Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TERAPI BERMAIN CONGKLAK TERHADAP TINGKAT

STRESS ANAK SEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RS MELATI


KOTA TANGERANG

Sri Fitriyani

S1 Keperawatan Program B
STIKes Widya Dharma Husada
Alamat : jl. Pajajaran No. 01, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan,
Banten 15417
Email : sfitriyani217@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: Berdasarkan data world health organization (WHO) tahun 2017 bahwa 3-10% anak yang
dirawat di Amerika Serikat mengalami stress selama hospitalisasi, sekitar 3-7% dari anak umur sekolah yang
dirawat di Jerman juga mengalami hal yang serupa, 5-10% anak di Kanada dan Selandia baru juga mengalami
tanda stress selama hospitalisasi. Menurut data Every Women Every Child tahun 2015 dari 200 juta anak di dunia
5,9 juta penyebab anak yang paling sering mengeluhkan masalah kesehatan adalah karena penyakit infeksi seperti
pneumonia, dalam diare, sepsis dan malaria sehingga secara global menyebabkan 25% anak-anak mengalami
pertumbuhan terhambat. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap tingkat stress
anak sekolah selama hospitalisasi di RS Melati Kota Tangerang. Desain penelitian : menggunakan penelitian
pra-eksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest. Teknik sampling menggunakan non
probability sampling dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah
lembar kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Hasil penelitian: Dari hasil analisa data menggunakan
uji statistik Wilcoxon dengan SPSS 26 didapatkan nilai p value 0.000 dengan kai kuadrat dengan batas kemaknaan
() P value <0, 5 yang dimana nilai P=0.000 lebih kecil dari <0.5.Kesimpulan: ada pengaruh terapi bermain
terhadap tingkat stress anak sekolah selama hospitalisasi di RS Melati Kota Tangerang. Saran: berbagai
Pendidikan yang dapat menyalurkan informasi terapi bermain terhadap tingkat stress anak sekolah selama
hospitalisasi dan untuk peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian tingkat stress menggunakan skala lebih
spesifik terhadap anak.

Kata Kunci: Stress Hospitalisasi, Anak Sekolah, Terapi bermain Congklak

ABSTRACT

Background: Based on data from the World Health Organization (WHO) in 2017, 3-10% of children treated in
the United States experience stress during hospitalization, about 3-7% of school-age children who are treated in
Germany also experience the same thing, 5-10% of children in Canada and New Zealand also experience signs
of stress during hospitalization. According to data from Every Woman Every Child in 2015, out of 200 million
children in the world, 5.9 million of the causes of children's most frequent complaints of health problems are due
to infectious diseases such as pneumonia, diarrhea, sepsis and malaria so that globally it causes 25% of children
to experience growth. Hampered. Research objective: to determine the effect of play therapy on the stress level
of school children during hospitalization at Melati Hospital, Tangerang City. Research design: using a pre-
experimental study with a one group pretest-posttest .The sampling technique uses non-probability sampling with
a purposive sampling technique. The measuring tool used in this study was the Depression Anxiety Stress Scale
(DASS) questionnaire. The results of the study: From the results of data analysis using the Wilcoxon statistical
test with SPSS 26, a p value of 0.000 was obtained with kai squared with a significance limit ( ) P value <0.5,
where the P value = 0.000 is less than <0.5. Conclusion: there is an effect of play therapy on the stress level of
school children during hospitalization at Melati Hospital, Tangerang City. Suggestion: various educations that
can channel play therapy information on the stress level of school children during hospitalization and for future
researchers to conduct research on stress levels using a more specific scale for children.

Keywords: Hospitalization Stress, School Children, Congklak play therapy

1
PENDAHULUAN mengalami pertumbuhan terhambat.
Hospitalisasi didefinisikan oleh Pada tahun 2013-2018 data anak yang
Merriam-Webster Dictionary sebagai melakukan perawatan dengan penyakit
suatu tindakan/proses perawatan di seperti ISPA di Afghanistan 62% anak
rumah sakit atau suatu keadaan yang dirawat, Coloumbia 64% anak
seseorang dirawat di rumah sakit yang dirawat dan di Haiti 37% anak
(Merriam-Webster, 2015). Dalam yang dirawat sedangkan penyakit
terminologi keperawatan anak, seperti malaria di Afghanistan 63%
hospitalisasi dapat didefinisikan anak dirawat, Coloumbia 54%, dan di
sebagai suatu kondisi dimana anak Haiti 40% anak yang dirawat (World
harus dirawat dirumah sakit dalam Health Organization et al. 2019).
periode waktu tertentu dikarenakan Data Survei Kesehatan
kondisi kritis maupun terencana. Nasional tahun 2020 menyampaikan
Terdapat banyak hal yang terjadi pada angka kesakitan anak di Indonesia pada
anak dalam proses hospitalisasi yang daerah perkotaan berdasarkan
harus diperhatikan oleh perawat anak. kelompok usia dilaporkan sebesar
Berdasarkan data world health 43,73% pada usia 0-4 tahun, 34,81%
organization (WHO) tahun 2018 pada usia 5-9 tahun, 25,45% pada usia
bahwa 3-10% anak yang dirawat di 10-14 tahun, 20,79% pada usia 15-17
Amerika Serikat mengalami stress tahun. Anak yang dirawat di rumah
selama hospitalisasi, sekitar 3-7% dari sakit berpengaruh pada kondisi fisik
anak umur sekolah yang dirawat di dan psikologinya, hal ini disebut
Jerman juga mengalami hal yang dengan hospitalisasi. Anak yang
serupa, 5-10% anak di Kanada dan dirawat di rumah sakit mengalami
Selandia baru juga mengalami tanda krisis perubahan status kesehatan dan
stress selama hospitalisasi. Menurut lingkungan. Dan Data kesehatan
data Every Women Every Child tahun Indonesia 2021 menunjukan data
2015 dari 200 juta anak di dunia 5,9 kesehatan anak usia <1 tahun 15,1%, 1-
juta penyebab anak yang paling sering 4 tahun terkena kasus campak 26,7%,
mengeluhkan masalah kesehatan 5-9 tahun 18,2%, 10-14 tahun 10,8%
adalah karena penyakit infeksi seperti lebih dari 14 tahun 29,3%, kasus TB
pneumonia, dalam diare, sepsis dan anak 0-14 tahun 9,7%, kasus
malaria sehingga secara global pneumonia pada balita sebesar 31,4%,
menyebabkan 25% anak-anak kasus diare pada semua usia sebesar
2
33,6% dan pada balita sebesar 23,8% kemandirian, faktor pengalaman yang
dan 39.96% menjalani rawat inap berkaitan dengan pelayanan kesehatan,
dirumah sakit swasta, 38,49% dirawat faktor perilaku atau interaksi dengan
dirumah sakit pemerintah, 0,21% petugas rumah sakit (Hulinggi, 2018).
praktik pengobatan tradisional atau Anak yang mengalami stress akan
alternatif, 0,26% lainnya, 3,57% mengalami gangguan perkembangan.
praktik bidan, 6,26% praktik klinik Stress yang dialami anak
atau dokter bersama, 13,78% mempengaruhi tingkat kesembuhan
menjalani rawat inap dipuskesmas anak saat dirumah sakit. Stress yang
(Profil Kesehatan Indonesia, 2021). dirasakan seorang anak dapat
Data Susenas Maret 2021 memberikan efek negatif dalam
menunjukkan sebanyak 11,75 persen perkembangan hidup anak. Perubahan
anak usia 0-17 tahun mempunyai yang terjadi dapat berupa psikis atau
keluhan kesehatan dan mengakibatkan fisik.
terganggunya kegiatan sehari-hari atau Dalam menurunkan tingkat
yang bisa disebut mengalami sakit. stress pada anak hospitalisasi dapat
Angka kejadian anak yang mengalami menggunakan terapi bermain. Terapi
hospitalisasi tahun 2021 2,03% bermain merupakan terapi yang
mengalami penurunan dari tahun diberikan pada anak yang mengalami
sebelumnya, tahun 2019 yaitu 3,94%. kecemasan, ketakutan dan mengenal
Angka rawat inap 0-17 tahun pada lingkungannya. Tujuan dari terapi
tahun 2019 3,84%, 2020 3,94% dan bermain ini adalah menciptakan
2021 2,03% (Profil Statistik suasana aman bagian anak untuk
Kesehatan, Dinkes Kota Tangerang mengekspresikan diri mereka,
2021). memahami bagaimana sesuatu dapat
Pada anak yang sedang terjadi, mempelajari aturan sosial dan
menjalankan rawat inap dirumah sakit mengatasi masalah mereka serta
dapat menimbulkan stress. Faktor yang memberikan kesempatan bagi anak-
menimbulkan stress ketika anak saat anak untuk berekspresi dan mencoba
menjalani hospitalisasi yaitu faktor sesuatu hal yang baru, selain itu dengan
lingkungan rumah sakit, faktor terapi bermain diharapkan anak dapat
berpisah dengan orang yang sangat melajutkan fase tumbuh kembangnya
berarti, faktor kurangnya informasi, secara optimal, mengembangkan
faktor kehilangan kebebasan dan kreativitas anak sehingga anak dapat
3
beradaptasi lebih efektif terhadap serta melatih jiwa sportifitas (Mulyani,
stress (Saputro, 2017). 2013).
Terapi bermain sendiri terbagi ketika anak mulai bermain
menjadi terapi bermain modern dan congklak anak akan belajar
terapi tradisional. Terapi bermain, menghitung jumlah biji yang ada pada
permainan tradisional memiliki nilai setiap lubang. Dengan terbiasa bermain
besar dalam menanamkan pendidikan anak akan mudah dalam hitung-
karakter pada anak. Permainan menghitung, sehingga mereka belajar
tradisional merupakan warisan leluhur, sambil bermain dalam suasana yang
mengandung nilai moral, dan ikut serta menyenangkan. Hal ini dapat
melestarikan budaya bangsa merangsang keluarnya hormon
(Syamsurrijal, 2020). Namun demikian kebahagiaan yaitu endorphin.
terapi bermain dengan jenis permainan Endorphin tidak hanya digunakan
tradisional belum diterapkan di rumah untuk merilekskan bagian otot dan
sakit. Jenis permainan yang sering saraf, atau sebagai zat imun kita,
dilakukan dirumah sakit antara lain melainkan juga mampu mengurangi
bola, puzzle, musik, play dough, rasa sakit. Endorphin ini dihasilkan
menggambar dan mewarnai. oleh kelenjar pituitary dan hipotalamus
Permainan tradisional yang dapat ketika kita bergembira. Endorphin
dilakukan di rumah sakit salah satunya mampu melepaskan sinyal rasa sakit
adalah congklak. yang berlebihan. Setelah cedera,
Permainan congklak dengan endorphin kita dapat
merupakan permainan tradisional yang melakukan kontrol atas diri kita,
dilakukan oleh dua orang dengan sehingga memungkinkan kita untuk
menggunakan papan congklak dan 98 melakukan aktivitas sepanjang waktu.
biji congklak (Mulyani, 2013).
Permainan congklak memiliki aspek-
aspek perkembangan pada anak, yaitu METODE

psikomotorik (melatih kemampuan Penelitian ini menggunakan

motorik halus, emosional (melatih penelitian pra-eksperimen dengan

kesabaran dan ketelitian), kognitif rancangan penelitian one group pretest-

(melatih kemampuan menganalisa dan posttest., penelitian ini dilakukan di Ruang

menyusun strategi), sosial (menjalin Bougenville dan anggrek RS Melati Kota

kontak sosial dengan teman bermain), Tangerang pada bulan September-Februari

4
2023, teknik pengambilan sampel pada responden hampir setengah responden
penelitian ini menggunakan non probability berusia 6 Tahun yaitu sebanyak 11 (37.9%),
sampling dengan teknik purposive Sebagian kecil responden berusia 7 Tahun
sampling, untuk menentukan besarnya yaitu sebanyak 6 (20.4%), sebagaian kecil
sampel peneliti menggunakan rumus responden berusia 8 tahun yaitu sebanyak 7
slovin, maka didapatkan hasil 29 (24.1%), hampir tidak ada responden
responden. Instrumen yang digunakan berusia 9 Tahun yaitu sebanyak 1 (3.4%),
dalam penelitian ini ada 1 kuesioner yaitu sebagaian kecil responden berusia 10
kuesiner DASS 42 (Depression Anxiety Tahun yaitu sebanyak 2 (6.9%), hampir
Stress Scale ) dan lembar observasi dengan tidak ada responden berusia 11 Tahun yaitu
lembar ceklist. Prosedur pengolahan data sebanyak 1 (3.4%), hampir tidak ada
yang dilakukan melalui tahap editing, responden berusia 12 Tahun yaitu sebanyak
coding, entry, cleaning dan tabulating. Dan 1 (3.4%).
data dianalisis melalui prosedur analisis
univariat dan bivariat dengan menggunakan Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis
uji analisa statistik Wilcoxon dengan SPSS
Kelamin Responden Terhadap Tingkat
26 didapatkan nilai p value 0.000 dengan Stress Anak Sekolah Selama
Hospitalisasi Di Rs Melati Kota
kai kuadrat dengan batas kemaknaan () P Tangerang (n=29).
value <0, 5 yang dimana nilai P=0.000 lebih Jenis Kelamin F %

kecil dari <0.5. Etika penelitian dilakukan Laki-Laki 16 55.2


Perempuan 13 44.8

untuk menjaga kerahasiaan identitas Total 29 100.0

responden.
Berdasarkan Tabel 5.2 distribusi jenis
kelamin dari 29 responden menunjukan
HASIL PENELITIAN
bahwa jenis kelamin responden lebih dari
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Usia Terhadap setengah responden berjenis kelamin Laki-
Tingkat Stress Anak Sekolah Selama laki yaitu sebanyak 16 (55.2%), hampir
Hospitalisasi Di Rs Melati Kota
Tangerang(n=29). setengah berjenis kelamin perempuan
Umur
6 Tahun
F
11
%
37.9
sebanyak 13 (44.8%).
7 Tahun 6 20.4
8 Tahun 7 24.1
9 Tahun 1 3.4
10 Tahun 2 6.9
11 Tahun 1 3.4
12 Tahun 1 3.4
Total 29 100

Berdasarkan Tabel 5.1 distribusi usia dari


29 responden menunjukan bahwa usia

5
Tabel 3 responden dengan pengalaman dirawat 3
Distribusi Frekuensi Lama Perawatan
kali yaitu sebanyak 4 (13.8).
Responden Terhadap Tingkat Stress
Anak Sekolah Selama Hospitalisasi di
RS Melati Kota Tangerang (n=29).
Lama Perawatan F % Tabel 5
1-3 Hari Perawatan 6 20.7
4-6 Hari Perawatan 20 69.0 Distribusi Frekuensi Sebelum Terapi
> 7 Hari Perawatan 3 10.3 Bermain Congklak Terhadap Tingkat
Total 29 100 Stress Anak Sekolah Selama
Berdasarkan Tabel 5.3 distribusi Hospitalisasi Di Rs Melati Kota
Tangerang (n=29).
berdasarkan lama perawatan dari 29
Variable Kategori F % Min Max Mean
responden menunjukan bahwa sebagaian Tingkat Normal 6 20.7
Stress Ringan 12 41.4
kecil responden dengan lama perawatan > Sedang 7 24.1 1 4 2.31
Berat 4 13.8
7 Hari perawatan yaitu sebanyak 3 (10.3%), Total 29 100
Berdasarkan Tabel 5.5 distribusi sebelum
sebagaian kecil responden dengan lama
Terapi Bermain Congklak Terhadap
perawatan 1-3 hari perawatan yaitu
Tingkat Stress Anak Sekolah Selama
sebanyak 6 (20.7%), lebih dari setengah
Hospitalisasi dari 29 responden
responden dengan lama perawatan 4-6 hari
menunjukan sebagian kecil responden
perawatan yaitu sebanyak 20 (69%).
normal yaitu sebanyak 6 (20.7%), hampir
setengah responden Stress ringan yaitu
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pengalaman sebanyak 12 (41.4%), sebagaian kecil
Dirawat Responden Terhadap Tingkat responden stress sedang yaitu sebanyak 7
Stress Anak Sekolah Selama
Hospitalisasi Di Rs Melati Kota (24.1%), sebagaian kecil responden stress
Tangerang (n=29). berat yaitu sebanyak 4 (13.8%).
Pengalaman dirawat F %

1 kali 19 65.5
PEMBAHASAN
2 Kali 6 20.7
Tabel 6
3 Kali 4 13.8
Total 29 100 Distribusi Frekuensi Sesudah Terapi
Bermain Congklak Terhadap Tingkat
Berdasarkan Tabel 5.4 distribusi Stress Anak Sekolah Selama
Hospitalisasi Di Rs Melati Kota
berdasarkan pengalaman dirawat dari 29 Tangerang (n=29).
responden menunjukan bahwa lebih dari Variable Kategori F % Min Max Mean
Tingkat Normal 26 89.7
setengah responden pengalam dirawat 1 Stress Ringan 3 10.3
kali yaitu sebanyak 19 (65.5%), Sebagian Sedang 0 0 1 2 1.10
Berat 0 0
kecil responden pengalaman dirawat 2 kali
Total 29 100
yaitu sebanyak 6 (20.7%), sebagaian kecil Berdasarkan Tabel 5.6 distribusi setelah
dilakukan Terapi Bermain Congklak
6
Terhadap Tingkat Stress Anak Sekolah KESIMPULAN
Selama Hospitalisasi dari 29 responden 1. Teridentifikasi berdasarkan Umur, jenis
menunjukan hampir selurnya responden kelamin, lama perawatan, pengalaman
normal yaitu sebanyak 26 (89.7), sebagaian dirawat terhadap tingkat stress anak
kecil reponden dengan tingkat stress ringan sekolah selama hospitalisasi di RS
yaitu sebanyak 3 (10.3%). Melati Kota Tangerang dengan jumlah
Dari hasil uji analisa statistik Wilcoxon sampel 29 responden (n=29),
dengan SPSS 26 didapatkan nilai p value menunjukan bahwa didapatkan hampir
0.000 dengan kai kuadrat dengan batas setengahnya dengan umur 6 tahun
kemaknaan () P value <0, 5 yang dimana sebanyak 11 responden (37.9%),
nilai P=0.000 lebih kecil dari <0.5, maka Sebagian besar dengan jenis kelamin
dapat di simpulkan bahwa Ho ditolak dan laki-laki sebanyak 16 responden
Ha di terima terdapat pengaruh Terapi (62.5%), Sebagian besar responden
Bermain Congklak Terhadap Tingkat menjalani perawatan 4-6 hari sebanyak
Stress Anak Sekolah Selama Hospitalisasi. 20 responden (69%) dan Sebagian besar
Penelitian ini didukung oleh peneliti yang dengan pengalaman rawat inap 1 kali,
dilakukan oleh Nurlaila (2021) tentang responden sebanyak 19 (65.5%)
Terapi bermain congklak dapat 2. Teridentifikasi sebelum Terapi Bermain
menurunkan kecemasan anak selama Congklak Terhadap Tingkat Stress Anak
hospitalisasi, dalam penelitiannya dengan Sekolah Selama Hospitalisasi, hampir
sampel 34 responden dipilih secara setengah responden Stress ringan yaitu
purposive sampling dengan mengukur sebanyak 12 (41.4%). Hal ini dapat di
tingkat kecemasan menggunakan intrumen simpulakan bahwa anak mengalami
FIS ((Facial image sacle) sebelum dan stress hospitalisasi.
setelah terapi bermain. Analisis data 3. Teridentifikasi sesudah dilakukan
menggunakan uji paired t-test. Hasil Terapi Bermain Congklak Terhadap
penelitian menunjukan kecemasan anak Tingkat Stress Anak Sekolah Selama
menurun setelah terapi bermain congklak Hospitalisasi menunjukan hampir
sehingga ada pengaruh terapi bermain selurnya responden normal yaitu
congklak terhadap kecemasan anak selama sebanyak 26 (89.7%).
hospitalisasi. 4. Teridentifikasi Hasil penelitian yang
dilakukan yakni bahwa Ada Terapi
Bermain Congklak Terhadap Tingkat
Stress Anak Sekolah Selama
7
Hospitalisasi. Dari analisa data di atas c. Diharapkan dapat meningkatkan
menggunakan uji Analisa statistik mutu pelayanan kesehatan dan
Wilcoxon dengan SPSS 26 didapatkan intensif baik kualitas maupun
nilai p value 0.000 dengan kai kuadrat kuantitas dalam pemberian asuhan
dengan batas kemaknaan () P value <0, keperawatan, terutamana pada
5 yang dimana nilai P=0.000 lebih kecil tingkat stress pada anak.
dari <0.5, maka dapat di simpulkan 3. Bagi peneliti
bahwa Ho ditolak dan Ha di terima Hasil penelitian ini diharapkan dapat
