Anda di halaman 1dari 33

SEMINAR HASIL

Faktor-faktor yang Berhubungan Kekambuhan Pasien Rawat Inap dengan


Kejadian Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2021

Dosen Pembimbing : 1. Cevy Amelia, Cht’s, M.Psi, Psikolog


2. dr. Sukma Sahreni, M.Gizi
Dosen Penguji : 1. dr. Fitta Deskawaty, Sp.KJ
2. dr. Nopri Esmiralda, M.Kes

Muhamad Fachri Syarofi


(61119055)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
BAB - IV BAB - V BAB - VI

BAB - IV

HASIL PENELITIAN
BAB - IV BAB - V BAB - VI

Gambaran Umum Penelitian

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Bangka Belitung adalah satu satunya
Rumah Sakit Jiwa yang ada di Kepulauan Bangka Belitung. Biasa
disingkat menjadi RSJD Bangka Belitung beralamat di pusat kota Jalan
Jendral Sudirman No 345 kota sungailiat-Bangka. RSJD Bangka Belitung
adalah Rumah Sakit Jiwa Kelas B. RSJD Bangka Belitung sendiri memiliki
tenaga medis yang berjumlah 7 dokter spesialis, 10 dokter umum, 2 dokter
gigi. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
merupakan Rumah Sakit yang banyak populasi pasien skizofrenia yang
setiap tahunnya mengalami peningkatan. Proses pengambilan data
menggunakan kuesioner di Rumah Sakit Jiwa tersebut dengan cara
bertanya kepada perawat yang merawat pasien skizofrenia lalu mencatat
sesuai kriteria inklusi dan ekslusi dan didapatkan sampel 82.
Hasil Penelitian
Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia

Frekuensi Persentase
Usia
(f) (%)

12-25 Tahun (Remaja) 22 26.8


26-45 Tahun (Dewasa) 45 54.9
46-65 Tahun (Lansia) 15 18.3
Total 82 100
Analisis Univariat

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jarak Tempat Tinggal

Frekuensi Persentase
Jarak Tempat Tinggal
(f) (%)

Dekat : < 5 km 19 23.2


Jauh : > 5 km 63 76.8
Total 82 100
Analisis Univariat

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga

Frekuensi Persentase
Dukungan Keluarga
(f) (%)

Baik 38 46.3

Kurang Baik 44 53.7

Total 82 100
Analisis Univariat

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan Minum Frekuensi Persentase


Obat (f) (%)
Patuh 47 57.3
Tidak Patuh 35 42.7
Total 82 100
Analisis Univariat
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Lingkungan Sekitar

Dukungan Lingkungan Frekuensi Persentase


Sekitar (f) (%)

Ya 37 45.1

Tidak 45 54.9

Total 82 100
Analisis Univariat

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia

Kekambuhan Pasien Frekuensi Persentase


Skizofrenia (f) (%)

Kambuh 43 52.4
Tidak Kambuh 39 47.6
Total 82 100
Analisis Bivariat

Tabel 4.7 Hubungan usia dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia

 
Kekambuhan
 
Sering Jarang Total
Kategori
Usia
n % n % n %
P-Value
Remaja 10 12.2 12 10.5 22 26.8  
 
Dewasa 25 30.5 20 24.4 45 54.9  
Lansia 8 9.8 7 8.5 15 18.3 (0.737)

Total 43 52.4 39 47.6 82 100


Analisis Bivariat

Tabel 4.8 Hubungan jarak tempat tinggal dengan kekambuhan

 
Kekambuhan P Value
   
Jarak Tempat
 
Tinggal Sering Jarang Total

n % n % n % (0.081)

Jauh 34 41.4 24 29.3 58 70.7


Dekat 9 11 15 18.3 24 29.3

Total 43 52.4 39 47.6 82 100


Analisis Bivariat

Tabel 4.9 Hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan


   
Kekambuhan P Value
 
 
 
Dukungan Keluarga Sering Jarang Total  
(0.000)
n % n % n %

Ya 9 11 29 35.4 38 46.3
Tidak 34 41.5 10 12.2 44 53.7

Total 43 52.4 39 47.6 82 100


Analisis Bivariat
Tabel 4.10 Hubungan kepatuhan minum obat dengan kekambuhan

     
Kepatuhan Kekambuhan P Value
Minum Obat
Sering Jarang Total  
 
n % n % n %
(0.000)

Patuh 11 13.4 36 43.9 47 57.3


Tidak Patuh 32 39 3 3.7 35 42.7
Total 43 52.4 39 47.6 82 100
Analisis Bivariat
Tabel 4.11 Hubungan dukungan lingkungan sekitar dengan kekambuhan

   
Kekambuhan P Value
     
Dukungan Sering Jarang Total
Lingkungan  
(0.286)
n % n % n %

Ya 17 20.7 20 24.4 37 45.1


Tidak 26 31.7 19 23.2 45 54.9

Total 43 52.4 39 47.6 82 100


Analisis Multivariat
Tabel 4.12 Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Independen
dan Variabel Dependen

No. Variabel P-value

1. Usia 0.610 = (0.737)

2. Jarak Tempat Tinggal 3.236 = (0.081)

3. Dukungan Keluarga 23.478 = (0.000)


4. Kepatuhan Minum Obat 42.078 = (0.000)
5. Dukungan Lingkungan Sekitar 1.140 = (0.286)
Analisis Multivariat
Tabel 4.13 Hasil Analisis Multivariat Variabel Independen Jarak Tempat
Tinggal, Dukungan Keluarga, dan Kepatuhan Minum Obat dengan
Variabel Dependen Kekambuhan Pada Pasien Rawat
Inap Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

OR
No. Variabel B Wald Sig.
95% CI
1. Jarak Tempat Tinggal - 0.768 0.443 0.506 0.464

2. Dukungan Keluarga - 1.471 4.558 0.033 0.230


3. Kepatuhan Minum Obat 3.378 20.713 0.000 29.319

Constant -1.864 0.573 0.449  


Analisis Multivariat
Tabel 4.14 Hasil Analisis Multivariat Variabel Independen Dukungan
Keluarga dan Kepatuhan Minum Obat dengan Variabel Dependen
Kekambuhan Pada Pasien Rawat Inap Skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

OR
No. Variabel B Wald Sig.
95% CI

1. Dukungan Keluarga - 1.605 5.778 0.016 0.201

2. Kepatuhan Minum Obat 3.354 20.864 0.000 28.619

Constant -3.070 3.355 0.067  


BAB - IV BAB -V BAB - VI

BAB - V

PEMBAHASAN
ANALISIS UNIVARIAT

1. Distribusi Frekuensi Usia terhadap kekambuhan skizofrenia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan


bahwa 59 responden (72%) dengan kategori usia dewasa awal atau
berusia antara 18-40 tahun, kemudian didapatkan 20 responden
(24.4%) dengan kategori usia dewasa madya atau berusia antara
40-60 tahun, dan 3 responden (3.7%) dengan kategori usia dewasa
lanjut atau berusia diatas 60 tahun.
ANALISIS UNIVARIAT

2. Distribusi Frekuensi Jarak Tempat Tinggal Terhadap Kekambuhan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dijelaskan


bahwa pada responden yang jarak tempat tinggal nya jauh kemudian sering
mengalami kekambuhan sebanyak 34 pasien (41.4%) dan 24 pasien (29.3%)
jarang mengalami kekambuhan, sedangkan responden yang jarak tempat
tinggal nya dekat kemudian sering mengalami kekambuhan sebanyak 9 pasien
(11%) dan 15 pasien (18.3%) jarang mengalami kekambuhan.
ANALISIS UNIVARIAT

3. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap Kekambuhan Skizofrenia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh


hasil yang menunjukkan terdapat sebanyak 38 responden (46,3%)
mendapatkan dukungan keluarga baik, dan sebanyak 44 responden
(53,7%) mendapatkan dukungan keluarga yang kurang baik.
ANALISIS UNIVARIAT

4. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Terhadap Kekambuhan Skizofrenia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh


hasil yang menunjukkan terdapat 47 responden (57,3%) yang
memiliki kepatuhan minum obat, 35 responden (42,7%) yang
tidak memiliki kepatuhan minum obat.
ANALISIS UNIVARIAT

5. Distribusi Frekuensi Dukungan Lingkungan Sekitar Terhadap Kekambuhan

Skizofrenia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka


diperoleh hasil yang menunjukkan terdapat 37 responden
(45,1%) mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar dan 45
responden (54,9%) tidak mendapatkan dukungan dari
lingkungan sekitar.
ANALISIS BIVARIAT

1. Hubungan Usia dengan kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia

Pada hasil pengujian menggunakan uji Chi-Square di dapatkan nilai p-value


0.152 lebih besar daripada 0.05 maka keputusan uji adalah H1 ditolak, sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara usia dengan kekambuhan pada
pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
ANALISIS BIVARIAT

2. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia

Pada hasil pengujian menggunakan uji Chi-Square di dapatkan


nilai p-value 0.081 lebih besar daripada 0.05 maka keputusan uji
adalah H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat
hubungan bermakna antara jarak tempat tinggal dengan
kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh (Ni Putu Gita Antari, 2021)
ANALISIS BIVARIAT

3. Hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia

Pada hasil pengujian menggunakan uji Chi-Square di dapatkan nilai p-value 0.000 lebih
kecil daripada 0.05 maka keputusan uji adalah H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pada
pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh (Ni Putu Gita Antari, 2021),
(Prsityantama, 2018), (Yudi Pratama, 2015) .
ANALISIS BIVARIAT
4. Hubungan kepatuhan minum obat dengan kekambuhan pada pasien rawat
inap skizofrenia

Pada hasil pengujian menggunakan uji Chi-Square di dapatkan


nilai p-value 0.000 lebih kecil daripada 0.05 maka keputusan uji
adalah H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan
bermakna antara kepatuhan minum obat dengan kekambuhan pada
pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan oleh (Farida Yan Pratiwi Kurnia, 2015)
ANALISIS BIVARIAT
5. Hubungan dukungan lingkungan sekitar dengan kekambuhan pada pasien
rawat inap skizofrenia

Pada hasil pengujian menggunakan uji Chi-Square di dapatkan


nilai p-value 0.286 lebih kecil daripada 0.05 maka keputusan uji
adalah H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat
hubungan bermakna antara dukungan lingkungan sekitar
dengan kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan (Salam, 2016).
ANALISIS MULTIVARIAT

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji multivariat (Multiple


Regression Logistic) diperoleh nilai koefisien B dan OR (Odds
Ratio), dimana variabel kepatuhan minum obat merupakan variabel
yang memiliki nilai koefisien B (-3.378) dan Exp.B / OR (29.319)
paling tinggi jika dibandingkan dengan variabel lainnya.
Hasil uji ini mendapatkan kesimpulan bahwa kepatuhan minum
obat merupakan variabel yang paling dominan berhubungan
dengan kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai OR (Odds Ratio) pada hasil pengujian variabel
kepatuhan minum obat menunjukan bahwa kepatuhan minum
obat memiliki peluang 29.319 kali untuk terjadinya
kekambuhan pada pasien skizofrenia.
.
KESIMPULAN

1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia terhadap kekambuhan pada
pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jarak tempat tinggal terhadap
kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga terhadap
kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum obat terhadap
kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan lingkungan sekitar
terhadap kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
6. Kepatuhan minum obat merupakan variabel yang paling berhubungan dan
dominan terhadap kekambuhan pada pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan memiliki resiko terjadinya
kekambuhan sebesar 28.619 kali dibandingkan dengan variabel lainnya
DOKUMENTASI
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai