Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No.

2 Juli 204
2019

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI


DYSMENORREA PADA SISWI SMK NEGERI 2 SEWON BANTUL
TAHUN 2017
Effect of Lavender Aromatherapy Against Dysmenorrhea Pain Rate On Students of
SMK Negeri 2 Sewon Bantul Year 2017
Nurul Ariningtyas1, Uluwiyatun2, Yulia Adhisty3
1,2,3
Akademi Kebidanan Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta
email: nurul.akbidnad@gmail.com, ulu.akbidnad@gmail.com, adis.akbidnad@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Angka kejadian dysmenorrhea di Indonesia sebanyak 81,9% dimana 18,6% mengalami nyeri
yang berat. Dysmenorrhea telah menyebabkan 5,9% siswi tidak dapat masuk sekolah. Kebanyakan dari siswi
tidak berkonsultasi kedokter, 79,3% siswi mengatasinya dengan beristirahat. Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan di SMK Negeri 2 Sewon Bantul 7 siswi yang diwawancarai saat datang bulan selalu merasakan
nyeri pada daerah panggul, dan rata-rata siswi menghilangkan rasa nyeri dengan menggunakan farmakologi
dengan meminum obat penghilang rasa nyeri.
Tujuan : Diketahuinya pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat nyeri dysmenorrhea pada
siswi SMK Negeri 2 Sewon Bantul.
Metode : Jenis penelitian adalah Eksperimental. Populasi sejumlah 100 orang siswi kelas XI di SMK Negeri 2
Sewon Bantul dengan jumlah sampel 30 siswi dengan teknik Lemeshow. Data diolah dan dianalisis Uji Wilcoxon.
Hasil: Menunjukan responden pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah intervensi dengan p-value
berdasarkan uji wilcoxon menunjukan hasil p=0,001 artinya (p<0,05). Hasil ini menunjukan terdapat perbedaan
yang signifikan tingkat nyeri pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan aromaterapi
lavender. Sedangkan tingkat nyeri responden pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi dengan p-
value berdasarkan uji wilcoxon p=0,083 artinya (p>0,05) sehingga menunjukan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan tingkat nyeri pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan.
Kesimpulan : Ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat nyeri dysmenorrhea pada siswi
SMK Negeri 2 Sewon Bantul dengan P Value 0,000 (<0.05).
Kata kunci : pengaruh, aromaterapi, lavender, dysmenorrea.

ABSTRACT
Background: The incidence of dysmenorrhea in Indonesia is 81.9% where 18.6% experience severe pain.
Dysmenorrhea has caused 5.9% of female students can not attend school. Most of the students did not consult
doctors, 79.3% of the girls cope with rest. Based on preliminary study conducted at SMK Negeri 2 Sewon Bantul
7 female students interviewed when coming month always feel the pain in pelvic area, and the average student
eliminates the pain by using pharmacology by taking painkillers.
Objective: Knowledge of lavender aromatherapy influence on decreasing dysmenorrhea pain level in SMK
Negeri 2 Sewon Bantul student.
Method: The type of research to be used in this study is Experimental. The population in this study were 100
students of class XI in SMK Negeri 2 Sewon Bantul with a sample of 30 female students with the Lemeshow
technique. Data processed and analyzed Test Validity and Reliability.
Result: Showing respondent in intervention group before and after intervention with p-value based on wilcoxon
test showed result p = 0,001 mean (p <0,05). These results show that there is a significant difference of pain level
in the intervention group before and after treatment of lavender aromatherapy. While the level of pain of
respondent in control group before and after intervention with p-value based on wilcoxon test p = 0,083 means
(p> 0,05) so it showed no significant difference of pain level in control group before and after treatment.
Conclusion: There is influence of lavender aromatherapy to decrease of dysmenorrhea pain level on student of
SMK Negeri 2 Sewon Bantul with P Value 0.000 (<0.05).
Keywords: influence, aromatherapy, lavender, dysmenorrea .

PENDAHULUAN terjadi saat lapisan dalam dinding rahim


Menstruasi adalah tanda bahwa siklus luruh dan keluar dalam bentuk yang
masa subur telah dimulai (Proverawati dan dikenal dengan istilah darah menstruasi.
Misaroh, 2009). Pada masa ini tingkat Menstruasi pada masa ini paling teratur
kesuburan seorang wanita mencapai dan siklus pada alat reproduksi yang
puncaknya dan secara seksualitas sudah dipengaruhi hormon cukup baik untuk
siap untuk memiliki keturunan. Menstruasi kehamilan. Dalam keadaan normal, masa
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 205
2019

reproduksi dimulai ketika sudah terjadi beristirahat di UKS saat mengalami


pengeluaran sel telur yang matang (Gunarso, dalam Kusmiran, 2011).
(ovulasi) pada siklus menstruasi. Menurut Di Amerika Serikat, dysmenorrhea
Joseph dan Nugroho, menstruasi atau adalah penyebab paling utama ketidak
haid atau datang bulan adalah perubahan hadiran berulang di sekolah. Beberapa
fisiologis dalam wanita yang terjadi secara penelitian telah menunjukkan bahwa,
berkala dan dipengaruhi oleh hormon remaja dengan dysmenorrhea, mengalami
reproduksi. Periode ini penting dalam hal penuruanan pada prestasi akademis,
reproduksi, biasanya terjadi setiap bulan social dan kegiatan olahraga (Singh et al,
antara remaja sampai menopause. 2008). Sekitar 1 miliar manusia atau setiap
Gangguan fisik yang sangat menonjol 1 di antara 6 penduduk dunia adalah
pada wanita yang sedang mengalami remaja. Sebanyak 85% di antaranya hidup
perdarahan haid adalah dysmenorrhea. di Negara berkembang (Kusmiran, 2012).
Nyeri kram (tegang) daerah perut mulai Berdasarkan kriteria WHO umur remaja
terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya berkisar antara 10-19 tahun. Angka
perdarahan haid dan dapat bertahan kejadian nyeri menstruasi di dunia cukup
selama 24-36 jam meskipun beratnya besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan
hanya berlangsung selama 24 jam di setiap Negara mengalami nyeri
pertama saat terjadi perdarahan haid. menstruasi. Di Amerika angka
Kram tersebut terutama dirasakan di prosentasenya sekitar 60%, di Swedia
daerah perut bagian bawah, tetapi dapat sekitar 72%, sementara di Indonesia
menjalar kepunggung atau kepermukaan sendiri mencapai 55% (Hendrik, 2009).
dalam paha (Hendrik, 2009). Penelitian yang dilakukkan Novia (2007)
Dysmenorrhea merupakan suatu angka kejadian dysmenorrhea di Indonesia
gangguan yang sering dialami wanita didapatkan dari hasil penelitian,
pada saat menstruasi. Dysmenorrhea diantaranya adalah penelitian yang diikuti
dapat dialami oleh wanita tanpa batasan oleh 376 siswi Madrasah Aliyah Negeri 4
usia, akan tetapi keadaan ini lebih sering Jakarta. Prevalensi dysmenorrhea
dialami oleh wanita usia remaja. sebanyak 81,9% dimana 18,6%
Terjadinya dysmenorrhea pada remaja mengalami nyeri yang berat. Gejala yang
menyebabkan aktivitas dan konsentrasi sering menyertai dysmenorrhea yaitu sakit
terganggu. Remaja yang mengalami kepala (10,6%), sakit punggung (25%),
dysmenorrhea memiliki waktu kerja yang gangguan mood (73,1%), dan lelah
lebih rendah dan prestasi disekolah yang (36,4%). dysmenorrhea telah
kurang dibandingkan remaja yang tidak menyebabkan 5,9% siswi tidak dapat
mengalaminya. Beberapa diantaranya masuk sekolah. Kebanyakan dari siswi
bahkan harus izin sekolah atau tidak berkonsultasi kedokter, 79,3% siswi
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 206
2019

mengatasinya dengan beristirahat. Pada kompres hangat, mengkonsumsi obat-obat


penelitian Febrianti (2011) di SMU N 7 analgetik, olahraga teratur, dan akupuntur
Pekan baru tahun 2008. Populasi 439 (Kylenorton, 2010). Namun usaha tersebut
orang dan sampel 110 orang, hasil menimbulkan efek samping terutama
penelitian menunjukkan siswi yang dalam komsumsi obat analgetik. Menurut
mempunyai pengetahuan cukup tentang Purwati (2015), pemberian aromaterapi
dysmenorrhea 56 orang (50,9%) dan 87 lavender diyakini dapat merangsang sel-
orang (79,1%) menunjukkan tindakan yang sel otak di amigdala yang cara kerjanya
kurang baik dalam mengatasi mirip obat penenang. Peneliti Susana
dysmenorrhea. (2014) menganggap bahwa beberapa
Pada tahun 2010 Provinsi Daerah molekul dari minyak esensial bisa
Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki berinteraksi dalam darah dengan hormon
populasi remaja sebanyak 834.922 jiwa atau enzim sehingga dapat membantu
atau sekitar 24,15% dari total penduduk mengurangi rasa nyeri bahwa penggunaan
3.457.491 jiwa (BKKBN,2011). metode non farmakologi yaitu
Diperkirakan 30%-70% remaja di pemanfaatan aromatereapi lavender
Yogyakarta mengalami gangguan menunjukan hasil yang positif terhadap
menstruasi, termasuk diantaranya kram kecemasan insomnia dan mengontrol rasa
perut atau dysmenorrhea sekitar10%-15% sakit. Pemberian Aromaterapi lavender
( Baziad 2008). Ada tiga tingkat derajat merupakan tindakan terapeutik yang
dysmenorrhea, yaitu dysmenorrhea ringan, bermanfaat meningkatkan kondisi fisik dan
dysmenorrhea sedang, dan dysmenorrhea psikologis. Secara fisik baik digunakan
berat (Manuaba, 1999). Dysmenorrhea untuk mengurangi rasa nyeri, sedangkan
ringan terjadi di skala nyeri 1-4, secara psikologis dapat merilekskan
dysmenorrhea sedang terjadi di skala 5-6, pikiran, menurunkan ketegangan dan
dysmenorrhea berat terjadi di skala 7-10 kecemasan serta memberi ketenangan
(Haword dalam leppert, 2004). Potter (Primadiati R. 2007). Hal tersebut juga
(2005) karakteristik paling subjektif pada sesuai dengan penelitian yang dilakukan
nyeri adalah tingkat keparahan atau oleh Susana (2014) dengan hasil
intensitas nyeri tersebut. Klien sering aromaterapi lavender mampu menurunkan
diminta untuk menggambarkan nyeri kecemasan insomnia dan mengontrol rasa
sebagai nyeri ringan, sedang atau parah sakit. Sharma (2009) mengatakan bahwa
dengan menggunakan alat pengukuran bau berpengaruh secara langsung
tingkat keparahan nyeri. terhadap otak seperti obat analgesik.
Usaha yang dilakukan untuk Misalnya, mencium bau aromaterapi
mengurangi rasa nyeri pada lavender maka akan meningkatkan
dysmenorrhea misalnya penggunaan gelombang-gelombang alfa didalam otak
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 207
2019

dan membantu untuk merasa rileks. dalam penelitian ini nyeri Dysmenorrhea.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Analisis bivariat menggunakan uji
di SMK Negeri 2 Sewon Bantul dari 7 siswi pengganti yakni wilcoxon untuk
yang telah diwawancarai didapatkan hasil mengetahui tingkat sebelum dan sesudah
5 dari 7 siswi yang diwawancarai saat diberikan intervensi aromaterapi lavender
datang bulan selalu merasakan nyeri pada dan Mann Whitney pengganti dari uji
daerah panggul, dan rata-rata siswi Independent T-Test untuk mengetahui
menghilangkan rasa nyeri dengan perbedaan status mentalemosional pada
menggunakan farmakologi dengan kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
meminum obat penghilang rasa nyeri. HASIL PENELITIAN
Penggunaan obat pengurang rasa nyeri 1. Analisis Univariat
mempunyai efek samping, yaitu gangguan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
pernafasan, gangguan hati, gangguan Berdasarkan UsiaKelompok Intervensi
ginjal, terjadi pembengkakan (pada wajah, Usia N %
15-16 10 66,7
lidah, bibir, dan tenggorokan), telinga
17-18 5 33,3
berdenging, mengalami sakit perut seperti Total 15 100
mulas, diare, sembelit, mual, mengantuk, Sumber: data primer terolah (2017)
sakit kepala ringan dan pusing. Oleh Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan UsiaKelompok Kontrol
karena itu penulis tertarik untuk
Usia N %
memanfaatkan aromaterapi lavender 15-16 12 80
sebagai tindakan mengurangi rasa nyeri. 17-18 3 20
METODE PENELITIAN Total 15 100
Sumber: data primer terolah (2017)
Jenis penelitian yang akan digunakan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dalam penelitian ini adalah Eksperimental. Kelas Kelompok Intervensi
rancangan penelitian yang akan digunakan Kelas N %
dalam penelitian ini adalah Pre And Post X 7 46,7
XII 8 53,3
Test With Control Group Design. Populasi
Total 15 100
penelitian merupakan keseluruhan dari Sumber: data primer terolah (2017)
subjek penelitian. Populasi dalam Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
penelitian ini adalah seluruh siswi SMK Kelas Kelompok Kontrol
Kelas N %
Negeri 2 Sewon Bantul. Besar sampel
X 11 73,3
dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan XII 4 26,7
rumus Lemeshow. Metode pengambilan Total 15 100
sampel menggunakan Non Probabylity, Sumber: data primer terolah (2017)

Dengan Tehnik Quota Sampling. Variabel


independen dalam penelitian ini adalah
aroma terapi lavender. Variabel dependen
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 208
2019

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kelompok 2. Analisis Bivariat


