Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KEBERADAAN PASANGAN HIDUP DENGAN

HARGA DIRI PADA LANSIA


1
Fathra Annis Nauli, 2Wan Ismalinda, 3Ari Pristiana Dewi
1,3
Departemen Jiwa dan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Riau
2
Alumni Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Riau
Email: fathranauli@yahoo.com

Aspek sosial merupakan aspek yang mengalami perubahan cukup signifikan pada masa lansia. Perubahan sosial
yang terjadi dan dapat berpengaruh dalam kesejahteraan sosial lansia pada masa tuanya adalah keberadaan
pasangan hidup. Keberadaan pasangan hidup didefinisikan sebagai ada atau tidaknya pasangan hidup (karena
bercerai, meninggal, maupun tidak pernah menikah). Pasangan hidup memiliki fungsi sebagai supporting dalam
berbagai hal misalnya emosi, problem solving, keuangan, maupun pengasuhan (Carstensen, Gilford, dalam
Papalia, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberadaan pasangan hidup dengan harga
diri pada lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional
study. Sampel penelitian diambil dengan cara cluster sampling dengan total sampling sebanyak 121 orang lansia
yang berada di Kelurahan Tangkerang Selatan, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner harga diri yang dikembangkan oleh Ronsenberg (1995) yaitu Rosenberg Self
Esteem Scale. Analisa yang dilakukan adalah analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat
menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian tentang harga diri menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang
mempunyai pasangan hidup 61 orang (92,4%) mempunyai harga diri tinggi dan yang tidak mempunyai
pasangan hidup 54 orang (81,8%) sama-sama mempunyai harga diri yang tinggi. Dari hasil uji statistik (Chi-
square) dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan keberadaan pasangan hidup dengan harga diri pada
lansia (p 0,137 > α 0,05). Berdasarkan penelitian ini disarankan kepada keluarga lansia agar dapat memberikan
dukungan agar lansia dapat meningkatkan harga dirinya untuk tercapai integritas diri pada lansia.

Kata Kunci : Harga diri, keberadaan pasangan hidup, lansia

PENDAHULUAN sebagai supporting dalam berbagai hal


Tahap akhir dalam rentang misalnya emosi, problem solving,
kehidupan manusia adalah masa lanjut usia keuangan, maupun pengasuhan
(lansia), yang ditandai dengan berbagai (Carstensen, Gilford, dalam Papalia, 2008).
perubahan fisik, psikis maupun sosial. Kondisi kehilangan pasangan hidup
Perkembangan psikososial lansia adalah merupakan salah satu tantangan emosional
tercapainya integritas diri yang utuh. terbesar yang mungkin dihadapi lansia.
Lansia yang tidak mencapai integritas diri Diperkirakan ada 50% wanita yang berusia
akan merasa putus asa dimana perilaku 60 tahun dan 85% wanita berusia 85 tahun
lansia berupa memandang rendah/ adalah berstatus janda. Jumlah usia pria
menghina/mencela orang lain, merasa menjadi duda belum diketahui dikarenakan
kehidupannya selama ini tdak berati, banyak duda disetiap tahap usia yang
merasakan kehilangan, masih ingin berbuat menikah lagi dibandingkan wanita dan
banyak, tetapi takut tidak mempunyai jumlah presentase duda jauh lebih sedikit.
waktu lagi (Keliat, Helena, & Farida, Penyesuaian terhadap kematian pasangan
2011). atau perceraian sangat sulit bagi pria
Aspek sosial merupakan aspek maupun wanita pada usia lanjut, karena
yang mengalami perubahan cukup pada masa ini semua penyesuaian sulit
signifikan pada masa lansia. Perubahan dilakukan (Hurlock, 2004). Janda dan duda
sosial yang terjadi dan dapat berpengaruh lebih rentan untuk mengalami depresi
dalam kesejahteraan sosial lansia pada dibanding pasien geriatri dengan status
masa tuanya adalah keberadaan pasangan menikah (Dewi, Yusna, Danardi, Suryo, &
hidup. Pasangan hidup memiliki fungsi Czeresna, 2007). Depresi merupakan

