Anda di halaman 1dari 5

MEMAHAMI GANGGUAN KECEMASAN PADA REMAJA

Rivani Nainggolan
(0304203081)

Dosen Pengampu :
Khairul fadhilah Mahfuzhatillah, S.Psi, M.Psi,Psikolog

Tadris Bahasa Inggris -3


Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

ABSTRAK
Penelitian ini adalah untuk memahami gangguan kecemasan di remaja. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan menguraikan tentang ganggua n
kecemasan pada remaja . Teknik pengumpulan data yg dipergunakan pada penelitian ini adalah
studi kepustakaan (Library Research) dimana studi kepustakaan merupakan aktivitas
mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan menggunakan penelitian yang asal berasal buku ,
jurnal-jurnal ilmiah, literatur- literatur serta publikasi-publikasi lain yg layak dijadikan sumber
untuk penelitian yang akan pada teliti penulis, dengan cara menggambarkan dan menguraika n
data tadi adalah melalui beberapa pendapat para pakar. Manfaat berasal penulisan ini artinya
buat menambah wawasan bagi para pembaca tentang gangguan kecemasan apa saja yang
dirasakan pada remaja.
Kata kunci : gangguan, remaja, cemas

ABSTRACT
This study is to understand anxiety disorders in adolescents. This study uses a qualitative
approach, namely to describe and describe anxiety disorders in adolescents. The data collection
technique used in this research is library research where library research is an activity of
collecting related materials using research originating from books, scientific journals,
literatures and other publications that are worthy of being used as sources. For research that
will be examined by the author, by describing and describing the data, it is through several
expert opinions. The benefits of this writing mean to add insight for readers about what anxiety
disorders are felt in adolescents.
Keywords: adolescent, disorder, anxiety
PENDAHULUAN

Remaja adalah masa peralihan kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja di sebut juga
dengan masa transisi karena pola perubahan yg terjadi pada diri remaja, mulai dari perubahan
fisik sampai perubahan berbagai macam emosi. Mereka akan mengalami dan melawati hal baru
dalam hidupnya dan merasakan banyak sekali perasaan mirip senang, bersemangat atau malah
merasakan kecemasan yg membuat gelisah.
Kecemasan atau yg biasa kita kenal dengan sebutan anxiety ialah perasaan gugup atau
risi yg tak nyaman karena sesuatu hal yang sedang terjadi maupun yg belum terjadi.
Kecemasan bisa muncul sebagai dampak akumulasi dari frustasi, perseteruan, dan stres.
berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan menyatakan bahwa kecemasan lebih
seringkali terjadi di perempuan dibandingkan di pria (Situmorang, 2018; Situmoran g,
Mulawarman, & Wibowo, 2018). Jumlah penderita gangguan kecemasan pada Indonesia
berdasarkan data Kementerian Kesehatan menandakan kurang lebih 14 juta orang di Indonesia
yang berusia pada atas 15 tahun mengalami gejala kecemasan. angka ini setara dengan 6 %
jumlah penduduk Indonesia.

TINJAUAN TEORITIK

Kecemasan merupakan sesuatu yang biasa dalam kehidupan sehari hari karena kecemasan
sangat dibutuhkan sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam, namun ketika kecemasan
terjadi terus menerus dan mengganggu keseharian disebut gangguan kecemasan (ADAA, 2010).
Bahkan pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan kecemasan juga merupakan
suatu komorbiditas (Luana, et al., 2012).
Kaplan, Sadock dan dan Grebb (dalam Fausiah & Widury, 2007 menyatakan bahwa
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
ordinary terjadi menyertai perkembangan, perubahan pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan dalam arti ringan dapat meningkatkan produktivitas seseorang, namun jika
terjadi secara terus menerus dapat mengganggu mekanisme kerja, baik fisik maupun psikis.
Menurut Hurlock (1975),
Dari pengertian beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan kecemasan digambarkan
sebagai suatu kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas, tidak pasti
terhadap peristiwa yang akan datang.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu mendeskripsikan serta


