204
ABSTRAK
Imunisasi merupakan upaya mengurangi morbiditas dan mortalitas anak, namun masih banyak anak yang
belum menerima imunisasi. Angka kematian balita di dunia yang disebabkan oleh penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi (PD3I) mencapai 1,4 juta orang per tahun. Dikhawatirkan PD3I ini dapat menyebar dengan mudah dari
anak yang terinfeksi ke anak yang tidak diimunisasi atau tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. Hal ini
berisiko meningkatkan angka mortalitas anak Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan orang tua, terutama ibu, dalam memberikan imunisasi dasar lengkap
kepada bayi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan desain cross sectional.
Responden sebanyak 100 orang ibu yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data
dilakukan di Kelurahan Meteseh menggunakan kuesioner yang sudah valid dan reliabel. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan bahwa usia, pekerjaan, jumlah paritas, agama , dan
pengetahuan ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tidak berhubungan dengan kepatuhan orang tua dalam
memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi (p>0,05). Diskusi: Penelitian ini membuktikan bahwa kematangan
usia ibu tidak selalu berhubungan dengan kepatuhannya dalam memberikan imunisasi dasar. Kepatuhan ini juga tidak
berhubungan dengan oleh kesibukan ibu dalam bekerja maupun mengurus anak serta pengalamannya menjadi seorang
ibu. Adanya keyakinan pada agama tertentu mengenai imunisasi, serta pengetahuan yang dimiliki ibu mengenai KIPI
juga terbukti tidak berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi. Kesimpulan: Faktor demografi
ibu tidak senantiasa berhubungan dengan kepatuhannya dalam memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi, namun
imunisasi ini tetap perlu diberikan sebagai upaya mengurangi risiko bayi tertular PD3I.
Kata Kunci: ibu, imunisasi, kepatuhan
ABSTRACT
Immunization is an effort to reduce child morbidity and mortality, but many children still have not received
immunizations. The mortality rate for children under five in the world caused by immunization-preventable diseases
reaches 1.4 million people per year. It is feared that the immunization-preventable diseases can spread easily from
infected children to non-immunized children or have no immunity to the disease. This has the risk of increasing child
mortality. Objective: This research aims to reveal the factors related to parents’ adherence, especially mothers, in
providing complete basic immunization to infants. Methods: This research is a non-experimental quantitative study
with a cross-sectional design. Respondents were 100 mothers who were taken using the purposive sampling technique.
Data were collected in Meteseh Village using a valid and reliable questionnaire. Data were analyzed using the Chi-
Square test. Results: Bivariate analysis indicated that mother’s age, occupation, parity, religion, and knowledge of
Adverse event following immunization (AEFI) were not correlated with parental compliance in providing complete
basic immunization to infants (p>0.05). Discussion: This research proves that mother’s age is not always correlated
with adherence to basic immunization. This adherence is also not correlated with the mother’s activities in working
or taking care of children and her experience of being a mother. Certain religious beliefs regarding immunization and
mother’s knowledge about AEFI are also proven not to be correlated with maternal adherence to giving immunizations.
Conclusion: Maternal demographic factors are not always correlated with adherence to providing complete
basic immunization to infants, but the immunization still needs to be given to reduce the risk of infants contracting
immunization-preventable diseases.
Keywords: mother, immunization, adherence
JPPNI Vol. 05/No.01/April-Juli/2020
2
Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Orang Tua
3
JPPNI Vol. 05/No.01/April-Juli/2020
4
Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Orang Tua
Umbul, 2014). Nilai masyarakat yang berlaku tentang imunisasi sejumlah 75% (Ratnaningsih
di Indonesia, khususnya di Jawa, memandang & Prisusanti, 2020). Era komunikasi digital
bahwa tanggung jawab pengasuhan anak dan seperti sekarang ini memungkinkan setiap
mengurus rumah tangga berada di tangan ibu orang untuk dapat mengakses informasi tanpa
(Putri & Lestari, 2015) sehingga wanita yang batasan ruang dan waktu (Budiman,Yusrizal,
sudah menikah dan memiliki anak memilih & Damanik, 2014). Kemudahan pengoperasian
untuk menjadi ibu rumah tangga atau bekerja alat komunikasi serta kelengkapan data yang
di sektor informal agar dapat menyelaraskan tersedia di dunia maya, turut mendukung upaya
antara tugas utama di rumah dengan pekerjaan peningkatan pengetahuan masyarakat, baik
(Alfaruq & Esa, 2018). di bidang kesehatan maupun bidang lainnya
Hasil penelitian ini menunjukkan (Natalia & Ginting, 2018).