Intervensi Berdasarkan Skor Tingkat Nyeri
Tabel 8. Perbedaan Skor Tingkat Nyeri
Sebelum Eksperimen
Responden Kelompok Kontrol dan
Tingkat Nyeri N % Intervensi Sebelum dan Sesudah
1 0 0 Intervensi
2 0 0 Wilcoxon
3 0 0 Signed
Kelompok Keterangan N
4 2 13,3 Ranks Test
p-value
5 3 20
Intervensi Pre Test 15
6 4 26,7 0,001
Post Test 15
7 2 13,3 Kontrol Pre Test 15
8 3 20 0,083
Post Test 15
9 1 6,7 Sumber: data primer terolah (2017)
10 0 0
Tabel 9. Perbedaan Tingkat Nyeri
Total 15 100 Responden Kelompok Kontrol dan
Sumber: data primer terolah (2017) Intervensi Sebelum dan Sesudah
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kelompok Intervensi
Kontrol Berdasarkan Skor Tingkat Nyeri Kelompok N Mann Whitney Test
Sebelum Eksperimen p-value
Intervensi 15
Tingkat Nyeri N % 0,004
Kontrol 15
1 0 0
Sumber: data primer terolah (2017)
2 0 0
3 0 0 PEMBAHASAN
4 2 13,3 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
5 2 13,3 Usia
6 4 26,7
7 2 13,3 Berdasarkan hasil penelitian
8 2 13,3 didapatkan 30 responden dengan data
9 2 13,3 bahwa karakteristik usia siswa paling
10 0 0
banyak adalah usia 15-16 tahun yaitu
Total 15 100
Sumber: data primer terolah (2017) sebanyak 22 responden (73,3%)
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kelompok dengan hasil sebanyak 10 siswa
Intervensi dan Kontrol Berdasarkan Skor (66,7%) pada kelompok intervensi dan
Tingkat Nyeri Setelah Eksperimen
Tingkat Nyeri Intervensi Kontrol 12 siswa (80,0%) pada kelompok
1 20 0 kontrol sedangkan karakteristik usia
2 33,3 0 siswa paling sedikit adalah usia 17-18
3 26,7 0
tahun yaitu sebanyak 8 responden
4 6,7 6,7
5 6,7 13,3 (26,7%) dengan sebanyak 5 siswa
6 6,7 6,7 (33,3%) pada kelompok intervensi dan
7 0 26,7
3 siswa (20,2%) pada kelompok
8 0 20
9 0 26,7 kontrol.
10 0 0 Menurut WHO remaja lebih bersifat
Total 100 100 konseptual meliputi tiga kriteria pada
Sumber: data primer terolah (2017)
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 209
2019

remaja yaitu biologis, psikologis, dan Pada karakteristik kelas sebagian


sosial ekonomi. Masa remaja besar responden duduk dikelas X
merupakan masa dimana individu dengan 18 responden (60,0%). Pada
mengalami perkembangan baik fisik, masa ini remaja mulai
psikologis maupun intelektual, dan pola mengembangkan kematangan tingkah
identifikasi dari kanak-kanak menjadi laku, sudah mulai membuat keputusan-
dewasa. Individu berkembang pada keputusan awal yang berkaitan dengan
saat pertama kali menunjukkan tanda- tujuan vokasional yang ingin
tanda seksual dan terjadinya peralihan dicapai.Selain ini penerimaan dari
dari ketergantungan sosial ekonomi lawan jenis menjadi penting bagi
yang penuh kepada keadaan yang individu. Didapatkan hasil sebagian
relatif lebih mandiri.remaja mempunyai besar responden dalam penelitian ini
arti lebih luas untuk menunjukan suatu duduk dikelas X (Laily, 2012).
tahap perkembangan antara masa 3. Tingkat Nyeri Sebelum Intervensi Pada
anak-anak dan masa dewasa yang Kelompok Intervensi dan kelompok
ditandai oleh perubahan-perubahan kontrol
fisik umum serta perkembangan Berdasarkan hasil penelitian yang
kognitif dan sosial. dilakukan menunjukan hasil uji statistik
Masa Remaja Pertengahan 14-16 pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa
Tahun, masa ini ditandai dengan sebagian besar responden sebelum
berkembangnya kemampuan berpikir perlakuan memiliki skor tingkat nyeri 6
yang baru. Teman sebaya masih yaitu sebanyak 4 responden (26,7%)
memiliki peran yang penting, namun pada kelompok intervensi dan 4
individu sudah lebih mampu responden (26,7%) pada kelompok
mengarahkan diri sendiri (self- kontrol. Pada remaja dengan nyeri haid
directed). Pada masa ini remaja mulai primer akan dijumpai peningkatan
mengembangkan kematangan tingkah prostaglandin oleh endometrium
laku, sudah mulai membuat keputusan- dengan pelepasan terbanyak selama
keputusan awal yang berkaitan dengan menstruasi pada 48 jam pertama dan
tujuan vokasional yang ingin dicapai. berhubungan dengan beratnya gejala
Selain ini penerimaan dari lawan jenis yang terjadi. Ciri-ciri disminorea primer
menjadi penting bagi individu. adalah terjadi beberapa waktu atau 6 –
Didapatkan hasil sebagian besar 12 bulan sejak menstruasi pertama
responden dalam penelitian ini berusia (menarche), rasa nyeri timbul sebelum
16 tahun ( Laily, 2012). menstruasi atau di awal menstruasi,
2. Karakteristik Responden Berdasarkan berlangsung beberapa jam nyeri hilang
kelas timbul, sifat nyeri menusuk- nusuk di
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 210
2019

