Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH CLAY THERAPY TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA

PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) YANG MENJALANI HOSPITALISASI


DI RUANG RAWAT INAP ANAK DI RSU
KALIWATES JEMBER

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Iif Adwiyatu ‘Iffa
NIM 152310101061

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PENGARUH CLAY THERAPY TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA
PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) YANG MENJALANI HOSPITALISASI
DI RUANG RAWAT INAP ANAK DI RSU
KALIWATES JEMBER

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan
Dan mencapai gelar Sarjana Keperawatan

Oleh
Iif Adwiyatu ‘Iffa
NIM 152310101061

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan anak menjadi salah satu faktor penyebab utama masalah
dalam bidang kesehatan yang terjadi di Negara Indonesia pada saat ini.
Menentukan derajat kesehatan terdapat beberapa indikator, salah satunya angka
kesakitan pada anak. Angka kesakitan pada anak menunjukkan lemahnya daya
tahan tubuh pada anak. Dalam angka kesakitan dapat dipengaruhi oleh status gizi
anak, perlindungan kesehatan anak, faktor sosial ekonomi, jaminan pelayanan
kesehatan anak, dan pendidikan ibu (Hidayat, et al, 2008).
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh status kesehatan
yang anak alami. Saat anak tersebut dalam keadaan sehat, maka kesehatan anak
dari segi fisik, mental maupun sosial anak akan optimal sesuai dengan tahap
perkembangan usia anak tersebut. Anak sering mengalami sakit, anak
membutuhkan perawatan yang lebih intensif. Saat anak dirumah sakit, anak
tersebut akan mengalami pembatasan aktivitas, hal tersebut dapat menyebabkan
anak merasakan kehilangan kekuatan dirinya, terutama pada anak usia prasekolah
(soejiningsih, 2013).
Berdasarkan data UNICEF jumlah anak usia prasekolah di 3 negara
terbesar dua mencapai 148 juta dari 958 anak dengan insiden anak dengan
menjalani perawatan dirumah sakit yaitu 57 juta anak setiap tahunya dimana 75%
mengalami trauma berupa kecemasan saat menjalani hospitalisasi (James, 2010).
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) bahwa 3%-10% pasien
anak yang dirawat di Amerika Serikat mengalami kecemasan selama hospitalisasi.
Sekiatar 3%-7% dari anak usia sekolah yang dirawat di Jerman juga mengalami
hal serupa, 5%-10% anak yang dihospitalisasi di kanada dan Selandia Baru juga
mengalami kecemasan selama dihospitalisasi (Mahanani, 2014). Keadaan umum
hospitalisasi pada anak di Amerika, menurut Notionwide Inpatient Sample (2009)
menyatakan bahwa jumlah anak usia dibawah 17 tahun sebanyak 6,4 juta atau
sekitar 17% dari keseluruhan jumlah pasien yang dilakukan perawatan di rumah
sakit dengan rata-rata tiga sampai empat hari dalam perawatan. Di Indonesia
jumlah anak dengan usia prasekolah (3-6 tahun) berdasarkan Survei Ekonomi
Nasional (SUSENAS) tahun 2011 sebesar 30,82% dari total penduduk Indonesia
(Haryani, 2012). Diperkirakan 35 dari per 100 anak mengalami kecemasan saat
menjalani hospitalisasi (Apriyany, 2013). Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Jawa Timur dijelaskan bahwa anak usia prasekolah (3-6 tahun)
dari tahun ke tahun semakin meningkat, data tahun 2013 menunjukkan jumlah
anak usia prasekolah di Jawa Timur sebesar 2.485.218 dengan angka kesakitan
1.475.197, mengalami kecemasan saat menjalani hospitalisasi sebanyak 85%
(Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2014).
Wahyuni (2016) menyatakan Survei Kesehatan nasional (SUSENAS)
tahun 2010 jumlah anak usia prasekolah di Indonesia sebesar 72% dari jumlah
total penduduk Indonesia, dan diperkirakan 35 dari 100 anak menjalani
hospitalisasi dan 45% diantaranya mengalami kecemasan. Selain membutuhkan
waktu untuk perawatan yang intens di banding pasien lain, waktu yang
dibutuhkan untuk merawat pasien anak 20%-45% melebihi waktu untuk merawat
pasien dewasa.
Hospitalisasi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seorang anak
harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhannya seperti
memerksakan kesehatan sampai pulih dan kembali kerumah (Dayani, 2015).
respon anak terhadap perawatan di rumah sakit di pengaruhi tahapan usia
perkembangan, pengalaman sebelum sakit dan bagaimana cara untuk
mempertahankan diri. Respon yang sering muncul saat anak menjalani
peerawatan di rumah sakit banyak yang menolak karena harus beradaptasi pada
lingkungan di rumah sakit apa lagi harus menjalani rawat inap dalam jangka
waktu yang lama (Dayani, 2015).
Menurut Wong (2008) menjelaskan pada saat hospitalisasi anak akan
mengalami stress dan cemas karena lingkungan bagi anak yang berbeda.
Kecemasan yang di rasakan pada anak akan menciptakan banyak reaksi terhadap
suatu masalah atau penyakit pada anak prasekolah seperti tidak mengenali
lingkungan di sekitarnya, body image maka akan beraksi seperti menarik diri,
hilangnya kontrol, banyak protes, serta lebih sensitif dan tidak mau makan dan
lain-lain.
Kecemasan yang dialami oleh anak dapat menyebabkan
ketidaknyamanan atau rasa takut yang di rasakan individu. Perasaan ini
merupakan peringatan tentang bahaya yang akan memperkuat individu
mengambil tindakan menghadapi ancaman (Nursalam,2008). Perawat berperan
penting untuk mengatasi dampak hospitalisasi pada anak. Perawat dapat
membantu orang tua pasien untuk dapat mengatasi dampak dari hospitalisasi pada
anak. Bermain merupakan suatu aktivitas sehari-hari anak yang dilakukan untuk
mendapatkan kesenangan. Bermain juga dapat menurunkan stress pada anak,
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan untuk meningkatkan mental
serta sosial anak (Nursalam, 2008). Pemilihan permainan untuk terapi bermain
anak pada hospitalisasi harus sesuai dengan usia anak. Perkembangan anak pra
sekolah pada perkembangan motorik kasar dan halus (Riyadi dan Sukarmin,
2009).
Potter & Perrry (2005) menyatakan bahwa usia prasekolah merupakan
masa kanak-kanank awal yaitu pada usia 3-6 tahun. pada usia tersebut
perkembangan motorik anak berjalan terus-menerus. Hasil penelitian Purwandari
et al di RSUD Margono Soekardjo mengungkapkan bahwa 25% anak usia
prasekolah yang menjalani rawat inap mengalami cemas berat, 55% cemas sedang
dan 20% cemas ringan. Dampak dari hospitalisasi dan kecemasan yang di alami
anak usia prasekolah berisiko dapat menganggu tumbuh kembang anak dan proses
penyembuhan (Wong, 2004). Yusuf (2002) menyatakan jenis permainan yang
cocok untuk anak usia prasekolah (3-6 tahun) yaitu permainan membentuk
(kontruksi) dan permainan clay. Terapi bermain Clay ini sesuai dengan tahap
perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia prasekolah. Permainan Clay
merupakan tanah liat, dengan materi alam yang diolah dan bisa dibentuk berbagai
macam-macam bentuk (Degigns, 2011 dalam Rochayah, 2012).
Landerth (2004) mengungkapkan bahwa clay therapy merupakan alat
terapi terbukti efektif untuk anak dalam peningkatkan harga diri, meningkatkan
kemampuan dalam memecahkan masalah, menurunkan kecemasan dan
pengendalian impuls dan kemarahan. Anak-anak biasanya kesulitan untuk
mengekspresikan perasaan mereka melalui sebuah kata. Oleh karena itu clay
therapy menjadi media anak untuk mengungkapkan perasaan mereka. Schaefer &
Kaduson (2006) menyatakan bermain Clay dapat mengeluarkan emosi yang
tertahan melalui ekspresi emosional.
Untuk mengatasi masalah kecemasan hospitalisasi pada anak usia
prassekolah (3-6 tahun) yang melibatkan orangtua anak, juga dapat diberikan
dengan terapi bermain. Yang sesuai dengan tahapan usia anak prasekolah (3-6
tahun) dengan terapi Clay. Dalam melakukan permainan ini anak bisa
melakukannya sendiri maupun dengan orang lain seperti orangtua, perawat,
maupun dengan teman sebayanya yang sama-sama menjalani hospitalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah “Pengaruh
Terapi Bermain Clay terhadap Kecemasan Hospitalisasi pada anak usia
Prasekolah (3-6 tahun ) di ruang inap anak RSU Kaliwates Jember”?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Clay
Therapy terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada pasien anak usia
prasekolah (3-6 tahun) di RSU Kaliwates Jember.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, dan
riwayat pernah dirawat di rumah sakit.
b. Mengetahui skor kecemasan anak sebelum mendapatkan clay therapy.
c. Mengetahui skor kecemasan anak sesudah mendapatkan clay therapy.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan dan
pengembangan ilmu tentang pengaruh clay therapy terhadap kecemasan anak usia
prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi di ruang rawat inap anak di
RSU kaliwates Jember.
1.4.2 Manfaat bagi Insitut Pendidikan
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan memperkaya
keilmuan tentang pengaruh clay therapy terhadap kecemasan anak prasekolah (3-6
tahun) yang menjalani hospitalisasi.
1.4.3 Manfaaat bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah acuan bagi profesi keperawatan
dan dapat memanfatkan perawat sebagai tenaga kesehatan khususnya di lingkup
keperawatan anak dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik pada
kecemasan pada anak saat menjalani hospitalisasi.
1.4.4 Manfaat bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan baru lagi orangtua untuk mengurangi kecemasan pada anak mereka.

