Anda di halaman 1dari 13

e-journal Keperawatan ( e-Kp ) Volume 5, nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN CEDERA KEPALA DENGAN DISORIENTASI PADA PASIEN


KECELAKAAN LALU LINTAS DI IGD RS BHAYANGKARA
MANADO

Trisnawati Habibie
Hendro Bidjuni
Reginus T. Malara

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Manado
Email : nanahabibie23@gmail.com

Abstract : According To the World Healt Organization (WHO) in 2008, traffic accidents became the
10th leading cause of death in the world with the number of deats is 1,21 million (2,1%), while
according to the health profile of Indonesia in 2008 injury is the fourth major couse of death is (6,5%)
for all ages after a stroke, tuberculosis, and hypertension. Disorientation is the inability of a person
to know the position himself in relation to the time, place or specific objects in the enviroment. The
purpose of the research to know the relationship of head injury with patient disorientation in ER
Bhayangkara Hsopital. Research Methods used in tihis research is a Cross Sectional design, With a
total of 38 samples of respondent.Techniques sampling is Accidental Sampling. Data analysis was
done using the chi-square test. Views of the significance of 0.001 thus probability (significance) is
smaller than 0.05. Conclusion There is a connection between head Injuries on the patient
disorientation with traffic accidents. Expected results of this research can be used as reference
material in the library and can add to the wealth of knowledge Especially in the field of health.
Keyword : Head Injury, Disorientation

Abstrak : Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2008, kecelakaan lalu lintas menjadi
penyebab kematian ke-10 di dunia dengan jumlah kematian 1,21 juta (2,1%) sedangkan Menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 cedera merupakan penyebab kematian utama keempat (6,5%)
untuk semua umur setelah Stroke, TB, dan Hipertensi. Disorientasi adalah ketidaksanggupan
seseorang untuk mengetahui posisi dirinya dalam hubungannya dengan waktu tempat, atau benda-
benda tertentu di lingkungannya. Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan cedera kepala
dengan disorientasi pada pasien cedera kepala di IGD RS Bhayangkara. Metode Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional dengan jumlah Sampel 38 responden.
Teknik pengambilan sampel yaitu Accidental Sampling Analisa data dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square. Dilihat dari nilai signifikan atau nilai p = 0,001 dengan demikian
probabilitas lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan ada hubungan antara cedera kepala dengan disorientasi
pada pasien kecelakaan lalu lintas.. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi
dalam kepustakaan dan dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan khusunya dibidang kesehatan.
Kata Kunci : Cedera Kepala, Disorientasi
e-journal Keperawatan ( e-Kp ) Volume 5, nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN dan Telah dilaksanakan pada bulan Desember