24 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 24-30


akibat dari harga diri rendah pada lansia tentang data demografi responden (data
yang menjadikan seorang lansia itu umum) dan kuesioner untuk mengukur
menarik diri dari lingkungannya, putus asa, harga diri menggunakan instrumen
dan merasa tidak berdaya (Nauli, 2011). Ronsenberg Self Esteem Scale. Analisis ini
Kehidupan lansia yang tidak menggunakan Uji statistik Chi-Square.
memiliki pasangan hidup akan
mempengaruhi aktivitas sosial serta pola HASIL PENELITIAN
hidup lansia. Lansia yang tidak siap Responden sebanyak 121 orang
menghadapi hari tua tanpa pasangan hidup didapatkan bahwa sebagian besar
tidak akan merasakan kepuasan dan responden berjenis kelamin perempuan 80
kemaknaan hidup seperti yang diharapkan, orang (66,1%), berdasarkan usia
bahkan banyak diantara mereka yang mayoritaas responden yaitu kelompok usia
merasa tidak bahagia, depresi ataupun juga lanjut “elderly” (60-74 tahun) dengan
kesepian (Mandasari, 2007). Seseorang jumlah 108 orang responden (89,1%),
yang merasa kesepian memiliki berdasarkan status pendidikan terakhir
kemungkinan cukup besar untuk responden yang terbanyak yaitu SD
cenderung memiliki afek negatif, karena ia dengan jumlah 48 orang responden
merasa dirinya diabaikan oleh orang lain, (39,7%), untuk status perkawinan sebagian
tidak dipedulikan oleh orang lain, tidak besar yaitu berpasangan (menikah)
bermakna bagi orang lain (Gunarsa, 2009). berjumlah 66 orang responden (54,4%).
Masalah-masalah harga diri meningkat Karakteristik responden berdasarkan harga
pada lansia karena adanya tantangan baru diri mayoritas lansia memiliki harga diri
yang salah satunya adalah kehilangan tinggi dengan jumlah 106 orang responden
pasangan (Stuart, 2009). (87,6%).
Hasil penelitian tentang hubungan
METODE antara keberadaan pasangan hidup dengan
Penelitian yang dilakukan adalah harga diri pada lansia diperoleh bahwa
penelitian kuantitatif. Peneliti mayoritas responden memiliki pasangan
menggunakan desain penelitian deskriptif hidup dan mempunyai harga diri tinggi
korelasi dengan pendekatan cross sectional sebanyak 61 orang responden (92,4%)
study. Populasi dalam penelitian ini adalah sedangkan yang tidak memiliki pasangan
seluruh lansia yang berstatus memiliki hidup dan mempunyai harga diri tinggi
pasangan dan yang tidak memiliki sebanyak 45 orang responden (81,8%).
pasangan hidup di Kelurahan Tangkerang Berdasarkan hasil uji Chi-square
Selatan Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru diperoleh p value = 0,137 > α (0,05),
dengan total populasi adalah 1410 orang berarti Ho gagal ditolak sehingga dapat
(Puskesmas Harapan Raya, 2011). Sampel disimpulkan tidak ada hubungan antara
penelitian ini adalah sampel yang diambil keberadaan pasangan hidup dengan harga
dengan teknik cluster sampling didapatkan diri pada lansia. Dari hasil analisis lanjut
121 lansia yang tersebar di RW 01,05 dan menunjukkan peluang lansia yang
10 Kelurahan Tangkerang Selatan mempunyai pasangan hidup mempunyai
Kecamatan Bukit Raya. Penelitian ini harga diri tinggi sebanyak 2,71 kali
dilakukan selama 7 bulan yaitu 4 bulan dibandingkan lansia yang tidak memiliki
mengumpulkan data dan 3 bulan adalah pasangan hidup (OR: 2,711; CI
analisis dan penulisan hasil. Responden 0.867;8.481).
yang memenuhi kriteria inklusi akan
mengisi surat pernyataan kesediaan untuk
menjadi responden dan setelah itu
dilanjutkan dengan mengisi kuesioner yang
terdiri dari 2 bagian yaitu berisi pertanyaan

Hubungan Keberadaan Pasangan Hidup Dengan Harga Diri Pada Lansia 25


Fathra Annis Nauli, Wan Ismalinda, Ari Pristiana Dewi
Tabel 1 Hubungan keberadaan pasangan hidup dengan harga diri pada lansia (n=121)

Harga diri
Keberadaan Total OR
No P-value
pasangan hidup Tinggi Rendah (95% CI)
n % n % n %
1. Ada 61 92,4 5 7,6 66 100 2,711 0,137
2. Tidak ada 45 81,8 10 18,2 55 100 (0.867 – 8.481)