perut bagian bawah, kadang menyebar dan begitu menstruasi terjadi, kadar
kesekitar pinggang, paha, disertai prostaglandin menurun.Penurunan
mual, muntah, sakit kepala, diare, produksi prostaglandin mengakibatkan
sering buang air kecil, berkeringat. rasa sakit cenderung berkurang setelah
Didapatkan hasil rata-rata nyeri haid beberapa hari menstruasi (Kingston.
yang dialami responden sebelum 2009).
diberikan intervensi adalah 2,79 Pada remaja dengan nyeri haid
dengan nilai maksimum 3 dan minmum primer akan dijumpai peningkatan
2, sedangkan hasil setelah diberikan prostaglandin oleh endometrium
intervensi rata-rata 1,21 dengan nilai dengan pelepasan terbanyak selama
minimum 0 dan maksimum ( Fauziah menstruasi pada 48 jam pertama dan
Nur Mia, 2015). berhubungan dengan beratnya gejala
Peningkatan produksi prostaglandin yang terjadi. Ciri-ciri disminorea primer
menyebabkan kontrak siototrahim lebih adalah terjadi beberapa waktu atau 6 –
kuat. Sebelum menstruasi, 12 bulan sejak menstruasi pertama
prostaglandin meningkat dan begitu (menarche), rasa nyeri timbul sebelum
menstruasi terjadi, kadar prostaglandin menstruasi atau di awal menstruasi,
menurun.Penurunan produksi berlangsung beberapa jam nyeri hilang
prostaglandin mengakibatkan rasa timbul, sifat nyeri menusuk- nusuk di
sakit cenderung berkurang setelah perut bagian bawah, kadang menyebar
beberapa hari menstruasi (Kingston. kesekitar pinggang, paha, disertai
2009). mual, muntah, sakit kepala, diare,
4. Tingkat Nyeri Responden sesudah sering buang air kecil, berkeringat.
intervensi pada kelompok intervensi Didapatkan hasil rata-rata nyeri haid
dan kelompok kontrol yang dialami responden sebelum
Berdasarkan hasil uji statistik pada diberikan intervensi adalah 2,79
tabel 4.4 menunjukkan bahwa dengan nilai maksimum 3 dan minmum
sebagian skor tingkatnyeri responden 2, sedangkan hasil setelah diberikan
setelah perlakuan pada kelompok intervensi rata-rata 1,21 dengan nilai
intervensi sebagian besar adalah 2 minimum 0 dan maksimum (Mia Nur
yaitu 5 responden (33,3%) dan pada Fauziah, 2015).
kelompok kontrol sebagian besar 5. Perbedaan Tingkat Nyeri pada
adalah 7 dan 9 yaitu 4 responden Kelompok Intervensi dan Perbedaan
masing-masing (26,7%). Peningkatan Tingkat Nyeri pada Kelompok Kontrol
produksi prostaglandin menyebabkan Sebelum dan Setelah Intervensi
kontrak siototrahim lebih kuat. Sebelum Berdasarkan hasil uji statistik pada
menstruasi, prostaglandin meningkat tabel 4.5 menunjukan responden pada
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 211
2019

kelompok intervensi sebelum dan haid antara lain dengan penggunaan


sesudah perlakuan., p-value aromaterapi (Vedder, 2007).
berdasarkan uji wilcoxon menunjukan Aromaterapi dikenal sebagai salah satu
hasil p=0,001 atau (p<0,05). Hasil ini cara terapi kesehatan yang aman dan
menunjukan terdapat perbedaan yang nyaman dengan menggunakan minyak
signifikan tingkat nyeri pada kelompok esensial atau saripati hasil ekstraksi
intervensi sebelum dan sesudah bagian-bagian tumbuhan untuk
diberikan perlakuan aromaterapi memperlancar haid. Aromaterapi
lavender. Sedangkan tingkat nyeri bekerja dengan mempengaruhi kerja
responden pada kelompok kontrol otak, saraf-saraf penciuman yang
sebelum dan sesudah perlakuan secara langsung berhubungan dengan
dengan p-value berdasarkan uji hipotalamus, bagian otak yang
wilcoxon p=0,083 atau (p>0,05) mengendalikan system kelenjar yang
sehingga menunjukan tidak dapat mengatur hormon-hormon yang
perbedaan yang signifikan tingkat nyeri mempengaruhi aktivitas tubuh, dan
pada kelompok kontrol sebelum dan mempengaruhi kerja system limbik
sesudah perlakuan. yang berhubungan dengan sirkulasi
Hasil uji statistik menggunakan uji darah (Veeder, 2007).
wilcoxon pada kelompok intervensi Lavender mempunyai efek relaksasi
dengan p=0,001 (p<0,05), artinya sekaligus perangsang sehingga sangat
terdapat perbedaan yang signifikan baik digunakan sebagai penyejuk bagi
pada tingkat nyeri sebelum dan orang yang cemas dan perangsang
sesudah diberikan aromaterapi bagi orang yang mengalami depresi
lavender. Sedangkanhasil uji wilcoxon dan gangguan tidur.Minyak lavender
pada kelompok kontrol dengan p=0,83 sangat berguna mengatasi masalah
(p>0,05) artinya tidak terdapat pada saluran pencernaan dan
perbedaan yang signifikan pada tingkat gangguan menstruasi, juga sumbatan
nyeri sebelum dan sesudah diberikan hidung atau sakit menelan akibat
aroma terapi lavender pada kelompok influensa.Kekuatan aromatik lavender
kontrol. Berdasarkan hasil tersebut juga dapat mengatasi masalah sakit
maka dapat dikatakan bahwa sendi, sakit kepala, atau sakit lainnya
pemberian aromaterapi lavender pada (Primadiati, 2002).
kelompok intervensi dapat menurunkan Hasil penelitian ini sesuai dengan
tingkat nyeri pada siswa SMK Negeri 2 penelitian fettyfathiyah (2014) dalam
Sewon Bantul. penelitian tentang Pengruh Aroma
Penanganan nonfarmakologis yang Terapi Lavender Secara Inhalasi
dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri Terhadap Penurunan Intesitas Nyeri
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 212
2019

Persalinan Fsiologis Inpartu Fase Aktif mempengaruhi secara tidak sadar.


di DPM Kota Mataram didapatkan hasil Aroma tersebut memasuki hidung dan
berdasarkan uji dependent t-test berhubungan dengan cilia, rambut-
diperoleh p value <0.05 (0,000 <0,05) rambut halus yang berada pada daerah
dengat tingkat kepercayaan 95% yang hidung bagian dalam.Reseptor dalam
berarti secara statistik ada perbedaan cilia berhubungan dengan tonjolan
yang bermakna anatara nyeri kala I olfaktorius yang berada di ujung
fase aktif sebelum mendapatkan aroma saluran penciuman.Ujung dari saluran
terapi lavender dengan setelah penciuman itu berhubungan dengan
mendapatkan aromaterapi lavender. otak. Bau diubah oleh cilia menjadi
Dengan kata lain terdapat pengaruh impuls listrik yang diteruskan ke otak
yang signifikan dari pemberian melalui olfaktorius. Semua impuls
aromaterapi lavender terhadap mencapai sistem limbik, yang
penurunan internsitas nyeri persalinan merupakan bagian dari yang dikaitkan
fisiologis kala I fase aktif. Oleh karena dengan suasana hati, memori, emosi
itu, bau yang menyenangkan akan dan belajar.Semua bau yang mencapai
menciptakan perasaan tenang dan sistem limbik mempunyai pengaruh
senang sehingga dapat mengurangi kimia langsung pada suasana hati.
kecemasan. Selain itu, setelah ke Sistem limbik juga merupakan tempat
limbik aromaterapi menstimulasi penyimpanan jutaan bau yang
pengeluaran enkefalin atau endorfin diingat.Ukuran molekul dari minyak
pada kelenjar hipothalamus, PAG dan essensial sangat kecil dan semuanya
medula rostral ventromedial. Enkefalin dapat dengan mudah menembus kulit
merangsang daerah di otak yang dan masuk ke aliran darah. Diperlukan
disebut raphe nucleus untuk waktu antara beberapa detik sampai
mensekresi serotonin sehingga dua jam bagi minyak essensial untuk
menimbulkan efek rileks, tenang dan memasuki kulit dan dalam waktu empat
menurunkan kecemasan. jam racun dapat keluar dari badan
Dr. Alan Huck, seorang ahli lewat urin, keringat dan pembuangan
neurologi, ahli psikiatri, dan juga lain (Sharma, 2009).
direktur Smell dan Taste Research Didapatkan hasil berdasarkan hasil
Centre di Chicago mengatakan bahwa perhitungan tingkat nyeri setelah
bau berpengaruh secara langsung diberiikan aroma terapi lavender
pada otak seperti obat. Hidung diperoleh nilai p value 0,000 (<0.05)
manusia mempunyai kapasitas untuk dengan demikian aromaterapi lavender
membedakan 100.000 bau yang dapat menurunkan tingkat nyeri
berbeda (banyak diantaranya)
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 213
2019

persalinan kala I fase aktif (wahyuni, berberapa hari menstruasi (Kingston.


2014). 2009).
6. Perbandingan tingkat nyeri pada
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Kelompok Intervensi dan Kelompok
pemberian aromaterapi lavender dapat
Kontrol Sebelum dan Sesudah
menurunkan tingkat nyeri haid pada siswa
Intervensi
SMK Negeri 2 Sewon Bantul.
Berdasarkan hasil penelitian pada
Penelitian ini didukung oleh hasil
tabel 4.6 menunjukan hasil uji statistik
penelitian Reni tahun 2015 yang berjudul
mann-whitney dapat dilihat perbedaan
Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap
tingkat nyeri antara kelompok kontrol
Peningkatan Kualitas Tidur Pada Lanjut
dan intervensi menggunakan uji
Usiamenunjukkan bahwa hasil uji beda
statistik mann-whitney dengan p-value
pengaruh antara selisih kelompok
0,004 (p<0,05) artinya terdapat
perlakuan dan selisih kelompok kontrol
perbedaan yang signifikan pada
diperoleh p-value 0,004 dimana dapat
tingkatnyeri antara kelompok intervensi
diketahui bahwa p<0,050 yang berarti ada
dan kontrol sesudah diberikan
pengaruh aromaterapi lavender terhadap
intervensi aromaterapi lavender.
peningkatan kualitas tidur pada lanjut usia
Dysmenorrhea adalah nyeri saat
antara kelompok perlakuan dan kelompok
haid yang terasa di perut bagian bawah
kontrol.
dan muncul sebelum, selama atau
setelah menstruasi.Nyeri dapat bersifat DAFTAR PUSTAKA

kolikatau terus menerus.Dysmenorrhea 1. Desmita. 2015. Psikologi

timbul akibat kontraksi disritmik lapisan perkembangan. Bandung : Rosda.

miometrium yang menampilkan satu 2. Farjianti, Ninik. 2011. Hubungan

atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan Kebiasaan Olahraga Dengan

hingga berat pada perut bagian bawah, Dismenorrea Primer Remaja Putri

daerah pantat dan sisi medial Dismp N 2 Mirit Kebumen.

paha.Nyeri saat menstruasi terjadi 3. Fauziah, nur mia. 2015. Pengaruh

akibat peningkatan produksi latihan abdominal stretching terhadap

prostaglandin. Peningkatan produksi intensitas nyeri haid (desminore) para

prostaglandin menyebabkan kontrak remaja putri di SMK al furqon bantar

siototrahim lebih kuat. Sebelum kawung kabupaten brebes.

menstruasi, prostaglandin meningkat 4. Fathiyah, fetty. 2014. Pengaruh

dan begitu menstruasi terjadi, kadar AromaTerapi Lavender Secara

prostaglandin menurun. Penurunan Inhalasi Terhadap Penurunan

produksi prostaglandin mengakibatkan Intesitas Nyeri Persalinan Fsiologis

rasa sakit cenderung berkurang setelah Inpartu Fase Aktif di BPM Kota
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 214
2019

