Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal


ISSN : Cetak 2085-1049

DAMPAK DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KUALITAS HIDUP LANSIA


1 1
Meka Yusselda , Ice Yulia Wardani
Program Studi Keperawatan Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Email: mekayusselda@yahoo.com; iceyulia1@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Lansia di Indonesia umumnya tinggal di rumah bersama keluarga, sehingga keluarga
sebagai salah satu sumber dukungan sosial memberikan arti penting bagi kehidupan lansia.
Dukungan keluarga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Metode: Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi
(emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental) dengan kualitas hidup lansia. Desain
penelitian ini deskriptif korelatif cross-sectional dengan jumlah sampel 84 lansia yang dipilih
menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji t independen. Hasil: Ada
hubungan antara dukungan emosional (p value 0,001), penghargaan (p value 0,01), dan instrumental
(p value 0,013) keluarga dengan kualitas hidup (α: 0,05), sedangkan dukungan informasi (p value
0,052) tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup. Diskusi: Salah
satu cara meningkatkan dukungan keluarga adalah dengan melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada lansia.

Kata kunci: Pasien dukungan keluarga, kualitas hidup, lansia.

ABSTRACT
Introduction: Elderly in Indonesia generally stay at home with family, so the family as a source of
social support plays an important role on elderly life. Family support is needed to improve elderly
quality of life. Methods: This study aimed to identify the relationship between family support from
perspective of four dimensions (emotional, appraisal, instrumental, and information) and the quality
of life of elderly. This study use cross-sectional study design, with a total sample is 84 respondents
that recruited by purposive sampling technique. Statistical analysis for this study was independent t-
test. Results: The results showed that there is a relationship between family support in term of
emotional (p value 0,001), appraisal (p value 0,01), and instrumental (p value 0,013) dimensions
and quality of life of elderly (α: 0,05), while the other one (informational support; p value 0,052)
doesn’t indicate the existence of a significant relationship with quality of life. Discussion: One
way to improve family support is by involving family in any nursing process given to elderly.

Keywords: Elderly, family support, quality of life.

PENDAHULUAN Beji merupakan wilayah yang menempati posisi


Jumlah lansia dunia saat ini mengalami strategis sebagai bagian wilayah Kota Depok,
peningkatan yang signifikan sejak 6 dekade yang secara khusus dirasakan sangat
terakhir dari 8% hingga 10% dari total jumlah representatif dan memenuhi syarat sebagai
penduduk dunia (Beard et al., 2012). Indonesia daerah pemukiman yang ideal.
sendiri berdasarkan data dari Komnas Lansia
(2010) menunjukkan adanya peningkatan Banyak perubahan dan masalah yang terjadi
proporsi penduduk lansia di Indonesia yang pada lansia seiring dengan proses penuaan,
cukup signifikan selama 30 tahun terakhir. Saat seperti penurunan fungsi biologis, psikologis,
ini, Indonesia menempati peringkat lima besar sosial, ataupun ekonomi. Semua perubahan
negara di dunia dengan jumlah lansia yang terjadi pada lansia ini tentu saja akan
terbanyak. menjadi stresor bagi lansia dan akan
mempengaruhi kesejahteraan hidup lansia.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan Kesejahteraan hidup lansia yang meningkat
persentasi jumlah lansia terbesar yaitu 7% dari akan meningkatkan pula kualitas hidup (Quality
populasi penduduk (BPS, 2009). Berdasarkan of Life/QOL) lansia karena proses penuaan,
data yang diperoleh dari POKJA I, terdapat 680 penyakit, dan berbagai perubahan dan
lansia di Kelurahan Beji. Selain itu, Kelurahan penurunan fungsi yang dialami lansia
9
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

