Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Juli 2021

di RSU dr. Soedomo Trenggalek. Adapun data penelitian yang disajikan adalah

karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan

informasi. Sedangkan karakteristik variable penelitian meliputi variable peran

keluarga dan kecemasan.

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi usia responden di ruang Stroke Unit


RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021

No Usia Frekuensi Persentase


1 20-35 tahun 1 3,2%
2 36-50 tahun 6 19,4%
3 > 50 tahun 24 77,4%
Total 31 100
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diperoleh data usia responden sebagian besar

adalah 77,4% yaitu berusia > 50 tahun.

2. Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pendidikan responden di ruang Stroke Unit


RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021
No Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SD 2 6,5%
2 SMP 9 29%
3 SMA 17 54,8%
4 PT 3 9,7%
Total 31 100
Sumber : Data primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diperoleh hasil bahwa sebagian besar

berpendidikan SMA sebesar 17 orang (54,8 %)

41
42

3. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di ruang Stroke Unit


RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021

No Pekerjaan Frekuensi Persentase


1 PNS 7 22,6 %
2 Tani 9 29 %
3 Swasta/wiraswasta 13 41,9 %
4 Ibu rumah tangga 2 6,4%
Total 31 100
Sumber : Data primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diperoleh hasil bahwa hampir

setengahnya bekerja sebagai wiraswasta sebesar 13 orang (41,9%).

4. Pernah/tidak memperoleh informasi sebelumnya

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pernah/ tidak memperoleh informasi


sebelumnya tentang stroke responden di ruang Stroke Unit
RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021

No Informasi sebelumnya Frekuensi Persentase


1 Pernah 31 100%
2 Tidak pernah 0 0%
Total 31 100
Sumber : Data primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh hasil bahwa keseluruan

responden pernahmenderngar informasi tentang stroke sebelumnya sebesar

100%

5. Sumber informasi sebelumnya

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi sumber informasi responden di ruang


Stroke Unit RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021

No Sumber informasi Frekuensi Persentase


1 Tenaga kesehatan 14 45,2 %
2 Media massa 5 16,1%
3 Media elektronik 8 25,8%
4 Keluarga 4 12,9%
Total 31 100
Sumber : Data primer, 2021
43

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh hasil bahwa hampir

setengahnya memperoleh informasi dari tenaga kesehatan sebesar 14

(45,2%)

B. Karakteristik Variable

1. Peran keluarga

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi peran keluarga pasien stroke di ruang


Stroke Unit RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021

No Peran keluarga Frekuensi Persentase


1 Baik 18 58,1%
2 Cukup 12 38,7 %
3 Kurang 5 16,1 %
Total 31 100
Sumber : Data primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi peran keluarga diperoleh

hasil bahwa sebagian besar mempunyai peran yang baik sebesar 18

(58,1%).

2. Kecemasan

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi kecemasan pasien stroke di ruang Stroke


Unit RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021

No Kecemasan Frekuensi Persentase


1 Tidak cemas 0 0%
2 Ringan 19 61,3%
3 Sedang 9 32,3%
4 Berat 3 6,4%
5 Berat sekali 0 0%
Total 31 100
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi kepatuhan minum obat

diperoleh hasil bahwa sebagian besar mengalami kecemasan ringan

sebesar 19 (61,3%).
44

3. Pengaruh peran keluarga terhadap kecemasan pasien stroke

Tabel 4.7 Tabulasi silang peran keluarga dengan kecemasan di ruang


Stroke Unit RSUD dr. Soedomo Trenggalek Tahun 2021

Peran Kecemasan Total


keluarga Tdk Ringan Sedang Berat Sangat
cemas berat
Baik 0 14 4 0 0 18
0% 45,2% 13,3% 0% 0% 58,1%
Cukup 0 8 4 0 0 12
0% 25,8% 13,3% 0% 0% 38,7%
Kurang 0 0 2 3 0 5
0% 0% 6,4% 9,6% 0% 16,1%
0 19 10 3 0 31
0% 61,3% 32,3% 6,4% 0% 100%
Hasil uji T N: 31 p value = 0,018 α = 0,05
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabulasi silang diatas diketahui bahwa dari 31

responden terdapat 18 958,1%) responden yang berperan baik pada

keluarga, sehingga kecemasan pasien stroke dalam kategori kecemasan

ringan sebesar 14 orang (45,2%), dan terdapat 12 orang (38,7%) keluarga

yang berperan cukup, mengakibatkan kecemasan dalam kategori ringan

sebesar 8 (25,8%), sedangkan 5 orang dengan peran keluarga kurang

mengakibatkan kecemasan berat sebesar 3 (6,4%).

Hasil uji analisis menggunakan uji T untuk mengetahui apakah variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen dengan

hasil p value 0,018 sehingga 0,018< 0,05, maka dari hasil yang didapatkan

H1 diterima. Hal ini diartikan bahwa ada pengaruh peran keluarga

terhadap kecemasan pasiej stroke di ruang stroke unit RSu dr. Soedomo

Trenggalek
45

BAB V

PEMBAHASAN

1. Peran keluarga

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi peran keluarga diperoleh hasil

bahwa sebagian besar mempunyai peran yang baik sebesar 18 (58,1%).

Keluarga dipandang sebagai suatu sistem, jika terjadi gangguan pada salah

satu anggota keluarga dapat mempengaruhi seluruh system, sebaliknya

disfungsi keluarga dapat pula menjadi salah satu penyebab terjadinya

gangguan pada anggota keluarga (Keliat, 1996). Menurut Wills dan Fegan

(1985 dalam Sarafino, 2006) menyatakan bahwa dukungan keluarga mengacu

pada bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok sekitar

yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai dan dihargai serta dapat

menimbulkan efek positif bagi dirinya. Peningkatan dukungan keluarga yang

tersedia dapat menjadi strategi penting dalam mengurangi atau mencegah

tekanan jiwa dan menangkal depresi pasca stroke (Salter, Foley, & Teasell,

2010).

Keluarga secara teori merupakan support sistem dalam segala hal.

Banyak peran keluraga sebagai pendukung yang memberikan perubahan

secara psikis pada anggota keluarga yang lain yang sedang sakit. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa peran keluarga dalam memberikan

dukungan keluarga sebagian besar dalam kategori baik sebesar sebesar 18

(58,1%). Peran keluraga dalam memberikan dukungan pada anggota kelurga

yang sakit tak lepas dari beberapa bentuk peran, antara lain sebagai peran

sebagai pemberi dukungan secara psikis, peran sebagai pemberi dukungan


46

secara rasa aman (memberi kan tempat tinggal bersama), peran dalam

meberikan dukungan finansial (pembiayaan ketika sakit). Tentunya besar

kecilnya peran keluarga dalam memberikan dukungan itu biosa dipengaruhi

oleh beberapa hal antara lain, tingkat sosial ekonomi (pekerjaan,) dan bentuk

kelurga. Pada penelitian ini dari segi pekerjaan sebagian besar wiraswasta

sebesar 13 orang (41,9%). Secara teori bahwa Kelas sosial ekonomi disini

meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan dan tingkat pendidikan. Hal ini

akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat

mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena

besarnya biaya pengobatan paska stroke, juga yang menderita stroke adalah

tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat,

akibat kesibukan yang padat (Pinzon et al, 2016).

Peneliti berpendapat bahwa tingkat sosial ekonomi mempengaruhi peran

keluarga dikarenakan ekonomi berkaitan lansgung dengan kemampuan

pembiayaan pasien stroke. Dalam penelitian ini peran keluarga dalam

kategori baik, disa saja dipengaruhi olah kondisi sosial ekonomi yang cukup

baik yang bisa dicapai dengan pekerjaan sebagai wiraswasta. Dengan kondisi

pendapatan yang baik, anggota keluarga lain akan lebih mudah

mengakomodasi segala kebutuhan pasien stroke.

2. Kecemasan pasien stroke

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi kecemasan diperoleh hasil

bahwa sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebesar 19 (61,3%).

kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia.

Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.


47

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang

merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal

maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2015). Kartono Kartini (2016)

menyebut kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan

sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi

perkembangan kepribadian seseorang, karenakecemasan ini dapat menjadi

suatu tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya. Kecemasan

ringan yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi

padaindividu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut

tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan

bermanfaat bagi individu untuk lebihberhati-hati dalam menghadapi situasi-

situasi yang sama di kemudian hari.kecemasan ringan yang lama adalah

kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera

mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebut akan

mengendap lama dalam diri individu. Menurut Musfir Az-Zahrani (2015)

menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya kecemasan yaitu:

lingkungan keluarga Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan

pertengkaran atau penuh dengan kesalahpahaman serta adanya

ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan

ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah dan

Faktor fisik yaitu kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu

sehingga memudahkan timbulnya kecemasan. Trauma atau konflik

Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam


48

arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang

terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.

Peneliti berpendapat bahwa hasil penelitian ini kecemasan pasien stroke

merupakan kecemasan dalam kategori ringan, dari 31 responden terdapat 19

(61,3%) responden dengan kecemasan ringan. Kecemasan ringan merupakan

level kecemasan yang masih bisa diatasi oleh pasien stroke, terjadi hanya

sebentar saja dikarena oleh situasi fisiknya, atau muncul gelisah saat

mendapat perawatan atau tidak kunjung bertemu keluarga. Kecemasan ringan

pasien stroke dikarenakan oleh kondisi lingkungan keluarga yang kondusif.

Kondisi ini di tandai dengan seberapa sering kelurga menjenguk di saat sakit,

membantu selama perawatan dan kondisi ekonomi yang cukup. Hal ini

menyebabkan level kecemasan pasisn stroke dalam kategori kecemasan

ringan. Sehingga peneliti berasumsi bahwa kecemasan pasien stroke bisa di

minimalkan dengan peran dan dukungan kelyuarga yang baik, stabil dan

dukungan kebutuhan finansila yang cukup. Hal ini sesuai dengan teori yang

disampaian diatas bahwa kecemasan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

keluarga. Untuk itu penting bagi keluarga untuk selalu menciptakan kondisi

lingkungan yang baik selama masa perawatan pasien stroke agar bisa

meningkatkan derajat kesehatan pasien stroke, menciptakan kondisi psikis

yang tenang dan baik meskipun dalam situasi fisik yang sedang dalam

keadaan lemah.

3. Pengaruh peran keluarga terhadap kecemasan pasien stroke

Hasil uji analisis menggunakan uji T untuk mengetahui apakah variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen dengan


49

hasil p value 0,018 sehingga 0,018< 0,05, maka dari hasil yang didapatkan

H1 diterima. Hal ini diartikan bahwa ada pengaruh peran keluarga terhadap

kecemasan pasien stroke di ruang stroke unit RSU dr. Soedomo Trenggalek.

Menurut Sutrisno (2017) yang menyatakan bahwa perawatan stroke

merupakan perawatan yang sulit dan terlama. Keluarga memegang peranan

penting dalam proses perawatan dan rehabilitasi pasien stroke, rehabilitasi

merupakan masa yang sulit dan dapat berlangsung enam bulan atau lebih

tergantung pada kemauan dan keterlibatan keluarga (Sutrisno, 2017).

Dukungan keluarga adalah dukungan yang terdiri dari atas informasi atau

nasihat verbal dan non verbal bantuan nyata atau tindakan yang diberikan

oleh keakraban sosial dan didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihakpenerima (Gottieb, 1983

dalam Nursalam & Kurniawati, 2017).

Peneliti berasumsi bahwa dengan dukungan keluarga yang baik seperti

pada hasil penelitian ini, yang menyatakan bahwa dari 31 responden terdapat

18 958,1%) responden yang berperan baik pada keluarga, sehingga

kecemasan pasien stroke dalam kategori kecemasan ringan sebesar 14 orang

(45,2%), dan terdapat 12 orang (38,7%) keluarga yang berperan cukup,

mengakibatkan kecemasan dalam kategori ringan sebesar 8 (25,8%),

sedangkan 5 orang dengan peran keluarga kurang mengakibatkan kecemasan

berat sebesar 3 (6,4%). Hal ini membuktikan bahwa sesuai dengan teori diats

bahwa peran keluarga dalam bentuk dukungan keluarga memberikan dampak

terhadap tingkat kecemasan pasien stroke. Dalam peran keluarga yang baik,

maka tercipta tingkat kecemasan pasien stroke berada dalam tingkat


50

kecemasan ringan. Kondisi ini dapat memberikan gambaran bahwa penting

sekali tetap memberikan peran keluarga yang baik anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan, dikarena kebutuhan akan dukungan emosional

dan kebutuhan instrumental (finansial) bisa menjadi pendorong untuk

meningkatkan harapan hidup dan kembali sehat. Karena bagaimanapun

kondisi psikis pasien stroke akan sangat mempengaruhi tingkat kesembuhan

pasien stroke.
51

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peran keluarga sebagaian besar dalam kategori baik

2. Kecemasan pasien stroke sebagian besar dlam kategori kecemasan

ringan

3. Terdapat pengaruh peran keluarga terhadap kecemasan pasien stroke,

dengan hasil uji analisis yang menyatakan p value 0,018 < α (0,05)

sehingga h0 di tolak dan h1 diterima

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat disarankan

1. Bagi Keluarga

Disarankan pada keluarga untuk tetap memberikan peran keluarga

yang terbaik sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien

stroke

2. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini akan menambahkan point penting dalam perawatan

pasien stroke, sehingga disarankan untuk tetap memberikan edukasi

pada pasisn stroke dan keluarga dengan menyampaikan bahwa

keterlibatan keluarga menjadi salah satu keberhasilan pemulihan

pasien stroke selama di rumah sakit ataupun perawatan dirumah.


52

3. Bagi Institusi

Hendaknya dengan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan

pengetahuan kepada peserta didik mengenai pentingnya menerpakna

komunikasi terapeutik kepada keluarga pasien, agar senantiasa

memberikan peran terbaik pada anggota keluarga, sehingga dapat

meminimalkan kecemasan pasien stroke dalam perawatan baik

dirumah maupun dirumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai