BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa berat merupakan salah satu gangguan jiwa yang harus
segera ditangani, apabila tidak ditangani dengan segera dan pengobaatan yang
tidak tepat maka penderita dengan gangguan jiwa berat dapat menunjukan
perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
gangguan jiwa dengan presentasi 14,3 % pada data Riskesdas tahun 2013.
melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan sekitarnya.
WHO Menyatakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami
gangguan jiwa. Dinyatakan setidaknya ada satu dari empat orang didunia
saat ini jumlah penduduk Banten sekitar 1,5 juta jiwa, maka ada sekitar 11,550
yang mengalami gangguan jiwa berat. Untuk jumlah gangguan jiwa berat
urutan pertama adalah Kota Tangerang sekitar 2,3 % dan yang paling rendah
sampai dengan mei 2018 terdapat 189 pasien dengan diagnosa skhizoprenia
(15 orang), harga diri rendah 4,23 % (8 orang), perilaku kekerasan 3,70 %
Halusinasi dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi klien, orang lain
pasien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain dan bahkan dapat
merusak lingkungan sekitarnya. Hal ini terjadi jika halusinasi yang dialami
klien sudah sampai fase ke empat (IV) yaitu dimana klien sampai mengalami
seperti ini apabila tidak segera diatasi dengan cepat akan sangat berdampak
buruk pada pasien dan juga orang lain. Untuk memperkecil dampak yang
pendengaran dengan judul karya tulis ilmiah “Asuhan Keperawatan pada Ny.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Panunggangan.
Panunggangan.
4
Panunggangan.
dan metode kepustakaan. Metode deskriptif yaitu metode ilmiah yang bersifat
pembahasan.
secara kesinambungan
5
head to toe terhadap klien dengan metode inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi
D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan makalah ilmiah ini yang terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
experiencing tastes)
panca indera seorang klien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun,
2005).
meliputi :
a. Faktor predisposisi
1) Faktor Biologis
8
2) Faktor Perkembangan
3) Faktor Sosiokultural
4) Faktor Biokimia
5) Faktor Psikologis
lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju
alam nyata.
6) Faktor genetik
b. Faktor presipitasi
2) Faktor biokimia
3) Faktor psikologi
Keterangan:
a. Respon adaptif
sosial budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran.
dan lingkungan.
b. Respon psikososial
gangguan.
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
orang lain.
c. Respon maladaptive
hati.
dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
4. Tahapan halusinasi
Klien, tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini halusinasi
kesadaran.
13
2) Perilaku Klien
pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat, diam dan
berkonsentrasi.
antipati.
2) Perilaku klien
1) Karakteristik (psikotik)
2) Perilaku klien
d. Tahap IV (psikotik)
Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat
panik.
1) Karakteristik
2) Perilaku klien
terhadap lingkungan.
15
5. Jenis Halusinasi
orang. Suara dapat berkisar dari suara yang sederhana sampai suara
berbahaya.
yang menyenangkan.
Halusinasi yang seolah-olah mencium bau busuk, amis atau bau yang
d. Halusinasi pengecap
kacau dan kadang tidak masuk akal, tidak dapat membedakan hal nyata
dan tidak nyata, menarik diri dn menghindar dari orang lain, berhenti
sendiri, orang lain dan lingkungan) (Towsend, 1998: 152). Adapun tanda
7. Mekasnisme Koping
ansietas.
pada orang lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai
8. Sumber koping
seperti modal intelegensia atau kreatifitas yang tinggi. Orang tua harus
1. Pengkajian keperawatan
difokuskan pada :
a. Faktor Predisposisi
1) Biologi
2) Psikologis
terjadi karena adanya isi dalam tidak sadar yang masuk alam sadar
ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis
3) Sosial Budaya
b. Faktor Presipitasi
1) Biologi
rangsangan.
2) Stress lingkungan
3) Pemicu gejala
(keputusasaan, kegagalan).
c. Manifestasi Klinik
1) Halusinasi penglihatan
menjawab suara.
2) Halusinasi pendengaran
3) Halusinasi penciuman
penciuman adalah :
atau darah.
d. Mekanisme koping
neurobiology termasuk :
1) Regresi
menanggulangi ansietas
2) Proyeksi
3) Menarik diri
a. Jenis Halusinasi
1) Halusinasi pendengaran
telinga.
2) Halusinasi penglihatan
3) Halusinasi penghidu
menutup hidung.
