Anda di halaman 1dari 11

Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

Pengetahuan Pasien Dan Keluarga Terhadap Keterlambatan Prehospital Pada Pasien


Sindrom Koroner Akut

1*Desyka Yuniarti, Abdurrahman Wahid, Ifa Hafifah


1ProgramStudi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714
*Email korespondensi: Desyka28@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada Januari -September 2017 rata-rata jumlah pasien yang datang ke IGD RSUD
Ulin Banjarmasin dengan penyakit jantung adalah 151 orang tiap bulannya. Hasil wawancara
kepada beberapa keluarga pasien didapatkan bahwa mereka datang ke RS sudah beberapa jam
bahkan ada yang setelah satu minggu dari serangan awal yang dirasakan oleh pasien.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga terhadap keterlambatan prehospital
pada pasien Sindrom Koroner Akut.
Metode: desain penelitian ini cross sectional dengan teknik pengambilan data non probability
sampling jenis accidental sampling, dilakukan kepada 34 responden yang dirawat di RSUD Ulin
Banjarmasin dari 9 Desember 2017 - 6 Januari 2018. Kuisioner digunakan ACS Response Index
untuk menilai pengetahuan pasien dan keluarga tentang gejala SKA. Hubungan antara pengetahuan
dan keterlambatan prehospital dianalisis dengan uji Korelasi Spearman.
Hasil: tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan keterlambatan prehospital pada pasien dengan
SKA di RSUD Ulin Banjarmasin dengan hasil p value > 0,05 (0,793 > 0,05).

Kata Kunci: keterlambatan prehospital, pengetahuan, SKA

556
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

Patient And Family Knowledge On The Prehospital Delay In Patients


Of Acute Coronary Syndrome

1*Desyka Yuniarti, Abdurahman Wahid, Ifa Hafifah


Nursing Science Program, Medical Faculty,
1University of Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714

Correspondence email: Desyka28@gmail.com

ABSTRACT

Background: In January to September 2017 showed average number of patients coming to ED


RSUD Ulin Banjarmasin with heart disease is 151 people per month. Results of interviews to
several families of patients ACS, they come to the hospital already several hours and a week after
the initial attack felt by the patient.
Objectives: to determine the relationship of patients and family knowledge with pre hospital delay
in patients with ACS.
Method: design of this study is cross sectional with non-probability sampling that was accidental
sampling method, conducted on 34 respondents who are treated in RSUD Ulin Banjarmasin from
December 9, 2017 to January 6, 2018. Instrument used is the ACS Response Index questionnaire to
assess the knowledge patients and families about signs and symptoms of ACS. Relationship between
knowledge and pre hospital delay was analyzed by the Spearman Correlation test.
Results: there was no correlation between knowledge with pre hospital delay in patients Acute
Coronary Syndrome in RSUD Ulin Banjarmasin with p value > 0,05 (0,793> 0,05).

Keywords: Acute Coronary Syndrome, knowledge, pre hospital delayed

557
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

yang menderita SKA, mereka datang ke rumah

PENDAHULUAN sakit sudah beberapa jam bahkan ada yang

Penyakit kardiovaskular merupakan setelah satu minggu setelah serangan awal

penyebab primer dan disabilitas di dunia. yang dirasakan oleh pasien.

Penyakit jantung dan stroke iskemik adalah

pembunuh terbesar di dunia, terhitung METODE PENELITIAN

sebanyak 15 juta kematian pada tahun 2015. Penelitian menggunakan rancangan

Penyakit ini tetap menjadi penyebab utama deskriptif analitik dengan pendekatan cross

kematian secara global selama 15 tahun sectional dengan teknik accidental sampling

terakhir . pada 34 pasien dan keluarga di RSUD Ulin

Data Riskesdas (2013) berdasarkan Banjarmasin. Penelitian dilakukan sejak 9

diagnosis dokter, sebesar 1,5% prevalensi PJK Desember 2017 hingga 6 Januari 2018

di Indonesia pada tahun 2013 atau menggunakan Kuisiner ACS Response Index

diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik

Prevalensi PJK di Kalimantan Selatan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran

berdasarkan diagnosis dokter atau gejala Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

sebesar 2,2% atau sekitar 59.892 orang . No. 547/KEPK-FKUNLAM/EC/XII/2017

Penyakit jantung termasuk dalam 10

besar daftar penyakit terbanyak yang masuk ke HASIL DAN PEMBAHASAN

RSUD Ulin Banjarmasin, dan rata-rata Karakteristik Responden

penyakit jantung berada diurutan pertama dan Sebanyak 34 pasien yang sesuai

kedua. Pada bulan Januari hingga September dengan kriteria penelitian dan bersedia

2017 rata-rata jumlah pasien yang datang ke menjadi responden penelitian yang

UGD dengan penyakit jantung adalah 151 dikumpulkan selama 9 Desember 2017 hingga

orang tiap bulannya. Dari hasil wawancara 6 Januari 2018. Mayoritas responden terdiri

kepada beberapa keluarga pasien bahwa pasien dari 55,9% (n = 19) laki-laki dengan rata-rata

558
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

usia 57,03±12,885 tahun. Tingkat pendidikan manusia yang juga dapat menjadi faktor

responden mayoritas 52,9% SD (n = 18). meningkatnya risiko SKA. Pertambahan usia

Responden yang mengikuti penelitian ini juga memengaruhi pengetahuan yang dimiliki

terdiagnosa 79,4% STEMI (n = 27), 17,6% (n seseorang karena mereka akan memiliki

= 6) NSTEMI, dan 2,9% UAP (n = 1). pengalaman yang lebih banyak. Meskipun

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di tingkat pendidikan seseorang rendah, jika dia
RSUD Ulin Banjarmasin
Variabel n (%) M (SD) banyak memiliki pengalaman dari kehidupan
Jenis Kelamin
Laki-laki 19 (55,9%) sehari-hari, lebih banyak berinteraksi dengan
Perempuan 15 (44,1%)
Usia 57,03±12,885 orang-orang, sering menonton televisi atau
Pendidikan
Tidak Sekolah 2 (5,9%) pun menggunakan teknologi yang semakin
SD 18 (52,9%)
SMP 6 (17,6%) maju dan berkembang saat ini, maka
SMA 5 (14,7%)
PT 3 (8,8%) pengetahuan yang didapat pun akan semakin
Diagnosa Penyakit
STEMI 27 (79,4%) banyak.
NSTEMI 6 (17,6%)
Penelitian yang dilakukan di RSUD
UAP 1 (2,9%)
Mayoritas responden penelitian
Ulin Banjarmasin ini memperlihatkan tingkat
berjenis kelamin laki-laki dapat dikaitkan
pendidikan pasien yang rata-rata rendah (SD,
dengan faktor risiko SKA yaitu merokok.
52,9%) sedangkan penelitian sebelumnya
Merokok biasanya lebih banyak dilakukan
menunjukkan rata-rata tingkat pendidikan
oleh laki-laki daripada perempuan. Di dalam
responden di atas sekolah dasar. Namun, hal
Rubenstein (2007) memaparkan bahwa risiko
ini dapat dijelaskan melalui tempat di mana
PJK meningkat pada perokok berat dan dapat
penelitian ini dilakukan. Penelitian
berkurang jika merokok dihentikan (4). Dapat
sebelumnya dilakukan di negara-negara maju
ditarik kesimpulan tingginya kejadian SKA
sedangkan penelitian ini sendiri dilakukan di
pada laki-laki dapat dihubungkan dengan
negara berkembang. Tingkat pendidikan di
merokok.
negara maju tentu saja akan lebih baik
Bertambahnya usia menyebabkan
daripada negara berkembang, selain itu wadah
perubahan-perubahan pada struktur tubuh

559
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

mereka menerima informasi yang kemudian responden untuk segera pergi ke Rumah Sakit.

menjadi pengetahuan juga lebih modern Berbeda dengan negara maju yang telah

daripada di negara berkembang. Di Indonesia difasilitasi dengan pelayanan kesehatan yang

sendiri jika melihat ke masa lalu, pendidikan secara holistik lebih baik dan negara maju

tinggi hanya dapat di tempuh oleh laki-laki cenderung memperhatikan kesehatan

sedangkan perempuan rata-rata hanya bisa masyarakatnya. Hal-hal tersebut dapat

menempuh pendidikan hingga sekolah dasar menyebabkan mengapa di RSUD Ulin

saja. Sehingga hal ini juga menjadi poin Banjarmasin mayoritas diagnosa penyakitnya

penting penjelasan mengapa pendidikan pasien adalah STEMI.

di RSUD Ulin Banjarmasin mayoritasnya


Karakteristik Keterlambatan Prehospital
rendah. Responden

Pada penelitian ini, pengetahuan Tabel 2. Distribusi Karakteristik Keterlambatan


Prehospital Responden di RSUD Ulin
responden tentang tanda dan gejala SKA telah Banjarmasin

baik, namun kesadaran mereka untuk segera

pergi ke Rumah Sakit ketika terjadi serangan

dapat menjadi prediktor baru terjadinya

keterlambatan prehospital pasien SKA. Hal Persentase keterlambatan prehospital pasien

tersebut yang kemudian membuat SKA SKA di RSUD Ulin Banjarmasin sebesar

semakin berkembang ke tingkat yang lebih 88,2% (n = 30), sedangkan yang tidak

serius. Di Indonesia sendiri akses untuk terlambat hanya 11,8% (n = 4). Rata-rata

mendapatkan pelayanan kesehatan masih harus keterlambatan adalah 825,74±1213,925 menit

melewati proses yang panjang yang mungkin atau 13,77 jam.

menjadi penyebab responden memilih untuk Banyak hal yang dapat berkontribusi dalam

tidak segera ke Rumah Sakit karena selain keterlambatan prehospital pasien SKA.

proses biaya kesehatan yang cukup tinggi juga Sebagai akibat dari faktor-faktor tersebut

menjadi pertimbangan tersendiri bagi keterlambatan prehospital menunjukkan waktu

yang bervariasi pada setiap negara dan pada

560
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

penelitian ini sendiri menunjukkan rata-rata sebelumnya seperti memiliki gastritis. Selain

waktu keterlambatan yang cukup panjang. itu, kesadaran responden baik itu pasien atau

Selain itu, faktor perancu seperti lokasi tempat keluarga rendah meskipun mereka memiliki

tinggal responden yang memang pada pengetahuan yang baik. Kesadaran untuk

dasarnya tidak dapat dikontrol oleh peneliti segera pergi ke Rumah Sakit ketika terjadi

menyebabkan memanjangnya waktu serangan harus ditingkatkan agar dapat

keterlambatan prehospital pasien SKA. membantu menurunkan waktu keterlambatan

Penyebab keterlambatan prehospital di RSUD prehospital.

Ulin sendiri dapat terkaji dari penuturan Penundaan pasien dalam pengenalan

responden yang menyebutkan mereka tidak awal SKA dan aktivasi layanan medis darurat

segera ke Rumah Sakit karena masih mampu seringkali menjadi periode keterlambatan

menahan nyeri ataupun sesak nafas yang terlama Target kedatangan pasien SKA ke

mereka rasakan. Mereka hanya akan pergi ke IGD adalah 90 menit. Artinya melebihi waktu

IGD Rumah Sakit hanya jika mereka sudah tersebut pasien dengan SKA dapat dikatakan

tidak mampu mentoleransi nyeri atau sesak terlambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi

nafas yang mereka rasakan. Selain itu, keterlambatan prehospital meliputi faktor

beberapa responden juga menuturkan gejala sosiodemografi, klinis, sosial, kognitif dan

yang tiba-tiba muncul dan tiba-tiba hilang emosional .

menyebabkan mereka menunda ke IGD.

Gejala SKA yang juga dapat menyerupai Karakteristik Pengetahuan Responden

penyakit lain (contohnya gastritis atau asma) Pengetahuan pasien dan keluarga

juga menjadi salah satu faktor keterlambatan tentang tanda dan gejala SKA diketahui

prehospital. sebanyak 73,5% (n = 25) tinggi dengan rata-

Responden menganggap gejala yang rata skor pengetahuan dan persentase

mereka rasakan adalah sesuatu yang biasa baik pengetahuan adalah 12,35±2,398 dan 58,88%.

karena aktivitas mereka atau riwayat

561
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

cenderung menunda ke Rumah Sakit karena

Tabel 3. Distribusi Karakteristik Pengetahuan beranggapan masih mampu untuk menahan


Responden di RSUD Ulin Banjarmasin
nyeri ataupun sesak yang mereka rasakan.