Total 106 87,6 15 12,4 121 100


Berdasarkan pendidikan, dalam
penelitian ini didapatkan hasil bahwa
DISKUSI responden sebagian besar responden
Berdasarkan hasil penelitian yang berstatus pendidikan terakhir SD yaitu
dilakukan terhadap 121 orang responden, berjumlah 48 orang responden (39,7%).
diperoleh mayoritas responden berjenis Data ini sejalan hasil Susenas 2012
kelamin perempuan yaitu berjumlah 80 memperlihatkan pendidikan penduduk
orang (66,1%). Hal ini sejalan dengan data lansia yang relatif masih rendah yang
sensus badan pusat statistik tahun 2009 tamat SD sebesar 23,49% (Susenas, 2012).
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Dengan demikian dapat disimpulkan
lansia sebanyak 15.054.877 jiwa dengan bahwa sebagian besar responden yang
jumlah lansia wanita 52,42% dan pria diteliti memiliki pendidikan yang rendah.
47,58% (Badan Pusat Statistik, 2010) Tingkat pendidikan juga merupakan hal
dengan rasio perbandingan wanita dan pria terpenting dalam menghadapi masalah.
adalah 8,2% : 6,2% (Susenas, 2012). Semakin tinggi pendidikan seseorang,
Usia responden yaitu kelompok semakin banyak pengalaman hidup yang
usia lanjut”elderly” (60-74 tahun) dilaluinya, sehingga akan lebih siap dalam
sebanyak 108 responden (89,3%). Hasil menghadapi masalah yang terjadi.
penelitian ini sejalan dengan jumlah Umumnya, lansia yang memiliki tingkat
penduduk Indonesia pada tahun 2009 pendidikan lebih tinggi masih dapat
dimana jumlah lansia terbanyak berada produktif (Tamher & Noorkasiani, 2009).
pada rentang 60-74 tahun (U.S. Cencus Menurut Miller (2004) mengatakan bahwa
Bereau, International Data Base (2009, respons lansia terhadap perubahan atau
dalam Putri, Zulfitri & Karim, 2012). penurunan kondisi yang terjadi, sangat
Masa usia lanjut merupakan merupakan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman
masa dimana terjadi berbagai perubahan hidup, bagaimana lansia memberi arti
dan penyesuaian terhadap situasi yang terhadap perubahan, sumber sosial, dan
diadapinya, antara lain terjadinya sindrom pola koping yang digunakan lansia
lepas jabatan dan kesedihan yang (Zulfitri, 2011).
berkepanjangan (Hernawati, 2006). Berdasarkan status perkawinan,
Kesedihan pada lansia bisa terjadi karena dalam penelitian ini didapatkan hasil
berbagai perubahan dalam kehidupannya bahwa responden yang berstatus menikah
seperti kehilangan pasangan hidup. lebih banyak dari pada berstatus
Menurut Stuart (2009) masalah-masalah janda/duda dengan jumlah 66 orang
harga diri meningkat pada lansia karena responden (54,5%). Ini sejalan dengan
adanya tantangan baru dimana salah hasil Susenas (2012) memperlihatkan
satunya kehilangan pasangan hidup. persentase penduduk lansia menurut status
Pandangan yang negatif terhadap dirinya perkawinan. Sebagian besar lansia
akan menyebabkan penurunan harga diri berstatus kawin (57,81%), dan cerai mati
pada lansia. (39,06%).

