ABSTRAK
Pendahuluan: Lansia di Indonesia umumnya tinggal di rumah bersama keluarga, sehingga keluarga
sebagai salah satu sumber dukungan sosial memberikan arti penting bagi kehidupan lansia.
Dukungan keluarga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Metode: Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi
(emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental) dengan kualitas hidup lansia. Desain
penelitian ini deskriptif korelatif cross-sectional dengan jumlah sampel 84 lansia yang dipilih
menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji t independen. Hasil: Ada
hubungan antara dukungan emosional (p value 0,001), penghargaan (p value 0,01), dan instrumental
(p value 0,013) keluarga dengan kualitas hidup (α: 0,05), sedangkan dukungan informasi (p value
0,052) tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup. Diskusi: Salah
satu cara meningkatkan dukungan keluarga adalah dengan melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada lansia.
ABSTRACT
Introduction: Elderly in Indonesia generally stay at home with family, so the family as a source of
social support plays an important role on elderly life. Family support is needed to improve elderly
quality of life. Methods: This study aimed to identify the relationship between family support from
perspective of four dimensions (emotional, appraisal, instrumental, and information) and the quality
of life of elderly. This study use cross-sectional study design, with a total sample is 84 respondents
that recruited by purposive sampling technique. Statistical analysis for this study was independent t-
test. Results: The results showed that there is a relationship between family support in term of
emotional (p value 0,001), appraisal (p value 0,01), and instrumental (p value 0,013) dimensions
and quality of life of elderly (α: 0,05), while the other one (informational support; p value 0,052)
doesn’t indicate the existence of a significant relationship with quality of life. Discussion: One
way to improve family support is by involving family in any nursing process given to elderly.
mengurangi kualitas hidup lansia secara Pengumpulan data dilakukan setelah dilakukan
progresif (Chaichanawirote, 2011). uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
Instrumen dukungan keluarga memiliki nilai
Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh validitas (r 0,434 – r 0,983) dan nilai reliabilitas
faktor internal (fungsi fisik & psikologis) dan (Alpha Cronbach 0,934). Sedangkan untuk alat
faktor eksternal (dukungan sosial) ukur baku kualitas hidup (WHOQOL-BREF)
(Chaichanawirote, 2011). Faktor sosial telah dinyatakan valid (r = 0,89-0,95) dan
mempunyai efek yang luar biasa dalam reliabel (R = 0,66-0,87). Setelah menyelesaikan
kualitas hidup lansia karena lansia berinteraksi kelengkapan perizinan yang diperlukan, peneliti
dengan individu di sekitarnya dan berada kemudian mengumpulkan data dengan cara
dalam suatu sistem nilai dan budaya tempat wawancara lansia di posbindu, lokasi senam,
lansia hidup (Chaichanawirote, 2011). arisan RW, ataupun door-to-door. Selama
Dukungan sosial diidentifikasi sebagai proses pengambilan data, peneliti menerapkan
kebutuhan penting yang utama yang dibutuhkan prinsip etika penelitian; self determination,
lansia (Chu, 2007). anonymity and confidentially, beneficence and
maleficence, justice, dan veracity.
Dukungan sosial secara alamiah diterima lansia
dari interaksi sosial dengan orang-orang Analisis data yang dilakukan oleh peneliti
disekitarnya misalnya anggota keluarga, teman adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis
dekat, tetangga, ataupun relasi. Lansia di univariat melihat dan mengetahui gambaran
Indonesia umumnya tinggal di rumah bersama hasil penelitian melalui distribusi frekuensi atau
keluarga, sehingga keluarga sebagai salah satu besarnya proporsi karakteristik lansia, seperti
sumber dukungan sosial memberikan arti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta
penting bagi kehidupan lansia. Dukungan kondisi ekonomi keluarga. Analisis bivariat
keluarga kepada lansia dapat diberikan dalam mengetahui ada tidaknya hubungan antara
empat bentuk, yaitu dukungan emosional, dukungan keluarga (yang dilihat dari
instrumental, informasional, dan penghargaan dimensi emosional, penghargaan, informasi,
(Friedman, 1998; Langford et al dalam dan instrumental) dengan kualitas hidup lansia.
Johnston et al, 2011). Penelitian ini
mengidentifikasi hubungan antara dukungan HASIL
keluarga yang ditinjau dari empat dimensi Rata-rata lansia di beji berusia 67 tahun,
(emosional, penghargaan, informasi, dan dengan karakteristik seperti tergambar pada
instrumental) dengan kualitas hidup lansia tabel 1.
yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan Tabel 1.
Beji Kota Depok. Distribusu Frekuensi Karakteristik Lansia
Variabel Kategori f %
METODE
Desain penelitian ini deskriptif korelatif cross- Jenis Laki-laki 19 22,6
sectional dengan jumlah sampel 84 lansia yang kelamin Perempuan 65 77,4
tinggal di rumah bersama keluarga yang Tingkat Tidak tamat SD 4 4,8
pendidikan Tamat SD 21 25
merawat lansia di Kelurahan Beji, Depok. Tamat SMP 8 9,5
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Tamat SMA 30 35,7
dukungan keluarga yang telah dimodifikasi dari Perguruan Tinggi 21 25
penelitian sebelumnya, dan untuk kualitas Pendapatan Dibawah UMR 27 32,1
hidup, penelitian ini menggunakan WHOQOL- keluarga Diatas UMR 57 67,9
BREF. Bentuk pertanyaan yang digunakan Lebih dari setengah responden memiliki
yaitu skala Likert dengan pertanyaan positif dan dukungan keluarga yang baik, yaitu sebesar
negatif. Hasil ukur untuk dukungan keluarga 51 orang (60,7%), sedangkan dukungan
ditetapkan bahwa 0 = baik (jika skor ≥ keluarga kurang sebesar 33 orang (39,3%).
