Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP TINDAKAN

PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


TELING ATAS KOTA MANADO
Venezha A.L. Mamengko*, Sulaemana Engkeng*, Afnal Asrifuddin*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Infeksi saluran penapasan akut (ISPA) merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi yang
menempati urutan pertama angka kesakitan pada balita. Mengetahui bagaimana pengetahuan ibu
dalam menjaga balita untuk terhindar dari penyakit ISPA dan bagaimana sikap ibu dalam
melakukan tindakan memberikan pencegahan pengobatan ketika anak menderita ISPA serta untuk
balita yang menunjukkan gejala ISPA sangat penting untuk menjaga derajat kesehatan anak
karena ibu merupakan pengasuh utama balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap ibu terhadap infeksi saluran pernapasan akut pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Teling Atas Kota Manado. Penelitian dilakukan dengan wawancara langsung
menggunakan kuesioner dan analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Jenis penelitian ini
adalah analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 85 ibu
yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil menunjukkan bahwa dari total
ibu sebanyak 85 ibu didapatkan sebanyak 48 ibu (100%) yang memiliki pengetahuan baik dan 37
ibu (100%) yang memiliki pengetahuan kurang dan terdapat sebanyak 54 ibu (100%) yang
memiliki sikap baik dan sebanyak 28 ibu (100%) yang memiliki sikap kurang sehingga hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan
pencegahan ISPA pada balita dengan p = 0,033 (p < 0,05) dan terdapat hubungan antara sikap
dengan tindakan pencegahan ISPA dengan p = 0,025 (p < 0,05). Tindakan ibu dalam melakukan
pencegahan dikatakan baik dikarenakan pengetahuan ibu baik pula dan ibu belajar dari
pengalaman ibu.

Kata Kunci : ISPA, Tindakan Pencegahan, Pengetahuan, Sikap, Ibu

ABSTRACT
Acute respiratory infection (ARI) is the main cause of infant mortality which ranks the first in the
morbidity of infants. Determination on the mother's knowledge in keeping their children to prevent
ARI and the attitude of mothers in taking action to provide preventive treatment when children
suffer from ARI and for toddlers who indicate the symptoms of ARI, is very important to maintain
the health of the child because mother is the primary caregiver of the toddler. The purpose of this
research was to determine the relationship between knowledge and attitude of the mother towards
acute respiratory infections in toddlers on the working area of Teling Atas community health
center, Manado. The research was conducted by direct interview with the use of questioner and
data analysis was conducted by chi-square test. This type of research was analytic with cross-
sectional study design. The number of samples in the research were 85 mothers, taken by using
random sampling technique. The result indicated that there were 48 mothers (100%) who had
adequate knowledge and 37 mothers (100%) who had poor knowledge and there were 54 mothers
(100%) who had good attitude and 28 mothers (100%) who have poor attitude, therefore the result
of analysis indicated that there was a relationship between knowledge with ARI preventive
measures in toddlers with p = 0,033 (p < 0,05) and there was a relationship between attitude with
ARI preventive measures with p = 0,025 (p < 0, 05). Mother's preventive measures can be
categorized as favorable because the knowledge of mother was adequate and they also learn from
their mother's experience.

Keywords: Ari, Preventive Measures, Knowledge, Attitude, Mother


PENDAHULUAN satu dalam daftar 10 penyakit menonjol
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di puskesmas Teling Atas. Pada 3 bulan
merupakan penyakit utama penyebab terakhir ditahun 2016 yaitu pada bulan
kematian bayi yang menempati urutan Oktober, November, dan Desember
pertama angka kesakitan pada balita. tercatat sebanyak 259 kasus ISPA pada
Saat ini penyakit ISPA menjadi balita dari 2.591 jumlah balita yang ada
perhatian khusus baik pada tingkat di wilayah kerja puskesmas Teling Atas
rumah sakit maupun puskesmas yang (Profil Puskesmas Teling Atas, 2016)
ada di negara maju sampai pada negara Berdasarkan uraian di atas,
berkembang seperti Indonesia dimana maka peneliti tertarik untuk meneliti
ISPA menjadi penyakit nomor satu yang tentang hubungan pengetahuan dan
sering dijumpai pada setiap daftar 10 sikap ibu terhadap tindakan pencegahan
penyakit terbanyak (Agustina dkk, ISPA pada balita di wilayah kerja
2013). Puskesmas Teling Atas Kota Manado.
Kematian akibat ISPA lebih di
dominasi balita usia 1-4 tahun yaitu METODE PENELITIAN
lebih dari 2 juta kematian tiap tahunnya, Jenis penelitian yang digunakan adalah
ini juga berarti 1 dari 5 orang balita di penelitian kuantitatif yang bersifat
dunia meninggal setiap harinya. analitik dengan desain cross sectional
Data dari Dinas Kesehatan Kota study. Penelitian ini dilakukan di
Manado tahun 2015, pada tiga bulan wilayah kerja Puskesmas Teling Atas
terakhir ditahun 2015 kasus kejadian Kota Manado, pada bulan September-
ISPA menurun atau berkurang, pada Oktober 2017. Populasi dalam penelitian
bulan oktober terdapat 1.221 kasus, dan ini adalah Ibu yang mempunyai balita
pada bulan november berkurang menjadi usia 12-59 bulan di wilayah kerja
887 kasus, dan pada bulan desember puskesmas Teling Atas Kota Manado
menjadi 645 kasus. (Dinkes Kota yaitu sebanyak 2.591 balita. Sampel
Manado, 2015) Namun meskipun dalam penelitian ini yaitu dengan
berkurang penderita dengan penyakit menghitung besar sampel menggunakan
ISPA ini tercatat masih tergolong sangat rumus Lemeshow sehingga didapatkan
tinggi tindakan pencegahan penyakit sampel 85 ibu yang mempunyai balita
ISPA harus tetap menjadi perhatian. sebagai sampel. Penentuan sample pada
Berdasarkan data laporan dari penelitian ini adalah menggunakan
Puskesmas Teling Atas Kota Manado probability sampling dengan teknik
penyakit ISPA menjadi peringkat nomor random sampling. Kriteria inklusi
penelitian yaitu Ibu yang mempunyai sebanyak 48 ibu (56,5%), sedangkan
balita usia 12 – 59 bulan dan bersedia untuk ibu yang memiliki pengetahuan
menjadi responden dengan mengisi dan kurang yaitu sebanyak 37 ibu (43,5%).
menandatangani formulir Informed Tabel 2. Distribusi Ibu Berdasarkan
consent dan Pengasuh balita yang Sikap
bersedia menjadi responden dengan Sikap N %
mengisi dan menandatangani formulir Baik 54 63,5
Kurang 31 36,5
Informed consent. Total 85 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan

HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa ibu yang mempunyai sikap baik

Analisis Univariat sebanyak 54 ibu (63,5%) dan ibu yang

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mempunyai sikap kurang yaitu sebanyak

bahwa distribusi ibu berdasarkan umur 31 ibu (36,5%).

didominasi oleh ibu dengan umur 20-30 Tabel 3. Distribusi Ibu Berdasarkan

tahun sebanyak 65 ibu (76,5%). Tingkat Tindakan Pencegahan ISPA

Pendidikan responden terdapat Tindakan N %


Pencegahan
perbedaan dari yang tidak sekolah Baik 57 67,1
sampai pada perguruan tinggi. Sebagian Tidak Baik 28 32,9
Total 85 100
besar responden ibu berpendidikan SMA Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
yaitu 49 ibu (57,6%). Pekerjaan ibu juga ibu yang mempunyai tindakan
mempunyai pengaruh dalam sikap ibu pencegahan baik didapatkan sebanyak
mengasuh balita karena ibu merupakan 57 ibu (67,1%) dan yang mempunyai
pengasuh utama balita. Distribusi ibu tindakan pencegahan tidak baik yaitu
berdasarkan pekerjaan dari hasil sebanyak 28 ibu (32,9%).
penelitian didominasi oleh ibu yang
tidak bekerja yaitu sebanyak 46 ibu
(54,1%),
Tabel 1. Distribusi Ibu Berdasarkan
Pengetahuan
Pengetahuan N %
Baik 48 56,5
Kurang 37 43,5
Total 85 100
Berdasarkan tabel 1 distribusi ibu
berdasarkan pengetahuan didapatkan ibu
yang memiliki pengetahuan baik
Analisis Bivariat
Tabel 4. Analisis Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Tindakan Pencegahan ISPA
Tindakan Pencegahan ISPA
Pengetahuan Total Nilai P
Baik Tidak Baik
Ibu
N % N % N %
Baik 37 77,1 11 22.9 48 100
0,025
Kurang 20 54,1 17 45,9 37 100
Total 57 67,1 28 32,9 85 100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui beberapa pendapat yang berbeda – beda.
bahwa dari total ibu sebanyak 85 ibu Pengetahuan ibu kurang tetapi tindakan
didapatkan sebanyak 48 ibu (100%) ibu didapatkan baik, dengan wawancara
yang memiliki pengetahuan baik dan 37 yang dilakukan banyak ibu yang
ibu (100%) yang memiliki pengetahuan berpendapat bahwa pengalaman ibu
kurang. Dari 48 ibu yang memiliki dalam memberikan tindakan pencegahan
pengetahuan baik didapatkan sebanyak ISPA pada balita baik dikarenakan
37 ibu (77,1%) yang mempunyai lingkungan sekitar ibu yang mendukung,
tindakan pencegahan ISPA yang baik, dimana adanya keluarga yang turut
dan sebanyak 11 ibu (22,9%) yang membantu ibu memberikan informasi
mempunyai tindakan tidak baik dalam mengenai cara memberikan pengobatan
pencegahan ISPA pada balita. pada balita ketika balita sakit, serta
Sedangkan dari 37 ibu yang memiliki adanya faktor budaya atau kebiasaan
pengetahuan kurang didapatkan yang turun temurun ketika balita sakit
sebanyak 20 ibu (54,1%) yang dengan memberikan pencegahan
mempunyai tindakan pencegahan ISPA pengobatan menggunakan ramuan
baik, dan sebanyak 17 ibu (45,9%) yang tradisional seperti jeruk nipis dicampur
mempunyai tindakan tidak baik dalam dengan kecap atau pemberian madu
pencegahan ISPA pada balita. Hasil untuk mencegah terjadinya batuk pilek,
analisis uji chi-square menunjukkan serta kebiasaan ketika anak demam
nilai p value sebesar 0,025 < 0,05 dikompres dengan air hangat.
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada Tindakan ibu dalam melakukan
hubungan antara pengetahuan ibu pencegahan dikatakan baik dikarenakan
dengan tindakan pencegahan ISPA pada pengetahuan ibu baik pula dan ibu
balita. belajar dari pengalaman ibu dengan
Penelitian dilakukan dengan adanya penggunaan media internet dan
wawancara langsung menggunakan faktor lingkungan yang mendukung dan
kuesioner serta menggali informasi pengobatan tradisional yang sudah turun
kepada ibu sehingga didapatkan temurun dari keluarga serta adanya
pelayanan kesehatan dimana ada ibu baik maka kejadian ISPA akan
fasilitas pelayanan kesehatan yang menurun, namun pengetahuan ibu yang
dilaksanakan oleh puskesmas seperti baik tidak selalu diikuti dengan
posyandu yang rutin dilaksanakan yang penurunan kejadian ISPA. Tingkat
didalam kegiatannya pun ada pengetahuan seseorang yang semakin
penyuluhan kesehatan sehingga tinggi akan berdampak pada arah yang
informasi yang diterima menjadi lebih baik, sehingga ibu yang
pengetahuan yang terus menerus berpengetahuan baik akan lebih objektif
berkembang sehingga direalisasikan dan terbuka wawasannya dalam
melalui tindakan ibu dalam mencegah mengambil suatu keputusan atau
ISPA pada balita. tindakan yang positif terutama dalam hal
Penelitian ini sesuai dengan memberikan pencegahan pada balita
teori menurut Notoatmodjo, yang yang menderita ISPA
mengemukakan bahwa pengetahuan Penelitian yang sama dengan
merupakan hasil dari tahu dan terjadi yang dilakukan oleh Aries
setelah seseorang melakukan Wahyuningsih, dkk (2015) sejalan
penginderaan. Selain itu faktor – faktor dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang mempengaruhi pengetahuan adalah Annisa Eka Agustina, dkk. Jenis
pendidikan, informasi/media massa, penelitian yang digunakan yaitu
sosial, budaya, dan ekonomi, Observasional dan pendekatan dalam
lingkungan, pengalaman dan usia. penelitian ini menggunakan Cross
Penelitian ini sejalan dengan Sectional Design. Berdasarkan uji Chi-
yang dilakukan oleh Aries Square didapatkan nilai p value 0,007
Wahyuningsih, dkk (2015). Jenis maka Ho ditolak dan disimpulkan
penelitian yang digunakan yaitu bahwa ada hubungan yang signifikan
Accidental Sampling dengan antara pengetahuan ibu tentang ISPA
menggunakan metode Cross Sectional dengan kejadian ISPA. Berdasarkan
design. Hasil penelitian didapatkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa terdapat hubungan antara bahwa tingkat pengetahuan responden
pengetahuan Ibu dengan pencegahan sangat berpengaruh terhadap cara
ISPA pada balita dengan uji statistik pencegahan, penatalaksanaan, dan
Spearman rho (α<0,05) didapatkan nilai berbagai hal yang berhubungan dengan
p value 0,002. Penelitian ini ISPA. (Annisa dkk, 2013).
menyimpulkan bahwa penelitian ini Sama halnya dengan penelitian
memberikan informasi jika pengetahuan yang dilakukan oleh olivya dkk (2016),
penelitian ini adalah penelitian kuesioner disertai wawancara dengan
Deskriptif dengan menggunakan responden. Hasil penelitian didapatkan
rancangan Cross Sectional yang ibu yang memiliki pengetahuan baik
menggunakan teknik Purposive sebesar (20,4%), cukup sebesar (53,4%)
Sampling. Hasil analisis bivariat pada dan kurang sebesar (26,13%). Sehingga
tingkat pengetahuan dengan pencegahan dapat disimpulkan tingkat pengetahuan
ISPA pada balita berdasarkan uji ibu yang mendominasi pada kategori
Spearman Rho dengan tingkat signifikan cukup. Hasil penelitian menunjukkan
ɑ=0,05 didapat nilai koefisien korelasi bahwa pengetahuan ibu termasuk dalam
(r) = 0,391, dengan nilai p = 0,006. kategori cukup mengenai ISPA, dari
Penelitian ini disimpulkan bahwa kesimpulan yang ditarik ibu memiliki
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan yang cukup mengenai
pengetahuan ibu dengan pencegahan ISPA karena ibu masih kurang berusaha
ISPA pada balita (Olivya dkk, 2016). mencari berbagai sumber informasi
Penelitian yang dilakukan oleh tentang penyakit ISPA, dimana dalam
Aries Wahyuningsih, dkk (2015) dan penelitian ini mayoritas keluarga
Annisa Eka Agustina, dkk sejalan berpendidikan SMA serta ibu yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh mempunyai tingkat pengetahuan baik
Nurul Qiyaam, dkk (2016). Penelitian tetapi anakya menderita ISPA
ini menggunakan metode Observasional disebabkan karena kurangnya perhatian
Deskriptif dan desain studi Cross ibu terhadap anaknya karena ibu yang
Sectional dengan memenuhi kriteria sibuk dengan aktivitasnya sehingga ibu
inklusi sejumlah 88 ibu yang memiliki tidak dapat melakukan tindakan
balita. Data diperoleh dari pengisian pencegahan.
Tabel 5. Analisis Hubungan Sikap Ibu dengan Tindakan Pencegahan ISPA
Tindakan Pencegahan
Total Nilai P
Sikap Ibu Baik Tidak Baik
N % N % N %
Baik 41 75,9 13 24,1 54 100
0,022
Kurang 16 51,6 15 48,4 31 100
Total 57 67,1 28 32,9 85 100