2016 di IGD RS Bhayangkara Manado.
Menurut World Health Organization Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
(WHO) Tahun 2008, kecelakaan lalu lintas cedera kepala yang di rawat di IGD RS
menjadi penyebab kematian ke-10 di dunia Bhayangkara Manado. Besar sampel yang
dengan jumlah kematian 1,21 juta (2,1%) dan penelitian berjumlah 38 pasien. Pada penelitian
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun ini pengambilan sampel dilakukan dengan
2008 cedera merupakan penyebab kematian menggunakan teknik Accidental sampling. ).
utama keempat (6,5%) untuk semua umur Instrument dalam penelitian ini adalah, lembar
setelah Stroke, TB, dan Hipertensi. Pada pola observasi dan lembar kuesioner dan
10 penyakit penyebab kematian terbanyak di Pengolahan data melalui tahap editing, coding,
rumah sakit pada pasien rawat jalan cedera tabulating, dan analisis univariate dan bivariate
menempati urutan keenam, sedangkan pada dengan menggunakan uji Pearson Chi-Square
pasien rawat inap menempati urutan keempat tingkat kepercayaan ( CI) 95% atau tingkat
(Damanik., 2011). kemaknaan α ≤ 0.05.
Dalam studi kasus yang peneliti dapat
dalam buku keparwatan kritis, ada kisah nyata
seorang superfisor adiministrasi medical bedah HASIL dan PEMBAHASAN
yang mendapat laporan seorang bapak
mengalami cdera kepala yang serius. Menurut Karakteristik Responden
petugas ia memiliki orientasi orang, tempat, Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
waktu yang baik (a + 0 x 3). Tingkat kesadaran Berdasarkan Umur
TTV dan respon motoric maupun pupil Umur n %
semuanya dalam rentang normal. Namun < 20 Tahun 17 44,7
tatapannya tidak focus hingga dicurigai dapat 21-30 Tahun 14 36,8
mempengaruhu neurologisnya. Dari studi kasus 31-40 Tahun 3 7,9
diatas dapat dilihat bahwa cedera kepala dapat 41-50 Tahun 4 10,5
mempengaruhi orientasi dan neurologis pasien Total 38 100,0
jika tidak segera di tindak lanjuti oleh tenaga Sumber : Data Primer 2016
medis.
Orientasi adalah proses dimana seseorang Dari tabel di diketahui bahwa sebagian
menyadari lingkungan sekelilingnya serta besar yang berumur di bawah 20 tahun yaitu
menempatkan dirinya secara mental dalam sebanyak 44,7% responden, berumur 21-30
hubungan dengannya. Disorientasi adalah tahun sebanyak 36,8% responden, berumur 31-
ketidaksanggupan seseorang untuk mengetahui 40 tahun sebanyak 7,9% responden dan
posisi dirinya dalam hubungannya dengan berumur 41-50 tahun sebanyak 10,5%.
waktu tempat, atau benda-benda tertentu di
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
lingkungannya
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Survey data awal yang
didapat oleh peneliti pada 3 bulan terakhir di Jenis Kelamin n %
IGD RS Bhayangkara terdapat 125 orang yang Laki-laki 29 76,3
mengalami cedera kepala akibat kecelakaan Perempuan 9 23,7
lalu lintas. Total 38 100
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik Sumber : Data Primer 2016
untuk melakukan penelitian tentang hubungan
cedera kepala dengan orientasi pada pasien Dapat diketahui bahwa sebagian besar
kecelakaan lalu lintas di IGD RS Bhayangkara. responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 76,3% responden sedangkan berjenis
METODE PENELITIAN kelamin perempuan sebanyak 23,7%
Desain yang digunakan dalam penelitian responden.
ini adalah disain cross sectional. Penelitian ini
dilaksanakan di IGD RS Bhayangkara Manado
e-journal Keperawatan ( e-Kp ) Volume 5, nomor 1, Februari 2017

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Analisis Univariat


Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Cedera Kepala Pasien Kecelakaan Lalu
Pendidikan Terakhir n % Lintas di IGD RS Bhayangkara Manado.
SD 8 21,1
SMP 7 18,4 Cedera Kepala n %
SMA 19 50,0 Sedang 18 47,4
PT 4 10,5 Ringan 20 52,6
Total 38 100,0 Total 38 100
Sumber : Data Primer 2016
Sumber : Data Primer 2016
Dapat diketahui bahwa gambaran
Dapat diketahui bahwa sebagian besar
cedera kepala berada dalam katagori ringan.
responden tingkat pendidikan adalah SMA
Dimana dari 38 orang responden dalam
yaitu sebanyak 50,0% responden, SD sebanyak
penelitian ini, sebanyak 20 responden (52,6%)
21,1% responden, SMP sebanyak 18,4%
mengalami cedera kepala ringan sedangkan 18
responden dan Perguruan Tinggi yaitu
responden (47,4%) mengalami cedera kepala
sebanyak 10,5%.
sedang.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pekerjaan n %
Disorientasi Pasien Kecelakaan Lalu Lintas
PNS 3 7,9
di IGD RS Bhayangkara Manado.
Wiraswasta 3 7,9
Tani/Buruh 1 2,6 Disorientasi n %
Karyawa 3 7,9 Sedang 11 28,9
Siswa/Mahasiswa 21 55,3 Ringan 27 71,1
Lain-lain 7 18,4 Total 38 100
Total 100 100,0
Sumber : Data Primer 2016
Sumber : Data Primer 2016
Dapat diketahui bahwa gambaran
Dapat diketahui bahwa sebagian besar disorientasi berada dalam katagori ringan.
responden adalah siswa/ mahasiswa yaitu Dimana dari 38 orang responden dalam
sebanyak 55,4%, lain-lain sebanyak 18,4% penelitian ini, sebanyak 27 responden (71,1%)
responden, PNS sebanyak 7,9% responden, mengalami disorientasi ringan sedangkan 11
wiraswasta sebanyak 7,9% responden, responden (28,9%) mengalami disorientasi
karyawan sebanyak 7,9% responden dan sedang.
tani/buruh sebanyak 2.6% responden.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Analisis Bivariat
Berdasarkan Tipe Kecelakaan Tabel 8. Hubungan cedera kepala dengan
Type Kecelakaan n % disorietasi pada pasien kecelakaan lalu lintas
Roda Dua 24 63,2 di IGD RS Bhayangkara Manado.
Roda Empat 1 2,6 Disorientasi
Tunggal 13 34,2 Cedera
Sedang Ringan Total %
Nilai
Total 38 100 Kepala p

