ABSTRAK
periodik yang dikenal dengan siklus siklus menstruasi yang lebih memendek dari
yang menggambarkan jarak antara hari memanjang lebih dari 35 hari disebut
pertama menstruasi dengan hari pertama oligomenorea dan keadaan tidak datang
World Health Organization (WHO) tahun disebut amenorea. Apabila dalam 3 bulan,
(2012), terdapat 45% wanita yang salah satu siklus terdapat kurang dari 21 hari
mengalami gangguan siklus menstruasi. atau lebih dari 35 hari atau bahkan tidak
Pola siklus menstruasi dikatakan normal jika mendapatkan haid sama sekali, maka
tidak kurang dari 21 hari dan tidak melebihi dikatakan siklus tidak teratur (Luthfa, 2017).
menstruasi yang teratur merupakan penanda (Riskesdas) tahun 2013, sebagian besar
wanita telah berfungsi dengan baik 59 tahun mengalami menstruasi teratur dan
pada kenyataannya tidak semua perempuan menstruasi yang tidak teratur dalam satu
Banyak diantara mereka yang siklus menstruasi tidak teratur terdapat pada daerah
siklusnya tidak memiliki pola tertentu. Tenggara (8,7%). Menurut data dari Riset
Menurut Proverawati & Misaroh (2016), Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
persentase gangguan siklus menstruasi di hormonal, genetik, berat badan dan status
Hal ini juga didukung oleh penelitian dan status gizi dapat dikaitkan dengan
yang dilakukan oleh (Achmad, 2020) jumlah jaringan lemak tubuh, yang
data tentang responden dengan siklus untuk mengukur persen lemak tubuh, Indeks
menstruasi normal berjumlah 50 responden Massa Tubuh (IMT) memiliki korelasi yang
Hasil uji statistik diperoleh nilai p Value= sebagai perbandingan berat badan dalam
(0,001) yang berarti kurang dari (α = 0,05). kilogram dengan tinggi badan dalam meter
Maka dapat disimpulkan terdapat gangguan persegi (Sukohar Asep, 2017). Berdasarkan
keperawatan tingkat akhir semester VIII di nasional prevalensi IMT remaja perempuan
Universitas Negeri Gorontalo (Achmad, rentang usia 13-18 tahun yakni, kurus
Panjang pendek dan keteraturan dari gemuk 15,95%. Remaja putri yang
siklus menstruasi tersebut disebabkan oleh tergolong dalam kategori kurus dan gemuk,
psikologis, aktivitas fisik, gangguan tidak teratur (Felicia, 2015). Hal ini juga
sejalan dengan penelitian oleh Hapsari ini relevan dengan Penelitian yang
(2018) yang hasil penelitiannya menunjukan dilakukan oleh Noviandari (2016) dan
bahwa remaja putri dengan IMT kurus dan (Fitriningtyas, dkk., 2017) ada hubungan
gemuk lebih banyak mengalami yang signifikan antara status gizi dengan
dibandingkan dengan yang memiliki IMT (2014) mengatakan bahwa status gizi yang
normal. Sehingga indeks massa tubuh (IMT) diukur dengan IMT berperan penting dalam
siklus menstruasi (Wijayani, 2019). Berat badan yang rendah atau penurunan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat berat badan secara mendadak dapat
menjadi alat atau cara yang sederhana untuk menghambat pelepasan GnRH
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan dapat mengurangi kadar LH dan FSH
berat badan (Supariasa, 2013). IMT juga hormon yang bertanggung jawab untuk
berkorelasi kuat dengan persentase lemak perkembangan telur dalam ovarium, sel telur
tubuh. Hal tersebut dikarenakan semakin tidak akan pernah dibebaskan karena
2013). Penelitian yang dilakukan oleh ditemukan pada remaja dengan IMT gemuk
Andriana (2018) menunjukan bahwa ada atau status gizi lebih. Hal ini dikaitkan
hubungan yang bermakna antara Indeks dengan jumlah jaringan lemak tubuh.
Massa Tubuh dengan siklus menstruasi. Hal Menurut hasil penelitian (Sheetal, et. al.,
perempuan yang memiliki berat badan lebih (infertilitas). Siklus menstruasi yang
yang tidak teratur. Kondisi tersebut sesuai mengalami anovulasi karena sel telur tidak
dengan pendapat Proverawati & Asfuah terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi.
(2017) bahwa status gizi berlebih seperti Sedangkan siklus menstruasi yang
gemuk dan obesitas akan berdampak pada memanjang menandakan sel telur jarang
fungsi sistem hormonal tubuh, mengingat sekali diproduksi atau wanita mengalami
yang mengakibatkan gangguan siklus Apabila sel telur jarang diproduksi berarti
menstruasi. Jika seseorang dengan IMT pembuahan akan sangat jarang terjadi.
yang tidak normal sangat rentan mengalami Ketidakteraturan siklus menstruasi juga
siklus menstruasi tidak normal, karena hal membuat wanita sulit mencari kapan masa
ini juga berhubungan dengan status gizi dan subur dan tidak (Nurlaila, 2015).
persentasi lemak tubuh. Oleh sebab itu Selain itu, masalah yang dapat terjadi
sangatlah penting untuk menjaga IMT tetap pada wanita yang mengalami siklus
dalam batasan normal karena berhubungan menstruasi yang terlalu cepat atau terlalu
dengan gangguan siklus menstruasi sering, yakni anemia. Semakin sering dan
Masalah gangguan siklus menstruasi maka semakin banyak pula darah yang
yang tidak teratur dapat membuat seorang keluar dan semakin banyak kehilangan
wanita mengalami berbagai dampak buruk, timbunan besi. Jika pengeluaran besi
oksigen ke hypothalamus. Zat besi yang pertanyaan tentang IMT dan siklus
kurang dalam tubuh dapat menyebabkan menstruasi. Didapatkan data IMT dari 10
menimbulkan banyak komplikasi pada IMT kurus, 2 orang memiliki IMT normal,
wanita (Kristianti & Wibowo, 2014). dan 5 orang memiliki IMT gemuk.
Berbagai masalah yang timbul di atas Sedangkan data untuk siklus menstruasi
dan penanganan terhadap gangguan siklus 2019 dan 4 orang mahasiswi angkatan 2020
menstruasi. Dari masalah gangguan siklus yang memiliki siklus menstruasi yang tidak
berbagai masalah keperawatan yakni nyeri tertarik untuk melakukan penelitian tentang
kelemahan, gangguan citra tubuh dan resiko dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada
Berdasarkan hasil penelitian yang penilaian status gizi remaja usia >18 tahun.
data hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan yang baik. Seseorang yang
mayoritas mahasiswi yang memiliki IMT memiliki status kesehatan yang baik
normal sebanyak 84 orang (56,8%), hasil cenderung akan mengalami pertumbuhan dan
penelitian ini menunjukkan hasil yang sama perkembangan yang baik pula. Mayoritas
dengan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi yang memiliki IMT normal
Patimah (2018) yang menemukan mayoritas merupakan sesuatu yang baik karena status
subjek penelitian memiliki indeks massa gizi seseorang sangat berpengaruh terhadap
tubuh yang normal yaitu sebanyak 56 orang kondisi dan status kesehatan. Hal ini juga
(71,8) dengan judul penelitian Hubungan sesuai penjelasan Fitriany (2018) yang
IMT dengan Gangguan Siklus Menstruasi berpendapat bahwa Indeks Massa Tubuh
pada Mahasiswi Reguler Program Studi (IMT) yang baik akan memperlihatkan
Sarjana Keperawatan Stikes Bhakti Kencana pemenuhan nutrisi yang optimal. Nutrisi
Bandung. Hal ini didukung dengan penelitian yang optimal dapat membantu mempercepat
yang dilakukan oleh Karlinah (2021) yang pertumbuhan dan perkembangan organ
menunjukkan hasil serupa, dimana mayoritas seksual, sedangkan tidak terpenuhinya nutrisi
Kemenkes (2013) menjelaskan bahwa Semakin tinggi asupan nutrisi maka semakin
data hasil penelitian menunjukkan bahwa dari diantaranya karena kurangnya penyediaan
148 responden diperoleh responden yang makanan, pola makan/diet yang buruk, dan
memiliki IMT kurus sebanyak 33 orang penyakit infeksi. Saat ini di kalangan remaja
(22,3%) dan responden dengan IMT gemuk kekhawatiran tentang bentuk tubuh sangatlah
responden yang memiliki IMT kurang/kurus mendambakan tubuh yang langsing, agar
ketika dilakukan wawancara, responden mendapatkan bentuk tubuh ideal sesuai yang
mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan diinginkan mereka melakukan diet ketat
oleh aktifitas yang padat dari biasanya, tugas tanpa memperhatikan terlebih dahulu pola
kuliah yang menumpuk, sehingga diet yang baik dan benar. Hal ini dapat
menyebabkan nafsu makan responden menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
menjadi menurun dan terkadang lupa untuk defesiensi zat gizi, karena untuk memelihara
makan, pola diet yang tidak sehat juga kelangsingan tubuh, para remaja menerapkan
menjadi salah satu penyebabnya, selain itu pembatasan makanan secara keliru sehingga
banyak di antara mereka yang tinggal di kos- kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Teori ini
kosan, jauh dari orangtua dan kerabat didukung oleh penelitian yang dilakukan di
wanita yang kekurangan berat badan peningkatan porsi dan frekuensi makan juga
tinggi daripada mereka yang memiliki berat Orang yang mengkonsumsi makanan tinggi
badan normal dan kelebihan berat badan lemak lebih cepat mengalami peningkatan
didapatkan dari hasil wawancara, sebagian dengan jumlah kalori yang sama. Teori ini
berlebih/gemuk, mereka mengatakan hal ini oleh Purwanto (2016) yang menjelaskan
disebabkan oleh pola makan mereka yang bahwa pola makan tinggi lemak jenuh dan
tidak teratur dan kebiasaan mengemil gula, serta rendah serat akan menyebabkan
minuman yang bersoda, jarang berolahraga, meningkatkan radikal bebas yang dapat
saji. penyakit.
menjadi gemuk atau obesitas. Hal ini terjadi dilakukan pada mahasiswa keperawatan
karena kandungan lemak dan gula yang Universitas Negeri Gorontalo didapatkan
tinggi pada makanan cepat saji. Selain itu responden yang mengalami siklus
menstruasi normal sebanyak 100 responden menstruasi selama 3 bulan secara berturut-
(67,6%). Hal ini menunjukan bahwa rata- turut, sesuai dengan data hasil penelitian
rata responden dengan siklus menstruasi dari mahasiswa keperawatan angkatan 2019
dengan rentang waktu antara 21-35 hari Kondisi ini banyak terjadi akibat beberapa
setiap bulannya. Hal ini juga dijelaskan faktor, salah satunya faktor aktivitas
dalam teori yang dikemukakan oleh olahraga yang jarang dilakukan oleh
hari dengan median panjang siklus 28 hari responden, didapatkan hasil mereka
dengan lama pendarahan berkisar antara 3-7 menyatakan bahwa mereka memang sangat
hari. Sinaga et al., (2017) juga berpendapat jarang melakukan olahraga. Sebagian
yang sama dimana menstruasi yang normal responden mengatakan mereka sering lupa
biasanya terjadi selama 3-7 hari dengan rata- untuk berolahraga, dan ada pula responden
rata siklus sekitar 21-35 hari setiap yang mengatakan bahwa mereka malas
Dalam penelitian ini juga terdapat teorinya menjelaskan bahwa aktivitas fisik
responden yang mengalami siklus yang salah satunya adalah kegiatan olahraga
menstruasi yang tidak normal yaitu yang dilakukan dengan intensitas sedang
rentang waktu untuk siklus menstruasinya secara teratur, dapat menurunkan resiko
adalah <21, >35 hari, dan bahkan tidak gangguan pada saat menstruasi.
Hal ini didukung dengan penelitian yang pembelajaran yang kurang efektif karena
dilakukan oleh Kurniawan, (2016) bahwa perkuliahan masih dilakukan secara daring,
terdapat hubungan yang bermakna antara beban membayar spp dengan kondisi
olahraga dan gangguan siklus menstruasi ekonomi keluarga yang menurun karena
berolahraga secara teratur harusnya dapat berbeda yang dialami oleh setiap individu.
diterapkan oleh setiap individu untuk dapat Hal ini tentunya dapat menjadi beban fikiran
mengatasi gangguan pada siklus menstruasi. oleh setiap individu yang mengalami stress
Jika kegiatan olahraga tidak dilakukan dan dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Tidak hanya faktor aktivitas fisik yang menyebabkan perubahan sistemik dalam
dapat berpengaruh terhadap gangguan siklus tubuh, khususnya pada system persarafan
salah satu faktor yang berpengaruh besar prolaktin atau endogenousopiat yang dapat
terhadap siklus menstruasi. Ketika dilakukan mempengaruhi elevasi kortisol basah dan
wawancara dengan responden terkait tugas menurunkan Lutenizing Hormone (LH). Hal
perkuliahan, mereka mengatakan bahwa ini didukung dengan teori Wahyuni (2016)
sering mengalami stress ketika sedang yang menjelaskan bahwa faktor stress dapat
sehingga mempengaruhi gangguan produksi tanpa memperhatikan pola diet yang sehat
estrogen dan progesteron yang dapat dan benar. Istiany (2014) menjelaskan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyebabkan remaja rentan mengalami
dilakukan oleh Achmad (2020) dimana kekurangan zat gizi serta perubahan
terdapat hubungan antara tingkat stress patologis pada remaja yang terlalu dini.
dengan gangguan siklus menstruasi pada Asupan gizi yang tidak adekuat
Selain itu terdapat beberapa faktor yang dilakukan oleh Rachmawati (2014) yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan dipengaruhi oleh lemak tubuh. Lemak tubuh
responden mengenai pola makan sehat, berperan pada sekresi hormon reproduksi.
tidak sehat seperti makanan tinggi pula, sedangkan lemak tubuh yang berlebih
siap saji seperti junkfood, fastfood, serta estrogen yang akan menimbulkan
ada beberapa orang dari mereka yang perpanjangan pada siklus menstruasi.
mendapatkan bentuk badan yang diinginkan, mengalami menstruasi yang tidak teratur
disebabkan karena banyaknya faktor-faktor Wanita yang mengalami menarche dini akan
yang dapat mempengaruhi keteraturan siklus memiliki perubahan siklus menstruasi yang
status gizi oleh karena itu mahasiswi harus oligomenorea, dan dismenorea. Hal ini
mempertahankan status gizi agar tetap terjadi karena pada umur dibawah 12 tahun,
berada di kisaran normal dengan cara reproduksi seorang wanita itu belum matang
mengonsumsi makanan bergizi seimbang. dimana alat reproduksi belum siap untuk
Selain itu berdasarkan hasil penelitian mengalami perubahan dan masih terjadi
yang dilakukan pada mahasiswi penyempitan pada leher rahim. Maka wanita
keperawatan Universitas Negeri Gorontalo, yang mengalami usia menarche lebih awal
didapatkan data hasil penelitian dari usia normal, akan beresiko mengalami
tahun sebanyak 71 responden (48,0%), Hal ini didukung dengan penelitian yang
disusul dengan usia menarche > 13 tahun dilakukan oleh Juliyatmi & Handayani
sebanyak 67 responden (38,5%), dan usia (2015) yang menjelaskan bahwa mayoritas
menarche < 12 tahun sebanyak 20 siswi SMP yang menjadi responden pada
responden (13,5%). Lee (2013) dalam penelitiannya memiliki usia menarche yang
teorinya menjelaskan bahwa usia menarche normal. Kategori normal adalah usia
yang terlalu dini yaitu terjadi < 12 tahun menarche yang dialami pada usia 12-13
akan mengalami siklus anovulasi pada 3 tahun. Dan kategori tidak normal yaitu usia
tahun pertama setelah post menarche. menarche yang terjadi pada usia < 11 tahun
dan > 13 tahun. Menurut peneliti, adanya yang signifikan antara Indeks Masa Tubuh
faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab Lipoeto NI, dkk (2017) menjelaskan
menarche tidak normal dapat menjadi salah bahwa Indeks massa tubuh merupakan salah
satu upaya untuk mencegah terjadinya satu ukuran untuk memprediksi presentase
3. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) diperoleh dari perbandingan berat badan
dengan Gangguan Siklus Menstruasi dalam kilogram dengan tinggi badan dalam
Berdasarkan hasil penelitian, hasil uji hormone estrogen. Jika IMT tidak normal
statistik menggunakan Uji Spearman Rank, dapat menggambarkan kurang dan lebihnya
diperoleh nilai 𝑝𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒= 0,000 yang berarti lemak didalam tubuh, dimana lemak
kurang dari (𝛼= 0,05), maka terdapat merupakan salah satu senyawa di dalam
siklus menstruasi pada mahasiswi al., tahun 2019 menjelaskan bahwa estrogen
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian adrenal dan jaringan lemak. Dikatakan
yang dilakukan Jayanti (2019) dan bahwa kalori yang kurang atau berlebihan
Penelitian Irianti (2020), yang keduanya dapat berkontribusi dalam penurunan dan
mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan peningkatan estrogen dalam darah. Selain itu
peningkatan lemak tubuh yang tinggi, juga perpanjangan pada siklus menstruasi.
memiliki androgen yang tinggi. Diketahui Cadangan lemak yang tinggi juga akan
akan diubah menjadi estrogen melalui estrogen pada sel-sel granulosa dan jaringan
proses aromatisasi pada sel-sel granulosa lemak sehingga kadar estrogen menjadi
Penjelasan lebih lanjut dikemukakan oleh Dalam penelitian ini terdapat juga hasil
Ariadi (2017) dalam teorinya yang yang menunjukan responden yang memiliki
menjelaskan bahwa wanita dengan IMT IMT normal dengan siklus menstruasi yang
kurus, kadar estrogen dalam darahnya lebih tidak normal sebanyak 18 responden
sedikit atau menurun. Kadar estrogen yang (12,2%). Peneliti berasumsi hal ini
sedikit atau menurun akan memicu dipengaruhi oleh beberapa faktor perancu
terjadinya umpan balik positif pada GnRH yang dapat dilihat dari hasil wawancara
pada fase luteal. Fase luteal yang memendek makanan cepat saji dan sering begadang,
dapat menyebabkan perdarahan antar haid, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi
bercak pra haid, dan gangguan siklus ketidakteraturan siklus menstruasi. Hal ini
polimenorea. Sedangkan Wanita dengan diperkuat oleh Rani (2020) dalam studi
IMT gemuk atau memiliki lemak tubuh yang literaturnya yang menjelaskan bahwa
kadar estrogen yang dapat menimbulkan secara signifikan selain dipengaruhi oleh
IMT tetapi juga dipengaruhi oleh faktor terganggu dan menyebabkan menstruasi
Selain itu dalam penelitian ini terdapat Berdasarkan hasil penelitian yang
yang memiliki IMT tidak normal tetapi Universitas Negeri Gorontalo, mahasiswi
memiliki siklus menstruasi yang normal yang memiliki IMT kurus dengan siklus
berasumsi bahwa kondisi ini dapat terjadi responden (5,4%). Peneliti berasumsi
apabila responden memiliki pola hidup yang bahwa kondisi ini dapat terjadi apabila
tidak sehat sehingga mempengaruhi nilai responden sering melakukan aktivitas fisik
normal IMT, responden dengan aktivitas ringan seperti olahraga secara teratur, dan
yang padat dari biasanya, tetapi masih dapat menghindari hal-hal yang dapat
mengontol koping diri agar tidak mudah menyebabkan stress sehingga sangat jarang
stress sehingga siklus menstruasi tidak akan dapat menyebabkan gangguan pada siklus
terganggu. Hal ini didukung dengan teori menstruasi. Hal ini didukung oleh
Kusmiran (2018) yang menjelaskan bahwa penelitian Lim et al., (2018) yang
wanita yang mudah mengalami stress dapat melaporkan bahwa siklus menstruasi bukan
berdampak pada gangguan siklus hanya dipengaruhi oleh berat badan tapi
ketidakseimbangan hormone FSH (Follicle dan lama tidur merupakan faktor yang
Menurut Wijayani, (2019) Aktivitas fisik Dalam penelitian ini juga terdapat hasil
dengan intensitas dan frekuensi tinggi bahwa mahasiswi yang memiliki IMT
mempengaruhi hormon FSH dan LH. Hal (17,6%). Hal tersebut sesuai dengan dengan
siklus menstruasi. Sebaliknya aktifitas fisik dkk (2021) menunjukkan data responden
dengan intensitas sedang dapat menurunkan Indeks Massa Tubuh sangat gemuk
resiko gangguan menstruasi. Faktor lain sebanyak 3 orang (0,05%) memiliki siklus
stres tingkat sedang hingga stres tingkat menjelaskan bahwa wanita dengan IMT
berat. Hal ini terjadi karena keadaan stres gemuk dapat memiliki siklus menstruasi
yang berhubungan langsung dengan progesterone dalam tubuh lebih rendah. Hal
peningkatan kadar hormon kortisol dan ini dikaitkan pada kondisi kegemukan yang
mentruasi. Sehingga orang yang jarang atau hypoandrogenisme kadar testoteron yang
tidak stress memiliki siklus menstruasi rendah. Peneliti juga berasumsi bahwa siklus
yang lebih normal (Rany, dkk., 2020). menstruasi yang normal pada wanita dengan
IMT gemuk dipengaruhi juga oleh faktor yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh
memiliki frekuensi tidur yang teratur dapat Negeri Gorontalo. Hal ini disebabkan
memiliki siklus menstruasi yang normal. Hal karena apabila seseorang memiliki IMT
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan yang tinggi atau pun IMT yang rendah
oleh Rany, (2020) yang menjelaskan bahwa dapat menyebabkan gangguan pada siklus
tidur. Hal ini dikarenakan durasi tidur yang estrogen, dimana hormone estrogen
buruk dapat menghambat sintesis hormon tersebut yang berperan dalam siklus
menstruasi. Namun pada remaja dengan Massa Tubuh (IMT) Kurus sebanyak 33
waktu tidur yang baik antara 7 – 9 jam per (22,3%), Responden yang memiliki IMT
hari pada malam hari maka akan memiliki Normal sebanyak 84 (56,8%), dan
mengalami siklus menstruasi tidak normal mendeteksi pola siklus menstruasi dan
0,000 yang berarti kurang dari (𝛼= 0,05), Diharapkan dengan adanya
maka terdapat hubungan yang siginifikan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh
antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan pengetahuan serta wawasan mengenai
yang searah dan signifikan antara Indeks pencegahan gangguan siklus menstruasi
Massa Tubuh (IMT) dengan gangguan melalui perubahan gaya hidup seperti
keperawatan Universitas Negeri Gorontalo. diet yang tidak sehat, dan melakukan
khususnya pada tenaga medis untuk dapat masukan dalam penelitian selanjutnya