Metode penelitian yang di gunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan cross
sectional.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah
71 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data
menggunakan uji korelasi pearson chi square dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kejadian
demensia (p = 0,002). Kesimpulan terdapat hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian
Demensia Pada Lansia di Desa Tumpaan Baru Puskesmas Tumpaan Minahasa Selatan
PENDAHULUAN
Lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Menurut
The National Old People’s Welfare Council di Inggris, penyakit atau gangguan umum pada
lanjut usia salah satunya adalah demensia. Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif
yang sedemikian beratnya, sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas
sosial. Kemunduran kognitif pada demensia biasanya diawali dengan kemunduran memori
atau daya ingat atau biasa yang sering disebut juga dengan pelupa (Nugroho, 2008). Data dari
World Health Organization dan Alzheimer’s Disease International Organization melaporkan
jumlah total orang dengan demensia di seluruh dunia pada tahun 2015 diperkirakan mencapai
47,5 juta dan sebanyak 22 juta jiwa di antaranya berada di Asia. Di Negara maju seperti
Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita Penyakit
Demensia Alzheimer.
METODE PENELITIAN
Umur n %
60-70 Tahun 63 88,7 %
75-90 Tahun 8 11,3
Total 71 100 %
Jenis Kelamin N %
Laki-Laki 34 47,9
perempuan 37 52,1
Total 71 100%
Dukungan n %
Keluarga
Baik 50 71,8
Buruk 20 28,2
Total 71 100%
Kejadian n %
Demensia
Normal 41 57,7
Mungkin 27 38,0
Demensia 3 4,2
Total 71 100%
Tabel 5 Distribusi Responden berdasarkan dukungan keluarga dengan kejadian dimensia
pada lansia
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan di desa Tumpan Baru Kecamatan Tumpaan Amurang
Minahasa Selatan di dapatkan hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian
berada pada rentang umur 60-74 tahun dengan jumlah 63 responden (88,7%). Nugroho
(2008) memaparkan bahwa salah satu faktor risiko dari demensia adalah lanjut usia di atas 65
tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyid (2014) mengenai hubungan antara tingkat stress
dengan demensia pada lansia menunjukan bahwa umur terbanyak yang didapatkan pada
penelitian sebanyak 17 responden berusia 60-74 tahun. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa
hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin Perempuan
dengan jumlah 37 responden (52,1%).
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden lansia Desa
Tumpaan Baru Kecamatan Tumpaan Amurang Minahasa Selatan memiliki dukungan
keluarga yang baik, sebagian besar responden lansia di Desa Tumpaan Baru Kecamatan
Tumpaan Amurang Minahasa normal atau tidak demensia dan terdapat hubungan dukungan
keluarga dengan kejadian demensia pada lansia di desa Tumpaan Baru Kecamatan Tumpaan
Amurang Minahasa Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia Edisi 1. Yogyakarta; Graha
Budi Anna K, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Couse).
Jakarta: EGC
Danny I. (2014). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan kejadian demensia. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Dwi Rahayu. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan kualitas hidup lansia di desa
Pogungrejo Porworejo. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Dwi Suryanto. (2012). Hubungan Tingkat Demensia Dengan Tingkat Kemampuan Aktivitas
Dasar Sehari-hari Pada Lanjut Usia Di Desa Kraja Gatak Sukoharjo
Untari. (2015). Kajian Tingkat Dimensia Pada Lansia Di Panti Wredha Darma Bakti
Surakarta Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016).