anaknya sangat kurang.

4. Hubungan Pendapatan orangtua dengan status gizi balita


Penelitian ini didapatkan hasil bahwa pendapatan ibu secara statistik tidak berhubungan dengan status gizi
balitanya (p= 1,000). Penelitian ini menunjukkan orangtua yang pendapatan tinggi 9 orang dengan balitanya
yang gizi kurang 8 orang (88,9%) dan gizi baik 1 orang (11,1%) sedangkan ibu yang pendapatan rendah 26
orang gizi kurang 24 orang (92,3%) dan gizi baik 2 orang (7,7%).
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua dapat
menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer seperti makanan maupun yang sekunder. Tingkat
penghasilan juga ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli dengan adanya tambahan penghasilan.
5. Pengaruh Variabel Bebas dan terikat dengan Analisis Regresi

Analisis regresi yang digunakan yaitu regresi logistik dengan metode enter. Metode enter yaitu dengan cara

memasukkan semua prediktor ke dalam analisis sekaligus.


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.562 4 .640 17.694 .000b
Residual .905 25 .036    
Total 3.467 29      
a. Dependent Variable: Status Gizi
b. Predictors: (Constant), Pengetahuan, Pendapatan, Pekerjaan, Pendidikan

Dari ouput tersebut terlihat bahwa F hitung = 17.694 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, maka model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi variable status gizi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Lahusa dapat disimpulkan bahwa :
1) Sebagian besar responden memiliki pendapatan keluarga yang rendah, sebagian besar responden bekerja,
memiliki pendidikan rendah dan mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi balita.
2) Status gizi balita di wilayah Puskesmas lahusa sebagian besar adalah kurang.
3) Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan status gizi balita di Wilayah Puskesmas
Lahusa .
4) Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status gizi balita di Wilayah Puskesmas
Lahusa
5) Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan status gizi balita di Puskesmas Lahusa .
6) Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita di Wilayah Puskesmas
Lahusa .
7) Faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di wilayah puskesmas lahusa adalah pendidikan dan
5.2 Saran
1) Bagi Peneliti
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sebagai pengalaman nyata dalam
penelitian serta meningkatkan pelaksanaan promosi kesehatan tentang pentingnya pemenuhan gizi balita secara
seimbang.
2) Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang berhubungan dengan status gizi
balita agar diketahui masih banyak faktor yang berpengaruh dengan ststus gizi balita.
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai