Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)

Volume 4 Nomor 2 tahun 2017

HUBUNGAN BERAT BADAN TIDAK NORMAL DENGAN KEJADIAN


AMENORE PADA REMAJA PUTRI
Wira Meiriza, Okti Satria
STIKes Perintis Padang
Email : m_wira@ymail.com

ABSTRAK

Survei di AS menjelaskan sekitar <18% mengalami amenore. Penyebab penelitian berbasis amenore
antara lain adalah kelebihan berat badan orobese 38%, faktor hormonal 33%, berat badan kurang dari
15%, stres 12%, dan yang lainnya 2% (Jones, 2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara berat badan tidak normal dengan kejadian amenore pada siswa perempuan. Penelitian ini
dilaksanakan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 51 siswa
perempuan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar kuesioner dan menggunakan uji
Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan dari 51 siswa perempuan, 22 siswa perempuan (43,1%) memiliki
kejadian amenore, 23 siswa perempuan (45,1%) memiliki berat badan tidak normal, 19 siswa perempuan
(82,6%) memiliki berat badan dan kejadian abnormal dari amenore dan 25 siswa perempuan (89,3%)
memiliki berat badan normal dan tidak memiliki insiden amenore. Hasil uji statistik Chi-Square,
didapatkan nilai P sebesar 0,001. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan ada
hubungan yang tidak normal dengan kejadian amenore bagi siswa perempuan. Disarankan bagi siswa
perempuan untuk menjaga berat badan mereka, karena salah satu penyebab amenore.

Kata kunci: Amenore, Siswa Wanita, Berat Badan.

ABSTRACT

Survei in the USA explains approximately <18% were experienced of amenorrhea. Causes of amenorrhea
based research among others were overweight orobese 38%, hormonal factors 33%, body weightless
than 15%, stress 12%, and the others 2% (Jones, 2002). This research’s purpose is to know the relation
between abnormal weight with the incidence of amenorrhea for female students. This research
implemented using research method on descriptive analytic abd cross sectional approach. The sampling
was done by total sampling. Amount of sample at this research is 51 female students. Data collection at
this research using questionnaire sheet abd using the Chi-Square test. Result of research got from 51
female students, 22 female students (43,1%) having incidence of amenorrhea, 23 female students (45,1%)
having abnormal weight, 19 female students (82,6%) having abnormal weight and incidence of
amenorrhea and 25 female students (89,3%) having normal weight and not having incidence of
amenorrhea. Result of statistical test of Chi-Square, it had gotten P value for 0,001. From result of this
research, it can be concluded that Ho is rejected and there is have relationship between abnormal weught
with incidence of amenorrhea for female students. Suggested for female students to keep their weight,
because abnormal weight is the one of amenorrhea causes.

Keywords : Amenorrhea, Female Students, Weight.

PENDAHULUAN sebab anak remaja sebagai generasi penerus


bangsa memiliki kemampuan yang dapat
Masalah kesehatan remaja adalah salah satu dikembangkan dalam meneruskan pembangunan
masalah utama dalam bidang kesehatan yang bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
terjadi saat ini di Indonesia. Derajat kesehatan kesehatan anak remaja diprioritaskan dalam
remaja mencerminkan derajat kesehatan bangsa,

102
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 4 Nomor 2 tahun 2017

perencanaan atau penataan pembangunan bangsa telah usia 16 tahun namun menstruasi belum
(Hidayat, 2008). juga datang. Sedangkan amenorrhea sekunder
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adalah penderita pernah mengalami menstruasi
adanya siklus haid normal yang terjadi secara tetapi setalah itu menstruasi datang sekali 3
berkala. Siklus menstruasi tersebut bervariasi, bulan. Survey di USA terjadi sekitar < 18% yang
hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari menderita amenore. Penyebab amenorrhe
dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus berdasarkan penelitian tersebut adalah
28 hari (Nantoro, 2009). penyebabnya seperti kegemukan atau obesitas
Telah dilakukan penyelidikan terhadap 4000 38%, faktor hormon 33%, berat badan kurang
wanita, ternyata hanya 3% diantaranya yang 15%, stres 12 %, dan lain – lain 2 % (Jones,
mempunyai siklus menstruasi yang teratur dari 2002).
bulan yang satu ke bulan sedangkan yang Berat badan dan perubahan berat badan
lainnya 93 % siklus menstruasi yang tidak mempengaruhi fungsi menstruasi. Penurunan
teratur (Sheldon, 2000). Gangguan siklus berat badan menyebabkan gangguan pada fungsi
menstruasi di pengaruhi oleh gangguan pada ovarium, tergantung derajat tekanan pada
fungsi hormon, kelainaan sistemik, kelenjer ovarium dan lamanya penurunan berat badan.
gondok, dan prolaktin yang berlebihan. Kondisi patologisseperti berat badan yang
Gangguan pada siklus menstruasi terdiri dari tiga kurang/kurus dan anorexia nervosa yang
yaitu poliminore, oligominore dan aminore menyebabkan penurunan berat badan yang berat
(Proverwati, 2009). dapat menimbulkan amenorrhea (Tina Dusek
Amenorrhea adalah tidak terjadinya 2001). Terlalu kurus (lemak tubuh kurang dari 15
menstruasi seorang wanita pada usia reproduktif. – 17%) keadaan ini mempengaruhi proses
Menstruasi yang teratur membutuhkan beberapa pembentukan hormon. Dimana seorang wanita
kondisi seperti axis endokrin hipotalamus- memerlukan 22% lemak tubuh untuk proses
pituitary-ovarium, endometrium yang kompeten pembuahan dan keperluan reproduksi. Jika
dalam merespon stimulasi hormon steroid, serta seorang perempuan mengalami kelainan makan,
saluran genitalia internal dan eksternal yang seperti anoreksia atau bulimia, perubahan
intak. Amenorrhea bukan suatu penyakit tetapi hormonal yang disebabkan dapat berujung pada
gejala dari suatu penyakit yang dapat disebabkan berhentinya menstruasi (Rahayu N 2006).
oleh berbagai sebab seperti anomali differensiasi Dampak dari amenorhoe pada masa remaja
gonad, gangguan endokrin dan kelainan genetik akan muncul seiring bertambahnya usia seperti
yang spesifik (Nathan L dkk, 2006). kemungkinan tidak akan terjadi kehamilan
World Health Organization (WHO) setelah mereka menikah. Disamping itu, haid
memperkirakan bahwa kejadian amenorea pada yang tidak teratur menjadi salah satu tanda
remaja adalah 10 - 15%. Di negara maju seperti kemungkinan resiko terjadi pengeroposan tulang
Belanda, persentase amenorhoe cukup besar yaitu (Diana, 2010).
13%. Angka kejadian amenorhoe di Indonesia Kabupaten Agam terdapat 9 MTI yaitu MTI
cukup tinggi. Menurut survei yang dilakukan Kapau, MTI Tarusan Kamang, MTI Pasia IV
oleh Departemen Kesehatan pada beberapa Angkek, MTI Bayua Maninjau, MTI Gobah
sekolah di Indonesia pada tahun 2008. Hasilnya Pakan Kamih, MTI Koto Laweh Kamang, MTI
17.665 remaja putri 6.855 yang mengalami Canduang, MTI Limo Kampuang dan MTI Laras
masalah dengan menstruasinya (40%). Menurut Aia Palembayan. Berdasarkan survei kejadian
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat angka amenore di MTI Kapau 16,3 % lebih tinggi
kejadian amenorhoe dari 1.600 remaja yang dibandingkan MTI Tarusan Kamang 10,3%.
mengalami kejadian amenorhoe mencapai 170 Survei awal yang dilakukan peneliti di
remaja (10% - 13%) khususnya di beberapa Pesantren MTI Kapau dari 10 siswi yang
sekolah negeri maupun swasta (Yusril, 2010). diwawancarai 60% diantaranya mengatakan
Secara umum amenorrhea dapat dibedakan bahwa mereka tidak mengalami menstruasi yang
menjadi primer dan sekunder. Amenorrhea teratur dan dari observasi 40% siswi tersebut
primer merupakan keadaan dimana wanita yang dengan berat badan kurus sedangkan 20% lagi

103
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 4 Nomor 2 tahun 2017

memiliki badan gemuk atau obesitas. Selain itu normalnya.Sedangkan untuk pengisian kuesioner
30% dari 10 siswi tersebut mengalami menstruasi dilakukan selama 5-10 menit. Pengujian hipotesa
yang teratur dengan berat badan normal untuk mengambil keputusan tentang apakah
sedangkan yang 10% lagi belum mengalami hipotesis yang diajukan cukup meyakinkan untuk
menstruasi. ditolak atau diterima dengan menggunakan uji
Dampak dari siswi yang mengalami statistic Chi-Square test.
amenore dapat mengakibatkan kecemasan, tidak
konsenterasi dalam belajar, merasa kurang HASIL PENELITIAN
percaya diri. Selain itu sarana dan informasi yang
terbatas, mengakibatkan sebagian siswi bingung Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dengan masalah tersebut. Tujuan penelitian ini Berat Badan Responden
adalah untuk mengetahui hubungan berat badan
tidak normal dengan kejadian amenore remaja Variabel F %
putri. Berat Badan
Abnormal 23 45,1
METODE PENELITIAN Normal 28 54,9
Penelitian ini menggunakan metode Total 51 100,0
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Kejadian Amenore
cross sectional. Terjadi 29 56,9
Sampel pada penelitian ini berjumlah 51siswi. Tidak Terjadi 22 43,1
Data dikumpulkan menggunakan alat Total 51 100,0
pengumpulan data berupa kuisioner dan
pengisian lembar observasi. Pengambilan untuk Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 51 remaja
berat badan siswi dilakukan dengan cara mengisi putri diketahui bahwa lebih dari separoh remaja
lembar observasi. Dmana caranya alah dengan putri memiliki berat badan normal 28 remaja
mengukur berat badan dan tinggi badan siswi putri (54,9%) dan lebih separoh remaja putri
kemudian mencari berat badan tidak mengalami amenore 29 siswi (56,9%).

Tabel 2 HubunganBeratBadanDenganKejadianAminore

Kejadian Aminore
Berat Badan Terjadi Tidak Total p-value OR
F % F % F %
Abnormal 19 82,6 4 17,4 23 100% 0,000 0,025
Normal 3 10,7 25 89,3 28 100%
Total 22 43,1 29 56,9 51 100%

Berdasarkan table 2 dapat dilihat dari 23 untuk mengalami aminore sebanyak 0,025
remaja putri diketahui bahwa yang memiliki dibandingkan remaja putri yang berat badan
berat badan abnormal serta mengalami aminore normal.
adalah 19 siswi (82,6%) sedangkan dari 28 siswi
yang memiliki berat badan remaja normal dan PEMBAHASAN
tidak mengalami aminore adalah 25 siswi
(89,3%). Hasil uji statistik Chi Square dengan Berat Badan
diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05). Dari nilai p Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 51
tersebut dapat dijelaskan bahwa Ho ditolak remaja putri diketahui bahwa lebih dari separoh
artinya ada hubungan yang segnifikan antara remaja putri memiliki berat badan normal 28
Berat Badan Dengan Kejadian Aminore Dengan remaja putri (54,9%).
nilai OR 0,025 yang artinya remaja putri yang Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
memiliki berat badan abnormal memiliki peluang yang dilakukan oleh Nadya (2011) dengan judul

104
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 4 Nomor 2 tahun 2017

Hubungan berat badan tidak normal dengan mencukupi mengakibatkan gangguan terhadap
kejadian Amenore di SMK Cendana hormon-hormon system reproduksi yang terlibat
menyimpulkan bahwa terdapat 55% berat badan dalam fisiologi menstruasi.
abnormal dari 45 responden. Gangguan terletak pada level hipotalamus
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dimana terjadi penekanan pada sekresi pulsatil
yang dilakukan oleh Suryati (2009) dengan judul dari GnRH sehingga terjadi gangguan pada
Hubungan berat badan tidak normal dengan sekresi gonadotropin (FSH dan LH) terutama LH.
kejadian Amenore pada remaja putri di SMP dan FSH berfungsi untuk pematangan folikel dalam
SMA Kasgoro menyimpulkan bahwa terdapat ovarium yang akan berovulasi. Lonjakan LH
62,8% berat badan abnormal dari 72 responden. akan mengakibatkan terjadinya ovulasi. Kira-kira
Menurut Anggraeni (2012) berat badan 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Jadi,
adalah parameter antropometri yang sangat labil. bila terjadi gangguan pada sekresi hormon-
Dalam keadaan normal, di mana keadaan hormon tersebut di atas maka siklus menstruasi
kesehatan baik dan keseimbangan antara juga akan terganggu, salah satunya berupa
konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin. Berat amenore.
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Meningkatnya jumlah estrogen yang ada
Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, dalam darah disebabkan karena produksi estrogen
terdapat dua kemungkinan perkembangan berat pada sel-sel teka. Sel teka menghasilkan
badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih androgen dan merespon luteinizing hormone
lambat dari keadaan normal. Berat badan harus (LH) dengan meningkatkan jumlah reseptor LDL
selalu dimonitor agar memberikan informasi (low-density lipoprotein) yang berperan dalam
yang memungkinkan intervensi gizi yang pemasukan kolesterol ke dalam sel. LH juga
preventif sedini mungkin guna mengatasi menstimulasi aktivitas protein khusus (P450scc),
kecenderungan penurunan atau penambahan yang menyebabkan peningkatan produksi
berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan androgen. Ketika androgen berdifusi ke sel
harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat granulosa dan jaringan lemak, makin banyak pula
berat badan yang meliputi gaya hidup maupun estrogen yang terbentuk. Pada wanita yang
status berat badan yang terakhir. Penentuan berat gemuk tidak hanya kelebihan androgen tetapi
badan dilakukan dengan cara menimbang. juga kelebihan estrogen akibatnya akan sering
Menurut Emilia T. (2008) berat badan yang terjadi gangguan fungsi ovarium dan kelainan
terlalu rendah akan menghambat banyak fungsi siklus menstruasi (Emilia, 2008).
hormonal dalam tubuh sehingga berpotensi Responden yang yang memiliki berat bedan
menghentikan ovulasi. Wanita yang memiliki abnormal di karenakan status gizi yang kurang
gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimi. maupun yang berlebih. Selain itu pola makan
Jika berat badan kurang, lemak yang dibutuhkan responden, olahraga dan juga status sosial
hormon haid bisa berkurang sehingga ekonomi responden.Asumsi peneliti responden
mengalami berhenti menstruasi akibat terjadinya yang memiliki berat badan normal disebabkan
perubahan hormonal. Dimana harus ada 22 % responden menjaga status gizi, menjaga pola
lemak yang dibutuhkan tubuh untuk keperluan makan dan juga olahraga yang teratur.
menstruasi.
Menurut Manuaba (2002) berat badan yang
dibawah normal pun tidak luput terkena Kejadian Amenore
gangguan siklus menstruasi amenore ini. Dimana Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 51
remaja putri biasanya menjaga bentuk tubuh remaja putri diketahui bahwa lebih separoh
mereka agar menjadi “langsing” dengan cara remaja putri tidak mengalami amenore 29 orang
membatasi asupan makanan mereka. Hal ini (56,9%).
berbanding terbalik dengan kebutuhan energi Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang harus mereka keluarkan setiap harinya. yang dilakukan oleh Nadya (2011) dengan judul
Ketidakseimbangan antara beban aktifitas fisik Hubungan berat badan tidak normal dengan
yang dilakukan dengan asupan energi yang tidak kejadian Amenore di SMK Cendana

105
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 4 Nomor 2 tahun 2017

menyimpulkan bahwa terdapat 38,1% kejadian menyebabkan amenore tergantung pada usia
aminore dari 45 responden. orang tersebut. responden yang mengalami
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian aminore disebabkan oleh berat badan yang
yang dilakukan oleh Suryati (2009) dengan judul berlebih maupun berat badan kurang ataupun
Hubungan berat badan tidak normal dengan status gizi, kegagalan ovarium dan juga
kejadian Amenore pada remaja putri di SMP dan komplikasi lain.
SMA Kasgoro menyimpulkan bahwa terdapat
45,2% kejadian aminore dari 72 responden. Hubungan Berat Badan Dengan Kejadian
Menurut Manuaba (2009) amenore yaitu Amenore
keterlambatan menstruasi lebih dari 3 bulan Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat dari 23
berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelah remaja putri diketahui bahwa yang memiliki
mencapai usia 16 tahun. Menurut Simanjuntak berat badan abnormal serta mengalami aminore
(2009) amenore adalah keadaan tidak adanya 19 orang (82,6%) sedangkan dari 28 siswi yang
menstruasi sedikitnya tiga bulan berturut-turut. memiliki berat badan remaja normal dan tidak
Amenore primer terjadi apabila seorang wanita mengalami aminore 25 orang (89,3%). Hasil uji
berumur 16 tahun ke atas tidak pernah statistic Chi Square dengan diperoleh nilai p =
mendapatkan menstruasi, sedangkan pada 0,001 (p < 0,05). Dari nilai p tersebut dapat
amenore sekunder penderita pernah mendapatkan dijelaskan bahwa Ho ditolak artinya ada
menstruasi tetapi kemudian tidak dapat lagi. hubungan yang segnifikan antara Berat Badan
Menurut Kumala (2005) amenorea adalah tidak Dengan Kejadian Aminore. Dengan nilai OR
ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal 0,025 yang artinya remaja putri yang memiliki
yang mengiring penurunan berat badan akibat berat badan abnormal memiliki peluang untuk
diet penurunan berat badan dan nafsu makan mengalami aminore sebanyak 0,025
tidak sehat pada anoreksia nervosa dan tidak dibandingkan remaja putri yang berat badan
disertai problem psikologik. normal.
Menurut Jones (2002) amenore primer Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
(dialami oleh 5 persen wanita amenore) mungkin dilakukan oleh Nadya (2011) dengan judul
disebabkan oleh efek genetik seperti disgenensis hubungan berat badan tidak normal dengan
gonad, yang biasanya ciri-ciri seksual sekunder kejadian Amenore di SMK Cendana
tidak berkembang. Kondisi ini dapat disebabkan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan berat
oleh kelainan duktus Muller, seperti tidak ada badan tidak normal dengan kejadian Amenore p=
uterus, agenesis vagina, septum vagina 0,003.
transversal, atau himen imperforata. Pada tiga Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
penyebab terakhir, menstruasi dapat terjadi tetapi dilakukan oleh Suryati (2009) dengan judul
discharge menstruasi tidak dapat keluar dari hubungan berat badan tidak normal dengan
traktus genitalis. Keadaan ini disebut kejadian Amenore pada remaja putri di SMP dan
kriptomenore, bukan amenore. SMA Kasgoro menyimpulkan bahwa terdapat
Menurut Simons & Andrew (2006) siklus hubungan berat badan tidak normal dengan
menstruasi yang normal terjadi karena perubahan kejadian Amenore p=0,001.
kadar hormon yang dibuat dan dikeluarkan oleh Menurut Paath (2005), pada wanita yang
indung telur. Ovarium merespon sinyal hormone kekurangan gizi kadar hormon steroid mengalami
dari kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak, perubahan. Semua hormon seks merupakan
yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh hormon steroid, yang diubah dari molekul prekursor
yang diproduksi di hipotalamus otak. Gangguan melalui kolesterol sampai bentuk akhirnya.
yang mempengaruhi setiap komponen siklus Kolesterol sebagai pembakal (prekursor) steroid
peraturan dapat menyebabkan amenore. Kadang- disimpan dalam jumlah yang banyak di sel-sel
kadang, masalah mendasar yang sama dapat theka. Pematangan folikel yang mengakibatkan
memberikan kontribusi baik amenore primer atau meningkatnya biosintesa steroid dalam folikel
sekunder. Misalnya, masalah hipotalamus, diatur oleh hormon gonadotropin. Progesteron
anoreksia atau olahraga ekstrim dapat adalah suatu steroid aktif dan juga berfungsi

106
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 4 Nomor 2 tahun 2017

sebagai prekursor untuk tahap-tahap selanjutnya.


Testosteron berasal dari progesteron, estrogen Dari 51 responden bahwa lebih separoh
terbentuk dari perubahan struktur molekul remaja putri memiliki berat badan normal 28
testosteron. Baik laki-laki maupun perempuan remaja putri (54,9%). Dari 51 responden
memiliki androgen dalam darah mereka dalam diketahui bahwa lebih separoh remaja putri tidak
jumlah yang bermakna. mengalami amenore 29 orang (56,9%). Terdapat
Menurut Paath (2005), adrenal mengeluarkan hubungan yang signifikan antara berat badan
hormon-hormon yang mampu berubah menjadi tidak normal dengan kejadian Amenore pada
androgen dan hormon ovarium. Di bawah remaja putri (p = 0,000). Diharapkan dapat
rangsangan LH, steroid yang oleh jaringan perifer mengadakan penelitian yang bersifat
diubah menjadi senyawa aktif secara androgenis. kualitatif lebih lanjut mengenai berat badan
Peningkatan kadar testosteron serum dan tidak normal dengan kejadian amenore pada
penurunan ekskresi 17 keto steroid dalam urine, remaja putri dengan sampel lebih banyak.
diantaranya androsteron dan epiandrosteron akan
Sebagai data bagi institusi pendidikan dan
berdampak pada perubahan siklus ovulasi dan
memberikan informasi tentang penelitian berat
terganggunya siklus menstruasi.
badan tidak normal dengan kejadian amenore
Selain itu menurut Jones (2002) amenore primer
pada remaja putri. Diharapkan kepada remaja
biasanya merupakan hasil dari suatu kondisi
genetic atau anatomi pada wanita muda yang putri agar dapat menjaga berat badan tetap
tidak pernah mengembangkan periode menstruasi normal.
(pada usia 16). Banyak kondisi genetik yang
ditandai dengan amenorea adalah kondisi di REFERENSI
mana beberapa atau semua organ yang normal
wanita internal yang gagal berfungsi dengan baik. Anggraeni.2012. Gizi dalam daur kehidupan
Penyakit kelenjar hipofisis dan hipotalamus :Buku ajar ilmu gizi. Jakarta: EGC.
(suatu wilayah tak yang penting untuk control Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
produksi hormon) juga dapat primer sejak daerah Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI.
ini memainkan peran penting dalam regulasi Jakarta: Rineka Cipta.
hormone ovarium. Behrman. 2004. Pembentukan Kepribadian Anak.
Responden yang memiliki berat badan abnormal PT. BumiAksara: Jakarta
dan mengalami aminore dikarenakan ada Beck. 2008. Psikologi Perkembangan. PT.
hubungan antara lemak tubuh dengan siklus Remaja Rosdakarya: Bandung
menstruasi. Salah satu hormon yang berperan Christie &Vinel. 2005. Pubertas Pada Remaja.
dalam proses menstruasi adalah estrogen. Solo: Tiga Serangkai
Menurut analisis penyebab lebih panjangnya Diana. 2010.Masa Menstruasi. Jakarta. PT
siklus mentruasi diakibatkan jumlah estrogen Gramedia
yang meningkat dalam darah akibat Dusek, Tina. 2001. Masalah Kesehatan Remaja.
meningkatnya jumlah lemak tubuh. Kemudian Jakarta: Media Aesculapius
untuk berat badan kurang dari normal, hal ini Djaja. 2002.Psikologi Masa Remaja. Jakarta
sebabkan lemak yang kurang. Dimana harus ada :Erlangga.
22 % lemak yang dibutuhkan tubuh untuk Dahliansyah. 2013. Masalah Kesehatan
keperluan menstruasi. Reproduksi. Usaha Nasional: Surabaya
Selain itu pada remaja yang memiliki berat badan Erickson, Erick. 2007. Perkembangan Anak Dan
normal namun tetap mengalami aminore, peneliti Remaja. Jakarta :Rineka Cipta
berasumsi bahwa hal tersebut masih dapat terjadi Emilia. 2008. Pengantar Umum Psikologi.
karena beberapa faktor, salah satunya adalah Jakarta : PT. Surya Melati Grafika
stres, faktor hormon, dan adanya kemungkinan Fairley, Hamilton. 2004. Endokrinologi
terdapatnya komplikasi. Ginekologi Edisi kedua. Jakarta: Media
Aesculapius
KESIMPULAN French. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Arcan

107
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 4 Nomor 2 tahun 2017

Faenkel&Wallen.(2008:328). Metode Nantoro. 2009. Amenore Pada Remaja. Jakarta


Penelitian.Bogor :Ghalia Indonesia :Yayasan Bina Pustaka.
Ganang.2005. Perandan Faktor yang Nathan L, dkk. Pertumbuhan Somatik Pada
Mempengaruhi Pubertas. Jakarta: EGC Remaja. Jakarta :Sagung Seto
Georgopaulusdkk. 2005. IlmuKandungan. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian
Jakarta: YBPSP Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanifah. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi Nursalam.2003. Konsep Penerapan Metodologi
Ketiga.Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Hidayat. 2008. Indonesia Cemerlang. Jakarta : Salemba Medika
PT. Surya Melati Grafika Paat. 2005. Pentingnya Gizi Untuk Tubuh.
Johnson. 2004.Gangguan Siklus Menstruasi. Jakarta : Indo Medika.
Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Papaliaet all. 2008. Perkembangan Remaja.
Jones. 2002. Menstruasi dan Remaja. Jakarta: Jakarta :Yayasan Bina Pustaka
RinekaCipta Rabe.2002. Sistem Tubuh dan Perawatannya.
Karyadi&Waluya. 2007. Gangguan Mestruasi. Bandung : Indonesia Pubershing House.
Jakarta: Bumi Kisara Sarlito W. Sarwono. 2005. Ilmu kandungan.
Kumala. 2005. Manarche. Jakarta :Erlangga Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.
Manuaba. 2009. PerkembanganAnak Dan Scoot. 2002. Sistem Reproduksi Manusia Edisi II.
Remaja. Jakarta :RinekaCipta Jakarta :Erlangga
Maria. 2009. Manarche Penuh Makna. Jakarta Sheldon. 2000. Gizi dan Gangguan Menstruasi.
:Yayasan Bina Pustaka Bandung: Alfabeta
Maulana. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta Simanjuntak. 2009. Ilmu Kedokteran. Jakarta
:Sagung Seto :Yayasan Bina Pustaka
McIntosh N. 2003. Karakteristik Pola Simons & Andrew. Amenore dan Remaja.
Menstruasi. Jakarta: Salemba Medika Rineka Cipta. Jakarta.
Supariasa. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga

108

Anda mungkin juga menyukai