Gejala SKA yang kadang-kadang hilang dan

timbul juga menjadi prediktor lain yang

menyebabkan pasien SKA di RSUD Ulin


Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien dan
Banjarmasin menunda untuk pergi ke Rumah
keluarga memiliki pengetahuan yang baik
Sakit.
mengenai tanda dan gejala SKA. Namun,
Hubungan Pengetahuan Pasien Dan
keterlambatan prehospital tetap terjadi.
Keluarga Terhadap Keterlambatan
Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
Prehospital Pada Pasien Dengan Sindrom
menunjukkan rata-rata pengetahuan responden
Koroner Akut
rendah yang kemudian meningkatkan risiko
Tabel 4. Hubungan pengetahuan pasien dan
terjadinya keterlambatan prehospital. Dari keluarga terhadap keterlambatan prehospital pada
pasien dengan Sindrom Koroner Akut di RSUD
Ulin Banjarmasin
perbedaan tersebut faktor-faktor lain selain
Komponen N Koefisien p
Variabel korelasi value
pengetahuan memiliki hubungan yang paling
(r)
mungkin terhadap kejadian keterlambatan Pengetahuan 34 0,047 0,793
Keterlambatan
prehospital. Di RSUD Ulin Banjarmasin faktor Prehospital
Hubungan antara pengetahuan dan
kesadaran mungkin saja berhubungan dengan
keterlambatan prehospital pasien SKA
keterlambatan prehospital pasien SKA, karena
kemudian diuji menggunakan uji korelasi
rata-rata responden yang dirawat telah
Spearman. Di dalam penelitian ini diperoleh
beberapa kali ke Rumah Sakit memberikan
pengetahuan tidak berhubungan dengan
jawaban mengapa pengetahuan mereka sudah
keterlambatan prehospital pasien dengan SKA
baik mengenai tanda dan gejala SKA. Tetapi,
(Ho diterima; p value = 0,793 ≥ 0,05).
keterlambatan yang tetap terjadi dengan
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
pengetahuan yang baik dapat dikaitkan dengan
hubungan yang signifikan antara faktor
kesadaran pasien atau keluarga yang

562
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

kognitif atau pengetahuan pasien dan keluarga juga menjadi salah satu alasan mereka

terhadap keterlambatan prehospital pasien menunda untuk pergi ke IGD. Padahal,

dengan SKA (0,793 ≥ 0,05). Temuan ini semakin mereka memperpanjang waktu pergi

menunjukkan bahwa meskipun pasien atau ke IGD, maka semakin besar kemungkinan

keluarga memiliki pengetahuan yang baik, terjadi keterlambatan prehospital yang

tidak memengaruhi mereka untuk segera pergi berakibat terlambatnya penanganan kepada

ke IGD agar menerima perawatan ketika pasien SKA.

terjadi serangan SKA. Saat pasien terkena Kegagalan pasien ataupun keluarga

SKA, mereka menyebutkan bahwa mereka untuk mengenali gejala yang berhubungan

lebih memilih untuk menahan rasa sakit SKA dengan jantung dapat dijelaskan dengan

daripada mencari pertolongan ke tenaga kurangnya pengetahuan terhadap gejala SKA,

kesehatan. Hal tersebut berarti bahwa namun pasien yang telah mengetahui gejala

sesungguhnya pasien dan keluarga memiliki SKA pun sering menunda untuk mencari

pengetahuan yang baik, namun mereka lebih perawatan. Bahkan, beberapa peneliti telah

memilih menunda pergi ke IGD karena merasa mendokumentasikan bahwa penduduk

mampu untuk menahan sakit yang mereka Amerika Serikat cukup akrab dengan

rasakan. hubungan antara nyeri dada dan SKA. Namun,

Di lapangan beberapa responden juga masyarakat kurang sadar bahwa SKA sering

menyampaikan bahwa mereka telah beberapa hadir dengan konstelasi gejala, bukan hanya

kali masuk Rumah Sakit karena SKA. nyeri dada, dan banyak orang tidak menyadari

Seharusnya dengan mengetahui bahwa mereka bahwa sensasi nyeri dada SKA seringkali tidak

memiliki penyakit SKA, mereka harus segera parah dan mungkin memiliki kualitas yang

pergi ke Rumah Sakit jika terjadi serangan. tidak khas rasa sakit (5).