4) Halusinasi pengecapan
5) Halusinasi perabaan
b. Isi Halusinasi
d. Respon halusinasi
2. Diagnosa keperawatan
ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase IV, dimana klien mengalami
Masalah – masalah itu antara lain harga diri dan isolasi social ( Stuart dan
Laraia, 2005 ).
Gangguan halusinasi
Isolasi sosial
b. Gangguan halusinasi
c. Isolasi sosial
b. Tujuan :
2) Mengontrol halusinasinya
c. Kriteria evaluasi
diantaranya :
memperagakannya.
diantaranya :
halusinasi.
26
d. Intervensi
diantaranya :
1) SP 1 ( …… )
(1) Isi
(2) Frekuensi
tindakannya meliputi :
2) SP 2 (…….)
f) Jelaskan pengobatan (6 B)
teratur
3) SP 3 (…….)
muncul
28
muncul kembali.
4) Sp 4 (…..)
Tahapannya :
halusinasi
diantaranya :
klien.
klien.
dengan halusinasi.
keluarga.
dengan halusinasi.
c) RTL keluarga :
(1) Follow Up
(2) Rujukan
meningkat.
halusinasi.
31
4. Implementasi
situasi nyata sering pelaksanaan jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya (here
adalah :
mengontrol halusinasi.
5. Evaluasi
menjadi dua jenis yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan delesai
membandingkan respon klien pada tujuan umum dan khusus yang telah
ditentukan.
sebagai berikut :
menghardik
memperagakan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Alasan Masuk
Pada saat dikaji pada tanggal, 02 mei 2018 didapatkan data klien
klien tidak bisa tidur sudah 4 bulan karena sering mendengar suara
3. Faktor Predisposisi
4. Faktor Presipitasi
berhasil, pada tahun 2014 sampai saat ini Klien berobat ke Puskesmas
5. Pemeriksaan Fisik
tajam, kontak mata aktif, hidung bersih kadang terlihat tarikan nafas
yang keras, mulut mukosa bibir basah klien bicara nyambung kadang-
6. Psikososial
a. Genogram
satu anaknya dan tinggal dengan ibu dan bapaknya. Semua saudara
b. Konsep Diri
1) Citra tubuh
2) Identitas Diri
satu anak.
3) Peran
4) Ideal Diri
5) Harga Diri
c. Hubungan Sosial
jika ada masalah pasti klien cerita kepada ibunya dan juga
7. Status Mental
a. Penampilan
Kebersihan dan kerapihan klien cukup baik, rapi dan pakaian yang
b. Pembicaraan
c. Aktvitas Motorik
menundukan kepalanya.
d. Alam Perasaan
e. Afek
lain.
g. Persepsi
yang muncul saat klien sendirian melamun. Isi suara itu adalah
39
suara itu saat dia melamun, sendirian dan malam hari, kadang-
kadang muncul pada saat ramai. Lama suara-suara itu kurang lebih
h. Proses Fikir
i. Isi Pikir
j. Tingkat Kesadaran
sore atau malam. Klien juga mengetahui kalau saat ini sedang di
rumah. Klien masih ingat siapa saja yang semalam tidur dengan
k. Memori
kelahiran anak.
m. Kemampuan Penilaian
ibu diminta milih maka ibu milih makan dulu atau mandi dulu ?”
setelah makan harus cuci piring nanti bisa kotor kalau pilih mandi
dulu”.
tanpa bantuan. Klien minum 8 gelas perhari. Klien BAB 2 kali sehari
dan BAK 4-6 kali sehari, Klien melakukan sendiri tanpa bantuan, dan
Klien mandi 2 kali sehari tiap pagi dan sore dengan memakai
sabun, menggosok gigi setiap mandi dan dua hari sekali keramas,
Klien dapat istirahat cukup dan tidur selama kurang lebih 8 jam tiap
harinya, pada siang hari Ny.A setelah mengantar ibunya jualan dan
antar jemput sekolah Klien diam di rumah dan tidur, terkadang Ny.A
ditentukan oleh dokter secara rutin dan teratur. Klien mengatakan jika
42
9. Mekanisme Koping
muncul saat Klien sendirian melamun. Isi suara itu adalah suara
dia melamun, sendirian dan malam hari. Lama suara-suara itu kurang
pendengaran
dirinya kurang percaya diri dan merasa malu karena klien dianggap
saat ini tidak bisa sembuh. klien mengatakan tidak pernah ikut serta
Pohon Masalah
Gangguan sensori
persepsi:
Halusinasi pendengaran
Isolasi Sosial
B. Diagnosa keperawatan
3. Isolasi social
tersebut adalah core problem atau masalah utama pada klien. Isolasi social
kekerasan.
45
pelaksanaan yaitu:
menghardik.
keuntungan minum obat serta kerugian tidak minum obat, anjurkan klien
obat.
yang baik dan benar, dan berikan pujian, jelaskan dan latih cara
menghardik, cara minum obat yang baik dan benar, dan bercakap-cakap.
SP 4 evaluasi jadwal kegiatan menghardik, cara minum obat yang baik dan
46
menghardik, cara minum obat yang baik dan benar, bercakap-cakap, dan
melakukan kegiatan.
D. Implementasi
E. Evaluasi
dan Klien mengatakan sudah tau apa itu halusinasi dan bisa menjelaskan
tentang halusinasi seperti isi, frekuensi, waktu, respon dan faktor pencetus,
dank lien mengatakan sudah bisa menghardik. Objektif (O) klien Nampak
menutup telinga, dan klien tampak mengerti apa itu halusinasi dengan bisa
(A) klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menutup telinga atau
menghardik halusinasi jika suara itu datang lagi), untuk perawat (lanjutkan
subjektif (S) klien mengatakan saya suka minum obat teratur, obat yang
supaya badan tidak kaku sehingga rileks diminum dua kali sehari pagi dan
malam dosisnya satu (2)mg seperti ini. Objektif (O) klien terlihat dapat
menyebutkan kembali seperti apa yang dijelaskan (nama obat, dosis dan
48
frekuensi minum, dan manfaat), klien koopratif dan aktif bertanya masalah
obat, dan klien terlihat menulis dijadwal kegiatan harian. Analisa (A) klien
(anjurkan Klien minum obat yang teratur, jangan dibuang dan kalau mau
minum obat sambil diingat lagi obatnya supaya tidak lupa), dan untuk
orang lain seperti orang tua dan teman yang ada dirumah. Objektif (O)
Klien terlihat koopratif dan aktif bertanya. Analisa (A) klien dapat
dilakukan).
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
dokumentasi.
Data objektif secara teori yang timbul pada klien dengan halusinasi
verbal yang lambat, menarik diri dari orang lain, berusaha menghindar dari
orang lain.
muncul saat klien sendiri dan melamun. Isi suara itu adalah suara seperti
sampai 3 kali sehari, klien mendengar suara itu saat diam dan melamun
itu kurang lebih 7 menit. Saat klien mendengar suara-suara itu klien
Allah SWT agar suara itu bisa hilang. Data objektif yang didapatkan klien
data dari keluarga sudah hampir lengkap karena langsung bertemu dengan
keluarga.
B. Diagnosa keperawatan
b. Halusinasi pendengaran
c. Isolasi sosial
melamun. Isi suara itu adalah suara seperti orang mengobrol tapi tidak
mendengar suara itu saat diam melamun, sendirian dan malam hari,
kadang-kadang muncul pada saat ramai. Lama suara-suara itu kurang lebih
biasanya hanya berdo’a dan minta perlindungan dari Allah SWT agar
suara itu bisa hilang. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada saat
a. Bantu klien mengenali halusinasi nya dan latih klien cara mengontrol
datang.
D. Implementasi
harian klien.
kesulitan karena klien cukup koopratif klien bisa diajak berinteraksi dan
E. Evaluasi
yang bertujuan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada Klien.
yang dilaksanakan.
obat dan menggunakan obat dengan baik dan benar. Dan pada tanggal 04-
halusinasinya.
BAB V
A. Kesimpulan
orang seperti orang mengobrol tapi tidak jelas. Suara-suara itu muncul
kadang-kadang 2 sampai 3 kali sehari, Klien mendengar suara itu saat diam
melamun, sendirian dan malam hari, kadang-kadang muncul pada saat ramai.
Lama suara-suara itu kurang lebih 7 menit. Saat klien mendengar suara-suara
itu Klien merasa takut, menangis, menutup kuping, cemas dan sangat
mengganggu.
perilaku kekerasan
benar, bercakap-cakap dengan orang lain, dan melakukan aktifitas yang biasa
dilakukan pada Ny. A dengan hasil evaluasinya adalah klien dapat membina
dengan baik dan benar, berbincang-bincang dengan orang lain dan melakukan
B. Saran
a. Bagi klien
b. Bagi keluarga
c. Bagi puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden dan Rusli. 2013 . Kepeerawatan Jiwa. Yogyakarta : Tim Gosy
Publishing.