mengurangi kualitas hidup lansia secara Pengumpulan data dilakukan setelah dilakukan
progresif (Chaichanawirote, 2011). uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
Instrumen dukungan keluarga memiliki nilai
Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh validitas (r 0,434 – r 0,983) dan nilai reliabilitas
faktor internal (fungsi fisik & psikologis) dan (Alpha Cronbach 0,934). Sedangkan untuk alat
faktor eksternal (dukungan sosial) ukur baku kualitas hidup (WHOQOL-BREF)
(Chaichanawirote, 2011). Faktor sosial telah dinyatakan valid (r = 0,89-0,95) dan
mempunyai efek yang luar biasa dalam reliabel (R = 0,66-0,87). Setelah menyelesaikan
kualitas hidup lansia karena lansia berinteraksi kelengkapan perizinan yang diperlukan, peneliti
dengan individu di sekitarnya dan berada kemudian mengumpulkan data dengan cara
dalam suatu sistem nilai dan budaya tempat wawancara lansia di posbindu, lokasi senam,
lansia hidup (Chaichanawirote, 2011). arisan RW, ataupun door-to-door. Selama
Dukungan sosial diidentifikasi sebagai proses pengambilan data, peneliti menerapkan
kebutuhan penting yang utama yang dibutuhkan prinsip etika penelitian; self determination,
lansia (Chu, 2007). anonymity and confidentially, beneficence and
maleficence, justice, dan veracity.
Dukungan sosial secara alamiah diterima lansia
dari interaksi sosial dengan orang-orang Analisis data yang dilakukan oleh peneliti
disekitarnya misalnya anggota keluarga, teman adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis
dekat, tetangga, ataupun relasi. Lansia di univariat melihat dan mengetahui gambaran
Indonesia umumnya tinggal di rumah bersama hasil penelitian melalui distribusi frekuensi atau
keluarga, sehingga keluarga sebagai salah satu besarnya proporsi karakteristik lansia, seperti
sumber dukungan sosial memberikan arti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta
penting bagi kehidupan lansia. Dukungan kondisi ekonomi keluarga. Analisis bivariat
keluarga kepada lansia dapat diberikan dalam mengetahui ada tidaknya hubungan antara
empat bentuk, yaitu dukungan emosional, dukungan keluarga (yang dilihat dari
instrumental, informasional, dan penghargaan dimensi emosional, penghargaan, informasi,
(Friedman, 1998; Langford et al dalam dan instrumental) dengan kualitas hidup lansia.
Johnston et al, 2011). Penelitian ini
mengidentifikasi hubungan antara dukungan HASIL
keluarga yang ditinjau dari empat dimensi Rata-rata lansia di beji berusia 67 tahun,
(emosional, penghargaan, informasi, dan dengan karakteristik seperti tergambar pada
instrumental) dengan kualitas hidup lansia tabel 1.
yang tinggal bersama keluarga di Kelurahan Tabel 1.
Beji Kota Depok. Distribusu Frekuensi Karakteristik Lansia
Variabel Kategori f %
METODE
Desain penelitian ini deskriptif korelatif cross- Jenis Laki-laki 19 22,6
sectional dengan jumlah sampel 84 lansia yang kelamin Perempuan 65 77,4
tinggal di rumah bersama keluarga yang Tingkat Tidak tamat SD 4 4,8
pendidikan Tamat SD 21 25
merawat lansia di Kelurahan Beji, Depok. Tamat SMP 8 9,5
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Tamat SMA 30 35,7
dukungan keluarga yang telah dimodifikasi dari Perguruan Tinggi 21 25
penelitian sebelumnya, dan untuk kualitas Pendapatan Dibawah UMR 27 32,1
hidup, penelitian ini menggunakan WHOQOL- keluarga Diatas UMR 57 67,9
BREF. Bentuk pertanyaan yang digunakan Lebih dari setengah responden memiliki
yaitu skala Likert dengan pertanyaan positif dan dukungan keluarga yang baik, yaitu sebesar
negatif. Hasil ukur untuk dukungan keluarga 51 orang (60,7%), sedangkan dukungan
ditetapkan bahwa 0 = baik (jika skor ≥ keluarga kurang sebesar 33 orang (39,3%).
mean), dan 1= kurang ( jika skor < mean). Hal ini terjadi juga pada sub variabel
Sedangkan untuk kualitas hidup, semakin dukungan keluarga. Lebih dari setengah
tinggi skor, menunjukkan semakin baik responden memiliki dukungan emosional
kualitas hidupnya. keluarga yang baik 59 orang (70,2%). Begitu
pula dengan sub variabel lainnya, seperti
dukungan penghargaan baik (63,1%),
10
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