26 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 24-30


Hasil analisa hubungan keberadaan besar dari responden yang ditemui tidak
pasangan hidup dengan harga diri pada memiliki pasangan hidup tinggal bersama
lansia menunjukkan tidak ada hubungan keluarganya dan masih aktif mengikuti
keberadaan pasangan hidup dengan harga kegiatan-kegiatan seusianya sehingga
diri pada lansia. Penelitian yang dilakukan lansia tidak terlalu lama merasa kesepian
oleh Indriana (2011) yang berjudul karena ditinggal oleh pasangannya.
religiositas, keberadaan pasangan dan Kesepian yang dirasakan lansia jika terjadi
kesejahteraan sosial (Social Well Being) terus menerus akan menjadikan seorang
pada lansia binaan PMI cabang Semarang lansia memiliki harga diri yang negatif
menyatakan bahwa keberadaan pasangan (rendah). Hal ini merupakan salah satu
berkorelasi negatif atau tidak ada faktor yang mempengaruhi tidak adanya
hubungan dengan kesejahteraan sosial hubungan antara ada atau tidaknya
lansia. Hal ini kemungkinan terjadi karena pasangan hidup dengan harga diri lansia.
ketiadaan pasangan hidup menjadikan Dengan adanya dukungan sosial yang baik
lansia untuk aktif beraktivitas dan akan menjadikan lansia merasa tidak
melakukan kegiatan di bidang sosial kesepian dan merasa disayangi.
sebagai kompesasi dari kejadian tersebut Kesimpulan dari hasil penelitian
sehingga secara sosial berada pada kondisi didapatkan bahwa lansia yang memiliki
sejahtera. pasangan hidup maupun yang tidak
Menurut penelitian yang dilakukan memiliki pasangan hidup sebagian besar
oleh Hayati (2009), mengatakan bahwa ada mempunyai harga diri yang tinggi. Karena
pengaruh antara dukungan sosial dengan harga diri tidak hanya ditentukan oleh ada
kesepian pada lansia. Dukungan sosial atau tidaknya pasangan hidup tetapi juga
dapat berasal dari berbagai sumber seperti bisa karena faktor lain seperti dari
pasangan hidup (suami atau istri), dukungan sosial dari keluarga, lingkungan,
keluarga, teman, rekan kerja, dan teman dan juga organisasi komunitas.
organisasi komunitas. Dapat disimpulkan
bahwa dukungan sosial bukan hanya dari KESIMPULAN DAN SARAN
pasangan hidup (suami atau istri) tetapi Hasil penelitian terkait harga diri,
juga dari keluarga, teman, rekan kerja, dan lansia yang memiliki pasangan hidup
organisasi komunitas. mayoritas mempunyai harga diri yang
Seseorang yang merasa kesepian positif yaitu sebanyak 61 orang responden
memiliki kemungkinan cukup besar untuk (92,4%), dan yang tidak memiliki
cenderung memiliki afek negatif, karena ia pasangan hidup juga lebih banyak
merasa dirinya diabaikan oleh orang lain, mempunyai harga diri tinggi yaitu
tidak dipedulikan oleh orang lain, tidak sebanyak 45 orang responden (81,8%).
bermakna bagi orang lain (Gunarsa, 2009). Hasil uji chi-square diperoleh tidak ada
Lansia merasa tidak berguna, tidak hubungan antara keberadaan pasangan
berharga, merasa tidak dipedulikan hidup dengan harga diri pada lansia (p
merupakan ciri-ciri yang mengarahkan value: 0,137).
lansia pada harga diri yang maladaptif Peneliti berharap kepada berbagai
(rendah). Masalah-masalah harga diri pihak untuk menindaklanjuti penelitian ini
meningkat pada lansia karena adanya antara lain:
tantangan baru yang salah satunya adalah 1. Bagi masyarakat dan keluarga
kehilangan pasangan (Stuart, 2009). Diharapkan bagi masyarakat dan
Hasil penelitian yang didapatkan keluarga lansia dapat tetap memberikan
bahwa lansia yang mempunyai pasangan perhatian yang lebih serta dukungan
hidup maupun tidak memiliki pasangan pada lansia sehingga lansia mempunyai
hidup sebagian besar mempunyai harga harga diri tinggi untuk tercapainya
diri yang tinggi. Ini dikarenakan sebagian

Hubungan Keberadaan Pasangan Hidup Dengan Harga Diri Pada Lansia 27


Fathra Annis Nauli, Wan Ismalinda, Ari Pristiana Dewi
kesejahteraan dan integritas diri yang http://www.depkes.go.id/download
baik dimasa tuanya. s/PROFIL_DATA_KESEHATAN_
2. Bagi institusi pendidikan bidang INDONESIA_TAHUN_2011.pdf.
kesehatan Dewi, Suzy Yusna., Danardi., Dharmono,
Diharapkan bagi institusi Suryo., Heriawan, Czeresna. (2007)
pendidikan dibidang kesehatan ; Cermin dunia kedokteran. 34(3):
khususnya keperawatan gerontik, agar 134-9. Faktor Risiko yang
dapat terus mengembangkan penelitian Berperan terhadap Terjadinya
tentang aspek psikologis pada lansia Depresi pada Pasien Geriatri yang
yang mengalami berbagai perubahan Dirawat di RS Dr. Cipto
termasuk keberadaan pasangan hidup. Mangunkusumo. [Versi Elektronik].
3. Bagi penelitian selanjutnya Diakses pada 24 Februari 2013
Diharapkan dapat melakukan dari: http://www.kalbe.co.id/cdk
penelitian lebih mendalam pada lansia Dinas Kesehatan Kota. (2011). Data
yang kehilangan pasangan hidup secara Statistik Lansia. Pekanbaru :
metode kualitatif agar dapat menggali Dinkes kota.
perasaan lansia secara mendalam Gunarsa, S.D. (2009). Dari Anak sampai
sehingga diharapkan dapat dijadikan Usia Lanjut: Bunga Rampai
sebagai acuan teori di masa yang akan Psikologi Perkembangan. Jakarta:
datang. Gunung Mulia.
Hurlock, E. (2004). Psikologi
Dalam proses penyusunan laporan Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
penelitian ini, Peneliti banyak mendapat Indriana, Y., Desiningrum, D.R., Kristiana,
bantuan dan masukan dari berbagai I.F. (2011). Religiolitas,
pihak. Pihak Institusi PSIK Universitas keberadaan pasangan dan
Riau, Kepala Puskesmas Harapan Raya kesejahteraan sosial (social well
beserta staf, Pihak Kecamatan Bukit being) pada lansia binaan PMI
raya Pekanbaru dan Kelurahan cabang Semarang. Diperoleh pada
Tangkerang Selatan yang telah 14 November 2012 dari
memudahkan proses pelaksanaan http://www.ejournal.undip.ac.id/ind
penelitian ini sehingga sesuai dengan ex.php/psikologi/article/download/
yang diharapkan. 2900/2583.
Keliat, B.A., Helena, N., Farida, P (2011).
DAFTAR PUSTAKA Manajemen keperawatan
psikososial & kader kesehatan jiwa
Atjehpost (2012). WHO: Jumlah lansia di CMHN (Intermediate Course).
dunia semakin meningkat. Jakarta: EGC.
Diperoleh tanggal 01 November Kozier, B et al. (2004). Fundamental of
2012 dari Nursing Concepts, Process, and
http://atjehpost.com/read/2012/09/1 Practice (7th Canadian ed). New
0/20567/0/51/WHO-Jumlah- Jersey: Prentice Hall Inc.
Lansia-di-Dunia-Semakin- Mandasari (2007). Perbedaan loneliness
Meningkat. pada pria dan wanita usia lanjut
Badan Pusat Statistik. (2007). Jumlah setelah mengalami kematian
penduduk di dunia. Jakarta : BPS. pasangan hidup. Diperoleh pada
_________________. (2012). Jumlah tanggal 12 November 2012 dari
penduduk di dunia. Jakarta : BPS. http://www.gunadarma.ac.id/library
Depkes. (2012). Profil Data Kesehatan /articles/graduate/psychology/2007/
Indonesia Tahun 2011. Diperoleh Artikel_10502248.pdf .
tanggal 4 Februari 2013 dari