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan memiliki sikap baik didapatkan


bahwa dari 85 ibu terdapat sebanyak 54 sebanyak 41 ibu (75,9%) yang
ibu (100%) yang memiliki sikap baik mempunyai tindakan baik dalam
dan sebanyak 28 ibu (100%) yang pencegahan ISPA dan sebanyak 13 ibu
memiliki sikap kurang. Dari 54 ibu yang (24,1%) mempunyai tindakan
pencegahan ISPA yang tidak baik. posyandu yang dilaksanakan setiap
Sedangkan dari 31 Ibu yang memiliki bulannya.
sikap kurang didapatkan sebanyak 16 Penelitian ini sejalan dengan
ibu (51,6%) yang mempunyai tindakan penelitian yang dilakukan oleh Kusnanto
baik dalam pencegahan ISPA pada dkk (2016) jenis penelitian ini
balita dan sebanyak 15 ibu (48,4%) yang merupakan penelitian analitik Cross
mempunyai tindakan tidak baik dalam Sectional, yang menjadi populasi dalam
pencegahan ISPA. Hasil analisis uji chi- penelitian ini ialah seluruh keluarga di
square menunjukkan nilai p value Desa Tataaran 1, Kecamatan Tondano
sebesar 0,022 < 0,05 dan dapat Selatan, Minahasa.S ampel penelitian
disimpulkan bahwa ada hubungan antara berjumlah 100 responden. Data diambil
sikap ibu dengan tindakan pencegahan dengan menggunakan kuisioner dan
ISPA pada balita. dianalisis dengan menggunakan uji chi-
Sikap adalah respon tertutup square. Hasil Penelitian terdapat
seseorang terhadap stimulus atau objek hubungan yang signifikan antara Sikap
tertentu, yang sudah melibatkan faktor dengan Tindakan Pencegahan ISPA
pendapat dan emosi yang bersangkutan dengan nilai p = 0,003 (nilai p < 0,05)
(senang – tidak senang, setuju – tidak yang artinya terdapat hubungan yang
setuju, baik – tidak baik, dan signifikan antara sikap dengan tindakan
sebagainya). Sikap juga melibatkan pencegahan ISPA.
pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala Penelitian Kusnanto dkk sejalan
kejiwaan lainnya. Analisis yang dengan penelitian yang dilakukan
dilakukan mengenai hubungan antara Darmawan dkk (2016). Penelitian ini
sikap ibu dengan tindakan pencegahan adalah penelitian korelasional dengan
ISPA pada balita memiliki berbagai rancangan Cross Sectional dengan
pendapat oleh ibu yang mempunyai teknik sampling yang digunakan yaitu
sikap baik banyak yang mengatakan non probability sampling (Aksidental
bahwa lingkungan keluarga yang Sampling). Hasil uji Chi-Square antara
mendukung atau tradisi yang turun sikap ibu dengan kejadian ISPA,
temurun oleh keluarga yang diperoleh nilai P Value = 0,002 (P Value
memberikan pengetahuan tentang cara < 0,05), sehingga berdasarkan hasil
mengobati anak ketika anak sakit, serta tersebut maka H0 ditolak dan H1
pengalaman sebelumnya dalam merawat diterima artinya ada hubungan sikap ibu
balita karena ibu mempunyai lebih dari dengan kejadian ISPA. Kesimpulan
satu anak, serta adanya kegiatan yang ditarik dalam penelitian ini sikap
ibu dalam pemberian ASI eksklusif Diharapkan kepada petugas
terdapat hubungan yang signifikan kesehatan di Puskesmas Teling Atas
terhadap kejadian ISPA. untuk tetap rutin memberikan
Berbeda dengan penelitian yang
pelayanan kesehatan berupa fasilitas
dilakukan oleh Scolastica dkk (2013)
kesehatan, kegiatan posyandu,
dengan hasil penelitian bahwa tidak ada
penyuluhan kesehatan kepada ibu-
hubungan antara sikap ibu dengan
ibu yang memiliki balita maupun ibu
penanganan pertama ISPA didapat nilai
hamil tentang pentingnya
p value = 0,520. Peneliti menarik
kesimpulan bahwa Sikap positif tidak pencegahan terhadap ISPA pada
selalu terwujud dalam suatu tindakan balita sehingga pengetahuan
nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa bertambah dan sikap serta tindakan
alasan antara lain sikap akan terwujud ibu semakin baik.
didalam suatu tindakan akan tergabung 2. Bagi Orang Tua
pada situasi saat itu, sikap diikuti atau a. Bagi ibu diharapkan untuk
tidak diikuti oleh suatu tindakan
lebih memperhatikan lagi
tergantung pengalaman seseorang.
balita melalui keikutsertaan ibu
dalam kegiatan posyandu, serta
KESIMPULAN
penyuluhan kesehatan, serta
Hasil penelitian yang dapat dilakukan
memanfaatkan media yang ada
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan antara berupa media internet dan
pengetahuan ibu terhadap tindakan media lainnya sehingga dapat
pencegahan ISPA pada balita di menambah wawasan ibu dalam
wilayah kerja Puskesmas Teling pengetahuan serta sikap ibu
Atas Kota Manado. dalam mencegah balita dari
2. Terdapat hubungan antara sikap ibu penyakit ISPA dan penyakit
terhadap tindakan pencegahan ISPA
lainnya.
pada balita di wilayah kerja
b. Bagi suami diharapkan untuk
Puskesmas Teling Atas Kota
mendukung dan memotivasi
Manado
ibu dalam merawat balita agar
terhindar dari penyakit dalam
SARAN
hal ini ISPA.
1. Bagi Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Teling Atas
3. Bagi Peneliti Dinas Kesehatan Surabaya. 2013.
Diharapkan akan ada penelitian lebih Menuju Indonesia Sehat dan JKN