Namun faktanya, waktu keterlambatan Data yang dimiliki peneliti dapat

prehospital masih tinggi. Nyeri akibat SKA digunakan sebagai perencanaan lanjutan untuk

yang bisa tiba-tiba muncul dan tiba-tiba hilang memberikan intervensi kepada pasien dengan

563
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

SKA agar mengurangi waktu keterlambatan mereka adalah faktor perilaku, faktor

prehospital. Edukasi tentang gejala tidak presentasi gejala dan onset gejala .

cukup untuk menurunkan waktu keterlambatan Penelitian serupa yang dilakukan oleh Dracup

pasien SKA . Edukasi dari aspek lain selain dkk, mereka memberikan intervensi berupa

gejala seperti akibat dari keterlambatan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan

prehospital pasien SKA dapat ditambahkan responden agar menurunkan keterlambatan

untuk mengurangi keterlambatan prehospital prehospital pasien SKA. Hasil penelitian

pasien dengan SKA. Edukasi sebaiknya tidak menunjukkan meskipun memiliki riwayat

hanya diberikan oleh tenaga kesehatan seperti penyakit jantung koroner, 38% pasien pada

perawat, dokter, dan lainnya, tetapi juga dasarnya memiliki kesenjangan pengetahuan

dibantu oleh media massa untuk meningkatkan yang signifikan tentang SKA, seperti yang

kesadaran masyarakat terhadap pentingnya didokumentasikan pada skor kurang dari 70%

untuk segera pergi ke Rumah Sakit ketika pada skala pengetahuan ACS Response Index.

terjadi serangan SKA. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor

Sejalan dengan penelitian ini, McKee pengetahuan dasar pada ACS Response Index

(2013) yang meneliti tentang faktor-faktor apa antara 2 kelompok perlakuan pada awal.

saja yang berhubungan dengan keterlambatan Dalam membandingkan kelompok dari waktu

prehospital menggunakan instrumen yang ke waktu, ketiga skala tersebut secara

sama menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan lebih tinggi pada kelompok

signifikan antara pengetahuan dengan eksperimen dibandingkan kelompok kontrol

keterlambatan prehospital dan mereka sepanjang waktu (p < 0.0005), yang

menyebutkan pengetahuan ternyata bukan menunjukkan bahwa intervensi tersebut

salah satu prediktor utama terjadinya meningkatkan pengetahuan dan

keterlambatan prehospital. Prediktor utama mempengaruhi sikap dan kepercayaan pada

keterlambatan prohospital pada penelitian arah yang dihipotesiskan. Namun, menerima

edukasi dan konseling agar merespon dengan

564
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

cepat gejala SKA tidak menghasilkan artinya pengetahuan responden baik tentang

peningkatan penggunaan ED . tanda dan gejala SKA. Tidak ada hubungan

Penelitian O’Brien dkk yang juga meneliti yang signifikan antara pengetahuan pasien dan

tentang pengetahuan SKA menggunakan keluarga terhadap keterlambatan prehospital

kuisioner yang sama menunjukkan hasil yang pada pasien dengan Sindrom Koroner Akut di

berbeda dengan penelitian ini, yaitu RSUD Ulin Banjarmasin (p value > 0,05;

didapatkan skor pengetahuan <70% yang 0,793 > 0,05).

menunjukkan tingkat pengetahuan tentang Temuan penelitian ini dapat

gejala yang rendah. Konsekuensi dari dimanfaatkan untuk memberikan inovasi

rendahnya tingkat pengetahuan tentang gejala kepada perawat dan institusi kesehatan untuk

