Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading:

Factors Related to Seeking Help


for Postpartum Depression: A
Secondary Analysis of New York
City PRAMS Data
OLEH: OLYVIA IVANA C. LENSE (201670001)

Pembimbing: dr. Rosalina Asrawaty, Sp.KJ


Outline

Identitas Telaah
Jurnal Jurnal

Pembahasan Kesimpulan
Identitas Jurnal
PICO
P: wanita pasca melahirkan
hidup yang mengalami
depresi postpartum
I: riwayat sosiodemografik
dan faktor kesehatan
C: -
O: kecenderungan mencari
pertolongan/konsultasi
1. PENDAHULUAN
Masa perinatal atau postpartum atau pasca kelahiran adalah suatu periode dimana terjadi perubahan yang cukup signifikan pada
aspek neuroendokrin dan psikososial pada seorang ibu, yang dapat menjadi faktor predisposisi terhadap berbagai kondisi atau
dampak. salah satu dampak terberat dengan prevalensi tertinggi yaitu postpartum depression (PPD) atau depresi postpartum.

WHO melaporkan sekitar 13% wanita pasca melahirkan mengalami depresi postpartum, dengan prevalensi sekitar 20% di
negara berkembang.

Penting untuk mengetahui dan membedakan depresi postpartum dari postpartum/maternity blues yang terjadi pada 70-80%
wanita pasca melahirkan pada beberapa hari pasca melahirkan dan akan menghilang dengan sendirinya tanpa menyebabkan
gangguan fungsional atau dampak berat lainnya.

PPD umumnya terjadi beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, dengan durasi yang umumnya panjang, dengan beberapa
gejala seperti perasaan sedih, bersalah, keraguan yang muncul tiba-tiba, cemas, hingga gangguan tidur seperti insomnia 
meningkatkan risiko berbahaya terhadap hidup ibu hingga kematian, karena lebih dari 5% pasien diketahui memiliki
kecenderungan untuk bunuh diri selama berada pada periode tersebut.
1. PENDAHULUAN
• Faktor yang diperkirakan berkaitan dengan etiopatogenesis dari PPD  perubahan hormonal yang berhubungan
dengan periode postpartum  defisiensi dari derivat hormon progesteron yaitu allopregnanolone  berperan
dalam stimulasi reseptor GABA  memberikan efek antidepresan, sedatif, dan neuroprotektif
• Oleh karena itu, salah satu terapi pilihan untuk mengatasi PPD yang telah digunakan di Amerika Serikat adalah
injeksi allopregnanolon intravena, atau dikenal dengan nama brexanolon.
• Walaupun telah diketahui beberapa terapi untuk PPD dalam beberapa tahun terakhir, namun PPD seringkali
masih sulit untuk terdiagnosis.
• Survei yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2014 pada sekitar 1400 wanita pasca melahirkan
menemukan bahwa 40% dari responden yang menunjukkan gejala depresi tidak pergi ke dokter untuk
berkonsultasi.
• Beberapa alasannya adalah karena merasa malu, merasa bersalah, tidak peduli, tidak mengetahui bahwa hal
tersebut perlu ditatalaksana, dan takut mendapat stigma karena menderita penyakit mental.
1. PENDAHULUAN
• Beberapa penelitian menemukan bahwa individu yang memiliki kontak dengan tenaga
kesehatan mental atau kejiwaan dan mendapatkan informasi yang cukup terkait kesehatan
mental, cenderung akan mencari pertolongan atau konsultasi baik dengan tenaga profesional
atau dengan keluarga atau teman-teman.
• Faktor lainnya adalah ras dan etnis  perbedaan kultur dapat berhubungan dengan kesehatan
mental,

ras Hispanic cenderung lebih ras Asia cenderung kurang dapat berbicara ras Afrika-Amerika menunjukkan sikap
sering bergantung pada secara terbuka mengenai masalahnya terutama positif dalam mencari pertolongan dari
keluarganya kesehatan mentalnya tenaga kesehatan profesional

• Prevalensi PPD pada kelompok populasi yang berbeda telah cukup sering diteliti 
namun hal-hal yang menjadi faktor risikonya masih belum banyak diketahui.
2. METODE PENELITIAN
• Menentukan subgrup wanita yang paling berisiko untuk tidak mencari pertolongan profesional
Tujuan ketika mengalami gejala terkait PPD
Penelitian • Mengetahui kemungkinan dampak yang mungkin terjadi dengan adanya pertanyaan yang
diajukan oleh tenaga kesehatan profesional terkait gejala PPD yang dialaminya

Jenis • Analisis data sekunder dari Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) 
sebuah sistem surveilans populasi periodik dari CDC untuk mengumpulkan data dari wanita
penelitian yang melahirkan bayi hidup di 47 negara bagian Amerika Serikat dan kota New York.

