Anda di halaman 1dari 22

DINAMIKA PENDERITA GANGGUAN

OBSESIF KOMPULSIF KEBERSIHAN

Rani Dwisaptani, Hartanti, Nanik


Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi, Universitas Surabaya
E-mail: ranidwisaptani@yahoo.com, hartanti@ubaya.ac.id, nanik@ubaya.ac.id

Abstract
Obsessive compulsive disorder of hygiene makes a person perform repetitive rituals of cleanliness to overcome
the fear of danger (usually bacterial disease), which actually tend not to exist. This study aims to determine the
dynamics of disturbance, causes, factors that make problems persist, until the impact arising from the disorder.
The study was conducted on two subjects aged 20-22 years who have obsessive compulsive disorder. Research
using qualitative research design with descriptive analysis method. Method of data collection using interviews,
observation, questionnaires, psychological tests, and self-monitoring sheet. Results showed that obsessive
compulsive about cleanliness disorder on both subjects came from families that parenting is very concerned
cleanliness and forcing the subject to comply with all rules of hygiene in their homes. This habit continued
until the subject become adult. They became anxious if they do not do the ritual. Strict control of the family
and anxiety make the disorder persisted. This disorder makes the client maintain the cleanliness of the body
and a nearby object to cause excessive fatigue but unable to control it.

Keywords: obsessive compulsive disorder, parenting, anxiery.

PENDAHULUAN menyebabkan atau gagal mencegah bahaya


Ada berbagai macam gangguan yang menimpa orang lain atau diri sendiri
kecemasan, salah satunya adalah Obsessive yang disebabkan oleh kontaminasi agen-agen
Compulsive Disorder (OCD). Obsesif adalah di atas (kuman, kotoran, dan lain-lain).
suatu pikiran yang terus-menerus secara Ketakutan tersebut mengakibatkan individu
patologis muncul dalam diri seseorang, berespon dengan mencuci tangan, mandi
bayangan (image), gagasan, atau impuls-impuls secara berlebihan, atau membersihkan
yang menetap (terus-menerus) yang dirasakan rumahnya selama empat jam atau lebih.
individu mengganggu hingga kesadarannya Berikutnya, ketakutan bertambah setiap ada
kehilangan kontrol dan secara signifikan deteksi kemungkinan bahaya. Tindakan
menyebabkan anxiety dan distress. Kompulsif mencuci dan membersihkan menjadi lebih
adalah tindakan yang didorong impuls yang sering dan meniwbulkan pelepasan ketakutan
berulang kali dilakukan, pengulangan perilaku yang makin berkurang.
atau tindakan mental di mana individu Gangguan ini dapat menyerang anak-
merasa harus melakukannya (Susan & anak ataupun orang yang baru menginjak
Hoeksema, dalam Wiramihardja, 2005). Salah dewasa. OCD sering dimulai ketika seseorar•
satu jenis gangguan obsesif kompulsif yang masih dalam usia muda. Puncak usia dari
seringkali dialami biasanya berkaitan dengan permulaan serangan bagi laki-laki adalah
kebersihan. Jenis gangguan ini membuat antara 6-15 tahun dan untuk perempuan
individu yang mengalaminya memiliki obsesi adalah usia 20-29 tahun. OCD sendiri
tentang kemungkinan kontaminasi kotoran, diperkirakan jarang terjadi pada populasi
kuman, virus, atau substansi asing. Mereka secara umum, berdasarkan sur(rey
hidup selalu takut bahwa dirinya epidemiologis, OCD lebih umum ditemukan

7
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

sebagai gangguan psikologis pada orang bagaimana dampaknya bagi kehidupan orang!
t
dewasa. Survey epidemiologis yang dilakukan yang mengalaminya. 1
f
oleh 5 komunitas di Amerika Serikat pada '
!
rahun 1980-an memperkirakan bahwa RUMUSAN MASALAH :
prevalensi OCD mencapai 2,6% pada orang Penelitian ini bertujuan untukl
dewasa. Penelitian lintas nasional di AS mengetahui lebih dalam tentang OCD serta
memperkirakan bahwa prevalensi OCD proses dinamika gangguan OCD. Penelitil I

mencapai 2% dari jumlah penduduk dunia ingin mengetahui apa saja penyebab dan'
(Abramowitz, 2008). faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
Peneliti belum banyak menemukan OCD, dinamika dan dampak yang terjadi bagi
penelitian tentang dinamika kepribadian individu yang mengalami OCD.
OCD di Indonesia. Gangguan ini pun juga
jarang terbuka dan kurang diketahui oleh METODE PENELITIAN
masyarakat secara umum (berdasarkan Penelitian ini menggunakan desain
jawaban dari orang-orang yang ditemui oleh kualitatif. Desain ini memungkinkan peneliti
peneliti dalam kehidupan sehari-hari, dari mempelajari isu-isu pada topik yang diangkat
berbagai profesi dan kalangan) meskipun secara mendalam dan mendetil karena
bukan berarti gangguan ini jarang terjadi di pengumpulan data tidak dibatasi pada
Indonesia. Biasanya mereka mengetahuinya kategori-kategori tertentu saja. Selain itu,
sebagai kebiasaan aneh yang terus berulang pendekatan ini juga memungkinkan peneliti
tanpa tahu sebabnya dan tidak melakukan untuk mendeskripsikan dan memahami
apapun untuk mencari solusi permasalahan, proses dinamis yang terjadi berkenaan dengan
juga karena pengetahuan masyarakat yang topik yang diteliti (Poerwandari, 200 1).
terbatas akan gangguan ini. Analisis data secara kualitatif dengan metode
Pikiran obsesi terjadi saat seseorang analisis deskriptif dilakukan setelah diperoleh
salah menginterpretasikan suatu peristiwa data-data mengenai subjek penelitian (seperti
atau pikiran yang melintas (stimulus) sebagai yang disebutkan pada pertanyaan penelitian)
suatu ancaman yang harus diatasi sehingga dari wawancara dan observasi. Analisis
akhirnya orang tersebut memberikan semua dilakukan setelah memaparkan secara
perhatiannya pada pikiran tersebut dan deskripsi kenyataan fenomena yang terjadi di
menimbulkan kecemasan jika ancaman lapangan untuk dapat menangkap makna dari
tersebut tidak diatasi (Abramowitz, 2008). fenomena tersebut dan bagaimana fenomena
Pendekatan behavioral menyatakan bahwa tersebut dapat terjadi, serta menjawab
kompulsi dianggap sebagai perilaku yang pertanyaan penelitian ini.
dipelajari yang dikuatkan oleh reduksi rasa Penelitian ini menggunakan analisis
takut (Meyer & C hesser, dalam Davidson et tematik sebagai dasar analisis untuk mengolah I
al., 2006). Sejalan dengan hal ini, pengecekan informasi kualitatif yang ada. Menurut 1
secara kompulsif dapat mengurangi Boyatzis (dalam Poerwandari, 200 1), analisis
kecemasan terhadap apa pun bencana yang tematik adalah proses mengkode informasi,
diantisipasi klien jika ritual pengecekan untuk menghasilkan daftar tema, model tema,
tersebut tidak dilakukan (Davidson et al., dan atau kualifikasi yang biasanya terkait
2006). Penelitian ini ingin mengetahui dengan tema tersebut. Analisis dilakukan
bagaimana dinamika gangguan ini, apa saja dengan pemadatan faktual dan menemukan
faktor penyebab dan faktor yang tema-tema. Tema dapat ditemukan dengan
mempertahankan gangguan ini, dan membaca transkrip penelitian secara berulang-

8
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

ulang. Tema tersebut secara minimal dapat untuk mengetahui kepribadian, keburuhan,
' mendeskripsikan fenomena, dan secara dan konflik yang mungkin dialami informan.
maksimal memungkinkan interpretasi Peneliti kemudian juga melakukan analisis
fenomena. Analisis tematik digunakan dengan kualitatif dengan menganalisis data hasil
tujuan untuk melihat dan menganalisis wawancara dan observasi simtom OCD klien
informasi kualitatif. (dalam format ABC), data baseline, serta
lnforman Penelitian memperhatikan hasil tes diagnostik yang
Penelitian ini melibatkan 2 orang dilakukan.
informan (Ani dan Doni, bukan nama
sebenamya) penderita gangguan obsesif Prosedur Penelitian
kompulsif berumur 20-21 tahun. lnforman Peneliti membaca teori-teori yang
dipilih yang bertempat tinggal di Surabaya berkaitan dengan OCD sebagai studi awal,
untuk memudahkan jalannya penelitian kemudian memilih 2 orang informan yang
karena peneliti sendiri melakukan penelitian sesuai dengan kriteria klien OCD dan
di Surabaya. Peneliti tidak membedakan jenis mengetahui kesediaan informan untuk
kelamin informan yang akan diteliti, jika terlibat lebih jauh dalam penelitian ini.
memungkinkan maka peneliti akan Peneliti kemudian melakukan pengambilan
mengambil informan laki-laki dan perempuan data melalui wawancara, observasi, tes
unntk melihat perbedaan yang mungkin psikologi, dan dengan menggunakan angket
terjadi pada penderita gangguan obsesif OCD. Data yang ada diolah dan disusun
kompulsif berdasarkan jenis kelaminnya. menjadi dinamika gangguan yang
Peneliti juga tidak membatasi jenis gangguan menjabarkan tentang penyebab, faktor yang
obsesif kompulsif yang diderita informan mempertahankan gangguan, dan dampaknya
untuk melihat keunikan dari setiap kasus. • bagi subjek penelitian.