dukungan informasional baik (56%), dan dan dukungan instrumental keluarga (p


dukungan instrumental baik (63,1%). value 0,013, α: 0,05) dengan kualitas hidup
lansia. Sedangkan untuk dukungan
Rata-rata nilai kualitas hidup responden informasional tidak menunjukkan adanya
adalah 77,24 dengan skor terendah 56 dan hubungan yang signifikan dengan kualitas
tertinggi 99. Skor baku kualitas hidup berada hidup.
pada rentang 0-100, dengan 0= minimal, dan
100=maksimal. Berarti, dibutuhkan 22,76 skor PEMBAHASAN
lagi untuk mendapatkan nilai kualitas hidup Dalam penelitian cross-sectional ini ditemukan
lansia yang optimal. Untuk mencapai skor bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga
kualitas hidup yang maksimal diperlukan dengan kualitas hidup lansia. Hal ini konsisten
berbagai upaya dari berbagai pihak, dengan penelitian sebelumnya. Studi secara
terutama keluarga yang merawat lansia, berulang menemukan bahwa orang-orang
untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dengan dukungan sosial tinggi, menikmati
lansia. peningkatan kesehatan dan kesejahteraan dalam
diri masing-masing individu (Cohen &
Hasil uji bivariat antara dukungan keluarga Wills, 1985; Pierce, Sarason, & Sarason, 1996,
dengan kualitas hidup dapat dilihat pada tabel 2. dalam Kahn et al, 2003). Misalnya, dukungan
Berdasarkan hasil pada tabel 2, dapat sosial berkaitan dengan peningkatan kesehatan
terlihat bahwa rata-rata nilai kualitas hidup fisik, penurunan depresi, dan penerunan rasa
responden yang memiliki total dukungan kesepian (Cohen & Wills, 1985; Curtona &
keluarga baik adalah 79,28 dengan standar Russel, 1987; Pierce, Sarason, & Sarason,
deviasi 6,583, sedangkan untuk responden 1996; Roberts & Gotlib, 1997, dalam Kahn et
yang memiliki total dukungan keluarga al, 2003).
kurang, rata-rata nilai kualitas hidupnya
adalah 74,07 dengan standar deviasi 7,032. Bagaimanapun, tingginya manfaat dari
Hasil uji statistik lebih lanjut didapatkan ada dukungan sosial yang diberikan baik dari
perbedaan yang signifikan pada rata-rata nilai keluarga ataupun orang-orang disekitar lansia,
kualitas hidup antara responden yang bergantung pada persepsi lansia sendiri
memiliki total dukungan keluarga baik dengan mengenai dukungan tersebut. Dalam kata lain,
yang tidak (p value = 0,001). tingginya tingkat kesejahteraan individu,
Tabel 2. bergantung pada keyakinan masing-masing
Hasil uji bivariat antara dukungan individu bahwa mereka mendapatkan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup yang besar, tidak peduli betapa besarnya bentuk
Dukungan Mean SD SE P N dukungan tersebut, ataupun seberapa banyak
keluarga value orang yang memberikan dukungan tersebut
Baik 79,28 6,583 0,922 0,001 33 (Kahn et al, 2003).
Kurang 74,07 7,032 1,224 51
Dukungan emosional Kebutuhan akan dukungan dan jumlah dari
Baik 78,89 6,380 0,831 0,001 59 dukungan yang diterima lansia menjadi
Kurang 73,34 7,615 1,523 25 perhatian utama bagi para gerontologis, karena
Dukungan penghargaan di masa lampau, keluarga selalu memainkan
Baik 78,77 6,470 0,889 0,010 53
peran penting dalam menentukan status
Kurang 74,61 7,695 1,382 31
kesejahteraan dan keamanan lansia (Okumagba,
Dukungan informasional
Baik 78,66 5,580 0,814 0,052 47
2011). Keluarga sebagai sumber alamiah
Kurang 75,43 8,572 1,409 37 dukungan sosial dapat memberikan empat
Dukungan instrumental bentuk dukungan bagi lansia, yaitu
Baik 78,72 6,685 0,918 0,013 53 dukungan emosional, instrumental,
Kurang 74,71 7,426 1,334 31 penghargaan / penilaian, dan informasional
(Friedman, 1998; Langford et al dalam
Begitu pula dengan subvariabel dukungan
Johnston, Brosi, Hermann, & Jaco, 2011).
keluarga. Terdapat hubungan antara tiga
dimensi dukungan keluarga; dukungan
Dukungan emosional yang kuat dari keluarga,
emosional keluarga (p value 0,001, α: 0,05),
secara langsung memberikan efek bagi
dukungan penghargaan (p value 0,010, α: 0,05),
peningkatan kualitas hidup individu. Dalam