Waktu dan • Pengambilan data dilakukan di kota New York tahun 2016-2017
Lokasi

• sampling: dengan mengirimkan kuesioner secara random kepada wanita-wanita di kota New
sampel York yang melahirkan dalam rentang waktu 2-4 bulan terakhir
Penelitian • Total: 2729 responden
Metode Pengukuran  Variabel yang diteliti:

• variabel yang menentukan kecenderungan mencari pertolongan terhadap depresi


• pertanyaan: “sejak bayi Anda lahir, apakah Anda pernah mencari pertolongan
Variabel dependen
untuk mengatasi depresi Anda, baik kepada dokter, perawat, atau tenaga
profesional lainnya?”

• variabel sosiodemografik: usia (<20, 20-35, <35), tahun/durasi pendidikan,


Variabel/faktor- pendapatan keluarga, ras/etnis (kulit putih, kulit hitam, hispanic, asia, dsb)
faktor yang • variabel terkait kehamilan: keinginan untuk hamil, paritas
berhubungan dengan
individu yang tidak • faktor terkait kesehatan: riwayat kunjungan/konsultasi dalam beberapa tahun
mencari pertolongan terakhir untuk depresi dan/atau kecemasan, penyakit kronis, pemeriksaan
untuk depresinya kesehatan, pemeriksaan kandungan dan ginekologis, pemeriksaan postpartum,
diagnosis depresi/kecemasan pre-kehamilan, dan diagnosis depresi postpartum.
Hasil Penelitian
Total: 2729 wanita

618 wanita mengalami 112 mencari


89 wanita didiagnosis
perasaan sedih sejak pertolongan/konsultasi
depresi setelah
kelahiran anaknya yang dengan tenaga
melahirkan
dirasakan berulang  profesional

Sebagian besar pernah


mendapatkan 390 wanita ditanyakan 375 ditanyakan selama
pertanyaan/anamnesis selama kunjungan pre kontrol pasca
mengenai gejala natal melahirkan
depresi 
Variabel Sosiodemografik Yang Bermakna
 Memiliki Hubungan Terhadap Kecenderungan
Mencari Pertolongan Untuk Depresinya
1. Ras/etnis

12%

33%
wanita kulit putih
hispanic
24% wanita kulit hitam
Asia

31%
Variabel Sosiodemografik Yang Bermakna
 Memiliki Hubungan Terhadap Kecenderungan
Mencari Pertolongan Untuk Depresinya
Wanita dengan pendapatan lebih dari 60.000 Wanita dengan kehamilan yang
dollar US secara signifikan kurang cenderung diinginkan menunjukkan
mencari pertolongan untuk depresinya kecenderungan untuk tidak
dibanding dengan populasi dengan pendapatan mencari pertolongan untuk
lebih rendah depresinya

Usia, pendidikan, atau jumlah riwayat


kehamilan sebelumnya diketahui tidak
berhubungan secara signifikan
terhadap kecenderungan mencari
pertolongan untuk depresi tersebut
Variabel/Faktor Kesehatan Yang Bermakna
 Memiliki Hubungan Terhadap Kecenderungan
Mencari Pertolongan Untuk Depresinya
PEMBAHASAN
• postpartum depression (PPD) pada masa pasca kelahiran adalah suatu periode dimana terjadi perubahan yang
cukup signifikan pada aspek neuroendokrin dan psikososial pada seorang ibu.
• PPD umumnya terjadi beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, dengan durasi yang umumnya panjang,
dengan beberapa gejala seperti perasaan sedih, bersalah, keraguan yang muncul tiba-tiba, cemas, hingga insomnia.
• Depresi postpartum  berkaitan dengan perasaan tidak mampu untuk merawat anaknya  berpengaruh terhadap
hubungan ibu dan anaknya  terjadinya berbagai masalah pada perkembangan anak meliputi keterlambatan
perkembangan, masalah akademis, kesulitan bersosialisasi, gangguan sikap dan perilaku, hingga kekerasan.
• Pada penelitian ini didapatkan hubungan antara kecenderungan mencari pertolongan untuk depresi dengan
kunjungan ke dokter karena penyakit kronis, tanpa melihat hubungannya dengan patologi dari sisi kejiwaan. Hal
ini diperkirakan akibat adanya stigma yang didapatkan pada beberapa penyakit kronis seperti penyakit-penyakit
neurologis, autoimun, dan HIV/AIDS  dampak negatif seperti dijauhi oleh teman dan keluarga, hubungan yang
buruk, dan kepercayaan diri rendah
PEMBAHASAN
• Ras/etnis
Hasil terendah: ras Asia (8,5%)
Banyak penelitian menemukan bahwa

Terdapat kecenderungan Faktor:


yang rendah pada populasi • Tekanan dari keluarga dan
Asia untuk membicarakan komunitas
tentang Kesehatan • Kurangnya terapi yang lebih holistic
dan sensitif secara kultural
mentalnya dan mencari
bantuan
Critical Appraisal

Validity

Importance

Applicability
Critical Appraisal: Validity
Apakah hasil studi prognostik ini valid ?
• Tidak
Apakah pasien direkrut pada  Perekrutan pasien pada penelitian ini dilakukan dengan
periode tertentu penyakitnya? mengirimkan kuesioner secara random kepada wanita-wanita di
(umumnya pada fase awal) kota New York yang melahirkan dalam rentang waktu 2-4 bulan
terakhir

Apakah follow-up pasien • Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan
dilakukan cukup lama dan
menggunakan kuesioner, sehingga tidak dilakukan follow-up
lengkap?

Apakah kriteria outcome • Kriteria outcome bersifat objektif dan penerapannya tidak secara
diterapkan secara tersamar karena peneliti menilai variable-variable yang dapat
tersamar/blinded? mempengaruhi seperti sosiodemografi
Critical Appraisal: Validity (2)
Apakah hasil studi prognostik ini valid ?

Bila dilakukan analisis sub-


grup apakah disesuaikan • Tidak
dengan faktor prognosis?

Apakah dilakukan validasi


pada kelompok pasien yang • Tidak
lain?
Critical Appraisal: Importance
Apakah hasil studi prognostik ini penting?

Bagaimana
kecenderungan outcome
pasien dengan • Sesuai dengan hipotesis/tujuan penelitian
berjalannya waktu?

Berdasarkan nilai interval kepercayaan atau p value


Berapa persis perkiraan
prognosis?  Pada hasil penelitian diketahui nilai p value adalah < 0,05
• Beberapa variable bermakna secara statistik
Critical Appraisal: Applicability
Apakah hasil studi prognostik ini dapat diterapkan?

Apakah karakteristik • Ya
pasien kita mirip
dengan pasien  pada pasien dengan kondisi klinis yang serupa, penelitian ini
penelitian? dapat diterapkan

Apakah tersedia
obat, fasilitas,
Ya
keahlian, biaya yang
diperlukan?
Critical Appraisal: Applicability (2)
Apakah hasil studi prognostik ini dapat diterapkan?

Apakah evidence • Ya, jika bukti ilmiah ini disesuaikan dengan kondisi setempat,
tentang prognosis ini ketersediaan fasilitas termasuk SDM, serta keinginan dan
mempunyai dampak
yang berarti dalam
persepsi pasien
keputusan kita untuk • Dalam memberikan informasi terkait prognosis, lebih baik
menawarkan atau disampaikan risiko absolut yang ada pada pasien, tanpa
memberikan informasi membandingkan dengan risiko pada pasien lain dengan
pada pasien? karakteristik yang berbeda dari pasien kita (risiko relatif)
Kesimpulan
Depresi postpartum tidak hanya memiliki prevalensi yang cukup tinggi dan berpotensi secara patologis terhadap
ibu dan bayinya, tetapi juga masih kurang terdiagnosis dengan baik, dengan faktor utama yaitu rasa bersalah dan
malu akibat mengalami depresi postpartum sehingga menjadi penghalang bagi ibu untuk mencari pertolongan
terkait kondisinya tersebut.
Diperlukan peningkatan kewaspadaan dan kesadaran terkait depresi postpartum terutama pada wanita yang
sedang hamil agar kelak dapat mencari pertolongan atau sekedar berkonsultasi terkait gejala-gejalanya pada
tenaga kesehatan.

Berdasarkan hasil telaah kritis, penelitian yang dilaporkan dalam jurnal ini valid atau sahih, dengan hasil yang
bermakna secara klinis dan statistik, serta dapat digunakan atau diterapkan karena tersedia fasilitas dan keahlian
yang diperlukan walaupun dengan biaya yang sedikit lebih mahal.

Anda mungkin juga menyukai