menguraikan tentang gangguan kecemasan pada remaja. Cara untuk mendeskripsikannya adalah
melalui pendapat berasal para ahli. Maka menggunakan memakai pendekatan kualitatif
penelitian ini diharapkan bisa memberikan berita berita secara komprehensif wacana ganggua n
kecemasan pada remaja.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah studi
kepustakaan (Library Research) dimana studi kepustakaan ini artinya kegiatan mengumpulka n
bahan bahan yg berkaitan dengan penelitian yg berasal berasal jurnal jurnal ilmiah, literatur –
literatur , dan penulis. Studi kepustakaan ini dilakukan buat menerima gosip yg bersifat teoritis
sebagai akibatnya penulis memiliki landasan yang kuat menjadi suatu yang akan terjadi ilmia h.
Data dalam penelitian ini sesuai buku dan jurnal yang relevan untuk diteliti penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Banyak remaja saat ini mengalami ganggguan kecemasan karena adanya perubahan
ekstrem pada rutinitas kehidupannya, seperti masa pandemi sekarang yang telah mengubah
kebiasaan remaja, pada awalnya remaja bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-
teman dan aktifitas di sekolah atau lingkungan sosial akan tetapi saat ini remaja terpaksa berada
di rumah dalam waktu yang tidak ditentukan dan ini dapat menimbulkan gangguan kecemasan
Kementrian Kesehatan menyebutkan angka gangguan kecemasan mengalami kenaikan
sebesar 6,8 % selama masa pandemi. “Penelitian terakhir yang telah dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menemukan kenaikan
gangguan cemas sekitar 6,8 % ” ujar subkoordinator substansi masalah kesehatan jiwa anak dan
remaja Kemenkes, dr Juzi Delianna, M.Epid dalam bincang-bincang Kesetaraan Dalam
Kesehatan Jiwa Untuk Semua yang diikuti secara daring.
Atau pelajar dengan pendidikan SMA tingkat akhir memiliki tugas untuk belajar untuk
menuju kejenjang berikutnya dan disamping itu harus mulai memikirkan bagaimana
kelangsungan hidupnya dimasa yang akan datang. Semua pola perubahan tersebut menjadikan
seorang pelajar berada pada suatu masa yang cukup rentan untuk mengalami gangguan secara
psikologis, termasuk diantaranya adalah gangguan kecemasan (Prabowo & Sihombing, 2010).
Gangguan kecemasan dapat menyebabkan gangguan kondisi psikis yang menimbulka n
masalah produktivitas Perasaan ini muncul ketika menghadapi situasi tertentu, seperti waktu
mau presentasi, sebelum ujian, waktu menjumpai atasan, dan sebagainya. Rasa cemas ini
sebenarnya normal karena hal tersebut merupakan bagian dari kehidupan setiap manusia,
Namun jika remaja sering merasakan kecemasan tanpa alasan yang jelas kemungkinan besar
remaja tersebut mengalami gangguan kecemasan.
Individu yang mengalami kecemasan memiliki kecenderungan memiliki kondisi emosi
yang negatif seperti: kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan. Kecemasan tidak selalu
berdampak merugikan, karena pada dasarnya rasa cemas yang muncul dalam intensitas tidak
berlebihan dapat berfungsi sebagai mekanisme kontrol terhadap diri untuk tetap mawas terhadap
setiap peristiwa yang terjadi. Tetapi, apabila kecemasan yang dirasakan muncul secara
berlebihan, akan menjadi sebuah gangguan dan hal itu dapat berdampak merugikan.
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan intellectual yang umum dengan
prevalensi seumur hidup yaitu 16%-29% (Katz, et al., 2013). Organisasi kesehatan dunia
(WHO) memperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan dan sebanyak 48%
remaja sering merasa cemas (Kaplan, Sadock, & Grabb, 2010). Sedangkan gangguan kecemasan
terkait jenis kelamin dilaporkan bahwa prevalensi gangguan kecemasan seumur hidup pada
wanita sebesar 60% lebih tinggi dibandingkan pria (NIMH dalam Donner & Lowry, 2013).
Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau
sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan intellectual emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014). Terkait dengan
mahasiswa dilaporkan bahwa 25% mahasiswa mengalami cemas ringan, 60% mengalami cemas
sedang, dan 15% mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa
setiap orang dapat mengalami kecemasan baik cemas ringan, sedang atau berat (Suyamto, et al.,
2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Salah satu masalah kesehatan intellectual emosional yang banyak terjadi pada remaja
adalah masalah kecemasan. Menurut Santrock (2003) , masalah kecemasan cenderung dialami
oleh remaja perempuan dibanding remaja laki laki, kecemasan yang tidak ditangani akan
mengakibatkan remaja mengalami ketakutan terus menerus, tidak bisa berkonsentrasi dan
bahkan dapat timbul serangan panic sehingga remaja tersebut tidak dapat melakukan akifitas
sehari hari bahkan akibat lanjut adalah terjadinya gangguan jiwa berat.
Penanganan dini terhadap remaja yang mengalami masalah mental emosional sangatla h
penting karena remaja merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan tonggak
keberhasilan suatu bangsa dimasa depan.
Untuk dapat memberikan penanganan yang tepat, perlu didapatkan facts dasar yang akurat
tentang element apa saja yang berkaitan dengan kondisi kesehatan jiwa remaja khususnya yang
mengalami masalah kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, Dadang. (2001). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokeran
Universitas Indonesia
Kompasiana, (2022) “Memahami Gangguan Kecemasan Pada Remaja” .
Diakses pada 3 Maret 2022 pukul 01:57
Shaleh, Ummiyah. (2017) . tension disease (Memahami gangguan kecemasan : Jenis-Jenis,
gejala, perspektif teoritis dan penanganan) : Universitas Hasanuddin : Fak. Kedokteran
Pamungkas, Joko Adi. (2018) . Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik, Jakarta : Jagat Jawa
ADDA, (2010). Generalized anxiety sickness, https://adda.org/
Nevid, J.S, Rathus, S.A & Greene B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta : Erlangga
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2013

Anda mungkin juga menyukai