BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke saat ini harus dipandang sebagai kedaruratan medis selain
serangan jantung. Keterlambatan untuk mendapatkan pertolongan medis
dapat meningkatkan jumlah kematian dan kecacatan. Data Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menunjukkan, stroke menempati
peringkat kedua sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian. Stroke
juga menjadi peringkat ketiga penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.
Hal ini mengakibatkan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen serta
energi dan menyebabkan kerusakan otak permanen yang mengakibatkan
kecacatan sampai kematian dini ( Depkes RI, 2013).
World Health Organization (WHO) tahun 2016, menyatakan
bahwa stroke merupakan penyebab 6,7 juta kematian setiap tahun di seluruh
dunia. Stroke menyebabkan 6 kematian setiap 60 detik dan dalam setiap 60
detik dapat terjadi 30 insiden stroke yang baru diseluruh dunia. American
Heart Association (AHA) tahun 2016, menyatakan bahwa prevalensi stroke
terjadi pada berbagai tingkatan umur, mulai dari umur 20-39 tahun, umur 40-
59 tahun, dan pada umur 60-69 tahun mengalami peningkatan yang tajam,
kejadian stroke akan semakin meningkat dengan bertambahnya umur pada
orang yang berumur lebih dari 80 tahun..
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) RI tahun 2018 menunjukan, prevalensi menunjukan adanya
peningkatan angka penderita stroke, dimana tahun 2013 mencapai 7‰ permil
meningkat menjadi 10,9‰ permil pada tahun 2018. Bahkan kejadian stroke
di Indonesia lebih banyak menyerang pada penderita usia 75 tahun sebesar
50,2 %, pada usia 15-24 tahun (0,6 ‰) permil dan sekitar 12,6‰ permil
mengenai penduduk di perkotaan. Di Kalimantan Selatan sendiri tecatat
2
mendapatkan terapi secara komprehensif dan optimal dari tim gawat darurat
rumah sakit untuk mendapatkan hasil pengobatan yang optimal (Morton.
2012). Kasus paling sering di Indonesia dalam hal penanganan pasien ke
rumah sakit sejak awal serangan stroke terjadi adalah keterlambatan
penanganan (Wirawan & Putra, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Rosmary, Marina T.N and Handayani, Fitria (2019) terlihat bahwa kejadian
stroke sekitar 83,9% disebabkan oleh keterlambatan pra rumah sakit.
Penyebab pertama keterlambatan sebanyak 62,3% karena kurangnya
pengetahuan keluarga tentang faktor resiko dan peringatan gejala stroke
sehingga menyepelekan tanda-tanda dini stroke, keluarga dan penderita
berharap gejala dan tanda akan menghilang 2,7% serta sebanyak 7,1%
penderita stroke yang tinggal sendiri, penderita yang tinggal jauh dari sarana
kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanti, Tita, et al. (2015) tentang
Health Seeking Behaviour masih ada keluarga yang tidak mengamati adanya
wajah mencong (58 %) dan tidak segera membaringkan pasien dengan posisi
kepala lebih tinggi (56 %). Dalam penelitian ini keluarga pasien tidak banyak
yang melakukan pengamatan terhadap wajah mencong karena lebih fokus pada
kelumpuhan dan kesulitan bicara pasien dibandingkan meminta pasien untuk
tersenyum sebagai deteksi terhadap adanya ketidaksimetrisan pada wajah.
Perlakuan membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih tinggi juga kurang
banyak dilakukan karena kurangnya informasi tentang penanganan awal stroke
ketika di rumah. Pemberian posisi kepala lebih tinggi pada pasien stroke akan
memudahkan aliran balik vena pada cerebral yang menuju ke jantung.
gejala yang dirasakan merupakan hal yang biasa sehingga mereka tetap
melakukan aktivitas seperti biasanya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan
keluarga terkait penanganan awal stroke.
2. Tujuan Khusus
a. Gambaran karakteristik keluarga penderita stroke.
b. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan keluarga tentang stroke.
c. Mengetahui gambaran pengetahuan keluarga pada penanganan awal
kejadian stroke.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi yang dapat
digunakan sebagai masukan pada keluarga pasien dalam mengetahui
tanda gejala stroke serta dapat menjadi referensi mengenai gambaran
pengetahuan keluarga tentang awal penanganan awal kejadian stroke
diruang stroke RS.H.BOEJASIN Pelaihari.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
5
E. Keaslian Penelitian
No Tahun dan Judul Penelitian Nama Peneliti Metode dan Hasil Perbedaan
Penelitian
1 (2016) : Tingkat Pendidikan Yuniar Penelitian ini menggunakan Terdapat
Keluarga Terhadap Golden Rahmina, metode deskriptif analitik perbedaan
Hour Pasien Stroke Di RSUD Abdurrahman secara cross sectional pada lokasi
ULIN Banjarmasin. Wahid, Rismia dengan tekhnik accidental dimana pada
Agustina sampling dengan sample 30 penelitian
keluarga pasien stroke. Hasil terdahulu
penelitian ini menunjukan dilaksanakan
tidak terdapat hasil yang pada kota
6