11
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

studinya, Okamoto & Harasawa (2009) sendiri pentingnya menjaga kesehatan dan pola
menemukan bahwa dukungan emosional dari hidup tanpa harus diingatkan oleh keluarga.
anggota keluarga, secara signifikan dan sangat Asumsi peneliti, mungkin hal inilah yang
kuat berhubungan dengan kesehatan subjektif. mempengaruhi hasil uji statistik mengenai
Dukungan emosional yang dimaksud dalam hubungan dukungan informasional keluarga
penelitian ini berupa keberadaan keluarga yang dengan kualitas hidup lansia.
menanyakan dan memberikan perhatian
terhadap keluh kesah lansia, menunjukkan Bentuk dukungan keluarga yang diterima dan
perhatian, kepercayaan, dan kasih sayang sangat dibutuhkan individu bergantung pada
terhadap lansia, sehingga memungkinkan lansia situasi yang menyebabkan stres dalam diri
memperoleh kedekatan enosional, motivasi, individu tersebut. Misalnya, dukungan
serta rasa percaya diri untuk meningkatkan emosional dan dukungan informasional
kualitas hidup lansia. Dukungan penilaian/ keluarga lebih penting bagi orang yang
penghargaan yang diberikan keluarga terhadap mengalami penyakit yang serius atau kronis
lansia dapat berupa penilaian positif terhadap (Wortman dalam Sarafino, 2004). Hal ini juga
lansia, penguatan atau pembenaran melakukan yang mungkin memberikan pengaruh hasil uji
sesuatu. statistik terhadap hubungan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup lansia. Hampir
Dukungan penghargaan yang diberikan seluruh responden dalam penelitian ini berada
keluarga terhadap lansia dapat meningkatkan dalam kondisi sehat tanpa penyakit kronis
status psikososial, semangat, motivasi hidup, atau terminal.
dan peningkatan harga diri lansia karena
lansia masih dianggap berguna dan berarti Keluarga sebagai orang terdekat dengan lansia
untuk keluarga. Melalui dukungan merupakan sebuah bentuk pertolongan praktis
penghargaan, lansia mendapatkan pengakuan dan konkrit (Friedman 1998 dalam Setiadi
atas keberadaannya, merasa dilibatkan, 2008). Bentuk dukungan lainnya yang dapat
dibutuhkan oleh keluarganya (Kuntjoro, 2002). diberikan keluarga berupa dukungan
Hal yang dibutuhkan lansia adalah perasaan instrumental, seperti memfasilitasi kebutuhan
tetap dibutuhkan (feeling of being needed) lansia. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan
(Hutapea, 2005). akan kesehatan, perawatan, ataupun
perlindungan terhadap bahaya, akan semakin
Selain kedua fungsi keluarga yang telah besar, disinilah fungsi keluarga untuk
disebutkan, kehadiran keluarga bagi lansia juga memberikan dukungan instrumental kepada
sebagai sumber informasi yang dapat lansia berupa penyediaan kebutuhan dasar,
diwujudkan dengan pemberian dukungan perawatan kesehatan, perlindungan dari bahaya,
semangat, informasi mengenai kesehatan, ataupun kebutuhan finansial.
ataupun berupa pengawasan terhadap pola
kegiatan lansia sehari-hari. Hasil penelitian ini Hasil penelitian terkait hubungan dukungan
menunjukkan tidak ada perbedaan yang instrumental dengan kualitas hidup didapatkan
signifikan pada rata-rata nilai kualitas hidup hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara responden yang memiliki dukungan pada rata-rata nilai kualitas hidup antara
informasional keluarga baik dengan yang tidak responden yang memiliki dukungan
baik. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan instrumental keluarga baik dengan yang tidak.
yang signifikan antara dukungan informasional Hal ini berarti ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kualitas hidup lansia. Menurut instrumental keluarga dengan kualitas hidup
peneliti, hal ini dapat terjadi karena perbedaan lansia. Selain kebutuhan finansial yang dapat
karakteristik masing-masing keluarga lansia. dipenuhi oleh keluarga yang merawat lansia,
dukungan instrumental dapat pula diberikan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan dalam bentuk keberadaan atau kehadiran
lansia, peneliti menemukan bahwa tidak semua anggota keluarga yang merawat lansia.
keluarga selalu mengingatkan lansia untuk Perubahan fisiologis yang dialami lansia
menjaga kesehatan, mengatur pola hidup, menyebabkan berkurangnya kemampuan
ataupun melakukan cek rutin kesehatan. lansia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
Sebagian lansia pun sudah mengerti mengenai hari.
kesehatan masing-masing, dan menyadari