1.5 keaslian Penelitian


Penelitian tentang terapi bermain clay terhadap kecemasan pada anak yang
menjalani hospitalisasi telah diteliti oleh Nor Ella Dayani dkk (2015) yang
meneliti tentang bagaimana mengurangi kecemasan pada anak yang menjalani
hospitalisasi. Penelitian tersebut berjudul “ Terapi Bermain Clay Terhadap
Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) yang Menjalani Hospitalisasi
di RSUD Banjabaru”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi bermain clay
mempunyai pengaruh terhadap penurunan kecemasan pada anak usia prasekolah
(3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi di RSUD Banjarbaru karena dengan
melakukan bermain anak dapat mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit yang
dirasakan pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan selama hospitalisasi.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah “ Pengaruh Clay Therapy
Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) yang Menjalani
Hospitalisasi di Ruang Rawat Inap Anak RSU Kaliwates Jember”.
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Topik Penelitian Sebelumnya Penelitian Sekarang
Judul Terapi Bermain Clay Terhadap Pengaruh Clay Therapy
Penelitian Kecemasan pada Anak Usia Terhadap Kecemasan Anak
Prasekolah (3-6 tahun) yang Usia Prasekolah (3-6 tahun)
Menjalani Hospitalisasi di RSUD yang Menjalani
Banjabaru Hospitalisasi di Ruang
Rawat Inap Anak RSU
Kaliwates Jember
Variabel Independen : terapi bermain clay Independen : terapi bermain
Dependen : Kecemasan clay
Dependen : Kecemasan
Tempat
Peneliti
Tahun
Penelitian
Rancangan
Penelitian
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Anak
2.1.1
2.2 Kecemasan Pada Anak
2.2.1 Pengertian Kecemasan
Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi pada individu yang merasa
dirinya terancam oleh sesuatu, atau suatu keadaan yang mengeluhkan dan
mengkhawatirkan akan segera terjadi (Nevid, 2005: 163). Kecemasan merupakan
suatu perasaan takut yang tidak menyangka dan disertai meningkatnya ketegangan
fisiologi atau suatu dorongan yang menjadi perantara dalam suatu situasi yang
mengancam individu (Davidson, et al., 2010). Menurut Sadock, Benjamin.J,
Virginia.A (2010) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam,
2.2.2 Faktor Prediposisi Kecemasan
2.2.3 Faktor Pencetus Kecemasan
2.2.4 Tanda dan Gejala Kecemasan
2.2.5 Kecemasan pada Anak Akibat Hospitalisasi
2.2.6 Faktor yang berhubungan dengan Kecemasan pada Anak
2.2.7 Reaksi Kecemasan pada anak yang Mengalami Hospitalisasi
2.2.8 Upaya yang di Lakukan Untuk Mengatasi Kecemasan Anak
2.2.9 Cara mengukur Kecemasan Anak
2.3 Hospitalisasi pada Anak Prasekolah
2.3.1 Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi Anak Usia Prasekolah Terhadap
Hospitalisasi
2.3.3 Reaksi Anak Usia Prasekolah Terhadap Kecemasan Akibat Hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, Hidayat A.A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
2. Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
3. Mahanani, Hanum Risfi. 2014. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan
Faktor Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Pada
Siswa SMA Negeri 1 Semarang) [Skripsi]. Semarang: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Diponegoro.
4. Adinugroho, N., Kurniawan, B., Wahyuni, I. 2014. Faktor yang
Berhubungan dengan Praktik Safety Driving pada Pengemudi Angkutan
Kota Jurusan Banyumanik-Johar Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2(6), 332-338.
5. Donna L. Wong et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. EGC .
Cetakan pertama. Jakarta.
6. Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi
1, Yogyakarta : Graha Ilmu.
7. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Salemba Medika. Jakarta
8. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta
9. Wong D. L.,Whaly 2004. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa
Sunarno. Edisi 6 Volume 1. Jakarta .
10. Syamsu Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
11. Berg, Robert C., Landerth, Garry L., Fall, Kevin A. 2006. Group
Counseling Concepts and Procedures. Routledge. New York.
12. Schaefer & kaduson. 2006. Contemporary Play Therapy. Guilford Press.
New York.
13. Bailey,James A..2010. The IIA’s Global Internal Audit Survey:A
Component of the CBOK Study, Core Comptencies for Today’s Internal
Auditor, Report II. The Institute of Internal Auditor Research Foundations
14. Adriyani, Meryana dan Wirjatmadi, Bambang. 2012. Pengantar Gizi
Masyarakat. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
15. Apriyany D. (2013). Hubungan antara Hospitalisasi anak dengan tingkat
kecemasan orang tua. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing). Volume 8. No.2.
16. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya.
17. Badan Pusat Statistik. 2011. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Tahun 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai