ANTON
KRISWANTORO
202301075
seseorang yang berusia kurang dari 18 (delapan belas) tahun, termasuk dalam
kandungan.
lebih kompleks. Dalam proses pematangannya dalam pola yang teratur dalam
Menurut Azijah & Adawiyah, (2020) secara umum anak usia dini di bagi
menjadi usia (0-1 tahun), usia (2-3 tahun), usia (4-6 tahun). Dengan karakteristik :
kemudian satu atau dua kata mulai tersusun menjadi kalimat yang kadang
pengucapannya kurang jelas maknanya. Dalam usia 2-3 tahun ini mulai
bagian, yaitu :
2.2 Hospitalisasi
sakit sampai sembuh, sehingga anak mengalami proses bosan dan dapat
Permatasari, 2023)
Menurut Dr. Deswita, M.Kep., Ns. Sp. Kep. An., dan Ns. Yusi Nursiam,
Anak sering kali memiliki teman bermain yang membuat mereka senang,
meningkat.
2.3 Kecemasan
2.3.1.2 Kecemasan adalah perasaan dari ketakutan yang timbul dari rangsangan
atau bahaya yang dirasakan. Mekanisme ego akan aktif jika dalam
sudah ada dalam jangka waktu lama dan dapat diukur dengan mengamati
2.3.3.1 Dimensi Kognitif, yaitu pikiran negatif, tidak fokus, pikiran yang tidak
2.3.3.2 Dimensi motorik, yaitu berhubungan dengan tubuh yang kaku, terasa
2.3.3.3 Dimensi somatis, ditandai dengan pernafasan tidak beratur, sering buang
2.3.3.4 Dimensi Afektif, ditandai dengan lebih mudah putus asa dan merasakan
keraguan diri.
Pengaruh terapi menonton film kartun untuk mengurangi kecemasan anak terhadap
Anak-anak sering kali mengalami proses takut, cemas dan tidak nyaman saat
dilakukan proses perawatan dan pengobatan yang mereka jalani selama di rumah sakit
pada anak yang dirawat di rumah sakit dapat berupa distres fisik maupun psikologi yang
mengharuskan anak berada di Rumah sakit sampai sembuh. (Faradilla & Permatasari,
2023)
Maka dari masalah tersebut diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
hospitalisasi tersebut. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
dengan mengalihkan rasa bosan anak dengan menggunakan media menonton film kartun
Terapi distraksi merupakan teknik pengalihan fokus ke hal yang lain untuk mengurangi
kecemasan yang timbul. Salah satu terapi distraksi yang dapat diaplikasikan yaitu
audiovisual, salah satu implementasinya adalah menggunakan media untuk memutarkan film
kartun dikarenan kebanyakan anak suka melihat tontonan kartun yang bisa di akses melalui
yutub atau media pemutaran lain, sehingga perhatian anak dapat teralih dan tidak merasa
Data didapat dari kurang Saaran pada anak yang Dianggap teori berhasil jika
lebih 15 anak dirawat di ruang maranatha mengalami prosentase
1 keberhasilan lebih dari 80%
atau sekitar 12 responden
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel terikat
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi yang diketahui (jumlah anak prasekolah di RS mardi rahayu
tahun januari 2023 sampai januari 2024 yaitu 1627 kasus)
d2 : Tingkat ketepatan terhadap populasi yang diinginkan 0.05 (5%)
Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diambil jumlah sampel minimal sebagai
berikut;
1627
n = ––––––––––
1 + 1627 (0,05) 2
1627
n = ––––––––––
1 + 4,0675
1627
n = –––––––––– = 321,065 (dibulatkan 321 orang).
5,0675
1627
n=
1−0 . 1
= 1807,77 (dibulatkan 1.808 orang)
Berdasarkan penghitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel
1808 responden.
3.6 Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
a. Jenis Data
1) Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan
instrumen, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono,
2016). Pengumpulan data primer dalam penelitian dilakukan secara langsung dari
hasil pengisian checklist.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung di
peroleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berupa data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Notoatmodjo, 2018). Data
sekunder diperoleh dengan mendapatkan data dari RS Mardi Rahayu Kudus.
3.7.4 Teknik Pengolahan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1) Peneliti meminta surat rekomendasi penelitian dari STIKES Cendekia Utama Kudus,
dilanjutkan ke Kesbangpol Kudus, ijin ke Dinas Kesehatan dan pihak RS Mardi
Rahayu Kudus.
2) Setelah mendapat izin, peneliti menetapkan sampel penelitian sesuai kriteria yang
telah ditetapkan.
3) Peneliti memberikan penjelasan dan pengarahan kepada sampel penelitian tentang
tujuan dan sifat keikutsertaan dalam penelitian, sehingga tidak akan terjadi perbedaan
persepsi.
4) Responden yang setuju berpartisipasi, peneliti memberikan lembar persetujuan
(informed consent) untuk menandatanginya.
5) Peneliti membagikan kuesioner kepada responden terpilih, setelah kuesioner terisi
lengkap, dilakukan olah data dan analisa data.
6) Setelah data terkumpul, dilakukan olah data dan analisa data.
7) Teknik pengolahan data berupa :
1. Memeriksa (Editing)
Editing dilakukan dengan cara memeriksa kebenaran jawaban dari responden.
Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data.
2. Coding (memberi tanda kode)
Koding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) pada hasil data
penelitian.
3. Entry Data
Entry data dilakukan dengan cara setelah pemberian kode, selanjutnya
memasukkan data ke dalam data base komputer.
4. Tabulasi (pengumpulan data)
Tabulasi dibuat peneliti dalam bentuk tabel yang berisi tentang distribusi
frekwensi dan prosentase.