Anda di halaman 1dari 3

Masalah

Banyak perubahan dan masalah yang terjadi pada lansia seiring dengan proses penuaan,
seperti penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial, ataupun ekonomi. Semua perubahan
yang terjadi pada lansia ini tentu saja akan menjadi stresor bagi lansia dan akan
mempengaruhi kesejahteraan hidup lansia. Kesejahteraan hidup lansia yang meningkat akan
meningkatkan pula kualitas hidup (Quality of Life/QOL) lansia karena proses penuaan,
penyakit, dan berbagai perubahan dan penurunan fungsi yang dialami lansia mengurangi
kualitas hidup lansia secara progresif (Chaichanawirote, 2011).
Faktor Yang Mempengaruhi Masalah
Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh
faktor internal (fungsi fisik & psikologis) dan faktor eksternal (dukungan sosial)
(Chaichanawirote, 2011).
 Faktor sosial
mempunyai efek yang luar biasa dalam kualitas hidup lansia karena lansia berinteraksi
dengan individu di sekitarnya dan berada dalam suatu sistem nilai dan budaya tempat
lansia hidup (Chaichanawirote, 2011). Dukungan sosial diidentifikasi sebagai kebutuhan
penting yang utama yang dibutuhkan lansia (Chu, 2007).
Dukungan sosial secara alamiah diterima lansia dari interaksi sosial dengan orang-orang
disekitarnya misalnya anggota keluarga, teman dekat, tetangga, ataupun relasi. Lansia di
Indonesia umumnya tinggal di rumah bersama keluarga, sehingga keluarga sebagai salah satu
sumber dukungan sosial memberikan arti penting bagi kehidupan lansia.
Dukungan keluarga kepada lansia dapat diberikan dalam empat bentuk, yaitu dukungan
emosional, instrumental, informasional, dan penghargaan (Friedman, 1998; Langford et al
dalam Johnston et al, 2011). Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara dukungan
keluarga yang ditinjau dari empat dimensi (emosional, penghargaan, informasi, dan
instrumental) dengan kualitas hidup lansia yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan
Beji Kota Depok.
Intervensi
jumlah sampel 84 lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga yang merawat lansia di
Kelurahan Beji, Depok. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dukungan keluarga
yang telah dimodifikasi dari penelitian sebelumnya, dan untuk kualitas hidup, penelitian ini
menggunakan WHOQOLBREF. Bentuk pertanyaan yang digunakan yaitu skala Likert
dengan pertanyaan positif dan negatif. Hasil ukur untuk dukungan keluarga ditetapkan bahwa
0 = baik (jika skor ≥ mean), dan 1= kurang ( jika skor < mean). Sedangkan untuk kualitas
hidup, semakin tinggi skor, menunjukkan semakin baik kualitas hidupnya. Lebih dari
setengah responden memiliki dukangan keluarga yang baik, yaitu sebesar 51 orang (60,7%).
Sedangkan dukungan kurang dari keluarga sebanyak 33 orang (39,3%). Hal ini terjadi juga
pada sub variabel dukungan keluarga. Lebih dari setengah responden memiliki dukungan
emosional keluarga yang baik 59 orang (70,2%). Begitu pula dengan sub variabel lainnya.
Seperti dukungan penghargaan baik (63.1%). Dukungan informasional baik (56%). Dan
dukungan instrumental baik (63,1%).
Rata-rata nilai kualitas hidup responden 77,24 dengan skor terendah 56 dan tertinggi 99. Skor
baku kualitas hidup berada pada rentang 0-100, dengan 0= minimal, dan 100= maksimal.
Berarti, dibutuhkan 22,76 skor lagi untuk mendapatkan nilai kualitas hidup lansia yang
optimal. Untuk mencapai skor kualitas hidup yang maksimal di perlukan berbagai upaya dari
berbagai pihak, terutama keluarga yang merawat lansia, untuk membantu meningkatkan
kualitas hidup.
Hasil uji bivariat antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup dapat diluhat pada tabel 2.
Berdasarkan hasil dari tabel 2, dapat terlihat baehwa rata rata nilai kualitas hidup responden
yang memiliki total dukungan baik adalah 79,28 dengan standar deviasi 6,583, sedangkan
untuk responden yang memiliki total dukungan keluarga kurang, rata-rata niali kualitas
hidupnya adalah 74,07 dengan standar deviasi 7,032. Hasil uji statistik lebih lanjut di
dapatkan ada perbedaan yang signifikanpada rata-rata nilai kualitas hidup antara responden
yang memiliki total dukungan keluarga yang baik dan tidak baik. Dan dukungan instrumental
keluarga dengan kualitas hidup lansia. Sedangkan untuk dukungan informasional tidak
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup .
Hasil Dari Penelitian
Dalam penelitian cross-sectional ini ditemukan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kualitas hidup lansia. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya. Studi
secara berulang menemukan bahwa orang-orang dengan dukungan sosial tinggi, menikmati
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan dalam diri masing-masing individu (Cohen &Wills,
1985; Pierce, Sarason, & Sarason, 1996, dalam Kahn et al, 2003). Misalnya, dukungan sosial
berkaitan dengan peningkatan kesehatan fisik, penurunan depresi, dan penerunan rasa
kesepian (Cohen & Wills, 1985; Curtona & Russel, 1987; Pierce, Sarason, & Sarason, 1996;
Roberts & Gotlib, 1997, dalam Kahn et al, 2003).
1. Dukungan emosional yang kuat dari keluarga, secara langsung memberikan efek bagi
peningkatan kualitas hidup individu. Dalam studinya, Okamoto & Harasawa (2009)
menemukan bahwa dukungan emosional dari anggota keluarga, secara signifikan dan
sangat kuat berhubungan dengan kesehatan subjektif. Dukungan emosional yang
dimaksud dalam penelitian ini berupa keberadaan keluarga yang menanyakan dan
memberikan perhatian terhadap keluh kesah lansia, menunjukkan perhatian,
kepercayaan, dan kasih sayang terhadap lansia, sehingga memungkinkan lansia
memperoleh kedekatan enosional, motivasi, serta rasa percaya diri untuk
meningkatkan kualitas hidup lansia. Dukungan penilaian/penghargaan yang diberikan
keluarga terhadap lansia dapat berupa penilaian positif terhadap lansia, penguatan
atau pembenaran melakukan sesuatu.
2. Dukungan penghargaan yang diberikan keluarga terhadap lansia dapat meningkatkan
status psikososial, semangat, motivasi hidup,dan peningkatan harga diri lansia karena
lansia masih dianggap berguna dan berarti untuk keluarga. Melalui dukungan
penghargaan, lansia mendapatkan pengakuan atas keberadaannya, merasa dilibatkan,
dibutuhkan oleh keluarganya (Kuntjoro, 2002). Hal yang dibutuhkan lansia adalah
perasaan tetap dibutuhkan ( of being needed) (Hutapea, 2005).
Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga ( dukungan emosional, instrumental, dan penghargaan) dengan kualitas
hidup responden. Sedangkan, tidak di temukan hubungan yang bermakna antara dukungan
informasi keluarga dengan kualitas hidup lansia.

Anda mungkin juga menyukai