bahwa lebih dari setengah responden memiliki Lebih dari setengah jumlah responden
status paritas dengan 1 dan 2 anak. Data ini patuh terhadap pelaksanaan imunisasi dasar
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang lengkap pada bayinya. Hasil ini sejalan dengan
dilakukan di Makassar, dimana sejumlah 77% penelitian sebelumnya yang juga menunjukkan
responden mempunyai status paritas maksimal bahwa kepatuhan ibu dalam pemberian
3 anak (Makamban, Salman, & Rahma, 2014). imunisasi lengkap pada anaknya mencapai
Pandangan masyarakat tentang keyakinan 82,1% (Ratnaningsih & Prisusanti, 2020).
banyak anak banyak rejeki telah bergeser di Usia merupakan salah satu faktor yang
era modern ini. Bertambahnya jumlah anak berhubungan dengan pandangan ibu terhadap
akan meningkatkan beban dan tanggung jawab pemberian imunisasi pada anak (Borras,
keluarga dalam pemenuhan kebutuhannya. dkk., 2009). Pada kategori usia dewasa
Keyakinan inilah yang kemudian mengubah muda, manusia sedang berada di titik puncak
keputusan keluarga moderen untuk perkembangannya, baik dari segi sosial, karir,
menjalankan program keluarga berencana motivasi atau semangatnya, hingga pemikiran-
(Anggaunitakiranantika, 2016), yang juga pemikiran tentang masa depan (Sofia, 2018).
didukung oleh kebijakan pemerintah dengan Pemikiran mengenai keputusan memberikan
program keluarga berencana sejak tahun 1968 imunisasi juga didasari kematangan pikiran ibu
(BKKBN Bangka Belitung, 2020). dengan kategori usia dewasa muda (Yuda &
Responden yang beragama Islam Nurmala, 2018).
menempati porsi terbesar dari karakteristik Pekerjaan di sini bukan hanya dilihat
agama pada penelitian ini. Hasil ini sesuai dari pengaruhnya dalam segi ekonomi, namun
dengan data yang terdapat pada Badan lebih mengamati kegiatan sehari-hari dari
Pusat Statistik Republik Indonesia, yang responden. Sebagian besar ibu rumah tangga
menunjukkan bahwa pemeluk agama terbesar memang menghabiskan waktunya di rumah,
di Indonesia adalah pemeluk agama Islam namun pekerjaan rumah yang banyak juga bisa
(Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, menghambat ibu untuk pergi mengimunisasikan
2013). anaknya (Pratiwi, 2015).
Sebagian besar responden pada Keyakinan yang merupakan salah satu
penelitian ini memiliki pengetahaun yang baik unsur dalam beragama inilah yang menjadi
tentang imunisasi. Kelompok kategori ini juga salah satu faktor yang membuat setiap
ada pada penelitian sebelumnya yang dilakukan orang memiliki pandangan masing-masing
oleh Ratnaningsih dan Prisusanti pada tahun akan imunisasi (Putri, 2016). Perbedaan
2020 di Kota Malang. Pada penelitian tersebut pandangan ini telah diluruskan oleh Majelis
jumlah responden yang berpengetahuan baik Ulama Indonesia (MUI) melalui fatwa bahwa
5
JPPNI Vol. 05/No.01/April-Juli/2020
imunisasi diperbolehkan karena dalam keadaan dasar pada anaknya dinilai memiliki hubungan
darurat (Sulistiyani, Shahuliyah, & Cahyo, dengan status kelengkapan imunisasi dasar
2017). pada balita (Pratiwi, 2015).
Paritas merupakan jumlah anak yang Pekerjaan tidak selalu memengaruhi
lahir hidup. Biasanya semakin tinggi jumlah kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi
paritas akan meningkatkan kesibukan seorang dasar bagi anaknya karena apapun pekerjaannya,
ibu, namun juga dapat menambah pengalaman seseorang akan memiliki kesibukan masing-
seorang ibu dalam merawat anak, misalnya masing sehingga akan lebih sulit meluangkan
mengambil keputusan dalam memberikan waktunya untuk mengantarkan anaknya
imunisasi (Pratiwi, 2015). imunisasi. Keluangan waktu yang dimiliki
Sebagian besar ibu belum memahami ibu untuk mengantarkan anaknya imunisasi
tentang kondisi yang membuat anak dilarang dianggap berhubungan dengan kepatuhan ibu
untuk imunisasi campak. Beberapa ibu juga dalam memberikan imunisasi secara lengkap
tidak mengetahui imunisasi dasar yang wajib pada anaknya. Beberapa ibu juga mengaku
diberikan pada anak. Sebagian besar ibu sudah malas untuk membawa anaknya imunisasi
mengerti bentuk-bentuk KIPI dan bagaimana meskipun tempat puskesmas maupun
cara penanganan pertama yang tepat saat anak posyandunya dekat (Pratiwi, 2015).
mengalami KIPI. Pengetahuan mengenai KIPI Meskipun banyak ibu yang meyakini
dapat didapatkan dari pengalaman yang dialami adanya kandungan haram pada vaksin, tidak
ibu setelah anaknya diimunisasi, tentang efek sedikit pula ibu yang sudah mengetahui apabila
samping yang terjadi serta penanganannya. pernyataan tersebut hanya sebuah kabar burung
Pengetahuan diketahui berasal dari hasil saja. Para ulama pun telah menyatakan bahwa
penangkapan pancaindera kita, terutama imunisasi itu halal dan diperbolehkan untuk
pendengaran dan penglihatan (Trisnawati, diberikan kepada anak untuk mencegah suatu
2016). penyakit. Bahkan teladan bagi orang-orang
Kepatuhan imunisasi diartikan sebagai yang beragama Islam, yaitu Nabi Muhammad
tindakan atau perilaku ibu dalam memberikan SAW, telah memperbolehkan untuk mencegah
imunisasi sesuai dengan saran tenaga kesehatan suatu wabah penyakit (Silviana, 2013).
serta peraturan yang berlaku (Senewe, Sehingga pandangan ibu mengenai imunisasi
Rompas, & Lolong, 2017). Kepatuhan dalam segi agama dinilai berhubungan
dalam memberikan imunisasi tidak hanya dengan kelengkapan imunisasi dasar anak
dilihat dari seberapa lengkap imunisasi dasar dibandingkan dengan agama yang dianut ibu
diberikan, tetapi juga harus memperhatikan (Sulistiyani, Shaluhiyah, & Cahyo, 2017).
ketepatan waktu dalam memberikan imunisasi Semakin banyak jumlah paritas tidak
(Hemadiyan, 2017). memengaruhi jumlah ibu yang tidak patuh
Usia yang semakin bertambah tidak dalam memberikan imunisasi dasar lengkap
selalu membuat seseorang patuh. Tidak jarang pada bayinya. Hal ini disebabkan oleh semakin
ditemukan orang yang masih berusia muda tinggi paritas, semakin tinggi pula kesibukan
lebih patuh dalam menjaga kesehatannya seorang ibu dalam mengasuh anak-anaknya.
dibandingkan orang yang lebih tua (Fitria & Disamping itu, semakin tinggi paritas seorang
Isnaini, 2014). Menurut Pratiwi, peningkatan ibu, semakin banyaknya pengalaman yang
usia ibu tidak selalu bisa meningkatkan didapatkan ibu dalam mengasuh dan merawat
kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi kesehatan anak-anaknya. Sedangkan pada
dasar lengkap pada balitanya. Kesadaran ibu ibu yang baru memiliki satu anak akan lebih
mengenai pentingnya memberikan imunisasi mengikuti cara ibunya dalam merawat anak-
6
Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Orang Tua
anaknya (Silviana, 2013). Sehingga dapat Zuiatna, 2018; Harahap, Suroyo, & Silaen,
disimpulkan bahwa perilaku dan sikap ibu 2020;). Hasil penelitian inilah yang kemudian
berhubungan dengan kelengkapan imunisasi menjelaskan mengapa tingkat pengetahuan
dasar anaknya (Senewe, Rompas, & Lolong, tidak serta merta berhubungan langsung dengan
2017). kepatuhan seseorang dalam melaksanakan satu
Meskipun beberapa orang tua engkap.
mengetahui bahwa imunisasi akan
mengakibatkan anaknya mengalami demam SIMPULAN
atau efek samping lainnya, mereka tetap Hasil penelitian yang dilakukan
memberikan imunisasi dan melakukan pada 100 responden di Kelurahan Meteseh
konsultasi kepada dokter apabila ada gejala efek menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
samping pada anaknya setelah diimunisasikan. antara usia, pekerjaan, keyakinan, paritas,
Namun ada juga orang tua yang terlalu takut dan pengetahuan ibu mengenai KIPI dengan
dengan efek sampingnya sehingga enggan kepatuhan orang tua dalam pemberian imunisasi
untuk melanjutkan imunisasi pada anaknya. dasar lengkap pada bayi. Bagi orang tua, tanpa
Pengetahuan ibu mengenai KIPI dipengaruhi memandang faktor usia, pekerjaan, jumlah
oleh tingkat pendidikan yang ditempuh sang anak/paritas, keyakinan, serta pengetahuannya
ibu, sehingga pengetahuan ini tidak bisa secara tetap memberikan imunisasi dasar lengkap
langsung berhubungan dengan kepatuhan pada anak untuk mengurangi risiko tertular
dalam memberikan imunisasi secara lengkap. PD3I. Bagi Puskesmas disarankan untuk
Hal ini disebabkan meskipun pengetahuan ibu lebih meningkatkan pelayanannya, khususnya
baik, namun penerimaan ibu dan sikap ibu program imunisasi dasar pada anak. Di bidang
terhadap imunisasi berbeda-beda tergantung keperawatan, diharapkan hasil penelitian ini
dari tingkat pendidikan yang ditempuh ibu dapat dijadikan referensi untuk penelitian
(Trisnawati, 2016). terkait. Peneliti selanjutnya disarankan
Tingkat kepatuhan ibu dalam dapat mencari hubungan sikap ibu dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada kepatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap
penelitian ini mencapai 53% dari total 100 pada bayi karena mayoritas ibu yang tidak
responden. Menariknya, ibu yang memiliki mengimunisasikan anaknya didasari oleh sikap
pengetahuan baik tentang imunisasi mencapai acuh akan pentingnya imunisasi.
89%. Pengetahuan tidak berhubungan dengan
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi DAFTAR PUSTAKA
lengkap bagi bayinya (p=0,07). Kepatuhan Alfarruq, U. & Esa, P. P. N. (2018). Peran ganda
seseorang terhadap suatu pelaksanaan program ibu rumah tangga pada sector ekonomi
kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor informal untuk meningkatkan family
(Ratnaningsih & Prisusanti, 2020). welfare: Studi pada ibu rumah tangga
Pengetahuan merupakan salah satu di Kelurahan Serua Indah Kecamatan
faktor yang dapat memengaruhi kepatuhan Ciputat yang bekerja sebagai pedagang
ibu dalam pemberian imunisasi pada anaknya, busana. Jurnal Pendidikan, Ekonomi
namun tidak merupakan faktor dominan. dan Bisnis, 1(V), 1-16.
Pengambilan keputusan ibu dapat dipengaruhi Anggaunitakiranantika. (2016). Pengambilan
juga oleh faktor kualitas pelayanan yang keputusan keluarga muda dalam
diberikan oleh petugas kesehatan, dukungan program Keluarga Berencana di kota
keluarga, dan keterjangkauan fasilitas Malang. Dimensi, 9(1),47-54.
kesehatan (Chuty & Sungatini, 2018; Putri & Arianti, W. I (2017). Pengaruh Faktor
7
JPPNI Vol. 05/No.01/April-Juli/2020
8
Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Orang Tua