Sumber : Data Primer 2016 n % n %


Sedang
Dapat diketahui bahwa sebagian besar
10 26,3 8 21,1 18 47,4
0,002
responden memiliki tipe kecelakaan roda dua
yaitu sebanyak 63,3% reponden, tunggal Ringan 1 2,6 19 50,0 20 52,6

sebanyak 34,2% responden roda empat Total 11 28,9 27 71,1 38 100,0


sebanyak 2,6% responden. Sumber : Data Primer 2016
e-journal Keperawatan ( e-Kp ) Volume 5, nomor 1, Februari 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari lintas Darat Rawat Inap Di RSUD Dr.
18 responden yang mengalami cedera kepala H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi
sedang, 26,3% mengalami disorientasi sedang Tahun 2010-2011. Skripsi. Universitas
sedangkan yang ringan sebanyak 21,1%. Data Sumatra Utara.
juga menunjukkan bahwa dari 20 responden http://repository.usu.ac.id/handle/1234
yang mengalami cedera kepala ringan, 2,6% 56789/48101
disorientasi sedang sedangkan sebanyak 50,0%
disorientasi ringan. Dilihat dari nilai Dhaka. 2012. Sedikitnya 14 Tewas, 35 Cedera
signifikansi sebesar 0,002 dengan demikian dalam Kecelakaan di Bangladesh.
probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 http://jatim.antaranews.com/lihat/berita
(0,001<0,05), maka H1 diterima atau ada /83113/sedikitnya-14-tewas-35-cedera-
hubungan antara cedera kepala dengan dalam-kecelakaan-di-bangladesh
disorientasi. Dilihat dari OR (Odds Ratio)
menunjukkan bahwa dengan cedera kepala Gail W. Stuart., 2016. Prinsip dan Praktik
sedang akan membuat pasien mengalami Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart,
disorientasi sedang sebesar 23 kali lebih besar Buku 1 Edisi Indonesia. Elsevier
dibandingkan cedera kepala ringan. Singapure Pte Ltd.

Gerard, M Ribers, DKK., 2009. Brain Injury.


SIMPULAN
Rotterdam Neurorehabilitation. USA
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil http://cirrie.buffalo.edu/encyclopedia/e
kesimpulan sebagai berikut : Sebagian besar n/article/338/
Cedera kepala pada pasien kecelakaan lalu
Heegaard WG, Biros MH, Head injury. In:
lintas di IGD RS Bhayangkara adalah cedera
Marx JA, Hockberger RS, Walls RM, et
kepala ringan, Sebagian besar disorientasi pada
al, eds. Rosen's Emergency Medicine:
pasien kecelakaan lalu lintas di IGD RS
Concepts and Clinical Practice. 8th ed.
Bhayangkara adalah ringan Dan Ada hubungan
Philadelphia, PA: Elsevier Saunders;
antara cedera kepala dengan disorientasi pasien
2014:chap 41.
kecelakaan lalu lintas di IGD RS Bhayangkara.
http://umm.edu/health/medical/ency/art
icles/head-injury-first-aid
DAFTAR PUSTAKA
Joan M. Robinson & Lyndon Saputra., 2016.
Astarina Widya. 2014. Kamus Keperawatan Pocket Visual Nursing Neurologi.
Lengkap . Serba Jaya Jakarta Binara Aksara Publisher, Tanggerang
selatan.
Balitbang Kesehatan RI. 2010. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Joyce M. Black & Jane Hokanson Hawks.,
Indonesia Tahun 2007. CV Kiat Nusa, 2014. Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta. Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang
http://eprints.ung.ac.id/12166/2/2015- Diharapkan, Edisi 8 Buku 3. Elsevier
1-1-14201-841411007-bab1- Singapure Pte.Ltd.
22072015064107.pdf' Juwono T., 2005. Pemeriksaan Klinik
Boughman C. Diane & Hackley C. JoAnn 2007. Neurologik dalam praktek.
Keperawatan Medikal Bedah Jakarta:EGC
https://books.google.co. Kartika, M.2009. Analisis faktor penyebab
Cynthia L. Terry & Aurora Weaver., 2013. kecelakaan lalu lintas pada pengendara
Keperawatan Kritis. Rapha Publising sepeda motor di wilayah Depok.
Yogyakarta. Skripsi. Universitas Indonesia.Depok.
https://www.google.co.id/
Damanik, R. P. 2011. Karakteristik Penderita
Cedera Kepala Akibat Kecelekaan Lalu
e-journal Keperawatan ( e-Kp ) Volume 5, nomor 1, Februari 2017

Lumbantobing, V. B. M. dan A. Anna. 2015. Notoadmodjo.2012. Metodologi penelitian.


Pengaruh Stimulasi Sensori terhadap Nilai Jakarta: PT. Rineka Cipta
Glasgow Coma Scale pada Pasien Cedera
Kepala di Ruang Neurosurgical Critical Setiawan Ebta. 2012. Kamus Kedokteran
http://kbbi.web.id/disorientasi
Care Unit RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung. Jurnal Imu Keperawatan 3 (2): Saputra, I. 2014. Hubungan Hasil Rotterdam
105-111. CT Score dengan Glasgow Outcome
Scale pada Pasien Cedera Kepala yang
Manurung & Jeffry, R.H. 2010. Hubungan
dilakukan Operasi Kraniectomi
Faktor-faktor Penyebab dan Akibat
Dekompresi. Tesis. Universitas
Kecelakaan Lalu Lintas Pada
Sumatera Utara. Medan.
Pengendara Sepeda Motor di Kota
Medan Tahun 2008-2010. Skripsi. Simarta W.Y.2008. Kecelakaan lalu lintas
Universitas Sumatra Utara. pada pengendara sepeda motor tahun
http://repository.usu.ac.id/handle/1234 2007 di wilayah Jakarta timur. Skripsi.
56789/34939 Universitas Indonesia. Depok
https://www.google.co.
Morton, P.G, dkk. 2013. Keperawatan Kritis.
Vol 2. Ed-8. Jakarta: EGC Unsandy, B. T. Hubungan antara Cedera
Kepala Ringan dan Kelainan
Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat,
Intrakranial berdasarkan CT-Scan
plus contoh Askep dengan pendekatan
Kepala pada Tahun 2013. Skripsi.
NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Nuha
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Medika
Wahyudi, D. 2015. Head Up Management
Muttaqin, A. 2008. Pengantar Asuhan
Intracranial for Head Injury. Jurnal
Keperawatan Klien dengan Gangguan
Kesehatan Komunitas Indonesia 11 (1):
Sistem Persarafan. Salemba Medika.
1092-1099.
Jakarta..
Witono, H.Y. 2014. Undang-Undang Lalu
Nasution & Efrika, S.2007. Karakteristik
Lintas dan Aplikasinya. Jakarta: Dunia
Penderita Cedera kepala Akibat
Cerdas.
Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat
Inap Di Rumah Sakit Umum Padangsi
dimpuanTahun2005/2007. Skripsi.
Universitas Sumatra
http://repository.usu.ac.id/handle/1234
56789/16495
Lumbantoruan, P & Nazmudin, T. 2015.
BTCLS dan Disaster Management.
Tangerang Selatan: Medhatama
Restyan
Padila. 2012. Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah . Jakarta: ECG
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 9, Nomor 2, Desember 2021

PERUBAHAN TINGKAT KESADARAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA


SEDANG (CKS) DENGAN TERAPI OKSIGEN DAN POSISI HEAD UP 30°:
LITERATUR REVIEW

Maria Putri Sari Utami¹*, Novi Widyastuti Rahayu2 , Nur Widia Astuti3
1,2,3
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Notokusumo Yogyakarta
e-mail:* mariaputrisari88@gmail.com

INDEX ABSTRAK
Kata kunci: Trau ma pada kepala dapat menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis, akibat
Cedera kepala, yang paling fatal adalah kemat ian. Keadaan pasien yang mengalami penurunan
Oksigenasi, Posisi kesadaran memerlu kan bantuan pernafasan. Pasien CKS harus mendapatkan
kepala. penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah atau mengurangi kerusakan sel-sel
otak akibat iskemia. Tu juan dari penelitian ini adalah mensintesis artikel-artikel tentang
pemberian terapi oksigen dengan posisi head up 30° pada pasien CKS. Desain
penelitian ini adalah literature review. Penelusuran artikel d ilakukan melalui Google
Scholar, DOAJ, Pub med. Kriteria in klusi meliputi a) publikasi artikel dalam sepuluh
tahun terakhir 2011-2021, b) artikel menggunakan Bahasa Indonesia dan atau Bahasa
Inggris dan memiliki fulltext, c) studi yang terdiri dari randomized control trial, cohort
study dan quantitative study, sedangkan kriteria ekslusi meliputi artikel yang tidak
memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini. Dalam penelit ian in i terdapat 3 art ikel
yang dianalisa. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa intervensi pemberian terapi
oksigen dengan posisi head up 30° efektif dalam men ingkatkan kesadaran, menurunkan
tekanan intrakranial, meningkatkan cerebral perfusion pressure (CPP), meningkatkan
SpO2 dan, perbaikan hemodinamik pada pasien CKS.

Keywords: Trauma to the head can cause physical and psychological changes, the most fatal result
Head injury, is death. The condition of the patient who has decreased consciousness requires
Oxygenation, Head respiratory assistance. CKS patients must receive appropriate and rapid treatment to
position prevent or reduce damage to brain cells due to ischemia. The purpose of this study was
to synthesize articles about administering oxygen therapy with a 30° head up position
in CKS patients. The design of this research is a literature review. Article search is
done through Google Scholar, DOAJ, Pubmed. Inclusion criteria include a)
publication of articles in the last ten years 2011-2021, b) articles using Indonesian and
or English and have full text, c) studies consisting of randomized contro l trials, cohort
studies and quantitative studies, while exclusion criteria include articles who did not
meet the inclusion criteria in this study. In this study, there are 3 articles analyzed. The
results of this study indicate that the intervention of giving oxygen therapy with a head
up position 30° is effective in increasing awareness, reducing intracranial pressure,
increasing cerebral perfusion pressure (CPP), increasing SpO2 and improving
hemodynamics in CKS patients.

PENDAHULUAN terputusnya kontinuitas otak. Akibat dari


Cedera kepala merupakan suatu terjadinya cedera kepala pasien dapat
gangguan traumatik dari fungsi otak yang mengalami perubahan fisik maupun
disertai atau tanpa disertai perdarahan psikologis, akibat yang paling fatal adalah
interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti kematian. Oleh karena itu, diharapkan dengan

Efektivitas Pemberian Terapi Oksigen Dengan Posisi Head Up 30 o Terhadap Perubahan 52


Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang (CKS): Literature Review
Maria Putri Sari Utami, Novi Widyastuti Rahayu, Nur Widia Astuti
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 9, Nomor 2, Desember 2021

penanganan yang cepat dan tepat dapat kecelakaan transportasi darat (47,7%), jatuh
menekan mordibitas dan mortilitas (40,9%), benturan objek tumpul dan tajam
penanganan yang tidak optimal dan (7,3%), dan tertimpa benda (2,5%). 1
keterlambatan rujukan dapat menyebabkan CKS dengan (GCS 9-12) mengalami
keadan penderita semakin memburuk. hilangnya kesadaran atau amnesia lebih dari
Di negara Amerika, cedera kepala 30 menit, kurang dari 24 jam bisa mengalami
diperkirakan meningkat hingga mencapai fraktur tengkorak , ditemukan kelainan pada
500.000 kasus untuk setiap tahunya, yang hasil CT scan otak, dimana memerlukan
terdiri dari banyaknya kasus cidera kepala operasi untuk lesi intrakranial, dirawat di
ringan sebanyak 296.678 jiwa (59.3%), cidera rumah sakit selama kurang lebih 48 jam2 .
kepala sedang sebanyak 100.890 jiwa Pasien CKS selain mengalami penurunan
(20,17%). Sedangkan di negara Indonesia, kesadaran akibat perdarahan pada kepala dan
diperkirakan tedapat 11,9% kasus cidera kemungkinan mengalami fraktur tengkorak,
kepala. Di provinsi DIY terdapat kasus cidera juga mengalami kelemahan pada salah satu
kepala yang sebagian besar dikarenakan bagian tubuh disertai kebingungan bahkan
kecelakaan lalulintas dengan presentase terjadi penurunan kesadaran hingga koma,
perbandingan untuk setiap wilayah kabupaten terjadi muntah secara proyektil atau
memiliki prensetase yang berbeda, untuk kasus menyembur, terjadi abnormalitas pupil, terjadi
dengan presentase tertinggi berada di wilayah defisit neurologis berupa gangguan
kota Yogyakarta sebanyak 12,97% kasus, penglihatan dan pendengaran berdasarkan
Kabupaten Sleman sebanyak 12,01% kasus, letak lesi yang terdapat pada otak. Pasien akan
Kabupaten Bantul 10,55%, Kabupaten Gunung mengalami kejang otot dan gangguan
Kidul 9,53%, dan untuk presentase terendah pergerakan. Bila terjadi perdarahan dan fraktur
berada di Kabupaten Kulon Progo sebanyak pada tengkorak maka akan terjadi hematoma
8,59% kasus. Insidens cedera kepala paling yang menyebabkan peningkatan tekanan intra
banyak terjadi pada usia 1-4 tahun (29,5%), kranial. Peningkatan TIK dapat menimbulkan
usia 15-34 tahun (17,7%) dan usia >65 tahun nyeri atau pusing pada kepala 3 . Keadaan
(33,1%). Berdasarkan jenis kelamin, kasus pasien yang mengalami penurunan kesadaran
cedera kepala lebih banyak terjadi pada laki- memerlukan bantuan pernafasan seperti
laki (12,2%) daripada perempuan (11,5%). pemberian oksigen dan posisi head up 30°, jika
(Riskesdas, 2019). Berdasarkan etiologinya, kegawatdaruratan bisa menggunakan (airway).
cedera kepala banyak terjadi karena

Efektivitas Pemberian Terapi Oksigen Dengan Posisi Head Up 30 o Terhadap Perubahan 53


Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang (CKS): Literature Review
Maria Putri Sari Utami, Novi Widyastuti Rahayu, Nur Widia Astuti
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 9, Nomor 2, Desember 2021

Untuk itu perlu dilakukan tindakan pemberian Metode penelitian ini adalah
oksigen dengan posisi head up 30°. menggunakan literature review dengan
Proteksi otak dapat dilakukan dengan pendekatan PICOS. Data yang digunakan
serangkaian tindakan untuk mencegah atau adalah data sekunder. Sumber data sekunder
mengurangi kerusakan sel- sel otak akibat yang digunakan berupa jurnal bereputasi baik
iskemia 4 . Iskemia adalah suatu gangguan nasional maupun internasional dengan kata
gangguan hemodinamik yang dapat kunci “Cidera Kepala Sedang AND Terapi
menyebabkan penurunan aliran darah otak oksigenasi AND Head Up”. Pencarian literatur
sampai pada suatu tingkat yang akan dalam literatur review ini menggunakan tiga
menyebabkan kerusakan otak yang ireversibel. database yaitu Google Scholar, DOAJ,
Metode yang dipergunakan untuk Pubmed.. Periode tahun jurnal yang digunakan
membebaskan jalan nafas dan mencegah penulis dalam studi literature review ini
terjadinya kematian sel otak yaitu dengan dimulai dari tahun 2011 sampai tahun 2021.
dilakukan pemberian terapi oksigen dengan Berdasarkan penelusuran ditemukan 1200
head up 30°. Tindakan tersebut bertujuan artikel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
untuk memperbaiki pasokan oksigen ke adalah Artikel menggunakan Bahasa Indonesia
seluruh tubuh untuk mencegah terjadinya dan atau Bahasa Inggris dan memiliki fulltext,
hipoksia dan hiperkapnia. Dari hasil uraian studi yang terdiri dari randomized control trial,
latar belakang diatas, maka penulis tertarik cohort study dan quantitative study, sedangkan
untuk mengetahui efektifitas pemberian terapi kriteria ekslusi meliputi artikel yang tidak
oksigen dengan posisi head up 30° pada pasien memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini.
CKS. Jumlah artikel yang dianalisa dalam penelitian
ini sebanyak 3 artikel.
METODE

HASIL
Hasil telaah literatur review dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil literatur review
No Judul, Penulis Metode Hasil penelitian
Penelitian
1 Penerapan Teknik Head UP Metode Di dapatkan hasi penelitian bahwa setelah
30◦ Terhadap Peningkatan penelitian ini diberikan terapi peninggian kepala 30° pada
Perfusi Jaringan Otak Pada berjenis Tn. A selama 1 x 7 jam ketidakefektifan perfusi

Efektivitas Pemberian Terapi Oksigen Dengan Posisi Head Up 30 o Terhadap Perubahan 54


Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang (CKS): Literature Review
Maria Putri Sari Utami, Novi Widyastuti Rahayu, Nur Widia Astuti
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 9, Nomor 2, Desember 2021

Pasien Yang Mengalami deskriptif yang jaringan serebral kembali efektif, sedangkan
Cidera Kepala Sedang mempergunakan pada Tn. I Setelah dilakukan intervensi
metode pemberian posisi 30°selama 1 x 7 jam ketidak
5
Wahidin, Suprapti, N pendekatan efektifan perfusi jaringan serebral kembali
studi kasus. efektif. Dapat disimpulkan bahwa Tn. A dan
Tn. I tidak mengalami sesak dibuktikan dengan
RR dalam Batas normal dan terdapat
penikngkatan kesadaran.
2 Pengaruh Pemberian Metode Hasil dari penelitian ini di dapatkan rata-rata
Oksigen dan Elevasi Penelitian ini nilai tingkat kesadaran responden sebelum
Kepala 30° Terhadap adalah Quasy dilakukan pemberian oksigen dan elevasi
Tingkat Kesadaran Pada Eksperimen kepala 30° pada pasien cedera kepala sedang
Pasien Cedera Kepala (Eksperimen sebanyak 10 orang yaitu 10.10 pada tingkat
Sedang Semu) dengan kesadaran sedang dengan standar devisi (SD)
rancangan 0,876. Reta- rata tingkat kesadaran responden
Luci Riani Br. Ginting, penelitian cross sesudah dilakukan pemberian oksigen dan
Kuat Sitepu, Reni Ariana sectional. elevasi kepala 30° pada pasien cedera kepala
Ginting 6 sedang sebanyak 10 orang yaitu 12.90 pada
tingkat kesadaran sedang dengan standart
deviasi (SD) 1.190. Hasil uji statistic dengan
menggunakan uji dependent-sample T-test /
paired T-Test menunjukan bahwa p value yaitu
0.000 yang berarti p value ≤ 0.05. hal ini
berarti ada pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala
sedang sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian oksigen dan elevasi kepala 30°.
3 The Effect Of Giving Metode Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh
Oxigenation With Simpel pemelitian ini pemberian oksigen masker sederhana dan
Mask and The Position 30◦ adalah Quasy- posisi kepala terhadap perubahan tingkat
Of Head Toward To Experimental, kesadaran pada pasien cedera kepala sedang.
Change Of Consciousness dengan desain GCS nilai rata-rata sebelum adalah 10 dan GCS
Levels Of Moderate Head penelitian nilai rata-rata sesudah 11 dengan nilai p 0,009.
Injury Patients In Pretest-Postest
Banjarmasin Ulin General control design.
Hospital.
Alit Suwandewi7

PEMBAHASAN Penurunan kesadaran disebabkan oleh


Pasien dengan cidera kepala sedang gangguan sentral otak dan batang otak.
membutuhkan oksigen dan elevasi kepala Dimana otak merupakan organ yang sangat
30o dalam upaya peningkatan kesadaran6 . sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak

Efektivitas Pemberian Terapi Oksigen Dengan Posisi Head Up 30 o Terhadap Perubahan 55


Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang (CKS): Literature Review
Maria Putri Sari Utami, Novi Widyastuti Rahayu, Nur Widia Astuti
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 9, Nomor 2, Desember 2021

dapat menoleransi kekurangan oksigen oksigen dapat adekuat sampai ke otak dan
selama 5 menit, lebih dari 5 menit dapat berdampak pada peningkatan kesadaran pada
terjadi kerusakan otak secara permanen. pasien cidera kepala sedang menjadi ringan6 .
Pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan Soemarno, M (2018) dalam Ginting,
dimana target saturasi >92%. L.R et al (2020) menjelaskan bahwa pada
Penatalaksanaan pemberian oksigen pada pasien CKS mempunyai masalah salah
pasien CKS menggunakan rebreathing mask satunya adalah ketidakefektifan perfusi
dan simple mask yang diberikan 8-10 jaringan serebral akibat situasi O 2 di dalam
liter/menit ataupun sesuai kebutuhan pasien otak dan nilai Gaslow Coma Scale (GCS)
dengan saturasi oksigen 95%-100%. Indikasi mengalami penurunan. Keadaan ini
pemberian oksigen disebabkan oleh hipoksia mengakibatkan disorientasi pada pasien
sedang dan berat. Konsentrasi oksigen yang cedera kepala. Ketidakefektifan perfusi
lebih tinggi akan meningkatkan pemenuhan jaringan serebral apabila tidak tertangani
oksigen. dengan segera akan terjadi peningkatan
o
Indikasi pemberian elevasi kepala 30 tekanan intrakranial, dengan ini perlunya
disebabkan oleh terjadinya peningkatan dilakukan tindakan pembebasan jalan nafas
tekanan intrakranial ditandai dengan adanya dan mencegah terjadinya sel kematian otak
nyeri kepala akibat trauma pada bagian otak, yaitu dengan dilakukanya tindakan head up
tekanan darah yang meningkat, mual 15°-30°. Setyanegara (2010) dalam Dewi
muntah, perubahan perilaku. Elevasi kepala (2019) menjelaskan bahwa, memposisikan
30o akan meningkatkan aliran vena jugularis head up 30° sangat efektif menurunkan
yang tidak berkatup sehingga mampu tekanan intrakranial tanpa menurunkan nilai
menurunkan volume darah vena yang Cerebral Perfusion Pressure (CPP) serta
menurunkan volume darah vena sentral yang menganggu perfusi oksigen ke serebral dan
dapat menurunkan tekanan intrakranial dapat memperbaiki tingkat kesadaran serta
sehingga nyeri kepala, peningkatan tekanan kestabilan hemodinamik4 .
darah, mual muntah, dan perubahan perilaku Perlu juga memperhatikan kelancaran
dapat teratasi6 . jalan nafas pasien (airway), dikarenakan
Pemberian oksigen dengan elevasi obstruksi jalan nafas sering terjadi pada
kepala 30o pada pasien cidera kepala ringan, pasien yang tidak sadarkan diri, yang
sedang, dan berat mampu meningkatkan disebabkan karena adanya benda asing,
aliran vena melalui vena jugular sehingga muntahan, jatuhnya pangkal lidah

