Anda di halaman 1dari 10

68

Konsumsi Makanan Siap Saji Sebagai Faktor Dominan


Terjadinya Dismenore Pada Remaja

Ida Kusumawati1 Umi Aniroh2


1,2
Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo
Email : kusumaida820@gmail.com

ABSTRAK

Dismenore atau nyeri menstruasi merupakan salah satu masalah yang sering
dikeluhkan remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor paling
dominan yang berhubungan dengan kejadian dismenore pada remaja. Jenis
penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional. Sampel penelitian sebanyak 108 orang yang diambil dengan cara
purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian
menunjukkan umur responden berkisar antara 13-17 tahun. Sebagian besar
remaja 86 (79,6%) tidak melakukan olahraga dengan teratur, sebagian besar
remaja mengalami stres ringan sebanyak 58 orang (53,7%), remaja sering
mengkonsumsi makanan cepat saji sebanyak 76 orang (70,4%) dan remaja
mengalami kejadian dismenore sebanyak 81 orang (75,0%). Ada hubungan
antara kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenore dengan p= 0,168 ≤ α
(0,05), ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore dengan p=
0, 070 ≤ α (0,05), ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan
kejadian dismenore dengan p= 0, 001 ≤ α (0,05). Hasil akhir didapatkan yang
paling berhubungan dengan kejadian dismenore adalah konsumsi makanan cepat
saji. Saran bagi remaja putri lebih memperluas pengetahuan tentang dismenore
agar saat mengalami kejadian dismenore dapat mengatasinya.

Kata Kunci : Kebiasaan Olahraga, Tingkat Stres, Konsumsi Cepat Saji,


Dismenore

ABSTRACT
The Consumption of Fast Food as a Dominan Factor to Occurring
Dysmenorrhea of the Adolescent
Dysmenorrhea or menstrual pain is one of problems that is often complained
adolescent. The purpose of the insulation is to know the most dominant factor
related to the incident of dysmenore in adolescent. This type of research is an
analytical observational research with cross sectional design. Sample research of
108 people taken by purposive sampling. The research instruments used are
questionnaires. Analysis using Chi-square and logistic regression. Results show
the average age of respondents was 13-17 years old. Most adolescent 86 (79.6%)
aren’t do exercise regularly the majority of teenagers experience mild stress as
much as 58 people (53.7%), adolescent often consume fast food as many as 76
Konsumsi Makanan Siap… Ida Kusumawati, Umi Aniroh
Journal of Holistics and Health Sciences
Vol. 2, No. 2 September 2020
people (70.4%) and adolescents experienced a dysmenore occurrence of 81 people
(75.0%). Results gained that there is a relationship between sports habits and
dysmenore events with Pearson chi-square p = 0,168 ≤ α (0.05), there is a link
between stress levels with a dysmenore occurrence with Pearson chi-square p =
0, 070 ≤ α (0.05), there is a connection between fast-consumption with a
dysmenore event with Pearson chi-square p = 0, 000 ≤ α (0.05). The final result
obtained that affect the incidence of dysmenore is the consumption of fast food.
Advice for the adolescent further expands the knowledge of dysmenrhea so that
when experiencing dysmenore events can overcome it.

Keywords : Sports Habits, Stress Levels, Fast Food Consumption, Dysmenor

PENDAHULUAN SMA Negeri 2 Medan dengan 128


Menurut WHO masa remaja responden, menunjukkan derajat
adalah peralihan dari masa kanak- kesakitan desminore 79,1%
kanak menuju masa dewasa, dimana dismenore ringan, 8,2% dismenore
pada masa itu terjadi pertumbuhan sedang dan 12,7% dismenore berat.
yang pesat termasuk fungsi Dari hasil penelitian menunjukkan
reproduksi sehingga terdapat hubungan yang bermakna
mempengaruhi terjadinya perubahan- antara kebiasaan olahraga dengan
perubahan perkembangan, baik fisik, kejadian dismenore (p=0,040).
mental, maupun peran sosial. Masa Namun Penelitian yang dilakukan
remaja merupakan salah satu tahap Pundati et al ( 2016), tentang Faktor-
perkembangan dalam rentang faktor yang Berhubungan dengan
kehidupan manusia. Pada tahap ini Kejadian Dismenore pada
remaja akan mengalami suatu Mahasiswa Semester VIII
perkembangan fisik, seksual dan Universitas Jendral Sudirman
psikososial sebagai ciri dalam masa Purwokerto menyatakan bahwa tidak
pubertas. ada hubungan antara kebiasaan oleh
Salah satu tanda seorang raga dengan kejadian dismenore.
wanita memasuki masa pubertas Penelitian yang dilakukan
adalah mengalami menstruasi. oleh Indahwati, Muftiana, &
Menstruasi merupakan keluarnya Purwaningroom (2017), di SMP N 1
lapisan endometrium yang menyertai Ponorogo terkait hubungan konsumsi
ovum yang tidak dibuahi dari saluran fast food dengan dismenore hasil
reproduksi berupa cairan yaitu darah. penelitian menunjukkan bahwa 27
Salah satu gangguan kesehatan (42.9%) responden sering
reproduksi yang terkait dengan mengonsumsi fast food dan
menstruasi adalah dismenorea. mengalami dismenore. Hasil
Disminore ini menyebabkan rasa penelitian tersebut menunjukkan ada
nyeri pada perut bagian bawah, hubungan mengonsumsi makanan
yangmenyebar menjalar ke cepat saji (fast food) dengan kejadian
punggung bagian bawah dan tungkai. dismenore.
Rasa nyeri mulai timbul sesaat Saputri (2011) melakukan
sebelum atau selama menstruasi penelitian pada siswi SMK Negeri 1
(Manan, 2013). Karanganyar mendapatkan hasil,
Penelitian terdahulu yang bahwa terdapat hubungan signifikan
dilakukan oleh Sirait ( 2014), di antara stres dengan kejadian

69
dismenorea. Hal ini berbeda dengan dismenore pada remaja?
penelitian yang dilakukan oleh yang Jenis penelitian ini adalah
judul hubungan antara tingkat stres, penelitian observasional analitik,
keaktifan olahraga dengan kejadian dengan desain cross sectional.
dismenore pada Mahasiswi Prodi S1 Penelitian ini dilakukan di MTs
Keperawatan Stikes Dehasen Assalafi Susukan Kabupaten
Bengkulu justru mendapatkan hasil Semarang pada bulan Februari 2020.
bahwa tidak ada hubungan antara Sampel penelitian sejumlah 108
stres dengan kejadian dismenorea. siswi. Teknik pengambilan sampel
Berdasarkan atas penelitian- yang digunakan adalah purposive
penelitian tersebut, pertanyaan dalam sampling dengan kriteria siswi
penelitian ini adalah faktor apakah yang telah mengalami menstruasi
yang paling dominan, yang dan bersedia menjadi responden
berhubungan dengan kejadian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden BerdasarkanUmur
Umur Frekuensi Persentase
(%)
7-12 tahun 10 9,3
13-17 Tahun 98 90,7
Jumlah 108 100,0
Berdasarkan tabel 1 di atas umur pada direntan usia 13-17 tahun
dapat di lihat bahwa frekuensi sebanyak 98 responden (90,7%).
terbanyak responden berdasarkan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan
Olahraga
Kebiasaan Frekuensi Persentase
Olahraga (%)
Tidak Rutin 52 48,1
Rutin 56 51,9
Jumlah 108 100,0
Berdasarkan tabel 2 dapat untuk mencegah dismenore adalah
diketahui bahwa sebagian besar melakukan aktivitas olahraga.
responden memiliki kebiasaan Olahraga secara teratur seperti
olahraga yang rutin, yaitu sejumlah berjalan kaki, jogging,berlari,
56 responden (51,9%). Dengan jenis bersepeda,renang atas senam aerobik
olahraga seperti senam, lari-lari, dapat memperbaiki kesehatan dan
joging, bersepeda. Sebagian besar menjaga siklus menstruasi agar
olahraga yang dilakukan responden teratur. Hal ini sesuai dengan
dilakukan di rumah. Responden penelitian Ramadhani (2014) bahwa
yang melakukan olahraga tidak rutin berdasarkan uji Chi Square diperoleh
sebanyak 52 responden (48,1%), nilai p=0,00001 dan disimpulkan ada
melakukan oleh raga hanya hubungan yang signifikan antara
dilakukan sekali seminggu saat kebiasaan olahraga dengan kejadian
pelajaran olehraga di sekolah dismenore
Salah satu cara yang efektif
.

70
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres
Tingkat Stres Frekuensi Persentase
(%)
Ringan 58 53,7
Sedang 50 46,3
Jumlah 108 100,0

Berdasarkan tabel 3 dapat akhir nilai p-value 0,247, sebagian


diketahui bahwa sebagian besar besar siswi mengalami stres sedang
responden mengalami stres ringan karena banyaknya tuntutan dari
sejumlah 58 responden (53,7%). Hal sekolah maupun dari rumah yang
ini sejalan dengan penelitian membuat siswi menjadi emosional,
Yunitasari dkk.( 2017) yang kurang menerima keadaan dan sering
menyatakan bahwa tingkat stres pada marah-marah dengan teman.Tabel
siswi kelas VIII SMP N 3 Sragi yaitu 4.Distribusi Frekuensi Responden
stres ringan sebesar 10,4% dan stres Berdasarkan Konsumsi Fast Food
sedang sebesar 89,6% dengan hasil
Konsumsi Fast Food Frekuensi Persentase
(%)
Jarang 32 29,6
Sering 76 70,4
Jumlah 108 100,0
Berdasarkan tabel 4 dapat sebesar 83%.
diketahui bahwa sebagian besar Hasil penelitian ini sejalan
responden sering mengkonsumsi dengan penelitian Astuti (2014)
makanan cepat saji yang yaitu yang menunjukkan bahwa 53
sejumlah 76 responden (70,4%). reponden yang terbanyak
Nilsen (2008) menyatakan bahwa mengonsumsi fast food kategori
69% masyarakat Indonesia sering sebanyak 42 responden
mengonsumsi makanan cepat saji (79.25%) dan 11 responden dalam
dan untuk golongan pelajar di kategori jarang sebesar (20.75%).
Indonesia mengonsumsi fast food
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Dismenore
Kejadian Dismenore Frekuensi Persentase (%)
Dismenore 81 75,0
Tida Dismenore 27 25,0
Jumlah 108 100,0

Berdasarkan tabel 5 responden yang tidak mengalami


menunjukkan sebagian besar dismenore yaitu 81,3% siswi.
responden mengalami dismenore Hasil penelitian ini selaras
sejumlah 81 (75,0%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dengan hasil penelitian Sirait (2014) oleh Gustina, (2015) dengan
di SMA Negeri 2 Medan, dengan responden 148 siswi, hasil penelitian
menggunakan desain cross sectional menunjukkan bahwa responden yang
menunjukkan bahwa responden mengalami dismenore yaitu
yang mengalami dismenore lebih sebanyak 127 siswi (85,8%),
banyak dibandingkan dengan sedangkan yang tidak mengalami

71
dismenore yaitu sebanyak 21 siswi terbesar yaitu 121 responden
(14,2%). (91,7%). Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa remaja putri
Saguni, Madianung & Masi (2013) di SMA Kristen I Tomohon yang
kejadian dismenore didapatkan sudah menstruasi umumnya
bahwa responden yang mengalami mengalami dismenore.
dismenore menunjukan persentase
Tabel 6. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Dismenore
Kebiasaan Kejadian Dismenore Total p-value
Olahraga Dismenor Tidak
e Dismenore
N % n % N %
Tidak Rutin 2 42, 30 57,7 5 100 0,001
2 3 2
Rutin 4 82, 10 17,9 5 100
6 1 6
Total 68 63,0 40 37,0 10 100
8

Hasil tabulasi silang lebih tiap seminggu memiliki


sebagaimana ditunjukkan pada tabel kecenderungan yang lebih kecil
6 ditemukan bahwa responden yang untuk menderita dismenore
melakukan olahraga rutin sebagian dibandingkan dengan remaja yang
besar mengalami dismenore, melakukan olahraga yang tidak
sejumlah 46 responden (82,1%). teratur atau kurang dari 2 kali dalam
Sedangkan siswi yang tidak rutin satu minggu menurut Bahri,
melakukan olahraga sebagian besar Afriwardi, & Yusrawati ( 2015).
tidak mengalami kejadian dismenore, Dari hasil penelitian yang
sejumlah 30 responden (57,7%). sudah dilakukan terdapat kesenjagan
Hasil uji Chi Square antara kebiasaan olahraga dengan
(Continuity Correction) diperoleh p- kejadian dismenore, yaitu didalam
value 0,001. ( < α 0,05), maka teori menjelaskan bahwa olahraga
disimpulkan bahwa ada hubungan secara rutin akan mengurangi rasa
secara signifikan antara kebiasaan dismenore pada remaja namun dalam
olahraga dengan kejadian dismenore penelitian ini terdapat 46 responden
pada remaja di MTs Assalafi (82,1%) mengalami dismenore
Susukan. Dari hasil uji ini juga walaupun sudah melakukan olahraga
diperoleh nilai Odds Ratio sebesar secara rutin, hal ini dimungkinkan
0,159. Ini menunjukkan bahwa olahraga yang dilakukan kurang
responden yang memiliki kebiasaan intensitas dan kesungguhannya.
olahraga secara rutin maka 0,159 Hal ini sejalan dengan hasil
kali tidak mengalami dismenore penelitian Fajaryati (2012), yang
dibandingkan dengan responden dilakukan di SMP N 2 Mirit
yang memiliki kebiasaan olahraga Kebumen menyatakan bahwa Hasil
tidak rutin. uji statistik dengan menggunakan uji
Seorang remaja wanita yang chi square diperoleh nilai p value =
melakukan aktivitas olahraga secara 0,019 artinya terdapat hubungan
rutin dan teratur sebanyak dua atau yang bermakna antara kebiasaan

72
olahraga dengan kejadian dismenore. dengan penelitian Husnida dan
Rasio Prevalensi kejadian dismenore Sutianingsih (2015) tentang
siswi yang jarang berolahraga dan Hubungan antara Status Gizi dan
yang yang sering berolahraga adalah Oleh Raga dengan Kejadian
1,215 (1,004 –1,473). Siswi yang Dismenore pada Mahasiswi Jurusan
jarang berolahraga memiliki Kebidanan Rangkasbitung Tahun
kemungkinan risiko 1,2 kali lebih 2015 menunjukkan tidak terdapat
besar mengalami dismenore dari hubungan yang bermakna antara
pada siswi yang sering berolahraga kebiasaan olahraga dengan kejadian
(Sophia,2013), namun berbeda dismenore.
Tabel 7. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenore

Tingkat Kejadian Dismenore Total p-value


Stres Dismenor Tidak
e Dismenore
N % N % N %
Ringan 2 43, 33 56,9 5 100 0,001
5 1 8
Sedang 4 86, 7 14,0 5 100
3 0 0
Total 68 63,0 40 37,0 10 100
8

Pada tabel 7 menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh Diana


bahwa responden dengan tingkat Sari (2015) yang berjudul
stres ringan lebih banyak tidak Hubungan Stres dengan Kejadian
mengalami dismenore sebanyak 33 Dismenore Primer pada Mahasiswi
responden (56,9%), sedangkan Pendidikan Dokter Fakultas
responden dengan tingkat stres Kedokteran Universitas Andalas, dari
sedang lebih banyak mengalami 165 responden yang mengalami
dismenore pada 43 responden dismenore primer lebih banyak
(63,0%). Hasil penelitian didapatkan terjadi pada responden yang
nilai p value 0,001 , maka dapat mengalami stres dengan persentase
ditarik kesimpulan bahwa terdapat sebanyak 94%. Stres merupakan
hubungan tingkat stress dengan salah satu faktor pemicu terjadinya
kejadian dismenore pada remaja di dismenore, stres yang tinggi
MTs Assalafi Susukan. meningkatkan risiko dismenore.
Penelitian yang dilakukan Dari hasil uji ini juga
oleh Berlianawati (2016) diperoleh diperoleh nilai Odds Ratio sebesar
hasil terdapat hubungan bermakna 0,123. Ini menunjukkan bahwa
antara tingkat stres dengan siswi yang mengalami stress sedang
dismenore pada siswi kelas 3 SMK beresiko 0,123 kali lebih besar
Batik 1 Surakarta dengan p-value mengalami kejadian dismenore
0,001. dibandingkan siswi yang mengalami
Hasil ini juga didukung oleh stres ringan.
Tabel 8. Hubungan Konsumsi Cepat Saji dengan Kejadian Dismenore
Konsumsi Kejadian Dismenore Total p-value
Fast Food Dismenor Tidak

73
e Dismenore
n % n % N %
Jarang 1 24, 22 68,8 3 100 0,001
0 0 2
Sering 7 93, 5 62,2 7 100
1 4 6
Total 81 75,0 27 25,0 10 100
8

Hasil tabulasi silang cepat saji beresiko 0,032 kali besar


sebagaimana ditunjukkan pada tabel mengalami kejadian dismenore
8 ditemukan bahwa responden yang dibandingkan responden jarang
sering mengkonsumsi cepat saji mengkonsumsi makanan cepat saji.
sebagian besar mengalami dimenore Fast food lebih banyak mengandung
sejumlah 71 responden (75,0%). asam lemak trans yang merupakan
Sedangkan responden yang jarang salah satu radikal bebas. Salah satu
mengkonsumsi cepat saji sebagian efek dari terpaparnya radikal bebas
besar tidak mengalami kejadian ini adalah terjadinya kerusakan
dismenore sejumlah 22 responden membrane sel. .
(68,8%). Dalam penelitian Indahwati,
Hasil uji Chi Square Muftiana, & Purwaningroom (2017),
(Continuity Correction) diperoleh di SMP N 1 Ponorogo terkait
bahwa p-value 0,001. Oleh karena p- hubungan konsumsi fast food dengan
value < α (0,05), maka disimpulkan dismenore hasil penelitian
bahwa ada hubungan secara menunjukkan bahwa (42.9%) / 27
signifikan antara konsumsi cepat saji responden sering mengonsumsi fast
dengan kejadian dismenore pada food dan mengalami dismenore.
remaja di MTs Assalafi Susukan. Hasil penelitian tersebut
Hasil uji ini juga diperoleh menunjukkan ada hubungan
nilai Odds Ratio sebesar 0,032. Ini mengonsumsi makanan cepat saji
menunjukkan bahwa responden yang (fast food) dengan kejadian
sering baik mengkonsumsi makanan dismenore.
Tabel 9. Kebiasaan Olehraga, Tingkat Stres dan Konsumsi Fast Food dengan
Kejadian Dismenore

Variabel OR (exp.B) 95% CI p-value


Kebiasaan 0,400 0,109-1,473 0,168
Olahraga
Tingkat Stress 2,970 0,913-9,658 0,070
Konsumsi Fast 5,615 2,161-14,586 0,001
Food
Kebiasaan olahraga dengan (confidence interval) 95% yaitu
kejadian dismenore mempunyai antara 0,109-1,473 begitu pula
hubungan tidak bermakna karena tingkat stres dengan kejadian
hasil uji statistic diperoleh p-value dismenore mempunyai hubungan
0,168, diperoleh pula nilai odd ratio tidak bermakna karena hasil uji
(OR) sebesar 0,400 dan CI statistic diperoleh p- value 0,070,

74
diperoleh pula nilai odd ratio (OR) Prostaglandin berfungsi membantu
sebesar 2,970 dan CI (confidence rahim berkontraksi dan
interval) 95% antara 0,913-9,658. mengeluarkan lapisan rahim selama
Konsumsi makanan cepat saji periode menstruasi. Jadi,
berhubungan secara bermakna terjadinya penumpukan
dengan kejadian dismenore karena prostaglandin dalam jumlah yang
hasil uji statistic diperoleh p-value terlalu banyak tersebutakan
0,001, diperoleh pula nilai odd ratio menyebabkan terjadinya dismenore.
(OR) sebesar 5,615 dan CI
(confidence interval) 95% antara SIMPULAN
2,161-14,586. 1. Sebagian besar responden
Hal ini sejalan dengan hasil dalam rentang usia 13-17
penelitian Pramanik & Dhar (2014) tahun (90,7%).
dengan judul Impact Of Fast Foods 2. Kebiasaan olahraga
On Menstrual Health Of School responden sebagian besar
Going Adolescent Girls In West memiliki kebiasaan olahraga
Bengal Eastern India, didapatkan rutin yaitu sejumlah 56
hasil penelitian bahwa terdapat responden (51,9%).
hubungan yang signifikan antara 3. Tingkat stres responden
frekuensi konsumsi fast food dengan sebagaian besar mengalami
abnormalitas menstruasi dan tingkat stres berat yaitu
dismenore. sejumlah 58 responden
Makanan saji memiliki (53,7%).
kandungan gizi yang tidak 4. Konsumsi makanan cepat
seimbang yaitu kalori tinggi, tinggi saji responden sebagian
lemak, tinggi gula, dan rendah besar memiliki kebiasaan
serat. Kandungan asam lemak makanan cepat saji yang
didalam makanan cepat saji jarang yaitu sejumlah 63
mengganggu metabolisme responden (58,3%) .
progesterone pada fase luteal dari 5. Kejadian dismenore
siklus menstruasi. Akibatnya terjadi responden sebagian besar
peningkatan kadar prostaglandin mengalami dismenore yaitu
yang akan menyebabkan rasa nyeri sejumlah 68 responden
dismenore. (63,0%) .
Pada Penelitian ini terjadinya 6. Ada hubungan kebiasaan
dismenore dominan karena olahraga dengan kejadian
dipengaruhi oleh faktor fast food . dismenore pada remaja
Fast food mengandung asam lemak dengan p-value 0,001.
trans yang merupakan salah satu 7. Ada hubungan tingkat stres
radikal bebas. Salah satu efek dari dengan kejadian dismenore
radikal bebas kerusakan membrane pada remaja dengan p-
sel. Membran sel memiliki value 0,001.
beberapa komponen, salah satunya 8. Ada hubungan konsumsi
adalah fosfolipid. Salah satu fungsi fast food dengan kejadian
fosfolipid adalah sebagai penyedia dismenore pada remaja
asam arakidonat yang akan dengan p-value 0,001.
disintesis menjadi prostaglandin 9. Faktor yang paling
(Satyanarayana, 2014). dominan berhubungan

