1. Pengertian Peran
Peran pada dasarnya adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar yang besifat stabil (Kozier dan Barbara,
2004).
Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai kompetensi yang dimilikinya (Gaffar, 2005).
pendidik dalam keperawatan, peneliti dan pengembangan keperawatan. atau peran perawat
adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktek,dimana telah menyelesaikan
a. Peran ideal
Peran ideal mengacu pada hak dan tanggung jawab terkait peran yang secara sosial
Peran yang mengacu pada bagaimana penerimaan peran (orang yang menerima peran)
Peran yang mengacu pada apa yang sebenarnya dilakukan oleh penerima peran.
2. Pengertian perawat
Perawat adalah tenaga profesional yang mempunyai pendidikan dalam sistem
pelayanan kesehatan. Kedudukannya dalam sistem ini adalah anggota tim kesehatan yang
2004).
Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun1989 terdiri dari peran
sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokad pasien, pendidik, koordinator, konsultan, dan
peneliti yang dapat digambarkan sebagai berikut (Hidayat, 2008) terdiri dari :
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
proses keperawatan.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarganya dalam
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien. Juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi
hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas
privasi.
c. Peran educator
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
d. Peran coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
e. Peran kolaborator
Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
f. Peran konsultan
Di sini perawat berperan sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien terhadap
g. Peran pembaharu
Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan
yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran adalah sebagian dari perilaku, menurut Green Lawrence (1990) dalam
a. Predisposing factors
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya,
faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku maka sering
b. Enabling factors
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan,
bagi masyarakat misalnya air bersih, tempat pembuangan tinja. Ketersedian makanan yang
bergizi dan sebagai-nya. Temasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan, praktek swasta
dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pen-
dukung. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terjadinya perilaku
kesehatan maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.
c. Reinforcing factors
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
sikap dan perilaku para petugas kesehatan. Untuk berperilaku sehat masyarakat kadang-
kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitaf saja
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama para
1. Pengertian
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang
yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan.
Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan
kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi
visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu :
a. Advocacy
b. Social
c. Empowerment.
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau
a. Jelas ( clear )
b. Benar ( correct )
c. Konkret ( concrete )
d. Lengkap ( complete )
e. Ringkas ( concise )
f. Meyakinkan ( Convince )
g. Konstekstual ( contexual )
h. Berani ( courage )
j. Sopan ( courteous )
Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup
kegiatan persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau
2. Tujuan advokasi
pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden. Untuk meningkatkan komitmen ini sangat
advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh
Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program
kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah
masyarakat.
Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja
b. Seminar / presentasi
c. Media
d. Perkumpulan
e. Membangun koalisi
c. Membangun kemitraan
d. Memobilisasi massa
e. Membangun kapasitas.
a. Tahap Persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau instrumen
advokasi.Bahan advokasi adalah: data-à informasi–à bukti yang dikemas dalam bentuk
tabel,grafik atau diagram yang mnjelaskan besarnya masalah kesehatan,akibat atau dampak
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap Penilaian
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “Misi”. Misi promosi kesehatan merupakanupaya
yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para
penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal
ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat
keputusan(decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan
2) Menjembatani (Mediate)
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu
adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program
tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu
peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatanmemiliki
3) Kemampuan/Keterampilan (Enable)
1. Pengertian
Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar
FRY mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiaap hal yang
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
a. hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani perawatan.
3) kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya;
5) Prognosis penyakitnya;
d. Hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat/
e. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan
serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.
Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung jawab
a. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara : memastikan
informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan
b. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien, dengan
cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan
lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar
setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran
c. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan yang
sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien,
Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi pasien,
b. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas dasar saling
menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan
berperasaan
c. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara
memelihara kesehatannya.
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang baik
agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki
perawat, adalah:
a. Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang
positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan pasien.
b. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun ada
c. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau
negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter.
Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi
pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta
e. Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan
kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang memiliki
wewenang/otoritas.
4. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari Peran Advokat Pasien
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien dan
keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat
perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi
pasien.
a. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam perawatan
pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan derajat
kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan bekerja sama dengan perawat dalam
perawatannya.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan pilihan
dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan semua kerugian dan
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif pilihan
pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai keinginannya.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan
berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi kebutuhan
5. Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat adalah pasien akan :
A. Kesimpulan
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang penting dalam
membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai advokat pasien
menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan
yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku profesional, dan
sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat untuk
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat untuk mengaplikasikan teori ini dalam tatanan pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan melaksanakan peran perawat sebagai advokat
utama klien dan penghubung antar profesi kesehatan demi kepentingan pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Supaya lebih memahami tentang peran perawat sebagai advokasi dalam praktek
keperawatan, maka disarankan kepada para pembaca atau teman – teman sesame mahasiswa
untuk mencari referensi lain yang menyangkut dengan materi yang ada pada makalah ini,
guna memberikan banyak manfaat bagi para pembaca. Semoga para pembaca memahami dan