ABSTRAK
Latar Belakang: Pada Januari -September 2017 rata-rata jumlah pasien yang datang ke IGD RSUD
Ulin Banjarmasin dengan penyakit jantung adalah 151 orang tiap bulannya. Hasil wawancara
kepada beberapa keluarga pasien didapatkan bahwa mereka datang ke RS sudah beberapa jam
bahkan ada yang setelah satu minggu dari serangan awal yang dirasakan oleh pasien.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga terhadap keterlambatan prehospital
pada pasien Sindrom Koroner Akut.
Metode: desain penelitian ini cross sectional dengan teknik pengambilan data non probability
sampling jenis accidental sampling, dilakukan kepada 34 responden yang dirawat di RSUD Ulin
Banjarmasin dari 9 Desember 2017 - 6 Januari 2018. Kuisioner digunakan ACS Response Index
untuk menilai pengetahuan pasien dan keluarga tentang gejala SKA. Hubungan antara pengetahuan
dan keterlambatan prehospital dianalisis dengan uji Korelasi Spearman.
Hasil: tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan keterlambatan prehospital pada pasien dengan
SKA di RSUD Ulin Banjarmasin dengan hasil p value > 0,05 (0,793 > 0,05).
556
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
ABSTRACT
557
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
Penyakit ini tetap menjadi penyebab utama deskriptif analitik dengan pendekatan cross
kematian secara global selama 15 tahun sectional dengan teknik accidental sampling
diagnosis dokter, sebesar 1,5% prevalensi PJK Desember 2017 hingga 6 Januari 2018
di Indonesia pada tahun 2013 atau menggunakan Kuisiner ACS Response Index
diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik
penyakit jantung berada diurutan pertama dan Sebanyak 34 pasien yang sesuai
kedua. Pada bulan Januari hingga September dengan kriteria penelitian dan bersedia
2017 rata-rata jumlah pasien yang datang ke menjadi responden penelitian yang
UGD dengan penyakit jantung adalah 151 dikumpulkan selama 9 Desember 2017 hingga
orang tiap bulannya. Dari hasil wawancara 6 Januari 2018. Mayoritas responden terdiri
kepada beberapa keluarga pasien bahwa pasien dari 55,9% (n = 19) laki-laki dengan rata-rata
558
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
usia 57,03±12,885 tahun. Tingkat pendidikan manusia yang juga dapat menjadi faktor
Responden yang mengikuti penelitian ini juga memengaruhi pengetahuan yang dimiliki
terdiagnosa 79,4% STEMI (n = 27), 17,6% (n seseorang karena mereka akan memiliki
= 6) NSTEMI, dan 2,9% UAP (n = 1). pengalaman yang lebih banyak. Meskipun
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di tingkat pendidikan seseorang rendah, jika dia
RSUD Ulin Banjarmasin
Variabel n (%) M (SD) banyak memiliki pengalaman dari kehidupan
Jenis Kelamin
Laki-laki 19 (55,9%) sehari-hari, lebih banyak berinteraksi dengan
Perempuan 15 (44,1%)
Usia 57,03±12,885 orang-orang, sering menonton televisi atau
Pendidikan
Tidak Sekolah 2 (5,9%) pun menggunakan teknologi yang semakin
SD 18 (52,9%)
SMP 6 (17,6%) maju dan berkembang saat ini, maka
SMA 5 (14,7%)
PT 3 (8,8%) pengetahuan yang didapat pun akan semakin
Diagnosa Penyakit
STEMI 27 (79,4%) banyak.
NSTEMI 6 (17,6%)
Penelitian yang dilakukan di RSUD
UAP 1 (2,9%)
Mayoritas responden penelitian
Ulin Banjarmasin ini memperlihatkan tingkat
berjenis kelamin laki-laki dapat dikaitkan
pendidikan pasien yang rata-rata rendah (SD,
dengan faktor risiko SKA yaitu merokok.
52,9%) sedangkan penelitian sebelumnya
Merokok biasanya lebih banyak dilakukan
menunjukkan rata-rata tingkat pendidikan
oleh laki-laki daripada perempuan. Di dalam
responden di atas sekolah dasar. Namun, hal
Rubenstein (2007) memaparkan bahwa risiko
ini dapat dijelaskan melalui tempat di mana
PJK meningkat pada perokok berat dan dapat
penelitian ini dilakukan. Penelitian
berkurang jika merokok dihentikan (4). Dapat
sebelumnya dilakukan di negara-negara maju
ditarik kesimpulan tingginya kejadian SKA
sedangkan penelitian ini sendiri dilakukan di
pada laki-laki dapat dihubungkan dengan
negara berkembang. Tingkat pendidikan di
merokok.
negara maju tentu saja akan lebih baik
Bertambahnya usia menyebabkan
daripada negara berkembang, selain itu wadah
perubahan-perubahan pada struktur tubuh
559
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
mereka menerima informasi yang kemudian responden untuk segera pergi ke Rumah Sakit.
menjadi pengetahuan juga lebih modern Berbeda dengan negara maju yang telah
sendiri jika melihat ke masa lalu, pendidikan secara holistik lebih baik dan negara maju
saja. Sehingga hal ini juga menjadi poin Banjarmasin mayoritas diagnosa penyakitnya
tersebut yang kemudian membuat SKA SKA di RSUD Ulin Banjarmasin sebesar
semakin berkembang ke tingkat yang lebih 88,2% (n = 30), sedangkan yang tidak
serius. Di Indonesia sendiri akses untuk terlambat hanya 11,8% (n = 4). Rata-rata
menjadi penyebab responden memilih untuk Banyak hal yang dapat berkontribusi dalam
tidak segera ke Rumah Sakit karena selain keterlambatan prehospital pasien SKA.
proses biaya kesehatan yang cukup tinggi juga Sebagai akibat dari faktor-faktor tersebut
560
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
penelitian ini sendiri menunjukkan rata-rata sebelumnya seperti memiliki gastritis. Selain
waktu keterlambatan yang cukup panjang. itu, kesadaran responden baik itu pasien atau
Selain itu, faktor perancu seperti lokasi tempat keluarga rendah meskipun mereka memiliki
tinggal responden yang memang pada pengetahuan yang baik. Kesadaran untuk
dasarnya tidak dapat dikontrol oleh peneliti segera pergi ke Rumah Sakit ketika terjadi
Ulin sendiri dapat terkaji dari penuturan Penundaan pasien dalam pengenalan
responden yang menyebutkan mereka tidak awal SKA dan aktivasi layanan medis darurat
segera ke Rumah Sakit karena masih mampu seringkali menjadi periode keterlambatan
menahan nyeri ataupun sesak nafas yang terlama Target kedatangan pasien SKA ke
mereka rasakan. Mereka hanya akan pergi ke IGD adalah 90 menit. Artinya melebihi waktu
IGD Rumah Sakit hanya jika mereka sudah tersebut pasien dengan SKA dapat dikatakan
tidak mampu mentoleransi nyeri atau sesak terlambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
nafas yang mereka rasakan. Selain itu, keterlambatan prehospital meliputi faktor
beberapa responden juga menuturkan gejala sosiodemografi, klinis, sosial, kognitif dan
penyakit lain (contohnya gastritis atau asma) Pengetahuan pasien dan keluarga
juga menjadi salah satu faktor keterlambatan tentang tanda dan gejala SKA diketahui
mereka rasakan adalah sesuatu yang biasa baik pengetahuan adalah 12,35±2,398 dan 58,88%.
561
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
562
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
kognitif atau pengetahuan pasien dan keluarga juga menjadi salah satu alasan mereka
dengan SKA (0,793 ≥ 0,05). Temuan ini semakin mereka memperpanjang waktu pergi
menunjukkan bahwa meskipun pasien atau ke IGD, maka semakin besar kemungkinan
tidak memengaruhi mereka untuk segera pergi berakibat terlambatnya penanganan kepada
terjadi serangan SKA. Saat pasien terkena Kegagalan pasien ataupun keluarga
SKA, mereka menyebutkan bahwa mereka untuk mengenali gejala yang berhubungan
lebih memilih untuk menahan rasa sakit SKA dengan jantung dapat dijelaskan dengan
kesehatan. Hal tersebut berarti bahwa namun pasien yang telah mengetahui gejala
sesungguhnya pasien dan keluarga memiliki SKA pun sering menunda untuk mencari
pengetahuan yang baik, namun mereka lebih perawatan. Bahkan, beberapa peneliti telah
mampu untuk menahan sakit yang mereka Amerika Serikat cukup akrab dengan
Di lapangan beberapa responden juga masyarakat kurang sadar bahwa SKA sering
menyampaikan bahwa mereka telah beberapa hadir dengan konstelasi gejala, bukan hanya
kali masuk Rumah Sakit karena SKA. nyeri dada, dan banyak orang tidak menyadari
Seharusnya dengan mengetahui bahwa mereka bahwa sensasi nyeri dada SKA seringkali tidak
memiliki penyakit SKA, mereka harus segera parah dan mungkin memiliki kualitas yang
pergi ke Rumah Sakit jika terjadi serangan. tidak khas rasa sakit (5).
prehospital masih tinggi. Nyeri akibat SKA digunakan sebagai perencanaan lanjutan untuk
yang bisa tiba-tiba muncul dan tiba-tiba hilang memberikan intervensi kepada pasien dengan
563
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
SKA agar mengurangi waktu keterlambatan mereka adalah faktor perilaku, faktor
prehospital. Edukasi tentang gejala tidak presentasi gejala dan onset gejala .
cukup untuk menurunkan waktu keterlambatan Penelitian serupa yang dilakukan oleh Dracup
pasien SKA . Edukasi dari aspek lain selain dkk, mereka memberikan intervensi berupa
pasien dengan SKA. Edukasi sebaiknya tidak menunjukkan meskipun memiliki riwayat
hanya diberikan oleh tenaga kesehatan seperti penyakit jantung koroner, 38% pasien pada
perawat, dokter, dan lainnya, tetapi juga dasarnya memiliki kesenjangan pengetahuan
dibantu oleh media massa untuk meningkatkan yang signifikan tentang SKA, seperti yang
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya didokumentasikan pada skor kurang dari 70%
untuk segera pergi ke Rumah Sakit ketika pada skala pengetahuan ACS Response Index.
terjadi serangan SKA. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor
Sejalan dengan penelitian ini, McKee pengetahuan dasar pada ACS Response Index
(2013) yang meneliti tentang faktor-faktor apa antara 2 kelompok perlakuan pada awal.
saja yang berhubungan dengan keterlambatan Dalam membandingkan kelompok dari waktu
sama menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan lebih tinggi pada kelompok
564
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
cepat gejala SKA tidak menghasilkan artinya pengetahuan responden baik tentang
Penelitian O’Brien dkk yang juga meneliti yang signifikan antara pengetahuan pasien dan
kuisioner yang sama menunjukkan hasil yang pada pasien dengan Sindrom Koroner Akut di
berbeda dengan penelitian ini, yaitu RSUD Ulin Banjarmasin (p value > 0,05;
rendahnya tingkat pengetahuan tentang gejala kepada perawat dan institusi kesehatan untuk
SKA adalah resiko terjadinya keterlambatan membangun kerja sama dengan media massa
Simpulan dari hasil penelitian ini kerja sama antara Rumah Sakit dan pelayanan
kelamin laki-laki (55,9%) dengan rata-rata usia upaya untuk melakukan pemantauan terhadap
79,4% adalah STEMI. Keterlambatan terutama bagi pasien yang telah berulang kali
keterlambatan yang sangat panjang yaitu rata- terutama tentang hubungan kesadaran pasien
rata 825,74 ± 1213,926 menit atau 13,77 jam. dan keluarga terhadap keterlambatan
pengetahuan yang tinggi (73,5%) dengan rata- penyebab mengapa dengan pengetahuan yang
565
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018 Yuniarti et al Pengetahuan Pasien Dan .........
566