Efektivitas Pemberian Terapi Oksigen Dengan Posisi Head Up 30 o Terhadap Perubahan 56


Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang (CKS): Literature Review
Maria Putri Sari Utami, Novi Widyastuti Rahayu, Nur Widia Astuti
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 9, Nomor 2, Desember 2021

menelungkup ke belakang, atau fraktur pada


3
Andra, S. W., & Yessie, M. P. (2013).
area wajah. Dalam melakukan pembebasan
KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
jalan nafas harus melindungi vertebra Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh
Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
sevikalis, dimana tidak diperbolehkan
4
melakukan ekstensi, fleksi, atau rotasi yang Dewi, T. S. K., Suwaryo, P. A. W. &
Triyowati, M. A., 2019. Analisis Asuhan
berlebih dari leher. Dalam keadaan ini dapat
Keperawatan dengan Pemberian
melakukan tindakan chin lift atau jaw thrust Oksigenasi dan Head Up 30 derajat
Terhadap Perubahan Haemodinamik pada
sambil merasakan hembusan nafas yang
Pasien Cedera Kepala. Gombong,
keluar melalui hidung. Apabila terdapat Proceeding of The URECOl, 599-604.
sumbatan dapat dibersihkan dengan jari atau 5
Wahidin & Supraptini, N., 2020.
suction jika alat tersedia 8 . Penerapan Teknik Head Up 30 Derajat
Terhadap Peningkatan Perfusi Jaringan
Otak pada Pasien yang Mengalami
KESIMPULAN Cedera Kepala Sedang. Nursing Science
Journal, 1(1), pp. 7-13.
Salah satu terapi nonfarmakologi yang
6
dapat dilakukan pada pasien CKS yaitu Ginting, L. R. B., Sitepu, K. & Ginting,
R. A., 2020. Pengaruh Pemberian
dengan memberikan terapi oksigen dengan
Oksigen dan Elevasi Kepala 30 derajat
diposisikan head up 30°. Pemberian terapi Terhadap Tingkat Kesadaran pada Pasien
Cedera Kepala Sedang. Jurnal
oksigen dengan head up 30° tersebut efektif
Keperawatan dan Fisioterapi , 2(2), pp.
dalam meningkatkan kesadaran, menurunkan 102-112.
tekanan intrakranial, meningkatkan cerebral 7
Suwandewi, A., Yarlitasari, D. & Solikin,
perfusion pressure (CPP), meningkatkan 2015. Pengaruh Pemberian Oksigen
Melalui Masker Sederhana dan Posisi
SpO 2 dan, perbaikan hemodinamik pada
Kepala 30 Derajat Terhadap Perubahan
pasien. Tingkat Kesadaran pada Pasien Cedera
Kepala Sedang di RSUD Ulin
Banjarmasin 2015. Banjarmasin, Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Stikes Muhammadiyah Banjarmasin.
8
1 Manasrip, M.E.I., Oley, M.C. &
Riskesdas, 2013. Laporan Nasional
Limpeleh, H. 2014. Gambaran CT Scan
Riskesdas. Jakarta: Lembaga Penerbit Kepala pada Penderita Cedera Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan
Ringan di BLU RSUP Prof.Dr.R.D.
Kesehatan.
Kandau Manado Periode 2012-2013.
2 Jurnal e-Clinic, 2(2)
Padila. 2013. Buku Ajar: Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medik

Efektivitas Pemberian Terapi Oksigen Dengan Posisi Head Up 30 o Terhadap Perubahan 57


Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang (CKS): Literature Review
Maria Putri Sari Utami, Novi Widyastuti Rahayu, Nur Widia Astuti

Anda mungkin juga menyukai