28 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 24-30


Maryam, R.S., Ekasari, M., Fatma., Potter & Perry. (2010). Buku ajar
Rosidawati., Jubaedi, A., & fundamental keperawatan : konsep,
Batubara, Irwan. (2008). Mengenal proses dan praktik. (Vol. 1). Jakarta
Usia Lanjut dan Perawatannya. : EGC.
Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, W. I., Santoso, B. A., Rozikin, Putri, D.P., Zulfitri, R., Karim, D (2012).
K., & Patonah, S. (2006). Buku ajar Faktor-faktor yang mempengaruhi
ilmu keperawatan komunitas 2: tingkat kecemasan pada lansia di
Teori dan aplikasi dalam praktik Kelurahan Lembah Sari Rumbai
dengan pendekatan asuhan Pesisir. Diperoleh pad 28 Juni 2013
keperawatan komunitas, gerontik dari
dan keluarga. Jakarta: Sagung Seto. http://repository.unri.ac.id/bitstrea
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi m/123456789/1883/1/jurnal.pdf.
penelitian kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Rosenberg (1965). Rosenberg self esteem
Nugroho, W. (2008). Keperawatan scale. Diperoleh tanggal 27 Maret
gerontik dan geriartrik. Jakarta: 2013 dari:
EGC. http://www.selfesteem2go.com/rose
nberg-self-esteem-scale.html.
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu Safitri, Diajeng. (2011). Strategi
keperawatan: pedoman skripsi, pemeliharaan konsep diri lansia
tesis dan instrument penelitian lanjut usia tanpa keluarga (studi
keperawatan. Jakarta: Salemba kasus di Desa Cempreng, RT.06
Medika. RW.04 Wedang Tuban). Diperoleh
tanggal 12 Oktober 2012 dari:
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan http://lib.uin-
metodologi penelitian ilmu malang.ac.id/?mod=th_detail&id=0
keperawatan. Jakarta: Salemba 7410020.
Medika.
Pamela, E & Waruwu, F.E. (2006). Santrock, J.W. (2005). Psychology:
Efektivitas LVEP (Living Values: Updated Seventh Edition. New
An Educational Program) dalam York: McGraw Hill.
meningkatkan harga diri remaja
akhir. Jurnal provitae Vol.2 No.1. Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2008).
Jakarta: Buku Obor. Dasar-dasar metodologi penelitian
Papalia, D.E., Olds, S.W & Feldman, R.D klinis. Jakarta: Sagung Seto.
(2008). Human development (9th
ed). New York: Mc Graw Hill. Shackman, G. (2001). Sample size and
design effect. Paper Presented At The
Papalia, D.E., Old, S.W., & Feldman, R.D. American Statistical Association,
(ed.). (2009). Human development: Albany.
perkembangan manusia. (Vol. 2).
Jakarta: Salemba Humanika. Survei Ekonomi Nasional (Susenas)Tahun
2012, Badan Pusat Statistik RI
Potter & Perry. (2005). Buku ajar
fundamental keperawatan: Konsep, Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (1995).
proses dan praktik. (4th ed). Jakarta: Principle & Practice of psychiatric
EGC. nursing. USA: Mosby.

Hubungan Keberadaan Pasangan Hidup Dengan Harga Diri Pada Lansia 29


Fathra Annis Nauli, Wan Ismalinda, Ari Pristiana Dewi
Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005). http://repository.usu.ac.id/handle/1
Principle and practise of 23456789/14286.
psyichiatric nursing. (8th ed).
Ohiladelphia: F.A. Davis Syam’ani (2011). Studi fenomenologi
Company. tentang pengalaman menghadapi
perubahan kosep diri: harga diri
Stuart, G.W. (2007). Buku saku rendah pada lansia di Kecamatan
keperawatan kesehatan jiwa. (5th Jekan Raya Kota Palangkaraya.
ed). (R.P Kapoh & E.K Yudha, Diperoleh tanggal 26 maret 2013
Terj.). Jakarta: EGC. dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital
Stuart, G.W. (2009). Principles and /20282673-T%20Syam'ani.pdf.
prantice of psychiatric nursing. (9th
ed). S. Louis Missouri: Mosby Inc., Ulfah, N. (2009). Penduduk lansia akan
an affiliate of Elsevier Inc. membludak di 2040: detik Health.
Diperoleh tanggal 19 November
Suliswati., Payapo, T.A., Maruhawa, J., 2009 dari
Sianturi, Y., & Sumijatun. (2005). http://health.detik.com/read/2009/0
Konsep dasar keperawatan 8/31/113827/1192987/763/pendudu
kesehatan jiwa. Jakarta: EGC. k-lansia-akan-membludak-di-2040.

Sunaryo. (2002). Psikologi untuk Zulfitri, Reni. (2011). Konsep diri dan
Keperawatan. Jakarta: Penerbit gaya hidup lansia yang mengalami
buku kodekteran EGC. penyakit kronis di panti sosial
Tresna Werdha (PSTW) Khusnul
Surbakti, P.A. (2008). Stres dan Khotimah Pekanbaru. Diperoleh
mekanisme koping lansia pada tanggal 21 Juni 2013 dari
masa pensiun dikelurahan http://ejournal.unri.ac.id/index.php/
Pardomuan Kec. Siantar Timur JNI/article/view/636.
Kotamadya Pematangsiantar.
Diperoleh 21 Juni 2013 dari

30 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 24-30

Anda mungkin juga menyukai