Mataram. Jurnal Keperawatan Chinese-Herbs-Can-Help-to-Treat-


Soedirman (The Soedirman Journal and-Prevent-Dysmenorrhea. (4 juni
of Nursing) No. 23, juni 2014. 2017).
5. Febrianti. 2011. Pengetahuan dan 16. Laily. 2012 Perbedaan Tingkat Nyeri
Tindakan remaja Putri Dalam Haid(Dysmenorrhea) Sebelum Dan
mengatasi Sesudah Senam Dysmenorrhea pada
6. Guyton, A.C. & Hall. 2007. Buku Ajar Remaja Putri Di Sman 2 Jember.
Fisiologi Kedokteran : Edisi 11. 17. Machfoedz, I. 2016. Metodologi
Jakarta : EGC. Penelitian (Kualitatif dan Kuantitatif).
7. Hidayat, D.R. 2009.Ilmu prilaku Fitramaya: Yogyakarta.
manusia: Pengantar psikologi untuk 18. Manuaba. 1999. Memahami
tenaga kesehatan. Jakarta: CV. Trans Kesehatan Reproduksi Wanita.
info media. Jakarta: Arcan.
8. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset 19. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Keperawatan dan Teknik Penulisan Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Ilmiah. Edisi III. Salemba Medika: Jakarta.
Jakarta. 20. Novia, I & Puspitasari.2007. Faktor
9. Hillard, P.J.A. 2006.Menstrual Resiko yang mempengaruhi Kejadian
Disorders, Women’s Health Series, Dismenore Primer.Vol. 2, No. 2. The
Acp press, USA. Indonesian Journal of Public Health
10. Jaelani. Aroma Terapi. 2009. Jakarta 21. Nursalam. 2008. Konsep dan
: Pustaka Populer Obor Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
11. Kingston, B. 2009.Mengatasi Nyeri Keperawatan. Edisi II. Salemba
Haid. Jakarta :Arean. Medika: Surabaya
12. Kozier, B.,Berman, A., & Snyder, S.J. 22. Paramita, D.P. (2010). Hubungan
2010. Buku ajar fundamental Tingkat Pengetahuan Tentang
keperawatan konsep, proses, dan Dismenorea dengan Perilaku
praktik.Ed7. Jakarta:EGC. Penanganan Dismenorea Pada Siswi
13. Kusmiran, E. (2011). Kesehatan SMK YPKK Sleman Yogyakarta.
Reproduksi Remaja dan Wanita. Diakses tanggal : 5 juni 2017, pukul :
Jakarta :Salemba Medika. 19.05.
14. Kylenorton. 2010. Menstruation 23. Poerwadi, Rina. (2006). Aromaterapi,
Disorders - Dysmenorrhea - How Sahabat Calon Ibu. Jakarta: PT. Dian
Chinese Herbs Can Help toTreat and Rakyat Potter & Perry. 2005. Buku
Prevent Dysmenorrhea. ajar fundamental keperawatan:
15. http://hubpages.com/hub/Menstruatio konsep, proses, dan gpraktik. Jakarta:
n-Disorders-Dysmenorrhea-How- EGC
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 215
2019

24. Potter, P,A., & Perry, A,G. 2011. Buku Student. Available from:
ajar fundamental keperawatan, http://www.ijpp.com/vol52_4/389-
Ed2.Vol 1. Jakarta: Salemba Medika. 397.pdf. [Accessed 5 Juni 2017]
Trans: Ns. Esty Wahyuningsing 33. Stea S, Beraudi A. 2014. De
S.kep., & Devi Yuliati, S.Kep. Pasquale D. Essential Oils for
25. Primadiati, drRachmi. 2002. Complementary Treatment of Surgical
Aromaterapi, Perawatan Alami untuk Patients: State of the Art. Evidence-
Sehat dan Cantik. Jakarta :Gramedia Based Complement Altern Med
Pustaka Utama [Internet]. 2014;2014:1–6. Available
26. ProverawatidanMisaroh, from:
2009.Menarche.Yogyakarta http://www.hindawi.com/journals/eca
:NuhaMedika m/2014/726341/.
27. Purwati, Yuni. 2016. Pengaruh 34. Sugiyono.2012. Metode Penelitian
Pemberian Aromaterapi Lavender Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung
Terhadap Tingkat Nyeri Disminorea :Alfabeta.
Pada Siswi SmaNegeri I Kasihan 35. Virgona, Argi. 2013. Pengaruh
Bantul Yogyakarta. Sekolah Tinggi Aromaterapi Lavender Terhadap
Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah : Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca
Yogyakarta. Operasi Di Rumah Sakit Dustira
28. Reni, 2015. Pengaruh Aromaterapi Cimahi. Jurnal Keperawatan
Lavender terhadap Peningkatan Soedirman (The Soedirman Journal
Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia. of Nursing), Volume 8, No.2, Juli
29. Santrock, J.W. Adolescence. 2013.
2003.Perkembangan Remaja. 36. Widyastuti.Yani et.al. 2009.
Jakarta: Erlangga. Kesehatan Reproduksi, Fitramaya.
30. Sarwono, Sarlito W. 2015.Psikologi Yogyakarta.
Remaja. Edisi 1, cetakan, 17. Jakarta:
Rawali Pers.
31. Sharma, Sumeet. (2009). Aroma
Terapi (Aroma Therapy). Tangerang :
Karisma Publishing Group
32. Singh et al, Indian J Physiol
Pharmacol. 2008. 52(4): 389-397.
Prevalence And Severity of
Dysmenorrhea: A Problem Related
To Menstruation, Among First And
Second Year Female Medical

Anda mungkin juga menyukai