terdapat pengaruh Terapi Bermain memberikan masukan terhadap profesi
Congklak Terhadap Tingkat Stress Anak tenaga kesehatan khusunya tenaga
Sekolah Selama Hospitalisasi. keperawatan sebagai intervensi
tambahan dalam menurunkan tingkat
SARAN
stress anak selama hospitalisasi dengan
1. Bagi STIKes Widya Dharma Husada
terapi komplementer
Tangerang
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan dapat meningkatkan
a. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
sarana prasarana untuk peneliti
dapat memodifikasi alat ukur
selanjutnya
khususnya terkait tinggat stress pada
b. Diharapkan bagi pihak institusi untuk
anak
dapat melengkapi literature yang
b. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti
diperlukan mahasiswa sebagai acuan
menyarankan untuk melihat peran
dan bahan penelitian selanjutanya.
dari faktor lain terkait Pengaruh
2. Bagi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Terapi Bermain Congklak Terhadap
Melati Kota Tangerang) Tingkat Stress Anak Sekolah Selama
a. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan Hospitalisasi RS Melati
untuk memberikan pengetahuan atau c. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti
informasi terkait tingkat stress pada menyarankan dilakukan penelitian
anak sekolah selama hospitalisasi kuantitatif untuk menggali secara
b. Diharapkan tenaga kesehatan selalu dalam mengenai tingkat stress pada
memberikan motivasi dan dukungan anak sekolah selama hospitalisasi di
terhadap anak terutaman dalam RS.
tingkat stress pada anak sekolah d. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti ini
selama hospitalisasi dapat digunakan sebagai data
tambahan, informasi atau acuan
8
dalam melakukan penelitian untuk DAFTAR PUSTAKA
menemukan faktor lain dari pengaruh Agieska Amalia, Dwita Oktaria & Oktafani
terapi bermain congklak terhadap (2018) Pengaruh Terapi Bermain
tingkat stress anak sekolah selama Terhadap Kecemasan Anak Usia
hospitalisasi di RS. Prasekolah Selama Masa
e. Peneliti menyarankan untuk Hospitalisasi. Diakses pada 5
melakukan penelitian lebih lanjut Oktober 2022.
tentang bermain congklak terhadap http://repository.lppm.unila.ac.id/738
tingkat stress anak sekolah dengan 8/1/Agiska%20-%20Dwita.pdf
mempertimbangkan karakteristik
responden, peneliti selanjutnya dapat Arif Rohman Mansur, M. Kep (2019)
digunakan dengan desain yang Tumbuh Kembang Anak Usia
berbeda dengan menggunakan desain Prasekolah:Andalas University Press.
pre ekperimen pre post test desain Padang.
with control grup sehingga hasil
dapat menjadi dasar komperasi Andriana, D. (2017). Tumbuh Kembang
5. Bagi responden dan Terapi Bermain Pada Anak (2nd
a. Diharapkan keluarga dapat ed.,p.162). Salemba Medika.
menambah pengetahuan dan
informasi dalam memberikan terapi Dewi, R. C., Oktiawati, A., & Saputri, L. D.
bermain pada anak selama (2015). Teori & Konsep Tumbuh
hospitalisasi Kembang: Bayi, Toddler, Anak, dan
b. Diharapkan keluarga dapat Usia Remaja (1st ed.). Nuha Medika.
mengetahui tingkat stress dan
mengetahui tentang penangan tingkat Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2021.
stress tersebut Profil Kesehatan Provinsi Banten
c. Menganjurkan keluarga untuk ikut Tahun 2021. Banten : Dinas
aktif berperan serta dalam Kesehatan Banten
memberikan motivasi terutaman pada
ibu untuk lebih sigap dalam Dinas Kesehatan, Pemerintahan Kota
menghadapi tingkat stress pada anak Tangerang 2021. Profil Kesehatan
Kota Tangerang tahun 2021, Dinas
Kesehatan Kota Tangerang

9
Hastuti, ayu rina. 2020. Pengaruh Terapi Kurniati, E. (2016). Permainan Tradisional
Bermain Hospital Story Terhadap dan Perannya dalam mengambangkan
Penurunan Stress Hospitalisasi Pada Keterampilan Sosial Anak. Kencana.
Anak Usia 6 Sampai 12 Tahun Di RS
AN-NISA Tangerang Tahun 2018. Madyastuti, R lina (2017) Bahan Ajar
Diakses pada 6 oktober 2022. Keperawatan Dasar Anak. Gresik:
https://digilib.esaunggul.ac.id/pengar Airlangga
uh-terapi-bermain--hospital-story
terhadap-penurunan-stress- Melfa Damanik Sri, Sitorus Erita (2019)
hospitalisasi-pada-anak-usia-6- Buku Materi Pembelajaran
sampai-12-tahun-di-rs-annisa- Keperawatan Anak.
tangerang-tahun-2018-14407.html
Mulyani,S. (2013) 45 Permainan
Hurlock. (2017). Perkembangan anak. Tradisional Anak Indonesia.
Erlangga Yogyakarta: Legendaris Publishing

Jannah, N. I. (2016). Gambaran Tingkat Nur Rahmah (2020) Pengaruh Terapi


Stress Pada Anak Usia Sekolah Bermain Terhadap Perilaku
dengan Hospitalisasi di RSUD Kooperatif Anak Selama Tindakan
Labuang Baji. In UIN Alauddin Prosedur Invasif:Literatur Review.
Makassar.
http://repositori.uinalauddin.ac.id/15 Nurhalimah (2016) Modul Bahan Ajar
76/1/NURIFDATULJANNAH.pf Keperawatan Jiwa. Jakarta selatan :
Pusdik SDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. 2021. Profil
Kesehatan Indonesia 2021. Nursalam, N. 2017. Metodologi Penelitian
Jakarta:Kemenkes RI. Ilmu Kerperawatan : Pendekatan
Praktis, Jakarta : salemba Medika
Kyle, T & Carman, S. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Rafika Nurul aini (2020) Pengaruh Stress
Jakarta:EGC. Copyright © 2013 Hospitalisasi Pada Anak Usia 3-6
Wolters Kluwer Health, Lippincott Tahun Dengan Permainan Peralatan
Williams & Wilkins Medis dan Puzzle Diruang Anak

10
Rumah Sakit Umum Kaliwates. Sifa Aurel Lia (2020) Pengembangan
Diakses pada 5 Oktober 2022. Standar Operasional Prosedur (SOP)
https://jurnal.akperdharmawacana.ac. Terapi Bermain Congklak Dalam
id/index.php/JWC/article/download/ Upaya Meningkatkan Kemampuan
292/178 Berhitung Pada Anak Usia
Prasekolah. Diakses pada 5 Oktober
Restina Septiani (2018) Hubungan 2022.
Penerapan Atraumatic Care dengan https://akperpelni.ecampuz.com/file_
Tingkat Stress Saat Hospitalisasi upload/e_pustaka/download.php?tas
Pada Anak Usia Prasekolah di RSUD k=download&folder=dl_file&subfol
dr. Haryoto Kabupaten Lumajang. der=penelitian&file=498_KTISIFAS
Diakses 5 Oktober 20 22. ELESAIHARDCOVERCD.pdf
https://myjurnal.poltekkeskdi.ac.id/index.p
hp/hijp/article/view/200/139 Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (2017).
Buku Saku Ilmu Keperawatn Jiwa
Rohmah, nikmatur (2018) Terapi (5th ed.). EGC.
Bermain:LPPM Universitas
Muhammadiah Jember: Jember Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Saputro, heri, Fazrin Intan (2017) Anak Alfabeta, CV.
Sakit Wajib Bermain di Rumah
Sakit:FORIKES: Ponorogo Suryaningsih, Unri Rahayu. 2015.
Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai
Santrock. (2011). Life Span Development: Terhadap Tingkat Stress
Perkembangan Masa Hidup. Erlangga. Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Paviliun Clara Rumah
Sari, N., & Handayani, S. (2012). Pengaruh Sakit Myria Palembang 2015.
Terapi Bermain Mewarnai dan Diakses pada 5 Oktober 2022.
Origami terhadap Tingkat http://eprints.ukmc.ac.id/4627/12/IK-2015-
Kecemasan sebagai Efek 3001120059P-complite.pdf
Hospitalisasi pada Anak Usia Pra
Sekolah di RSUD dr. R. Goetheng Supartini. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar
Tarunadibrata Purbalingga. Jurnal Keperawatan Anak. EGC
Kesehatan Samodra Ilmu, 3(2).
11
Syamsurrijal, A. (2020). Bermaian Sambil
Belajar: Permainan Tradisional
Sebagai Media Penanaman Nilai
Pendidikan Karakter. ZAHRA:
Research And Tough Elementary
School Of Islam Journal, 1(2), 1–14

Umi Hani, Siti Haniyah, Etika Dewi C


(2021) Pengaruh Terapi Bermain
Lego Terhadap Kecemasan Anak usia
3-6 Tahun Selama Hospitalisasi
Diruang Firdaus RSI Banjarnegara.
Diakses 5 Oktober 2022.
https://akperyarsismd.ejournal.id/BN
J/article/view/41

Webster, Merriam(2004) Merriam


Webster’s Collegiate Dictionary.
United States of America: Merriam
Webster Incorporated

Wong, et al. (2009). Wong buku ajar


keperawatan pediatrik. (alih bahasa:
Andry Hartono, dkk). Jakarta. EGC

12

Anda mungkin juga menyukai