SKA adalah resiko terjadinya keterlambatan membangun kerja sama dengan media massa

prehospital pasien SKA . untuk menggalakkan pengetahuan tentang

SKA dan akibatnya jika terjadi keterlambatan

PENUTUP prehospital. Membangun suatu sistem yang

Simpulan dari hasil penelitian ini kerja sama antara Rumah Sakit dan pelayanan

Karakteristik responden mayoritas berjenis kesehatan pertama yaitu Puskesmas sebagai

kelamin laki-laki (55,9%) dengan rata-rata usia upaya untuk melakukan pemantauan terhadap

57,03±12,885 tahun, tingkat pendidikan kondisi pasien agar keluarga segera

mayoritas SD (52,9%) dan diagnosa penyakit memanggil keputusan ke Rumah Sakit

79,4% adalah STEMI. Keterlambatan terutama bagi pasien yang telah berulang kali

prehospital responden menunjukkan waktu pergi ke Rumah Sakit. Penelitian lanjutan

keterlambatan yang sangat panjang yaitu rata- terutama tentang hubungan kesadaran pasien

rata 825,74 ± 1213,926 menit atau 13,77 jam. dan keluarga terhadap keterlambatan

Pengetahuan responden menunjukkan prehospital sangat disarankan agar ditemukan

pengetahuan yang tinggi (73,5%) dengan rata- penyebab mengapa dengan pengetahuan yang

rata skor pengetahuan 12,35±2,398, yang

565
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........

baik, keterlambatan prehospital dengan waktu sectional study, European Journal of


Cardiovascular Nursing. 12(2): 201-
yang sangat panjang masih terjadi. 208.

McKee, Gabrielle, Mary Mooney, Sharon


DAFTAR PUSTAKA O’Donnel, Frances O’Brien, Martha
J. Biddle, dan Debra K. Moser.
Riegel, Barbara, Sharon McKinley, Debra K. Multivariate analysis of predictors
Moser, Hendrika Meischke, Lynn of pre-hospital delay in acute
Doering, dan Kathleen Dracup. coronary syndrome. International
Psycometric evaluation of the acute Journal of Cardiology. 2013. 168:
coronary syndrome (ACS) response 2706-2713.
index, Research in Nursing and
Health : Wiley InterScience. 2007. Dracup, Kathleen, Sharon McKinley, Barbara
30: 584-594. Riegel, Debra K. Moser, Hendrika
Meischke, Lynn V. D., et al. A
World Health Organization 2017, Top ten randomized clinical trial to reduce
causes of death worldwide, diakses patient prehospital delay to
dari: treatment in acute. American Heart
http://www.who.int/mediacentre/fact Association. 2009. 2: 524-532.
sheets/fs310/en/.
AHA 2015, Web-based Integrated 2010 &
Depkes RI 2013. Hasil Riskesdas 2013, 2015 American Heart Association
Departeman Kesehatan Republik Guidelines for Cardiopulmonary
Indonesia, diakses dari: Resuscitation and Emergency
http://www.depkes.go.id/resource/d Cardiovascular Care, American
ownload/general/Hasil%20Riskesda Heart Association.
s%202013.pdf.
Mann, DL, Doughlas PZ, Peter L, Robert OB,
Rubenstein, David, David Wayne, dan John dan Eugene B 2015, Braunwald’s
Bradley 2007, Lectures notes heart disease : a textbook of
kedokteran klinis. Penerbit cardiovascular medicine, 10th
Erlangga, Jakarta. edition volume 2, Elsevier Saunders.

Moser, D. K., Laura P. K., Mark J. A., Angelo


A., Janet B. C., Kathleen D., et al.
2006. Reducing delay in seeking
treatment by patients with acute
coronary syndrome and stroke. a
scientific statement from the
american heart association council
on cardiovascular nursing and stroke
council, American Hearth
Association. 114: 168-182.

O’Brien, Frances, Sharon O’Donnell,


Gabrielle McKee, Mary Mooney
dan Debra K. Moser. 2012.
Knowledge, attitudes, beliefs about
acute coronary syndrome in patients
diagnosed with ACS: an irish cross-

566

Anda mungkin juga menyukai