mean), dan 1= kurang ( jika skor < mean). Hal ini terjadi juga pada sub variabel
Sedangkan untuk kualitas hidup, semakin dukungan keluarga. Lebih dari setengah
tinggi skor, menunjukkan semakin baik responden memiliki dukungan emosional
kualitas hidupnya. keluarga yang baik 59 orang (70,2%). Begitu
pula dengan sub variabel lainnya, seperti
dukungan penghargaan baik (63,1%),
10
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
11
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
studinya, Okamoto & Harasawa (2009) sendiri pentingnya menjaga kesehatan dan pola
menemukan bahwa dukungan emosional dari hidup tanpa harus diingatkan oleh keluarga.
anggota keluarga, secara signifikan dan sangat Asumsi peneliti, mungkin hal inilah yang
kuat berhubungan dengan kesehatan subjektif. mempengaruhi hasil uji statistik mengenai
Dukungan emosional yang dimaksud dalam hubungan dukungan informasional keluarga
penelitian ini berupa keberadaan keluarga yang dengan kualitas hidup lansia.
menanyakan dan memberikan perhatian
terhadap keluh kesah lansia, menunjukkan Bentuk dukungan keluarga yang diterima dan
perhatian, kepercayaan, dan kasih sayang sangat dibutuhkan individu bergantung pada
terhadap lansia, sehingga memungkinkan lansia situasi yang menyebabkan stres dalam diri
memperoleh kedekatan enosional, motivasi, individu tersebut. Misalnya, dukungan
serta rasa percaya diri untuk meningkatkan emosional dan dukungan informasional
kualitas hidup lansia. Dukungan penilaian/ keluarga lebih penting bagi orang yang
penghargaan yang diberikan keluarga terhadap mengalami penyakit yang serius atau kronis
lansia dapat berupa penilaian positif terhadap (Wortman dalam Sarafino, 2004). Hal ini juga
lansia, penguatan atau pembenaran melakukan yang mungkin memberikan pengaruh hasil uji
sesuatu. statistik terhadap hubungan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup lansia. Hampir
Dukungan penghargaan yang diberikan seluruh responden dalam penelitian ini berada
keluarga terhadap lansia dapat meningkatkan dalam kondisi sehat tanpa penyakit kronis
status psikososial, semangat, motivasi hidup, atau terminal.
dan peningkatan harga diri lansia karena
lansia masih dianggap berguna dan berarti Keluarga sebagai orang terdekat dengan lansia
untuk keluarga. Melalui dukungan merupakan sebuah bentuk pertolongan praktis
penghargaan, lansia mendapatkan pengakuan dan konkrit (Friedman 1998 dalam Setiadi
atas keberadaannya, merasa dilibatkan, 2008). Bentuk dukungan lainnya yang dapat
dibutuhkan oleh keluarganya (Kuntjoro, 2002). diberikan keluarga berupa dukungan
Hal yang dibutuhkan lansia adalah perasaan instrumental, seperti memfasilitasi kebutuhan
tetap dibutuhkan (feeling of being needed) lansia. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan
(Hutapea, 2005). akan kesehatan, perawatan, ataupun
perlindungan terhadap bahaya, akan semakin
Selain kedua fungsi keluarga yang telah besar, disinilah fungsi keluarga untuk
disebutkan, kehadiran keluarga bagi lansia juga memberikan dukungan instrumental kepada
sebagai sumber informasi yang dapat lansia berupa penyediaan kebutuhan dasar,
diwujudkan dengan pemberian dukungan perawatan kesehatan, perlindungan dari bahaya,
semangat, informasi mengenai kesehatan, ataupun kebutuhan finansial.
ataupun berupa pengawasan terhadap pola
kegiatan lansia sehari-hari. Hasil penelitian ini Hasil penelitian terkait hubungan dukungan
menunjukkan tidak ada perbedaan yang instrumental dengan kualitas hidup didapatkan
signifikan pada rata-rata nilai kualitas hidup hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara responden yang memiliki dukungan pada rata-rata nilai kualitas hidup antara
informasional keluarga baik dengan yang tidak responden yang memiliki dukungan
baik. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan instrumental keluarga baik dengan yang tidak.
yang signifikan antara dukungan informasional Hal ini berarti ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kualitas hidup lansia. Menurut instrumental keluarga dengan kualitas hidup
peneliti, hal ini dapat terjadi karena perbedaan lansia. Selain kebutuhan finansial yang dapat
karakteristik masing-masing keluarga lansia. dipenuhi oleh keluarga yang merawat lansia,
dukungan instrumental dapat pula diberikan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan dalam bentuk keberadaan atau kehadiran
lansia, peneliti menemukan bahwa tidak semua anggota keluarga yang merawat lansia.
keluarga selalu mengingatkan lansia untuk Perubahan fisiologis yang dialami lansia
menjaga kesehatan, mengatur pola hidup, menyebabkan berkurangnya kemampuan
ataupun melakukan cek rutin kesehatan. lansia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
Sebagian lansia pun sudah mengerti mengenai hari.
kesehatan masing-masing, dan menyadari
12
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
13