12
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 9 - 13, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Kehadiran keluarga sangat dibutuhkan lansia DAFTAR PUSTAKA


untuk membantu lansia memenuhi Beard et al. (2012). Global Population
kebutuhannya sehari-hari, terutama ketika Ageing: Peril or Promise. PGDA
lansia sedang sakit. Selain itu hal kecil Working Paper No. 89. Diakses
yang dapat dilakukan keluarga dengan dari
mengantarkan lansia pergi berobat ataupun http://www.hsph.harvard.edu/pgda/worki
memeriksakan kesehatan lansia secara berkala. ng.htm pada 22 Oktober 2015.
Segala bentuk perhatian kecil yang diberikan Chaichanawirote, U. (2011). Quality of life
keluarga diharapkan dapat membantu of older adults: the influence of
memotivasi lansia untuk terus meningkatkan internal and external factors. Case
kualitas hidupnya. Western Reserve University.
Chu, T.B. (2007). Determinants of quality
Semua bentuk dukungan yang diberikan of life in Chinese elderly women living
keluarga diharapkan mampu meningkatkan alone in Hong Kong. Proquest Journal.
status kesehatan dan kesejahteraan lansia, Hong Kong Baptist University.
sehingga akan meningkat pula kualitas hidup Hutapea, R. (2005). Sehat dan ceria diusia
lansia. Tidak mudah bagi lansia untuk senja. Jakarta : Rineke Cipta
menghadapi berbagai perubahan yang terjadi Johnston, J.H., Brosi, W.A., Hermann, J.R.,
dalam fase terakhir kehidupannya. Kehadiran & Jaco, L. (2011). The impact of social
keluarga memainkan peran penting dalam support on perceived control among
berbagai perubahan yang dialami lansia, baik older adults: building blocks of
perubahan perkembangan, perubahan fisiologis, empowerment. Journal of Extension.
ataupun perubahan psikososial. Kunci dari 49(5): 1-8 Article number: 5RIB4
penuaan yang sukses adalah tetap berhubungan Kahn, J.H., et al. (2003). Social support,
dengan orang lain (Volz, 2000 dalam De Laune health, and well-being among the
& Ladner, 2002). Volz juga menjelaskan bahwa elderly: what is the role of negative
ada hubungan yang nyata antara dukungan affectivity?, Personality and Individual
sosial dan status kesehatan lansia, yakni lansia Differences, 35(2003), 5-17 Komnas
akan mengalami kehidupan yang lebih baik Lansia. (2010). Profil Penduduk Lanjut
ketika tetap ikut serta dalam kehidupan dan Usia 2009.
menjaga hubungan dekat dengan orang lain Kuntjoro, Z. S. (2002). Dukungan Sosial
(Volz, 2000 dalam De Laune & Ladner, 2002). pada Lansia.
http://www.epsikologi.com/epsi/
SIMPULAN DAN SARAN lanjutusia_detail.asp?id=183 diunduh
Simpulan 5 November 2015.
Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian
Okamoto,K., dan Harasawa, Y. (2009).
ini terdapat hubungan yang bermakna antara
Emotional support from family members
dukungan keluarga (dukungan emosional,
and subjective health in caregivers of
instrumental, dan penghargaan) dengan kualitas
the frail elderly at home in Japan.
hidup responden. Sedangkan, tidak ditemukan
Archives of Gerontology and Geriatrics
hubungan yang bermakna antara dukungan
49 138–141. Diunduh dari
informasi keluarga dengan kualitas hidup
www.elsevier.com/locate/ archger pada 7
lansia.
Juni 2015.
Saran Sarafino, E.P. (2004). Health Psychology:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Biopsychosocial Interaction. (2nd ed).
memberikan informasi kepada berbagai New York: John Wilky and
pihak terkait dukungan keluarga dan kualitas Sons Inc.
hidup lansia. Diharapkan pula, masing-
masing pihak dapat memberikan perhatian
yang lebih terhadap masalah kualitas hidup
lansia.

13

Anda mungkin juga menyukai