Metode Pengumpulan Data HASIL DAN DISKUSI


Penelitian ini menggunakan wawancara Di bawah ini akan dipaparkan latar
dan observasi secara terstruktur sebagai belakang, hasil asesmen, dan hasil terapi 2
metode pengumpulan data (pemilihan orang informan dalam penelitian.
partisipan juga menggunakan wawancara,
observasi, dan alat ukur untuk mengetahui Latar Belakang Ani
derajat keparahan gangguan). Selain itu, Ani lahir dan tinggal di Lampung
peneliti juga menggunakan beberapa angket hingga kelas 6 SO, sebelum naik kelas, Ani
OCD untuk mengetahui derajat keparahan dan keluarganya pindah ke Surabaya karena
dan jenis OCD yang dialami informan. ayahnya harus mengurus pekerjaan barunya
Angket yang digunakan yaitu The Yale-Brown (bergabung dengan saudaranya dan saudara
Obsessive Compulsive Scale dan Symptom dari ibu Ani). Selain itu Nenek Ani dari pihak
Checklist {Y-BOCS), the Maudsley Obsessional ibu juga meminta supaya mereka bisa pindah
Compulsive Inventory (MOCI), Padua Inventory - ke Surabaya. Nenek Ani (dari pihak ibu yang
Washington State University Revision (PI- memang tinggal bersama Ani) juga ikut
WSUR), The Brown Assessment of Beliefs Scale, pindah dan tinggal bersama dengan Ani
the Oblessive Beliefs Questionnaire (OBQ), dan karena yang merawat adalah ibu Ani (ibu Ani
Interpretation of Intrusions Inventory (III). anak tunggal dan ayah Ani sudah meninggal,
Peneliti juga menggunakan tes psikologi selain itu nenek Ani juga kurang sehat dan
Rorschach dan Grafis (DAM, BAUM, WZD menggunakan kursi roda). Ayah Ani sering

9
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

pergi ke luar kota sehingga Ani jarang menurutinya). Ketika keinginannya tidak . r
bertemu dan berkomunikasi dengan ayahnya, dituruti, neneknya akan · marah dan c
Ani lebih dekat dengan ibunya. Ani mengungkit-ungkit hal tersebut (kadang juga t
mempunyai seorang adik perempuan akan mengungkit masalah lainnya yang tidak l
masuk kuliah. Hubungan mereka merenggang berhubungan) setiap hari hingga Ani dan 1
setelah Ani memutuskan untuk kos (sejak keluarganya terpaksa menuruti (kadang Ani f 1
kuliah semester 4) dan adik Ani pun juga juga terkena omelan neneknya jika adiknya
sibuk dengan kegiacan bersama teman- tidak menurut). Hal ini juga terjadi karena
temannya. neneknya sedang sakit dan terbatas untuk ,
Keluarga besar yang paling melakukan sesuatu. Walaupun kadang •
mempengaruhi Ani dan keluarga mtmya mengeluh akan sikap neneknya, tetapi Ani '
adalah nenek dari pihak ibu. Nenek Ani suka berusaha memahami karena neneknya Sltdah I
mengatur dan menyuruh ibu Ani, Ani, dan ma, ia pun memberikan pengertian pada
adiknya dalam segala hal (misalnya, jika sudah ibunya untuk memahami neneknya jika sering
dekat tahun baru Cina, nenek Ani akan mulai mengatur dan menyuruh.
mengatur dan mengharuskan beberapa barang Ani pernah mengalami pengalaman
yang harus tersedia, sehingga ibu Ani merasa buruk yang masih diingamya ketika masih
tidak nyaman karena ibu Ani ingin kecil, yaitu dimarahi oleh ibunya karena
mengaturnya sendiri). Ayah Ani sendiri tidak menghilangkan uang Rp.50.000,00, Ani ·~
terlalu terkena aturan dari nenek Ani karena merasa sangat bersalah dan hingga sekarang
ayahnya jarang di rumah. Termasuk kebiasaan Ani sangat berhati-hati jika berurusan dengan
Ani mencuci tangan Qika akan dan sudah uang (menghitung uang berulang kali). Ani
menyentuh suatu benda, misal mengambil juga memiliki kecemasan akan beberapa hal,
baju, mematikan lampu, dan lain-lain) dan misalnya takut salah bicara jika sedang
kaki, serta mandi setelah pulang ke rumah berhadapan dengan figur otoritas dan takut
juga merupakan aturan dari neneknya. menyinggung perasaan orang lain karena I'
Kadang Ani sudah melakukan apa yang perkataan yang diucapkan. Kecemasan ini
diminta neneknya tetapi neneknya tidak membuat Ani terbiasa untuk memikirkan apa :
percaya dan meminta Ani melakukannya lagi. yang akan dikatakan sebelum
Neneknya juga sering mengingatkan Ani mengucapkannya. Kadang Ani juga meminta
untuk melakukan suatu hal (misalnya pendapat pada temannya apakah perkataan
mencuci piring setelah makan) padahal Ani yang akan diucapkannya sudah benar atau
sudah mengerti dan pasti akan melakukannya. belum.
Ani juga sering diatur atau d isuruh untuk Ani juga mudah panik. Seringkali Ani
meminum obat tertentu jika ia terlihat sakit merasa panik ketika mengira barangnya hilang
atau tidak fit oleh ibu dan neneknya (padahal atau tidak ada di tempatnya. Ketika panik Ani
Ani belum tentu sakit hingga hal ini menular biasanya berbicara tiada henti ~n
pada Ani, sehingga kadang dirinya merasa kebingungan. Selain kebiasaan mencuci
takut akan sakit jika merasa tubuhya tidak fit tangan, kaki, dan mandi berulang kali, Ani
dan membuatnya merasa harus melakukan juga memiliki kebiasaan untuk mengatur
antisipasi: minum obat, buah, dan lain-lain). ulang meja sesuai urutan yang ditetapkannya
Nenek Ani juga sering menuntut agar dan memiliki pola tertentu kecika menyusun
keinginannya dipenuhi (misalnya memaksa barang yang ada di lemari atau rak kamarnya. j
I
ingin pergi ke luar kota padahal sebelumnya ia Ani juga senang mengumpulkan tas kresek 1
sempat terjatuh hingga ibu Ani terpaksa yang masih bagus dan cidak terpakai. Ani /

10
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

merasa memiliki semua kebiasaannya ini sejak Menurut Doni, ibunya adalah orang
dirinya masih SMP atau SMA, Ani sendiri yang sangat rapi dan bersih terapi ibunya tidak
tidak ingat kapan pastinya semua kebiasaan pernah bercerita mengapa dan bagaimana
ini mulai dilakukan. dirinya bisa seperti itu. Doni diajari
kebersihan dan kerapian dari kecil, misalnya
Latar Belakang Doni merapikan tempat tidur setelah bangun tidur,
Orang tua Doni sudah bercerai sejak mengembalikan barang yang diambil pada
Doni berumur 10 atau 11 tahun karena tempatnya kembali, mencuci tangan sebelum
ketidakcocokan di antara keduanya dan makan, mencuci kaki sebelum tidur (hal ini
komunikasi yang jarang (mereka bekerja berpengaruh pada urutan mandi dari kaki ke
masing-masing dan hanya bertemu saat malam kepala yang dilakukan Doni), jika badannya
hari ketika salah satu pasangannya seringkali berkeringat maka ibunya akan langsung
sudah tidur). Doni sendiri merasa tidak begitu mengelap dan membersihkan tubuh Doni
memahami hubungan antara kedua orang ketika dirinya masih kecil. Doni juga diajari
tuanya. Doni dan saudaranya tinggal bersama untuk disiplin dalam hidup karena seseorang
ibunya {38 tahun) di Malaysia setelah orang tidak akan sukses jika tidak bisa hidup disiplin
tua mereka bercerai. Doni tinggal bersama (mulai dari hal-hal yang kecil), misalnya saja
kedua orang tuanya di Malaysia (orang tuanya setelah bangun tidur Doni tidak boleh
bekerja di Malaysia) sebelum ibunya bercerai, langsung duduk dan mencari makan, ia diajari
setelah terjadi perceraian Doni pindah ke untuk mandi, sikat gigi, merapikan tempat
Samarinda (ketika Doni lulus SO dan tidur, baru duduk di ruang makan, selain itu
menjalani SMP, selama 3 tahun) untuk ibunya juga menerapkan waktu tertentu
beberapa saat dan kembali ke Malaysia setelah untuk makan dan Doni tidak boleh makan
masalah perceraian orang tuanya seltsai makanan ringan sebelum waktunya tiba.
(keluarganya menganut beberapa keyakinan, lbunya juga mengajarkan dan
misalnya jika bercerai, Doni dan ibunya harus melakukan jadwal rutinitas yang harus
pindah kembali ke keluarga besar ibunya dikerjakan (seperti kebiasaan setelah bangun
sebelum kembali ke Malaysia). Doni memilih tidur) setiap hari (termasuk jadwal liburan
pindah ke Surabaya setelah ia lulus SMA yang selalu dilakukan setiap akhir bulan atau
karena keinginannya sendiri (merasa ingin akhir tahun). lbu Doni juga tidak bisa lepas
tahu sesuatu yang baru). dari agenda dan selalu mencatat setiap moment
Satu tahun terakhir ini, ibu Doni serta mengajari Doni untuk melakukannya.
(beserta adik-adik Doni) memutuskan pindah Kebiasaan ibunya ini diikuti oleh Doni
dan tinggal di Jakarta dan membuka sebuah sehingga Doni selalu memiliki daftar tempat
restoran. Doni sudah lama tidak bertemu yang akan dikunjungi ketika akan mellmkan
dengan ayahnya (pertemuan biasanya terjadi suatu perjalanan dan Doni akan mendatangi
lx dalam 2-3 tahun: jika Doni disuruh tempat di dalam daftarnya serta menolak
bertemu oleh ibunya), Doni sendiri merasa mendatangi tempat yang tidak terdapat pada
malas bertemu ayahnya (merasa bertemu daftamya meskipun orang lain (ternan
dengan orang asing, tidak kenai). Doni hanya misalnya) mengajaknya.
berkomunikasi seperlunya jika bertemu Menurut ibunya, selain sukses,
ayahnya karena merasa kurang nyaman/kaku kedisiplinan dan rencana juga dibutuhkan
sebab tidak pernah bertemu. Ayah Doni saat supaya Doni bisa hidup dengan mandiri
ini sudah menikah kembali dan tinggal di walaupun jauh dari keluarga/hidup sendiri
Jakarta. dan tidak 'kagec' jika dirinya berada di tempat

11
Jumal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

baru karena Doni sudah punya plan atau tidak berani menginjak kamar mandi ibunya
rencana yang akan dilakukan di tempat karena merasa ibunya tidak akan mengijinkan
tersebut. Doni juga diajari kebiasaan lainnya, mereka masuk walaupun ibunya tidak pernah
seperti kebiasaan makan. Ibunya selalu mengatakannya secara langsung), dan
mengajari jika mereka sedang makan secara mencatat pengeluaran bulanan.
formal (makan sekeluarga lengkap), Doni Doni juga memiliki kebiasaan menyapu
d iajari untuk tidak b icara dan mengikuti table dan mengepel lantai kamarnya berulang kali
manner (tatacara makan secara formal) di dalam sehari, mengatur ulang interior
rumah (tidak boleh di restoran). Ketika kamarnya secara berkala sesuai dengan
memilih restoran pun, ibunya memilih kemauannya, memiliki jadwal atau aturan
restoran dengan table manner yang sesuai tertentu tentang pemakaian perawatan tubuh,
keinginannya. Ibunya sangat memperhatikan aksesoris seperti jam tangan, dan lain-lain. :
tradisi makan ini dan jika tidak dituruti mab Doni juga sangat memperhatikan
ibunya akan marah dan diam sepanjang hari. penampilannya ketika akan bepergian. Doni
Doni juga tidak diijinkan makan di dalam selalu berusaha mencocokkan pakaian dan
kamar. Kebiasaan makan (dan beberapa aksesoris yang dipakainya saat bepergian.
kebiasaan lainnya) ini sedikit demi sedikit Kebiasaan-kebiasaan Doni sudah berlangsung
mempengaruhi dan diikuti Doni, sehingga sejak d irinya masih kecil, sejak diajari oleh
Doni juga menerapkannya ketika tinggal di ibunya.
kos.
Selain kebiasaan makan, Doni juga HasU Asesmen Ani
diajari kebiasaan minum. Doni tidak boleh Hasil angket Ani menunjukkan bahwa
minum secara sembarangan, gelas yang Ani cukup yakin akan pikiran obsesinya
dipakai untuk minum pun berbeda-betla sebagai sesuatu yang realistik dan benar. Jenis
sesuai jenis minumannya (gelas untuk kopi pikiran obsesi yang paling sering Ani alami
berbeda dengan gelas untuk teh, gelas untuk adalah control of thoughts, responsibility, dan
tamu tidak boleh dipakai pribadi). Doni juga perfectionism/ certainty. Pertama, control of
tidak punya pembantu rumah tangga (saat thoughts, biasanya orang dengan kebutuhan ini
masih d i Malaysia, tetapi di Jakarta ibunya merasa khawatir jika dirinya tidak mengontrol
akhirnya memakai pembantu meskipun atau berusaha untuk mengontrol pikiran yang
awalnya sering berganti-ganti) karena ibunya tidak diinginkan tersebut maka sesuatu yang
tidak suka (takut jika pembantu melakukan buruk akan terjadi, yang seharusnya dapat
kesalahan: salah menan.:h kembali gelas, dan dicegah. Beberapa orang khawatir mereka
lain-lain di tempatnya). Selain itu, Doni juga akan bertindak berdasarkan pikiran mereka
merasa ibunya adalah orang yang cerewet, yang tidak diinginkan ke~li jika pikiran
ibunya sering mengomel jika ada suatu hal tersebut dapat ditekan (Abramowitz, 2008).
yang tidak sesuai dengan keinginannya. Hal ini sedikit berbeda dengan yang Ani
Kadangkala ada kebiasaan tertentu yang alami, kadang Ani merasa bahwa dirinya
dikeluhkan karena Doni menganggap hal seharusnya tidak perlu memikirkan pikiran
tersebut tidak menjadi masalah tetapi negatif yang akan muncul saat dirinya tidak
dipermasalahkan oleh ibunya. Doni juga melakukan ritual tertentu tetapi pada
mengikuti beberapa kebiasaan yang sering akhirnya Ani tetap melakukan ritual tersebut.
dilakukan ibunya, seperti mengelap peralatan Kedua, responsibility. Seseoran~ percaya
makan sebelum digunakan, membersihkan bahwa saat dirinya berpikir tentang
kamar mandi ketika akan tidur (Doni bahkan konsekuensi yang merugikan maka ia juga

12
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

harus bertanggung jawab untuk mencegah bertambah setiap ada. deteksi kemungkinan
terjadinya kerugian pada diri sendiri atau bahaya. Tindakan mencuci dan
orang lain (Abramowitz, 2008). Hal ini membersihkan menjadi lebih sering dan
hampir mirip dengan yang dialami oleh Ani menimbulkan pelepasan ketakutan yang
saat ia merasa ingin mencegah hal-hal buruk makin berkurang.
yang akan terjadi dengan melakukan ritual- Obsesi kontaminasi meliputi ketakutan
rirual kompulsinya. atau kejijikan yang ekstrim, dan kesenangan
Ketiga, perfectionism/certainr:y. Seseorang menghindari cairan atau objek yang dibuang
merasa harus mendapatkan jaminan 100% oleh tubuh (urin, kotoran, air ludah, dan
keselamatan atau kepastian yang absolut. darah), kotoran atau kuman, substansi atau
Semua bentuk keraguan dan kemungkinan bahan sisa yang lengket, bahan pembersih
adanya suatu kerugian atau hal negatif yang barang rumah tangga atau bahan kimia, zat
akan terjadi sekecil apapun tidak dapat yang dapat mengkontaminasi lingkungan
diterima. Hal ini mirip dengan yang dialami (radon, asbestos, radiasi, zat sisa beracun),
oleh Ani saat ia terus berusaha untuk menyentuh hewan, serangga, menjadi sakit
melakukan ritual kompulsinya untuk karena kontaminasi, membuat orang lain sakit
mencegah terjadinya kemungkinan hal buruk dengan mengkontaminasi mereka, penyakit
terjadi atau untuk memastikan bahwa hal seperti AIDS, hepatitis, penyakit menular
yang buruk tidak akan terjadi. seksual, dan lain-lain (Hyman & Pedrick,
Selain itu, Ani juga memiliki 2005).
kecenderungan untuk berpikir slowness dan Hal ini serupa dengan yang dialami
doubting. Ani seringkali merasa ragu-ragu Ani, ia merasakan ketakutan dan kejijikan
apakah dirinya sudah melakukan hal yang pada beberapa hal di luar tubuhnya (misalnya
benar dan tidak melakukan kesalahan datam temannya yang bersin, tangan temannya yang
tindakannya, kadang Ani merasa harus memegang makanan dan penuh minyak di
memeriksa kembali hal-hal yang telah sebelahnya, ingus, meja yang kotor atau
dikerjakannya untuk mendapatkan kepastian berdebu, dan lain-lain) yang berada dekat
bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan, hal dengan dirinya karena Ani merasa kotor dan
ini kadang menghabiskan waktu yang merasa penyakit tertentu akan menjangkitinya
dimilikinya. jika ia bersentuhan dengan hal-hal di atas.
Ani juga memiliki jenis obsesi Ketakutan ini membuat Ani melakukan ritual
kontaminasi dengan ritual kompulsi mencuci. kompulsi dengan mencuci tangan, mencuci
Orang dengan tipe ini memiliki obsesi tentang kaki, dan bahkan mandi untuk membuat
kemungkinan kontaminasi kotoran, kuman, dirinya merasa .,ersih dan terhindar dari
virus, atau substansi asing. Orang dengan tipe kotoran dan kuman penyakit. Selain itu
ini hidup dekat dengan rasa takut yang catatan harian Ani juga menunjukkan bahwa
konstan bahwa dirinya menyebabkan atau 2 ritual kompulsi yang paling sering
gaga! mencegah bahaya yang menimpa orang d ilakukannya yaitu mencuci: tangan dan kaki
lain atau diri sendiri yang d isebabkan oleh berulang kali setiap hari.
kontaminasi agen-agen di atas (kuman, Tingkat stres yang d ialami Ani karena
kotoran, dan lain-lain). Ketakutan tersebut gangguan obsesi-kompulsi yang dimilikinya
mengakibatkan individu berespon dengan adalah sedang. Ani m~ih bisa melakukan
mencuci tangan, mandi secara berlebihan, kegiatan yang sedang diikutinya meskipun
atau membersihkan rumahnya selama empat merasa cemas.
jam atau lebih. Berikutnya, ketakutan

13
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

Hasil tes psikologis menunjukkan Ani memiliki banyak cita-cita dan keinginan
bahwa Ani termasuk orang yang tertutup. la yang ingin dicapai tetapi belum terlaksana
tidak mudah menceritakan hal pribadi pada karena kurang terarah. Ia cenderung ragu-ragu
orang yang tidak terlalu dekat dengan dirinya. dan cemas dalam bertindak. Ani juga
Ani punya kecenderungan agresif oral cenderung kurang mandiri dan tergantung
(mengkritik atau menyerang orang lain pada orang lain. Namun dari luar, Ani
dengan kata-katanya) tetapi ia berusaha untuk berusaha menurupinya dan terlihat dominan.
menekannya supaya tidak timbul Hal ini berkaitan dengan hambatan Ani
permusuhan. Ikatan antara Ani dengan orang dalam menyalurkan dorongan dalam diri
tuanya kurang terbangun dengan baik. Ani sehingga Ani cenderung berrindak berlebihan
sendiri kurang begitu dekat dengan ayahnya (terlihat kuat) tetapi kurang yakin dengan
dan lebih dekat dengan ibunya. Hubungan dirinya sendiri.
Ani dengan ayahnya yang tidak begitu dekat Ani memiliki sistematika kerja yang
membuatnya jarang berkomunikasi dengan runtut dan sistematis, didukung dengan daya
ayahnya, Ani menganggap ayahnya kaku dan konsentrasi dan ketelitian, serta perhatian
ia sendiri juga cemas jika berbicara dengan pada aspek yang detil. Ani memiliki fungsi
ayahnya akan salah bicara sehingga akhirnya intelegensi yang cukup baik tetapi kurang
Ani enggan bercerita saat dirinya menghadapi kreatif/kaku. Perhatian pada aspek detil dan
masalah dan lebih memilih untuk ketelitian, serta sistematika kerja yang kaku
menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini juga bisa berpengaruh terhadap simtom OCD
berkaitan dengan sifat Ani yang cenderung yang dimilikinya. Hal ini berkaitan dengan
pencemas. Selain itu, Ani juga cenderung sifat perfeksionis yang biasanya dimiliki oleh
ragu-ragu dalam bertindak. Hal ini klien OCD. Mereka biasanya berusaha untuk
mengakibatkan dirinya seringkali mengoreksi melakukan sesuatu dengan sesempurna
tindakannya karena ia takut akan melakukan mungkin, seteliti, dan sedetil mungkin,
kesalahan. Hal ini juga berkaitan dengan dengan urutan tertentu yang kaku untuk
ikatan norma Ani yang kuat. Ani seringkali menghindari terjadinya kesalahan atau
dinasehati oleh keluarganya tentang berbagai konsekuensi negatif. Hal ini diperparah oleh
macam aturan dan norma sehari-hari sehingga gaya berpikir Ani yang kurang logis sehingga
Ani tumbuh menjadi pribadi yang sangat ancaman yang tidak nyata seringkali dianggap
patuh dan cenderung kaku dalam bertindak. nyata dan membutuhkan ritual kompulsi
Sifat Ani yang cenderung pencemas dan untuk mengatasi ancaman yang sebenarnya
seringkali mengoreksi tindakannya tidak nyata tersebut.
berpengaruh pada perkembangan simtom Hasil analisis perilaku ABC Ani
OCD yang dialaminya. Pikiran obsesi menunjukkan bahw. penanaman kebiasaan
(misalnya salah menghitung uang yang yang cenderung menjadi simtom gangguan
diterima) yang muncul seharusnya dapat obsesi kompulsi yang dilakukan oleh keluarga
diabaikan, tetapi karena Ani cenderung besar Ani membuat Ani terus melakukannya,
pencemas akhirnya tidak dapat diabaikan dan bahkan Ani menjadi merasa tidak nyaman
untuk memperoleh kelegaan, Ani cenderung dan cemas saat dirinya tidak bisa melakukan
melakukan ritual kompulsi, salah satunya kebiasaan tersebut, padahal kerugian yang
adalah dengan mengoreksi tindakannya agar mungkin muncul jika kebiasaan tidak
tidak terjadi kesalahan. dilakukan sangatlah kecil.\ Sarna halnya
Daya juang, motivasi, dan usaha Ani dengan salah satu simtom OCD yang paling
dalam mencapai cita-cita kurang maksimal. sering dilakukannya, yaitu kebiasaan cuci

14
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

tangan yang dilakukan berulang kali dalam 1 ketika sebetulnya tidak ada kotoran atau
hari. Ani melakukannya karena awalnya selalu kuman penyakit yang terlihat di tangannya
disuruh oleh ibunya, terutama oleh neneknya atau saat tangannya tidak perlu dicuci (negative
ketika meminta tolong Ani untuk consequence).
mengambilkan suatu benda atau melakukan Kecemasan akan kemungkinan adanya
sesuatu. Nenek Ani selalu menyuruh Ani kotorarn dan kuman penyakit yang menempel
untuk mencuci tangan dengan sabun setelah di tangan, serta peringatan (omelan dan
menyentuh suatu benda, misalnya pintu, kemara han) yang diberikan oleh nenek
lampu, dan lain-lain (antecedent). Begitu juga membuat Ani selalu melakukan kebiasaan
saat Ani di kos, perasaan ingin mencuci cuci tangan. Ani merasa konsekuensi positif
tangan muncul setiap Ani menyentuh suatu yang d!iterimanya jika mencuci tangan lebih
benda khususnya saar akan memasak dan besar daripada konsekuensi negatif yang ada,
selama proses memasak, memegang pagar dan yaitu tangannya tetap bersih dan sehat, seakan
kunci gembok pagar, menyentuh sesuatu dari terhindar dari kuman penyakit serta kotoran
dalam kulkas, saat akan mandi, dan lain-lain. yang menempel, juga terhindar dari
Nenek Ani akan marah jika Ani tidak kemarahan dan omelan neneknya. Hal inilah
mencuci tangan setelah memegang suatu yang membuat Ani selalu mempertahankan
benda dan berkata bahwa tangannya kotor kebiasaannya.
sehingga harus dicuci terlebih dahulu sebelum Di sisi lain, nilai-nilai moral yang
menyentuh benda lainnya. Akhirnya Ani ditanamkan oleh keluarga besar Ani juga
terpaksa mengikuti kemauan neneknya dan membuat Ani menjadi pribadi yang sangat
selalu mencuci tangan setelah memegang patuh pada nilai-nilai norma dan bahkan
suatu benda (behavior). Selain itu, Ani juga cenderung merasa cemas jika melakukan
ikut terpengaruh untuk percaya baltwa suatu kesalahan karena Ani takut dimarahi.
tangannya benar-benar kotor setelah Ani juga cenderung menjadi pribadi
menyentuh suatu benda dan merasa tidak yang menyukai kesempurnaan (menurut
nyaman jika tidak mencuci tangan setelah pandangannya sendiri) dan merasa tidak
menyentuh, terutama untuk benda-benda nyaman dan cemas saat beberapa hal berjalan
yang basah, terasa berdebu, a tau berkarat, a tau tidak sempuma. Beberapa hal di atas ini juga
yang menimbulkan perasaan tidak nyaman. kembali mempengaruhi dan memperkuat
Kebiasaan ini memiliki 2 sisi, di satu sisi simtom gangguan obsesi kompulsi yang
Ani semakin memperhatikan kebersihan dialami Ani. Pada akhimya, Ani sendiri tidak
tangannya dan .selalu berusaha menjaga mampu melepaskan diri dari simtom obsesi
kebersihan dan kesehatan tangannya dengan kompulsi dan terus terjadi berulang kali. Ani
mencuci tangan untuk menghindari kuman juga seringkali merasa cemas saar menghadapi
penyakit dan kotoran (positive consequence). Di suatu masa~ dan cenderung panik. Ia juga
sisi lain, Ani menghabiskan banyak waktu dan sering berpikir bahwa sesuatu yang buruk
air, serta sabun hanya untuk mencuci tangan akan terjadi di kemudian hari meskipun
setelah menyentuh suatu benda, bahkan kenyataannya tidak demikian.

15
Jurnal Ilmiah Sosial dan H\lmaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

Dinamika Gangguan Ani


Skema 1
Dinamika Gangguan Obsesif Kompulsif Ani
Dinamika Gangguan

- Merasa harus melakukan semua nasehat yang - Keluarga besar ayah selalu
K.EHIDUPAN diberikan oleh keluarga besar ayah, termasuk memberikan nasehat dan aturan
AWAL menjadi teladan bagi adik. ~"'
1-----"
_.. tentang berbagai hal.
(Masa Kanak- ' ' - Menghilangkan uang ibu dan
- Merasa bersalah dan takut karena menghilangkan
kanak) dimarahi.
uang dan sejak iru selalu berhati-hati dan
menghitung uang berkali-kali.

I
I
- lbu Ani tinggal di rumah
- Berusaha menyelesaikan sendiri persoalan yang dihadapi tanpa merawat ibunya (nenek Ani) yaq
berbicara a tau meminta pertolongan orang lain. sedang sa kit ranpa banruan
- Merasa harus meman1hi dan melakukan semua peramran nenek dari perawat arau pembanru.
pihak ibu (mencuci tangan saat sesudah memegang suam benda, - Nenek dari pihak ibu tinggal di
MASA mencuci kaki setiap keluar dari rumah, mandi setiap pulang dari luar rumah dan selalu menunrut ibu.
rumah, dan lain-lain) yang akhirnya menjadi kebiasaan dan merasa Ani, dan adiknya untuk
l<tHIDUPAN
cernas jika tidak melakukannya. menuruti kernauan dan
BERIKU1NYA
- Merasa dan mempercayai bahwa akan terjadi hal yang buruk jika perarurannya.
(Remaja dan dewasa)
tidak melakukan kebiasaan yang sudah diajarka n. - Nenek dan ibu Ani juga selalu
- Seringkali rakm bicara karena takut salah a tau menyakiti perasaan mengaralcan hal-hal negatif van&
orang lain, terurarna saar berhadapan dengan pihak otoritas. akan terjadi jika Ani tidak
- Cemas jika barang di rak arau meja, a tau lemari beranrakan: harus melakukan peraruran atau
segera dirapikan. kebiasaan yang selalu dilakubn
- Menerapkan urutan tertentu dalam menata barang, memakai produk (berkaitan dengan kebersihan,
perawatan, dan lain-lain. kesehatan, dan lain-lain).

I Kondisioning, peristiwa hid up yang signifikan


I
Adanya pembentulcan kebiasaan-kebiasaan yang kurang tepat (kedisiplinan dan
Kondisioning kebersihan yang ketat) dari nenek dan ibu yang membentuk simtom gangguan obsesif
kompulsif yang dikonrrol terus-menerus sehingga kebiasaan tetap bertahan dan
d ilakukan.
Peristiwa Hidup yang - Ani dirnarahi ibunya karena menghilangkan uang.
Signifikan - Ani dan keluarganya pindah ke Surabaya dan tinggal dengan nenek Ani.
- Nenek dan ibu selalu menymuh Ani untuk melakukan semua kebiasaan yang menjadi simtom OCD

Ideal 'me' I Personal 'me' Real 'me' I Social 'me'


• Terturup • Cenderung dominan dan ingin diakui
Karakteristik - Ikatan dengan moral yang kuat • Berjuang untuk mandiri meskipun
Keprihadian yang • ragu-ragu terutarna dalam mengambil kepurusan. sebenamya memiliki keburuhan tergann1ng.
Terhentuk - Kecenderungan obsesif kompulsif - Mampu menyesuaikan diri dengan
- Mudah cemas dan kaku, terurarna dalam mengontrol lingkungan.
dorongan dalam diri (cendenmg terlalu mengontrol • Kecenderungan agresi oral cenderung
diri), cenderung tertekan. ditekan untuk menghindari permusuhan.
- Cenderung emosional dan sangat sensitif. - Mudah merasa bersalah pada orang lain

16
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

RINCIAN
KARAKTERISTIK Negatif Positif

- Tertutup - lkatan dengan norma yang kuar


Tingkat Personal - Sensirif dan mudah cemas dan panik - Jujur
- Kaku - Hal us dan lembut
- Cenderung emosional
- Memiliki kecenderungan obsesif dan
kompulsif

Tingkat Sosial I - Mudah merasa bersalah - Dapat beradaptasi dengan lingkungan


Interpersonal - Menghindari permusuhan - Berusaha mandiri

Tingkat Profesional - Seringkali ragu-ragu dalam mengambil - Bertanggung jawab


kepurusan. - Memiliki usaha dan motivasi untuk
Pikiran yang rumir mencapai cita-cita.
- Kurang berani bicara atau mengungkapkan - Tekun dan detil
pendapar karena kecemasan dalam diri
- Kurang bisa berpikir logis

Sejak kecil Ani seringkali menerima atau bahkan membuat orang lain sakit hati
nasehat dari keluarga besar ayahnya dan tersinggung dan kemudian ia menjadi
bagaimana bersikap menjadi anak yang baik, merasa bersalah karena telah menyakiti orang
bagaimana bicara dengan orang tua, dan hal- lain.
hal lainnya yang menurut keluarga b~sar Semua hal di atas menyebabkan Ani
ayahnya adalah hal-hal yang harus diajarkan cenderung terlalu patuh pada pihak otoritas
pada Ani. Hal ini membuat Ani tumbuh dan tidak berani melawan. Selain itu, Ani juga
dengan ikatan yang kuat akan norma-norma cenderung menjadi orang yang sangat patuh
kehidupan dan sosial. la juga menerapkannya pada peraturan dan mengalami kecemasan
dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, hal jika tidak melakukan atau melanggar
ini membuat Ani mudah cemas dan takut peraturan yang ada. Ketika Ani diharuskan
melakukan kesalahan atau dimarahi dan melakukan berbagai kebiasaan oleh keluarga
ditegur karena tidak melakukan hal-hal yang besar ayahnya, ibu, dan neneknya, tanpa ia
diajarkan. sadari kebiasaan tersebut juga telah
Selain itu, Ani juga pernah mengalami membentuk dirinya menjadi orang yang lebih
trauma saat ia dimarahi oleh ibunya karena mudah cemas dan takut hal-hal buruk akan
menghilangkan uang Rp. 50.000,00. Sejak ¥adi padahal kenyataannya tidak demikian.
kejadian itu, Ani merasa dirinya tidak teliti Kebiasaan ini merupakan simtom obsesi
dan selalu menghitung uang berkali-kali kompulsi yang dialaminya. Beberapa
karena ia takut terjadi kesalahan. Ani juga kebiasaan yang dilakukan adalah selalu
cenderung bersikap kurang asertif, baik pada mencuci tangan setelah memegang suatu
pihak otoritas maupun orang yang sama benda karena jika tidak dilakukan ada kuman
umurnya dengan Ani. la cenderung yang akan menempel di tangannya dan
menyimpan hal-hal yang tidak sesuai dengan membuat Ani menja'i sakit, mencuci kaki
dirinya dalam hati dan tidak mengungkapkan dan bahkan mandi setelah pulang dari suatu
karena Ani takut salah bicara, atau dimarahi, tempat meskipun Ani sudah mandi pada pagi

