Oleh :
Aulia Bahtiar Rahman 09711189
Natasya Luila Sissarian 12711148
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSJD DR. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH
2017
PICO
Patient
Orang dewasa usia antara 60-101 tahun dengan kecemasan dan gejala depresi
Intervention
Pemberian kuisioner untuk mengetetahui skala depresi dengan adanya ide untuk
bunuh diri
Comparison
Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini
Outcome
Faktor yang berpengaruh atau berkaitan dengan ide bunuh diri di usia tua.
Ressume Jurnal
Latar belakang
Keinginan untuk mati dan menyakiti diri sendiri di usia tua umumnya terkait
dengan depresi dan faktor lain seperti jenis kelamin, orang sakit dan mempunyai
permasalahan medis yang banyak, masalah ekonomi dan kecemasan pada usia tua.
Tujuan
Penelitian bertujuan untuk menentukan hubungan antara keinginan bunuh diri
pada usia dan demografi (australia atau luar negeri), status perkawinan,
pendidikan tertinggi dan prestasi, gaya hidup (perokok atau tidak dan penggunaan
alkohol), faktor sosial ekonomi (praktik keagamaan, keadaan keuangan, dukungan
sosial, pengalaman kekerasan fisik masa lampau, riwayat bunuh diri di keluarga),
psikiatri (riwayat gangguan kecemasan atau depresi) dan medis.
Metode
Penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak
21.290 orang dewasa usia 60-101 tahun. Pasien yang diambil adalah pasien yang
mendukung salah satu item gejala depresi. Data yang dikumpulkan berupa
demografi, gaya hidup, psikososial dan data klinis.
Hasil utama adalah ide bunuh diri menurut urutan atau kriteria gejala
depresi menggunakan Suicidality Subscale. Ini adalah empat item pada kuisioner
yang dapat menilai setiap 2-mingguan adanya Ide bunuh diri (pikiran tentang
membunuh diri sendiri), sejauh mana sebuah rencana telah dirumuskan,
kemampuan untuk mengendalikan pikiran untuk bunuh diri (Dari kontrol impuls
secara lengkap sampai sedikit atau tanpa kontrol) dan dorongan bunuh diri
(Intensitas dorongan untuk bertindak atas dasar pemikiran bunuh diri). Skor pada
masing-masing item berkisar dari 0 sampai 3, dengan skor yang lebih tinggi
mencerminkan lebih besar keparahan keinginan bunuh diri. Orang yang terdapat
satu dari empat pertanyaan tersebut dianggap mewakili kasus bunuh diri.
Gejala kecemasan dan depresi yang umum terjadi dinilai dengan Skala
Kecemasan dan Depresi Rumah Sakit (HADS). Kemungkinan skor berkisar antara
0 sampai 21 untuk setiap subskala (HADS-A untuk kegelisahan dan HADS-D
untuk depresi), dengan skor 11 atau lebih menunjukkan adanya kecemasan klinis
yang signifikan atau depresi. Nilai pada subskala ini digunakan untuk
menetapkan peserta ke salah satu dari empat kelompok: Tidak ada kecemasan atau
depresi (HADS-A dan HADS-D 511); Kecemasan tapi tidak depresi (HADS-A
511 dan HADS-D 511); depresi tapi tidak ada kecemasan (HADS-D 511 dan
HADS-A 511); Dan kecemasan dan depresi (HADS-A 511 dan HADS.
Pasien mengisi juga apakah memiliki riwayat penyakit seperti artritis,
stroke, hipertensi, penyakit jantung, asma, demensia, kanker, penyakit tiroid dan
cedera kepala. Pasien juga ditanya tentang penggunaan obat selama 2 minggu
terkhir dan diambil data tentang benzodiazepin dan antidepresan.
Statistik chi-squared Pearson digunakan untuk memperkirakan apakah
perbedaan distribusi faktor terukur antara kelompok dapat muncul secara
kebetulan. Selain itu diteliti hubungan antara faktor terukur (variabel independen)
dan kelompok yang memiliki ide bunuh diri (variabel dependen) dengan
menggunakan regresi logistik untuk analisa multivariat dengan inteval
kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi P<0,05.
Hasil
Prevalensi bunuh diri setelah 2 minggu 4,8% atau sebanyak 1.023 orang. Rata-
rata usia peserta yang memiliki ide bunuh diri adalah 70,5 tahun.. Jenis kelamin
pria, pendidikan tinggi, perokok, hidup sendiri, kurang dukungan sosial, tidak ada
praktik keagamaan, masalah keuangan, kekerasan fisik masa kanak-kanak,
riwayat bunuh diri di keluarga, depresi masa lalu, kecemasan saat ini, depresi atau
komorbid kegelisahan dan depresi, usaha bunuh diri masa lalu, rasa sakit,
kurangnya perawatan kesehatan dan penggunaan antidepresan saat ini secara
independen terkait dengan ide bunuh diri. Kurangnya dukungan sosial dikaitkan
dengan populasi yang diakibatkan Fraksi 38,0%, diikuti oleh riwayat depresi
(23,6%), Kegelisahan dan depresi bersamaan (19,7%), kecemasan umum (15,1%),
sakit (13,7%) dan tidak ada keagamaan (11,4%).
-D 511).
Critical Appraisal
1. Did the study address a Ya Pada penelitian ini secara jelas peneliti
clearly focused issue? memfokuskan pembahasannya kepada
orang yang lebih tua dengan keinginan
yang bunuh diri, disertai faktor-faktor yang
dapat emmpengaruhinya
2. Did the authors use an Ya karena pada jurnal ini mencari adanya
appropriate methodto answer hubungan faktor mana saja yang
their question? berhubungan dengan munculnya keinginan
bunuh diri. Dan studi cross sectional
adalah studi paling tepat untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan faktor tersebut.
5. Were the data collected in a Ya Data yang diambil dari primary care
way that addressed the research langsung valid adanya, sedangkan adanya
issue? data yang di ambil menggunakan kuisioner
dilakukan dengan pemberian surat
permintaan persetujuan informed consent
dahulu dan yang menerima dan
menandatangi selanjutnya yang di berikan
kuisioner.
6. Did the study have enough Ya Sudah cukup banyak dan memenuhi
participants to minimize the kriteria.
play of chance?
7. How are the results Dijelaskan dalam jurnal hasil yang didapat
presented and what is the main disampaikan dalam bentuk tabel dan hasil
result? utama yang didapat Prevalensi bunuh diri
setelah 2 minggu adalah 4,8%. Jenis
kelamin Pria, pendidikan tinggi,
merupakan perokok, hidup sendiri, kurang
dukungan sosial, tidak ada keagamaan,
maslaah keuangan, penyiksaan fisik masa
kanak-kanak, riwayat bunuh diri di
keluarga, depresi masa lalu, kecemasan
saat ini, depresi atau komorbid kegelisahan
dan depresi, usaha bunuh diri masa lalu,
rasa sakit, kurangnya perawatan kesehatan
dan penggunaan antidepresan saat ini
secara independen terkait dengan ide
bunuh diri. Kurangnya dukungan sosial
dikaitkan dengan populasi yang
diakibatkan Fraksi 38,0%, diikuti oleh
riwayat depresi (23,6%), Kegelisahan dan
depresi bersamaan (19,7%), kecemasan
umum (15,1%), sakit (13,7%) dan tidak
ada keagamaan (11,4%).