75
dengan terjadinya 3(1), pp. 61–66, 2014
dismenore adalah konsumsi
makanan fast food dengan El Manan, 2013. Kamus Cerdik
OR 5,878. kesehatan Wanita.
Yogyakarta : Flash Book
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan bagi Fajaryati,N.(2012). Hubungan
UKS sebagai acuan dalam memberikan Kebiasaan Olahraga
pelayanan kesehatan pada remaja Dengan Dismenore Primer
dengan memberikan pendidikan
Remaja Putri Di Smp N 2
kesehatan pentingnya melakukan
olahraga secara rutin, manajemen stres Mirit Kebumen. Jurnal
serta mengurangi konsumsi fast food Komunikasi Kesehatan,
sebagai upaya pencegahan dismenore. 3, 2–3. Retrieved from
http://e- journal.akbid
DAFTAR PUSTAKA purworejo.ac.id/index.php/jk
Astuti, N.D. (2014) Hubungan k4/arti cle/view/62.
Frekuensi Konsumsi Fast
Food Dan Status Gizi Husnida,N. dan Sutianingsih,H.
Dengan Usia Menarche Dini (2015). Hubungan antara
Pada Siswi Sekolah Dasar Di Status Gizi dan Oleh Raga
Surakarta. Skripsi. dengan Kejadian Dismenore
Universitas Muhammadiyah pada Mahasiswi Jurusan
Surakarta. Kebidanan Rangkasbitung
http://eprints.ums.ac.id/32297 Tahun 2015. Jurnal Medikes
Vol. 2 No 2 Tahun 2015.
Bahri, A.N, Afriwardi, Yusrawati ( https://jurnal.poltekkesbanten
2015).Hubungan antara .ac.id/Medikes/issue/view/4
Kebiasaan Olahraga dengan
Dismenore pada Mahasiswi Indahwati, A. N., Muftiana, E., &
Pre-Klinik Program Studi Purwaningroom, D. L.
Pendidikan Dokter (2017). Hubungan
Fakultas Kedokteran Mengonsumsi Makanan
Universitas Andalas Tahun Cepat Saji (Fast Food)
Ajaran 2012- dengan Kejadian
2013.http://jurnal.fk.unand.ac Dismenore Pada Remaja
.id/index.php/jka/article/view/ Putri di SMP N 1 Ponorogo.
369 Indonesian Journal for Health
Sciences, 1(2), 7-13.
Berlianawati,N.A. Hubungan antara
Tingkat Stres dengan Meilina. Saputri (2011) Karya Tulis
Dismenore pada Siswi Ilmiah Hubungan Antara
Kelas Tiga SMK Batik Stres Dengan Kejadian
Surakarta. Dismenorea Pada Siswi SMK
http://eprints.ums.ac.id/41176 N 1 Karanganyar .
/1/naskah%20publikasi.pdf http://eprints.uns.ac.id
diakses tanggal 27 Februari
Eastern India. Global Institute of 2019
Research & Education, vol.

76
Owusu & Apenten (2019). Sari, D. (2015). Hubungan Stres
Introduction to Food dengan Kejadian Dismenore
Chemistry. 1st. CRC Press. Primer Pada Mahasiswa
Pendidikan Dokter Fakultas
Pramanik ,P. & Dhar, A. Kedokteran Universitas
(2014).Impact Of Fast Andalas. Jurnal
Foods On Menstrual Kesehatan Andalas. Diunduh
Health Of School Going Tanggal 20 Oktober 2019
Adolescent Girls In West
Bengal Eastern India. Satyanarayana,U. (2014),
Global Institute for Researce Bibliographic & Subject
and Education.Vol 3 (1):61- Control,Pre-clinical
66 Medicine: Basic Sciences,
Biochemistry, Materials
Pundati,T.M. Sistiarani,C. dan Science 4th edition, Made
Hariyadi,B. (2016). Faktor- Simple
faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Dismenore Sirait,Deby Shinta O. (2014). Faktor
pada Mahasiswa Semester – Faktor yang berhubungan
VIII Universitas Jendral dengan Kejadian
Sudirman Purwokerto. Jurnal Dismenore pada Siswi SMA
Kesmas Indonesia, Negeri 2 Medan.
Volume 8 No 1, Januari http://repository.usu.ac.id/bits
2016, Hal 40-48 Retrieved tream/handle/123456789/489
from 19/Cover.pdf?s
http://jos.unsoed.ac.id/index.p equence=7&isAllowed=y
hp/kesmasindo/article/view/1
40/129 Sophia, Frenita, dkk(2013).Faktor –
faktor yang berhubungan
Saguni.F.C.A, Madianung.A, dengan dismenore Pada
Masi.G. (2013). Hubungan siswi smk negeri 10 medan
dismenore dengan Tahun 2013 (Diunduh
aktivitas belajar remaja putri tanggal 15 April 2019).
di SMA Kristen I Tomohon. Diakses di:
Ejournal keperawatan http://jurnal.usu.ac.id/index.p
(e-Kp) ;Vol 1.No 1 hp/gkre/article/view/4060

77

Anda mungkin juga menyukai