17
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

dan sore hari. Ani diajari untuk selalu • Memiliki kecenderungan obsesif dan
meminum vitamin atau obat dan melakukan kompulsif
beberapa antisipasi tertentu jika ia merasa ada
yang tidak heres pada tubuhnya atau saar ibu HasHAsesmen Doni
dan neneknya mendengar bahwa Ani batuk Hasil angket Doni menunjukkan bahwa
dan langsung menyuruh Ani meminum obat. dirinya merasa cukup yakin akan pikiran
Tanpa ia sadari, Ani telah membiarkan obsesi yang dimilikinya sebagai sesuatu yang
dirinya percaya bahwa sesuatu yang buruk benar dan realistik. Jenis pikiran obsesi yang
pasd akan terjadi jika ia tidak meminum obat paling sering dialami Doni adalah responsibility
atau melakukan antisipasi. Hal ini berlaku dan threat estimation. Pertama, responsibility.
pada kebiasaan-kebiasaan lainnya, dan hal ini Seseorang percaya bahwa saat dirinya berpikir
juga yang membuat Ani selalu tentang konsekuensi yang merugikan maka ia
mempertahankan kebiasaan-kebiasaannya juga harus bertanggung jawab untuk
selama ini, selain karena tuntutan dari ibu mencegah terjadinya kerugian pada diri
dan neneknya untuk melakukan. sendiri atau orang lain (Abramowitz, 2008).
Ani selalu merasa cemas jika ia tidak Hal ini mirip dengan yang d ialami Doni saat
melakukan suatu kebiasaan, misalnya tidak ia melakukan ritual kompulsinya untuk
mencuci tangan setelah memegang suatu mencegah hal buruk terjadi pada dirinya
benda karena di pikirannya sudah sendiri (misalnya menjadi sakit, dan lain-lain).
ditanamkan bahwa kuman penyakit akan Kedua, threat estimation. Biasanya
menghinggapi dirinya jika ia tidak melakukan seseorang membesar-besarkan kemungkinan
hal tersebut. Namun hal yang lebih bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi atau
menekannya adalah kemarahan dan sikap membesar-besarkan kemungkinan keparahan
neneknya yang harus ia hadapi jika Ani tidak konsekuensi negatif yang akan terjadi
menuruti atau melakukan peraturan dan (Abramowitz, 2008). Doni juga mengalami hal
kebiasaan yang ada. Selama ini Ani selalu sentpa saat dirinya merasa bahwa jika tidak
berusaha menoleransi dan menekan rasa tidak melakukan ritual kompulsi maka hal buruk
setuju dan keletihannya karena harus selalu (seperti terkena penyakit) akan terjadi pada
menuruti ibu dan terutama neneknya tetapi dirinya.
hal ini membuat Ani menjadi orang yang Jenis tindakan kompulsi yang paling
kaku dan tertekan tanpa ia sadari. sering dilakukan oleh Doni adalah cleaning.
Kelebihan: O rang dengan tipe ini memiliki obsesi tentang
• Patuh dan selalu berusaha untuk kemungkinan kontaminasi koton.n, kuman ,
mengikuti aturan yang ada virus, atau substansi asing. Orang dengan tipe
• Jujur, bertanggung jawab, dan detil ini hidup dekat dengan rasa takut yang
• Berusaha untuk mandiri meskipun ~stan bahwa dirinya menyebabkan atau
memiliki kebutuhan tergantung gaga! mencegah bahaya yang menimpa orang
Kekurangan: lain atau diri sendiri yang d isebabkan oleh
• Mudah ragu-ragu dalam mengambil suatu kontaminasi agen-agen d i atas (kuman,
keputusan atau tindakan kotoran, dan lain-lain). Ketakutan tersebut
• Mudah merasa bersalah dan sangat sensitif mengakibatkan individu berespon dengan
• Mudah merasa cemas dan panik mencuci tangan, mandi secara berlebihan,
• Terlalu menekan dorongan dalam d iri dan atau membersihkan rumahnya selama empat
kaku jam atau lebih. ~erikutnya, ketakutan
bertambah setiap ada deteksi kemungkinan

18
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

bahaya. Tindakan mencuci dan Doni juga cenderung mudah merasa


membersihkan menjadi lebih sering dan cemas bahwa sesuatu yang bliruk akan terjadi
menimbulkan pelepasan ketakutan yang pada dirinya padahal tidak ada bahaya yang
makin berkurang (Hyman & Pedrick, 2005). sedang terjadi dalam kenyataan. Hal ini
Hal ini tampak dari ritual kompulsi Doni serupa dengan salah satu simtom OCD yang
yang paling sering ia lakukan yaitu paling sering dilakukan olehnya, yaitu
membersihkan kamar mandi dan kamar kebiasaan menyapu dan mengepel lantai
pribadinya berulang kali dalam sehari. kamar kos berulang kali dalam 1 hari. Hal ini
Selain int, Doni juga memiliki bermula dari ajaran ibunya tentang
kecenderungan kompulsi berdandan atau kebersihan dan kedisiplinan ketat yang
menyiapkan penampilan. Hal ini terlihat dari diterapkan sejak kecil, mul.ai dari
kebiasaan Doni saat memakai berbagai membersihkan tempat tidur, memakai sandal,
perawatan wajah dan tubuh untuk menjaga dan lain-lain. Doni juga melihat bahwa ibunya
kesehatan dan kebersihan tubuhnya serta juga melakukan upaya menjaga kebersihan
kebiasaannya untuk selalu memilih dan dan berdisiplin pada dirinya sendiri di rumah
memakai pakaian yang serasi dengan aksesoris mereka. Kamar tidur Doni di rumahnya selalu
dan sepant yang digunakan setiap harinya. disapu dan dipel hingga 3x dalam sehari
Tingkat stres yang timbul akibat untuk menjaga kebersihannya. Doni juga
gangguan obsesi kompulsi yang dimilikinya terbiasa untuk selalu menjaga kebersihan
adalah sedikit. Meskipun Doni mengakui tubuh serta kamar yang didiaminya. Salah
bahwa dirinya merasa lelah dan satunya dengan selalu menyapu dan mengepel
menghabiskan banyak waknt untuk lantai kamarnya berulang kali setiap hari.
melakukan ritualnya. Doni mengatakan bahwa kamarnya berada di
Hasil analisis perilaku ABC Doni tepi jalan raya dan seringkali berdebu
menunjukkan bahwa simtom gangguan obsesi sehingga Doni merasa hams selalu menyapu
kompulsi yang menjadi kebiasaannya selama dan mengepel kamarnya setiap pulang dari
ini juga diajarkan oleh ibunya. Doni terbiasa suatu tempat.
melakukan semua kebiasaannya dan menjadi Sebagian besar isi paragraf di atas
cemas saat ia tidak bisa melakukan menjadi penyebab (antecendent) mengapa Doni
kebiasaannya tersebut. Doni merasa cemas akhimya selalu menyapu dan mengepel lantai
bahwa suatu hal yang buruk akan terjadi jika kamamya. Bentuk perilaku (behavior) yang
ia tidak melakukan kebiasaannya meskipun dilakukan Doni adalah menyapu dan
pada kenyataannya konsekuensi negatif yang mengepel lantai kamamya pada pagi dan
ia takutkan jarang terjadi. Doni merasa tidak malam hari, serta setiap Doni pulang dari
bisa melepaskan diri dari kebiasaannya suatu tempat dan tiba di kosnya. Doni selalu
meskipun ia merasa lelah serta menghabiskan merasa kamarnya berdebu dan harus disapu
banyak waktu, dan menyadari bahwa serta dipel. Doni merasa tidak nyaman ketika
mungkin sebenarnya ia tidak perlu melakukan menginjak lantai kamarnya dan terasa lengket,
kebiasaan yang menjadi simtom gangguan • berdebu, dan tidak bersih. Doni cemas akan
obsesi dan kompulsi tersebut. Doni juga ada kuman penyakit · yang bersarang di
cenderung menyukai kesempurnaan (menurut kamamya karena dirinya tidak menyapu dan
pandangannya sendiri) dan merasa tidak mengepellantai kamamya.
nyaman saat ada beberapa hal yang tidak Ada beberapa konsekuensi (consequence)
sempurna terjadi dalam hidupnya. yang terjadi akibat iebiasaannya inm. Di satu
sisi Doni berhasil menjaga kebersihan

19
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.I, hal. 7-24

kamarnya dan seakan mencegah kuman hubungannya dengan orang lain kurang
penyakit bersarang di kamarnya (konsekuensi mendalam. Padahal Doni sebenarnya
positiO. Namun di sisi lain, Doni telah memiliki kebutuhan afeksi dan dorongan
menghabiskan banyak waktu, energi, dan emosional (dukungan) dari orang lain. Sikap
uang untuk membeli lebih banyak lagi cairan Doni yang cenderung kurang mau menjalin
pembersih lamai, serta menghabiskan lebih relasi berkaitan dengan sifamya yang
banyak lagi air untuk mengepel kamarnya. cenderung mengabaikan dan mengutamakan
Doni sendiri mengakui bahwa kadang dirinya diri sendiri, serta sibuk dengan masalahnya
merasa Ielah dan malas unwk menyapu dan sendiri. Doni juga kurang peka dan empati
mengepellantai kamarnya berulang kali tetapi pada lingkungan dan orang lain.
tidak berdaya untuk menghentikannya. Di sisi lain, Doni memiliki ambisi dan
Perasaan !ega setelah menyapu dan cita-cita, serta motivasi untuk maju. Hal ini
mengepel membuat Doni tetap didukung oleh daya konsentrasinya yang
mempertahankan kebiasaannya ini. Doni cukup baik. Doni juga mempunyai bakat
seakan telah terbebas dari kuman penyakit dalam hal dekorasi. Namun sayangnya gaya
dan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan jika berpikir Doni cenderung rumit dan kurang
kamarnya tidak disapu dan dipel padahal fleksibel. Hal ini berpengaruh pada simtom
belum tentu Doni akan terserang penyakit OCD yang dialaminya karena biasanya klien
jika kamarnya tidak disapu atau dipel. Selain OCD memiliki gaya berpikir yang rumit,
itu, belum tentu Doni tidak dapat berdasarkan aturan tertentu, dan cenderung
menghentikan rasa tidak nyaman yang ada kaku sehingga mereka lebih mudah cemas jika
saat kebiasaan ini belum dilakukan jika selalu sesuaru tidak berjalan sesuai dengan yang
menghindari perasaan tidak nyaman atau mereka inginkan.
kecemasan tersebut dengan terus melakttkan Selain itu, Doni juga memiliki sifat
kebiasaannya. mudah cemas dan kebutuhan akan rasa aman
Hubungan dengan keluarga yang tidak yang tinggi. Kebutuhan akan rasa aman ini
begitu dekat membuat Doni terbiasa hidup membuat Doni mencari hal-hal pasti yang
dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya dapat meningkatkan rasa amannya seperti
secara mandiri. Selain iru, ibu Doni juga ritual kompulsi yang dilakukannya. Kontrol
mengajarkan Doni untuk hidup mandiri. diri Doni juga cenderung kaku sehingga
Doni cenderung kurang memiliki sikap menambah kecemasan dalam diri Doni jika
empati dan perhatian pada keluarganya dan sesuaru tidak berjalan seperti yang
lebih bersikap egosentris serta lebih diharapkannya. Doni juga seringkali menekan
memperhatikan hal-hal yang menyangkut ·perasaannya dan bersikap dingin. Kecemasan
dirinya sendiri. Doni dapat memicu perhatian pada pikiran
Hasil tes pikologi Doni menunjukkan obsesi yang melintas dan kebutuhan akan rasa
bahwa Doni memiliki kepercayaan diri yang aman dapat memicu timbulnya ritual
cukup tinggi. Ia juga bisa menyesuaikan diri kompulsi yang seakan-akan memenuhi rasa
dengan lingkungan dan menjalin relasi . man tersebut walau hanya sementara tetapi
dengan orang lain. Namun sayangnya Doni pada akhirnya hanya memperkuat simtom
cenderung menarik diri da ri lingkungan dan OCD yang dialami Doni.

'
20
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No. I, hal. 7-24

Dinamika Gangguan Doni


Skema 2
Dinamika gangguan obsesif kompuLsif Doni
Dinamika Gangguan

Faktor-faktor internal Faktor-faktor eksternal


(proses psikologis, karakteristik psikologis (peristiwa dan orang- orang yang relevan
yang terbentuk, penghayatan pribadi) dengan perkembangan psikologis)

- Ayah jarang di rumah dan sibuk bekerja.


- Merasa asing dan tidak dekat dengan ayahnya.
- lbu menanamkan beberapa kebiasaan
KEHIDUPAN - Lebih dekat dengan ibunya dan tinggal tenrang kebersihan dan kedisiplinan serta
AWAL bersama kedua adiknya. mengontrol Doni untuk terap melakukan
(Masa Kanak- - Mengikuti kebiasaan yang diajarkan oleh kebiasaan2 tersebut. lbu juga
kanak) ibunya tentang kebersihan, kedisiplinan, dan memberirahu bahwa sesuatu yang buruk
misalnya sakit, akan terjadi jika Doni

I
- Terbiasa hidup mandiri dan penuh perencanaan, juga
tidak melakukan kebiasaan yang
diajarkan.
- Orang tua bercerai

terbiasa melakukan semua kebiasaan yang ditanamkan


oleh ibu sejak kecil (mulai dari mencuci tangan,
mencuci kaki, memakai sandal di kamar, dan lain-lain).
- lbu selalu mengajari
- Merasa bahwa pernikahan bukanlah prioriras dalam
MASA bahwa Doni harus
hid up (karena perceraian orang tuanya).
KEHIDUPAN memiliki rencana dalam
- Mulai menyadari bahwa kebiasaan yang dimilikinya
BERIKlJINYA hidupnya.
selama ini mempakan simtom dari gangguan obsesif
(Remajadan - Kebiasaan yang telah
kompulsif (saat semester awal kuliah) terapi tidak
dewasa) diranamkan oleh ibu
melakukan suatu usaha untuk menghentikannya.
terap dikontrol agar
- Lebih senang bepergian sendiri karena kurang nyaman
Doni tetap
dengan ternan-ternan yang tidak memahami
melakukannya,
kebiasaannya dan cenderung beQ:indak kurang bersih
terurama jika Doni
atau kurang rapi.
pulang ke rumah
- Merasa kurang empati dan peduli pad a keluarganya
ihnnv:~ .
(orang tua dan adiknya) karena tinggal terpisah dan
hubungan yang tidak begitu dekat.
- Senang mengatur dan merapikan buku, pakaian serta
memindahkan barang2 sesuai dengan keinginannya.
- Memiliki urutan tertentu yang khusus saat memakai
produk perawaran n1buh
- Terbiasa hidup dengan kebersihan dan kedisiplinan
yang kuat, menyapu dan mengepellantai berulang2 dim
1 hari untuk menia2<1 kebersihan.

l Kondisioning, ~ristiwa hid up yang signifikan


J
Kurang ada kedekatan antar anggota keluarga. Adanya pembenn1kan kebiasaan-kebiasaan yang kurang tepat
oleh ibu tentang kebersihan dan kedisiplinan dan membentuk simtom gangguan obsesif kompulsif serta tetap
Kondisioning dikontrol untuk menj~ kebiasaan tersebut terap berlangsung.

Peristiwa Hidup yang - Perceraian orang n1a.


Signifikan - Sikap ibu yang sangat kaku dan mengharuskan Doni mengikuti segala aturan serta kebiasaan yang
diajarkannya.

_j

' OSD

21
Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

Hubungan Doni yang tidak terlalu dekat Kekurangan:


dengan ayahnya dan perceraian orang tuanya • Mudah ragu-ragu dalarn mengambil suatu
mernbuat Doni lebih dekat dengan ibunya. keputusan atau tindakan
Sayangnya ibu Doni rnenerapkan semua • Hubungan dengan sesarna kurang
aturan tentang kebersihan terlalu berlebihan mendalam dan kurang empati
sehingga akhirnya secara kaku juga • Mudah merasa cemas
menerapkan kebiasaan tersebut hingga dewasa • Terlalu menekan dorongan dalam diri dan
dan merasa cemas jika tidak rnelakukannya kaku
karena sudah rnerasa terbiasa dengan kondisi • Memiliki kecenderungan obsesif dan
yang sangat bersih. Peringatan dari ibunya kompulsif.
tentang kurnan yang dapat rnernbawa penyakit
selalu rnernbuat Doni merasa cernas bahwa SIMPULAN
dirinya dapat rnengalarni sakit tertentu jika Faktanya, banyak orang yang mengalarni
tidak rnenjaga kebersihan tubuhnya. OCD memahami pikiran mereka yang
Kebiasaan ini juga rnernbuat Doni rnenjadi mengganggu sebagai suaru ancarnan atau
rnudah cernas dan sangat kaku, terutama sesuatu yang tidak bermoral. Ketika hal ini
dalarn rnelakukan ritual kebersihannya. terjadi, pemaharnan tersebut mengaktifkan
Doni akhirnya rnemahami bahwa sistem tubuh yang mendeteksi bahaya secara
kebiasaan yang dilakukannya selama ini otomatis (sistem 'fight-flight'), yang
adalah simtom dari gangguan obsesif menyebabkan rnereka rnenaruh perhatian
kompulsif retapi ia tidak dapat lebih pada hal yang dianggap sebagai ancaman
rnenghentikannya karena Doni merasa tidak (Abramowicz, 2008).
nyarnan dan cemas sesuatu yang buruk akan Distorsi kognitif rurut mempengaruhi
terjadi jika dirinya berhenti melaku~n pembentukan simtom OCD. Hal ini
kebiasaan-kebiasaan tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan bahwa keyakinan,
rnernpengaruhi hubungan pertemanan Doni. harapan, dan pendirian kita mempengaruhi
Doni lebih rnernilih pergi atau bersama peribku kita. Defisiensi kognitif dapat
dengan ternan yang dapat rnernahami menyebabkan gangguan emosi. Beberapa
kebiasaannya dan kurang nyaman pergi terapis kognitif meyakini bahwa kesalahan
bersarna ternan-ternan yang dianggapnya dalam berpikir merupakan penyebab dari
kurang bersih dan tidak dapat memahami problem emosi dan perilaku (Martin & Pear,
kebiasaannya. Doni akhirnya juga lebih 2005). Selain itu, Beck (dalam Abramowicz,
senang melakukan segala sesuatu sendiri 2008) juga mengatakan bahwa emosi tidak
tanpa kehadiran orang lain. Ia menjadi disebabkan oleh situasi atau stimulus yang ada
pribadi yang tertutup dan lebih tetapi lebih disebabkan oleh bagaimana
memperhatikan diri sendiri, serta kurang seseorang rnengatribusikan makna pada
peduli pada orang lain. situasi atau stimulus tersebut. Emosi tertentu
Kelebihan: • (dan perilaku yang sama) berhubungan
• Selalu memiliki perencanaan dalam hidup dengan interpretasi tertentu. Kaitannya
• Selalu berusaha bersikap profesional dalam dengan kasus OCD, interpretasi yang
hal pekerjaan berkaitan dengan hal yang diterima sebagai
• Sangat rnandiri suatu ancaman akhimya menuntun pada
• Mudah bergaul dan menyesuaikan diri kecernasan dan aksi untuk mengurangi
dengan lingkungan. ancarnan tersebut.
'
22
}tunal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No.1, hal. 7-24

Kriteria diagnostik gangguan obsesif OCD pada kasus ini adalah pola asuh yang
kompulsif berdasarkan DSM IV (dalam cenderung menekankan paoa kedisiplinan
Davidson et al., 2006), menyebutkan bahwa dan kebersihan yang terlalu kuat dan kaku
obsesi merupakan pikiran, impuls, atau serta memaksa anak untuk melakukan
gambaran yang dialami secara menetap dan kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan dan
berulang, pada beberapa waktu selama situasi memberitahu efek negatif yang akan terjadi
yang kacau, sebagai suatu hal yang jika anak tidak melakukannya sehingga anak
mengganggu dan tidak tepat yang tidak pernah mengetahui dan belajar bahwa
menyebabkan kecemasan atau stres. sebenarnya kebiasaan yang menjadi simtom
Sedangkan kompulsi merupakan perilaku OCD tersebut tidak perlu dilakukan karena
berulang (contohnya: cuci tangan, mengatur kemungkinan bahaya yang akan terjadi sangat
sesuatu, memeriksa) atau tindakan mental kecil. Kebiasaan pun terus terjadi karena
(contohnya: berdoa, menghitung, mengulangi orang tua cenderung mengontrol dan
kata secara diam-diam) yang dilakukan oleh memaksa anak agar terus melakukannya dan
orang yang mengalami OCD karena ia merasa melakukan penguatan negatif (kemarahan)
terdorong untuk menampilkan sebagai respon jika anak tidak melakukan. Akhirnya anak
dari obsesi atau berdasarkan peraturan bahwa menjadi terbiasa dan merasa cemas jika tidak
hal tersebut harus dilakukan secara kaku. melakukan ritual kompulsi (akibat efek
Perilaku atau tindakan mental tersebut negatif yang diberitahu akan terjadi jika ritual
bertujuan untuk mencegah atau mengurangi tidak dilakukan). Hal ini juga menunjukkan
stres. Sarna halnya pada kasus Ani dan Doni, bahwa OCD dapat ditularkan melalui pola
mereka mengalami pikiran obsesi secara asuh orang tua meskipun anak tidak
menetap dan berulang tentang kuman yang mengalami trauma yang berkaitan dengan
akan membuat mereka sakit dan simtom OCD itu sendiri.
menyebabkan mereka merasa cemas atau stres
sehingga akhimya mereka melakukan SARAN
kompulsi, tindakan yang dilakukan sebagai Subjek penelitian disarankan untuk
respon dari pikiran obsesi mereka tentang mengikuti kegiatan yang bisa mengasah sikap
kuman tersebut (mencuci tangan, menyapu, spontanitas dan melakukan pekerjaan dengan
dan mengepel) untuk meredakan stres atau aturan yang tidak terlalu banyak agar tidak
kecemasan yang mereka alami. Beberapa terlalu kaku dalam menghadapi suatu
karakteristik kepribadian OCD yaitu masalah, khususnya berkaitan ~engan ritual
perfeksionis, pencemas, detil, kaku, dan cara kebersihan mereka. Selain itu, subjek juga
berpikir yang rumit serta selalu memikirkan diminta untuk mengikuti kegiatan relaksasi
hal negatif yang akan terjadi. supaya bisa menurunkan kecemasan tentang
Faktor yang sangat berpengaruh pada ritual kebersihan.
pembentukan dan perkembanga~ simtom

'
23
Jumalllmiah Sosial dan Humaniora Vol. 5 No. I, hal. 7-24

DAITAR PUSTAKA

Abramowitz, J.S. 2008. Understanding and Treating Obsessive-Compulsive Disorder. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Davidson et al. 2006. Psikolcgi Abnormal Edisi Ke-9. (Noermalasari, F., Pengalih bhs.). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.

Hyman, B.M., & Pedrick, C. 2005. The OCD Workbook. Second edition. Oakland: New Harbinger
Publications, Inc.

Lambert, M. 2008. Obsessive-Compulsive Disorder. American Family Physician. Oiakses pada tanggal 23
Oktober 2009, http://proouest.umi.com

Poerwandari, K. 2001. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Ul.

Wiramihardja, S.A. 2005. Pengantar Psikolcgi Abnormal. Bandung: PT. Refika Aditama.

24
JURNAL ll..MIAH
SOSIAL & HUMAN!ORA
ISSN 0216-1532

Terbit dua kaii setahun pada bulan Juni dan Desember. BeiN tulisan yang berasal dari hasU penelitian,
kajian at:au karya ilmiah di bidang Sarial dan Humaniora.

Ketua Penyunting
Ketua Lemhl.,aa Penelitian dan Pef\,oabdian Kepada M~

Penyunting Pelaksana
Jatie K Pudjibudojo
Sujoko Efferin
AHery Pratono
Hartanti

Sta£Pdaksana
Tang Hamidy, Hadi Krisbiyanto, Sukono

Penetbit
Lemhlga Penelitian dan Pengabdian ~da Ma...)'3l<lkat
Univetsit:as SuraOOya

Alamat Penetbit/Redaksi
Gedung Perpust:akaan Lt.IV, ~it:as Surahlya
}alan Raya Kalirunglrut, SuraOO.ya, 60293
Telp. (031) 2981360, 2981365
Fax. (031) 2981373
Website: hnp-//lppm.ubaya.ac.id
Email : lppm@ubaya.ac.id

Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi pemah rerbit dengan nama Unitas (pertama kali terbitt:ahun 1992)
oleh Lemhlga Penelitian U~t:as Suraba)7cl.

lsi di luar tanggungjamlb Perretakan. I


}URNAL ILMIAH
SOSIAL & HUMANIORA
ISSN 0216-1 S)2

Volume 5 Nomor 1, Desember 2011


Halaman 1-75

Netty, Monique Elizabeth Sukamto


MOTIVASI MELAKUKAN LATIHAN FISIK
Dl PUSAT KEBUGARAN 'X' PADA REMAJA
Q1al: 1-6)

Rani Dwisaptani, Hartanti Nanik


DINAMIKA PENDERITA GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF KEBERSIHAN
Q1al: 7-24)

Soerjantini Rahaju
FAKTOR RISIKO PADA PERNIKAHAN TAHAP FAMILY
WITH YOUNG CHILDREN
Q1al: 25-45)

Sriwati
KORUPSI KEPALA DAERAH DAN f\KIBATNYA
(ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM DAN AGAMA)
Q1al: 46-6 3)

Ingrid Panjaitan, N. Purnomolastu


HUBUNGAN DANA ALOKASI UMUM, BELANJA MODAL,
PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN PETUMBUHAN EKONOMI,
TERHADAP PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN
Q1al: 64-75)

Sosial & Humaniora Vol.5 No.1 Desember 2011 Hal.l-75 ISSN 0216-1532

Anda mungkin juga menyukai