Anda di halaman 1dari 6

Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG


DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN

Ni Wayan Darmini1, Lala Budi Fitriana*1, Venny Vidayanti1


1
Departemen Keperawatan Anak dan Maternitas, FIKES UNRIYO
*korespondensi penulis, e-mail: lala.budi@respati.ac.id

ABSTRAK
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dengan nilai z-score
(TB/U) kurang dari -2 SD (Standar Deviasi). Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, dengan nilai di atas
25%. Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang sangat penting untuk menurunkan kejadian stunting pada balita.
Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, maka akan semakin baik pula pemberian gizi atau zat
makanan pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
gizi seimbang dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di Puskesmas. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah ibu dan anak. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 77 balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Kriteria
inklusi dalam penelitian adalah responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian, serta bisa membaca dan
menulis. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan tinggi badan diukur menggunakan microtoise. Uji analisis
bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian yaitu tingkat pengetahuan ibu paling banyak adalah
tingkat pengetahuan baik (50,6%) dan kejadian stunting paling banyak adalah tidak stunting (67,5%), p value
dari hasil analisis bivariat adalah 0,000 (<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5
tahun di Puskesmas.

Kata kunci: balita, gizi seimbang, pengetahuan, stunting

ABSTRACT
Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition with a z-score
(TB/U) less than -2 SD (Standard Deviation). The prevalence of stunting in Indonesia is still high, with value
above 25%. Mother's knowledge about balanced nutrition is very important to reduce incidence of stunting in
toddlers. The higher the mother's knowledge about balanced nutrition, the better the provision of nutrition or
food substances to toddlers will be. The purpose of this study was to determine the relationship between the level
of knowledge of mothers about balanced nutrition with incidence of stunting in toddlers aged 2-5 years at the
Puskesmas. This research is quantitative research with cross-sectional design. The research subjects were mother
and child. The sample in this study amounted to 77 toddlers. The sampling technique used was purposive
sampling. The inclusion criteria in the study were respondents who were willing to participate in the study and
be able to read and write. The instrument was questionnaire and height was measured using microtoise. Bivariate
analysis using Chi-Square test. The results showed that the mother's level of knowledge was mostly good
(50,6%) and the highest incidence of stunting was not stunting (67,5%), the p-value of the bivariate analysis was
0,000 (<0,05). The conclusion in this study is there is significant relationship between the mother's level of
knowledge about balanced nutrition and the incidence of stunting in toddlers aged 2-5 years at the Puskesmas.

Keywords: balanced nutrition, knowledge, stunting, toddler

Volume 10, Nomor 2, April 2022 160


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENDAHULUAN
Stunting atau balita pendek resiko stunting di usia pra-pubertas
merupakan masalah gizi yang dialami oleh (UNICEF, 2012).
balita di dunia, biasanya anak yang Berdasarkan studi lapangan yang
menderita stunting akan mengalami telah dilakukan pada tanggal 29 Januari
beberapa penyakit seperti kekurangan gizi. 2021 di Puskesmas Kintamani V,
Balita yang mengalami kurang gizi atau didapatkan data kejadian stunting sebesar
gizi buruk dalam jangka waktu lama, akan 134 balita. Data tersebut menunjukkan
mengalami tinggi badan yang lebih pendek bahwa kejadian stunting masih tinggi.
dibandingkan dengan anak seusianya Hasil wawancara yang dilakukan dengan
(stunting) (Tim Nasional Percepatan petugas pemegang program gizi di
Penanggulangan Kemiskinan, 2017). Puskesmas Kintamani V diketahui bahwa
Menurut World Health Organization upaya yang dilakukan untuk mencegah
(WHO) tentang data prevalensi balita stunting yaitu dengan melakukan
stunting didapatkan bahwa Indonesia Pemantauan Status Gizi (PSG) yaitu
adalah negara ketiga dengan prevalensi pemberian vitamin A, ASI eksklusif, dan
tertinggi di regional Asia Tenggara / monitoring pertumbuhan balita dengan
South-East Asia Regional (SEAR), rata- melakukan operasi timbang, serta
rata prevalensi balita stunting di Indonesia pengukuran tinggi badan balita. Hasil
tahun 2005-2017 adalah sebanyak 36,4% wawancara dengan 15 responden ibu
(Kemenkes RI, 2018). Faktor yang balita, didapatkan data bahwa 10 ibu
mempengaruhi kekurangan gizi pada balita mengatakan belum paham mengenai
antara lain pengetahuan ibu yang kurang pengetahuan tentang gizi seimbang bagi
atau salah dalam pemberian gizi seimbang, balita.
yang dapat mengakibatkan peningkatan Tujuan penelitian ini yaitu untuk
kejadian kekurangan gizi pada balita. mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
Pengetahuan minimal yang harus dimiliki ibu tentang gizi seimbang dengan kejadian
seorang ibu adalah mengetahui jenis stunting pada balita usia 2-5 tahun di
makanan tentang kebutuhan gizi (baik Puskesmas Kintamani V, Bali.
selama kehamilan ataupun sesudah
melahirkan), memberikan makanan sesuai METODE PENELITIAN
dengan usia anak, sehingga menjamin anak Penelitian ini merupakan penelitian
akan tumbuh dan berkembang secara kuantitatif dengan desain cross sectional.
optimal (Puspasari & Andriani, 2017). Subyek penelitian adalah ibu dan anak.
Balita sebaiknya mendapatkan Sampel pada penelitian ini berjumlah 77
perhatian yang lebih dari orang tua karena ibu dan balita. Teknik pengambilan data
balita termasuk dalam kelompok usia yang menggunakan purposive sampling.
memiliki risiko tinggi mengalami Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang
kekurangan gizi. Gizi yang kurang diukur menggunakan kuesioner dan
seimbang dapat menghambat status pengukuran tinggi badan menggunakan
perkembangan pada anak. Kesehatan anak microtoise. Kriteria inklusi meliputi
diharapkan selalu terjaga dan jauh dari responden yang bersedia berpartisipasi
serangan penyakit. Stunting yang terjadi di dalam penelitian dan responden yang bisa
usia 0-2 tahun dapat berlanjut sampai usia membaca dan menulis. Analisis bivariat
3-6 tahun. Ketika stunting berlanjut di usia pada penelitian ini menggunakan uji chi-
3-6 tahun maka akan tetap mengalami square.

Volume 10, Nomor 2, April 2022 161


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Pendapatan Keluarga
Di bawah UMR 25 32,5
Di atas UMR 52 67,5
Total 77 100,0
Pendidikan Ibu
Pendidikan dasar 43 55,8
Pendidikan menengah 33 42,9
Pendidikan tinggi 1 1,3
Total 77 100,0
Pekerjaan Ibu
Bekerja 77 100,0
Total 77 100,0
Jenis Kelamin Balita
Perempuan 42 54,5
Laki- laki 35 45,5
Total 77 100,0
Frekuensi Makan Balita
Tidak teratur 25 32,5
Teratur 52 67,5
Total 77 100,0
Berdasarkan tabel 1, didapatkan data (55,8%), kelompok pekerjaan orang tua
bahwa dari 77 responden ibu balita di balita keseluruhan orang tua balita bekerja
Puskesmas Kintamani V diketahui bahwa yaitu 77 responden (100%), kelompok
berdasarkan kelompok pendapatan orang jenis kelamin balita paling banyak adalah
tua balita, paling banyak adalah kelompok kelompok perempuan yaitu sebanyak 42
di atas UMR yaitu sebanyak 52 responden responden (54,5%) dan frekuensi makan
(67,5%), kelompok pendidikan ibu balita balita paling banyak adalah kelompok
paling banyak adalah kelompok teratur yaitu sebanyak 52 responden
pendidikan dasar yaitu 43 responden (67,5%).

Tabel 2. Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang


Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 39 50,6
Kurang 38 49,4
Total 77 100,0

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam kategori baik


dari 77 responden berdasarkan tingkat sebanyak 39 responden (50,6%).
pengetahuan ibu paling banyak adalah

Tabel 3. Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun


Stunting Frekuensi (f) Persentase (%)
Stunting 25 32,5
Tidak stunting 52 67,5
Total 77 100,0

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa didapatkan data paling banyak yaitu tidak
dari 77 responden berdasarkan kejadian stunting sebanyak 52 responden (67,5%).
stunting pada balita usia 2-5 tahun

Volume 10, Nomor 2, April 2022 162


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Tabel 4. Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Kejadian Stunting pada
Balita Usia 2-5 Tahun
Kejadian Stunting
Total p value
Pengetahuan Tidak Stunting Stunting
f % f % f %
Baik 34 87 5 13 39 100 0,000
Kurang 18 47 20 53 38 100
Total 52 32,5 25 67,5 77
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa responden (87%). Hasil uji statistik chi
hasil analisis hubungan tingkat square didapatkan p value = 0,000 < α
pengetahuan ibu tentang gizi seimbang (0,05) maka Ho ditolak, artinya terdapat
dengan kejadian stunting pada balita usia hubungan yang signifikan antara tingkat
2-5 tahun didapatkan data paling banyak pengetahuan ibu tentang gizi seimbang
adalah pengetahuan baik dengan kejadian dengan kejadian stunting pada balita usia
stunting adalah tidak stunting sebanyak 34 2-5 tahun di Puskesmas Kintamani V.

PEMBAHASAN
Distribusi responden berdasarkan perempuan yaitu 42 responden (54,5%),
karakteristik pendapatan keluarga pada Hal ini sesuai dengan pernyataan Rukmana
penelitian ini paling banyak adalah dkk (2016) yang menyebutkan jenis
kelompok di atas UMR yaitu 52 responden kelamin tidak dibedakan dalam
(67,5%). Menurut Illahi (2017) menentukan kebutuhan energi dan zat gizi.
menyebutkan tingkat pendapatan keluarga Distribusi responden berdasarkan
mempengaruhi daya beli pangan rumah karakteristik frekuensi makan balita pada
tangga sehingga dengan pendapatan yang penelitian ini paling banyak adalah
tinggi dapat dimungkinkan terpenuhinya kelompok teratur yaitu 52 responden
kebutuhan makanan seluruh anggota (67,5%). Menurut Permatasari (2021)
keluarga khususnya balita. menyebutkan bahwa cara makan yang
Distribusi responden berdasarkan sehat, frekuensi makan yang teratur,
karakteristik pendidikan ibu pada memberi makanan yang bergizi, dan
penelitian ini paling banyak adalah mengontrol besar porsi yang dihabiskan
kelompok pendidikan dasar yaitu 43 akan meningkatkan status gizi pada balita.
responden (55,8%). Rukmana dkk (2016) Berdasarkan hasil penelitian yang
menyebutkan bahwa pendidikan yang disajikan pada tabel 2, dapat dijelaskan
tinggi berkesempatan untuk mendapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki
pekerjaan yang lebih baik, yang nantinya pengetahuan tentang gizi seimbang pada
akan berdampak pada pendapatan dan kategori baik sejumlah 39 orang (50,6%).
ketersediaan pangan bagi keluarganya. Pengetahuan tentang gizi seimbang
Distribusi responden berdasarkan dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
karakteristik pekerjaan ibu pada penelitian pendapatan, dan pekerjaan. Hal ini sesuai
ini paling banyak adalah kelompok bekerja yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi
yaitu 77 responden (100%). Menurut (2011) yang menyebutkan faktor-faktor
Savita & Amelia (2020) yang menjelaskan yang dapat mempengaruhi tingkat
bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, umur,
pengetahuan, seseorang yang bekerja pekerjaan, lingkungan, dan sosial budaya.
pengetahuannya lebih luas daripada Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi
seseorang yang tidak bekerja, karena orang pengetahuan seseorang karena semakin
yang bekerja cenderung lebih banyak tinggi tingkat pendidikannya, maka
memperoleh informasi. semakin mudah dalam memahami
Distribusi responden berdasarkan informasi dan pengalaman yang
karakteristik jenis kelamin balita pada didapatkan.
penelitian ini paling banyak adalah
Volume 10, Nomor 2, April 2022 163
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Berdasarkan hasil penelitian ini, Ismanto (2014) di TK Malaekat Pelindung


sebanyak 52 responden (67,5%) yang Manado juga menunjukkan bahwa terdapat
dikategorikan tidak stunting, Kejadian hubungan yang signifikan antara
stunting pada balita dapat disebabkan oleh pengetahuan orang tua tentang gizi dengan
praktek pengasuhan ibu, masih terbatasnya stunting pada anak usia 4-5 tahun dengan p
layanan kesehatan (termasuk layanan Ante value 0,000 (<0,05).
Natal Care, Post Natal Care, dan Hasil penelitian pada tabel 4
pembelajaran dini yang berkualitas), masih menunjukkan bahwa terdapat 39 responden
kurangnya akses rumah tangga / keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang
ke penyediaan makanan bergizi, kurangnya gizi seimbang. Dari 39 responden tersebut,
akses ke air bersih dan sanitasi, terdapat 34 anak dari responden yang tidak
complementery feeding yang tidak adekuat mengalami stunting. Sedangkan dari 38
serta infeksi (Kemenkes RI, 2018). Hasil responden yang memiliki pengetahuan
penelitian ini didukung oleh penelitian kurang tentang gizi seimbang, hanya 18
yang dilakukan oleh Lukman, Fitri, dan anak dari responden yang tidak stunting.
Yulin (2017) pada balita di Desa Buhu Dengan demikian dapat dikatakan, secara
Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten umum responden yang memiliki
Gorontalo, yang menunjukkan bahwa ada pengetahuan baik tentang gizi seimbang
29 balita (50,9%) yang mengalami tidak memiliki anak yang tidak stunting. Namun
stunting. data juga menunjukkan bahwa ibu yang
Berdasarkan hasil uji statistik chi pengetahuannya kurang dapat memiliki
square didapatkan p value = 0,000 < α anak yang tidak stunting.
(0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, Berdasarkan data observasi di
artinya terdapat hubungan yang signifikan lapangan bahwa pola asuh dan pengalaman
antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi ibu dapat mempengaruhi kesehatan balita
seimbang dengan kejadian stunting pada seperti jenis makanan yang diberikan,
balita usia 2-5 tahun di Puskesmas frekuensi makan balita, dan jumlah
Kintamani V. Hasil penelitian ini didukung makanan yang diberikan, sehingga ibu
oleh penelitian yang dilakukan Adelina yang pengetahuannya kurang juga dapat
(2018) di Wilayah Kerja Puskesmas Duren mempunyai anak yang tidak stunting. Hal
Kabupaten Semarang yang menunjukkan ini sejalan dengan penelitian Ni’mah dan
bahwa ada hubungan yang signifikan Muniroh (2015) menjelaskan bahwa
antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan tingkat pengetahuan yang tinggi tidak
stunting dengan p value sebesar 0,017 menjamin memiliki balita dengan status
(<0,05). Hasil dari penelitian yang gizi yang normal atau tidak stunting.
dilakukan oleh Pormes, Rompas dan

SIMPULAN
Karakteristik responden di baik. Kejadian stunting pada balita usia 2-5
Puskesmas Kintamani V paling banyak tahun di Puskesmas Kintamani V paling
adalah kelompok pendapatan orang tua banyak berada pada kategori tidak
balita di atas UMR, kelompok pendidikan stunting. Ada hubungan yang signifikan
ibu balita pendidikan dasar, kelompok antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
pekerjaan orang tua balita keseluruhan seimbang dengan kejadian stunting pada
adalah bekerja, kelompok jenis kelamin balita usia 2-5 tahun di Puskesmas
balita perempuan, dan kelompok frekuensi Kintamani V, Bali.
makan balita teratur.
Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi DAFTAR PUSTAKA
seimbang di Puskesmas Kintamani V Adelina, F., A. (2018). Hubungan Pengetahuan Gizi
dalam penelitian ini paling banyak adalah Ibu dan Status Ketahanan Pangan Keluarga
dengan Kejadian Balita Stunting (Studi pada
tingkat pengetahuan ibu dalam kategori Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja

Volume 10, Nomor 2, April 2022 164


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Puskesmas Duren Kabupaten Semarang). Jurnal Keperawatan. Vol 2, No 2.


Thesis. http://eprints.undip.ac.id/65443/ https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/arti
Illahi, R., K. (2017). Hubungan Pendapatan cle/view/5230
Keluarga, Berat Lahir, dan Panjang Lahir Puspasari, N., & Andriani, M. (2017). Hubungan
Dengan Kejadian Stunting Balita 24-59 Bulan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dan
Di Bangkalan. Jurnal Manajemen Kesehatan Asupan Makan Balita 12-24 Bulan
Yayasan RS Dr. Soetomo, 3(1), 1. Association Mother’s Nutrition Knowledge
https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.85 And Toddler’s Nutrition Intake With
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Toddler’ S Nutritional Status (WAZ) At The
2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Age 12-24 M, 369-378.
Lukman, S., Fitri, Y., A., Yulin, H. (2017). Rukmana, E., Briawan, D., & Ekayanti, I. (2016).
Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Faktor risiko stunting pada anak usia 6-24
Kejadian Stunting pada Anak Balita di Desa bulan di Kota Bogor. Media Kesehatan
Buhu Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Masyarakat Indonesia, 12(3), 192-199.
Gorontalo. Journal Health and Nutritions. Savita, R., & Amelia, F. (2020). Hubungan
Vol 3, No 1. Pekerjaan Ibu, Jenis Kelamin, dan Pemberian
http://jurnal.poltekkesgorontalo.ac.id/index.p Asi Eklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada
hp/JHN/article/view/119 Balita 6-59 Bulan di Bangka Selatan The
Ni’mah, C., & Muniroh, L. (2015). Hubungan Relationship of Maternal Employment,
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan Gender, and ASI Eklusif with Incident of
pola asuh ibu dengan wasting dan stunting Stunting in Toddler Aged 6-59
pada balita keluarga miskin. Media Gizi Months. Jurnal Kesehatan Poltekkes
Indonesia, 10(1), 84-90. Kemenkes RI Pangkalpinang, 8(1), 6-13.
Permatasari, T., A., E. (2021). Pengaruh Pola Asuh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Pemberian Makan Terhadap Kejadian Kemiskinan. (2017). 100 Kabupaten/Kota
Stunting Pada Balita. Jurnal Kesehatan Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil
Masyarakat Andalas, 14 (2), 3. (Stunting). T.P
https://doi.org/10.24893/jkma.vl14i.527 UNICEF. (2012). Ringkasan Kajian Gizi Oktober
Pormes, W., E., Rompas, S., Ismanto, A.,Y. (2014). 2012. UNICEF Indonesia.
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Wawan, A., Dewi, M. (2011). Teori & Pengukuran
Gizi Dengan Stunting Pada Anak Usia 4-5 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Tahun Di TK Malaekat Pelindung Manado. Yogyakarta: Nuha Medika.

Volume 10, Nomor 2, April 2022 165

Anda mungkin juga menyukai