lanjut lagi mengenai faktor yang Bermutu. Surabaya: Bakti


Husada. Diakses tanggal 27 maret
berhubungan dengan perilaku ibu
2017.
terhadap tindakan pencegahan ISPA
Kementerian Kesehatan RI, 2011.
pada balita, karena dilihat dari
Pedoman pengendalian infeksi
penelitian sebelumnya masih sedikit
saluran pernapasan akut 2012.
peneliti yang meneliti mengenai
Jakarta.
perilaku ibu terhadap tindakan Kementerian Kesehatan RI, 2011. Profil
pencegahan ISPA pada balita Kesehatan Indonesia 2010.
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI 2015,
Agustina, Annisa Eka, Rini Susanti, Rencana Strategis Kementerian
& Puji Pranowowati. 2013. Kesehatan Tahun 2015 -2019,
Hubungan Pengetahuan Ibu Jakarta. Diakses tanggal 18 maret
Tentang ISPA Dengan kejadian 2017.
ISPA Pada Balita di Kementerian Kesehatan RI 2016, Data
WilayahKerja Puskesmas Bergas. dan Informasi 2016 Profil
Akademik Kebidanan Ngudi Kesehatan Indonesia, Jakarta.
Waluyo. Diakses pada tanggal 27 Diakses tanggal 18 maret 2017.
maret 2017. Kusnanto dkk, 2016. Hubungan
Aries Wahyuningsih, Estherina Pengetahuan Dan Sikap
Nawangsari Proboningrum. 2015. Masyarakat Terhadap Tindakan
Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Infeksi Saluran
Pencegahan Ispa Menurunkan Pernapasan Akut (Ispa) Di Desa
Kejadian Ispa Pada Balita. Tataaran 1 Kecamatan Tondano
STIKES RS. Baptis Kediri. Jurnal Selatan kabupaten Minahasa
STIKES Vol. 8, No.2, Desember 2016. Manado : Fakultas
2015. Kedokteran Unversitas Sam
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Ratulangi Manado. Diakses pada
Utara. 2015. Profil Dinas tanggal 27 maret 2017.
Kesehatan Sulawesi Utara. Notoatmodjo, S 2012. Promosi
Manado. Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.
Nurul Qiyaam dkk, 2016. Tingkat Puskesmas Teling Atas. 2016. Profil
Pengetahuan Ibu Terhadap Puskesmas Teling Atas 2016.
Penyakit Ispa (Infeksi Saluran Manado.
Pernapasan Akut) Pada Balita Di World Health Organization, 2016.
Puskesmas Paruga Kota Bima World Health Statistics 2016.
Tahun 2016. Mataram : Diakses pada tanggal 17 maret
Universitas Muhammadiyah 2017
Mataram. Diakses pada tanggal
28 maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai